Waktu terus berjalan tanpa belas kasihan di tengah keputusasaan, sementara renungan dan perencanaan yang telah dibuat sedemikian rupa hancur sia - sia. Kesalahan adalah bara api dan masa depan adalah abunya. Dalam sekali kesalahan saja semuanya hancur sirna, kehidupan yang sempurna itu kini menjadi neraka untuk yura... "a... aku.. tidak.... ingin mati... seperti ini...." yura memaksakan dirinya untuk tetap sadar ditengah simbahan darah yang mengucur deras dari beberapa bagian tubuhnya... Mata yura sudah tidak sanggup lagi menahan cahaya, mata itu akan segera tertutup. Namun yura tetap saja memaksakan hati dan otaknya agar terus tersadar.. "aku tidak mau mati..... seperti ini..." yura hanya bisa bicara dalam hati. "Gunakan peluangmu kali ini. Hancurkan dia yang telah menghancurkanmu..." sebuah kalimat berputar di kepala yura ketika matanya sudah sepenuhnya terpejam. Yura masih mencoba sadar meskipun menahan sakit yang terus menjalar ke setiap inci tubuhnya. ............................................................................................... Yura membuka matanya dengan detak jantung yang masih berdegup kencang, rasa sakit dan semua teriakan di kepalanya kini hilang dalam sekejap mata.. Sebuah ruangan dengan wajah - wajah yang asing membuatnya semakin bingung dengan kejadian ini.. "aku tidak mati?" ucap yura kemudian menampar pipinya dengan tangannya sendiri..