PART 23 - Shotgun

12.6K 1.3K 82
                                    

At night ...

Keluarga dan beberapa orang terdekat memenuhi undangan. Ada keluarga Douglas dan Samuelson kecuali, Ben. Hannah si XOV maid dan Allard Mackenzie juga datang, kakaknya Marcell tidak bisa hadir. Oh tidak lupa dengan Jarvis Goncalve yang seperti sebelumnya menggandeng Esmee. Mereka makan malam bersama di taman belakang mansion. Lengkap dengan penerangan yang cantik dan pemanggang barbeque. Tidak formal, berjalan asyik dan hangat. Yang lebih banyak diam tentu saja Dellza.

Usai makan malam selesai dan jeda selang beberapa menit, Altherr berdiri dari kursi dan mendentingkan gelas burgundy dengan sendok. Ia meminta semua perhatian tertuju padanya. Altherr meletakan gelas dan sendoknya.

"Malam ini maksud dan tujuanku mengundang kalian semua kesini adalah untuk mengumumkan kabar yang sangat baik," katanya.

Altherr menggenggam salah satu tangan Dellza. Wanita cantik dan manis itu duduk di sampingnya. Altherr membelai kepala istrinya, menatapnya dengan penuh cinta.

Ia bilang, "Istriku, Dellza Goncalve. Dia hamil."

Hannah yang mendengarnya sampai membuka mulutnya. Begitupun Cleva yang terlihat terkejut dan ada kegembiraan di wajahnya. Tak cuma mereka berdua, yang lain juga. Gracy Douglas, wanita arogan itu merasa tertampar dengan kabar ini. Ekspresinya jelas tidak menunjukan rasa suka, namun ia tersenyum tipis untuk menutupinya atau Altherr akan memergokinya dan tamat riwayatnya.

"Oh godness, Altherr. Ini kabar yang sangat bagus!" seru Alan Samuelson. "Selamat untuk kalian!"

Jerome tertawa bahagia. "Wah, brother!Woohoooo! Aku akan punya ponakan!"

"Anak mereka pasti menggemaskan! Oh ya ampun, Dellza!" seru Hannah.

"Dia pasti jadi putri atau putra mahkota kesayangan Goncalve. Anak dari Altherr Goncalve akan menjadi anak emas! Benar 'kan, kakek?" sambung Cleva menatap Ulrich.

Ulrich mengangguk. "Iya, cucuku yang cantik."

Kegembiraan terus menyeruak. Dellza sampai terbawa suasana, memegang perutnya dan tersenyum. Matanya tertuju pada Jarvis, suami pertamanya itu menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Entahlah apa yang pria itu pikirkan setelah mendengar istrinya hamil oleh mantan anak sambungnya. Ketika Altherr mengecup tangannya, perhatian Dellza berpaling dari Jarvis. Altherr mengangkat gelas burgundynya bersama semua orang kecuali Dellza dan si cucu termuda Goncalve, Ralph Douglas.

"Untuk Dellza Goncalve!" kata Altherr.

Yang lain mengikuti seruan Altherr dan mereka meneguk wine. Altherr kembali duduk, ia mencium pipi Dellza dengan lembut.

A few minutes later...

Keramaian masih berada di taman. Mereka menari, memainkan alat musik. Suara tawa dan sorak-soraian tiada henti. Api unggun menyala untuk menghangatkan. Dellza hanya diam menyaksikan mereka. Sampai kemudian Altherr pamit ke dalam mansion bersama Allard. Tampak Altherr mengatakan sesuatu kepada Jerome dan Jerome melirik Dellza. Selepas Altherr dan Allard meninggalkan taman, Dellza menjauhi orang-orang.

Wanita bergaun hitam itu mendekat ke railing batu dan naik untuk duduk di atas. Ia menatap langit, ada bulan yang benderang dan bintang-bintang yang bertaburan. Indah sekali. Dellza menundukan kepala, merenung. Suasana hatinya kerap kali berubah, kadang senang, netral dan tiba-tiba dia begitu sedih.

"Astaga, Dellza! Turun dari sana!"

Dellza menoleh dan dengan ketus berkata, "Tolong, Jerome. Jangan berlebihan seperti Altherr."

Jerome sudah ada di sampingnya. "Maksudnya pasti baik. Dia tidak mau kau kenapa-kenapa. Apalagi kau sedang mengandung, bagaimana jika kau jatuh."

Dellza memalingkan pandangan. "Aku bisa berhati-hati."

The MAFIA Lord's DesiresWhere stories live. Discover now