Bab 2

48 1 0
                                    

Grafik elektrokardiogram menunjukkan flatline di iringi dengan suara isak tangis yang terdengar memenuhi ruangan...

Terlihat beberapa orang berseragam putih berjajar dengan wajah lesu dan pasrah karena sudah tidak tahu lagi apa yang harus mereka lakukan demi membuat jantung gadis itu kembali berdetak.

Terlihat seorang gadis dengan baju terusan berwarna putih berbaring tanpa daya diatas ranjang yang di kelilingi sekelompok orang yang nampak seperti keluarga gadis itu.

Seorang pria yang masih cukup gagah untuk pria seusianya dengan dua orang perempuan yang nampaknya mereka adalah ibu dan anak, sedari tadi menangis terisak melihat gadis itu tak berdaya di ranjangnya.

"dok, monitornya...." ucap salah satu perawat dengan nada terkejutnya..

"nona... nona... apakah Anda bisa mendengar saya nona...." dokter itu kembali mendapatkan secercah harapannya dan dengan semangat ia terus berusaha membuat gadis itu tersadar agar detak jantungnya bisa berdetak dengan normal kembali.

"apa... ada apa ini, yura kau kembali nak... yuraa. Bangun sayang...." wanita setengah baya itu berusaha mengguncangkan tubuh gadis itu.

"maaf pak, kami harus melakukan pengecekan kembali. Bisakah bapak menunggu di luar sebentar, saya takut kondisi nona akan kembali mengalami penurunan." Desak dokter itu mengetahui suasana ruangan mulai tidak terkontrol lagi.

"kak yura, bangun kak...." gadis muda itu tak mau kalah dengan suara isakan dan teriakannya yang cukup membuat suasana ruangan menjadi semakin riuh.

Dengan dibantu beberapa perawat, mereka semua akhirnya diarahkan untuk menunggu di luar pintu sembari menunggu dengan cemas keadaan seperti apa yang sedang terjadi di dalam.

Dokter dan para perawat itu kembali memasangkan beberapa peralatan untuk memantau kembali pergerakan jantung serta nafas gadis yang baru saja kembali ini setelah dinyatakan tiada beberapa saat yang lalu..

"dok pupilnya merangsang cahaya dok..." suara salah satu perawat terdengar bersemangat..

"nona.... tolong dengarkan saya. Jika Anda bisa mendengar saya maka coba gerakkan jari Anda nona..."pinta dokter itu,

Namun sayangnya masih tidak terlihat pergerakan apapun dari tangan kurus gadis itu,

"nona, saya tahu Anda bisa, mari kita coba lagi.. Anda tidak boleh menyerah nona, Anda pasti bisa... Ya Tuhan... Tolong bantu aku kali ini...." dokter itu kembali menyemangati yura yang masih dalam posisi semula tanpa pergerakan apapun.

.........

Setelah merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ia kini bangun entah di dunia mana. Yura hanya bisa mendengar kalimat – kalimat aneh tanpa bisa melihat apapun, semuanya gelap gulita...

Perasaan bingung bercampur takut bergulat menjadi satu memenuhi isi kepala dan hatinya saat ini...

"nona, ayo coba lagi nona.. Anda pasti bisa..." sebuah kalimat membuat yura menengok kanan dan kirinya namun ia tetap tidak bisa melihat apapun...

"Aku belum mau mati Tuhan, aku mohon... Tolong aku Tuhan." Yura berteriak ditengah tangisannya sambil tetap menengok ke sekelilingnya mencari sesuatu yang bisa dia jadikan sebagai penunjuk arah.

........

Dokter itu tanpa putus asa, terus mencoba menyemangati gadis itu. Namun karena tetap tidak ada pergerakan, akhirnya salah satu perawat dengan ragu mencoba memegang tangan yura dan mencubit telapak atas tangan yura..

"aaa..." teriak yura merasakan sedikit sakit di tangannya,

Semua yang berada di ruangan terdiam membeku sejenak sebelum kembali menjadi ricuh kembali karena gadis yang telah koma sebulan itu akhirnya bisa membuka matanya kembali..

"akhirnya nona, saya tahu Anda pasti bisa... Anda adalah seorang yang kuat, syukurlahh...." suara dokter itu masih sedikit bergetar dengan senyuman yang mau luput dari wajahnya...

Salah satu perawat bergegas membukakan pintu dan membiarkan mereka yang sedari tadi menunggu di luar kamar masuk dengan wajah yang masih bergerai air mata.

"kak.... syukurlah kau telah kembali, aku tidak bisa hidup tanpamu kak..." gadis yang paling muda itu menangis sesenggukan kembali...

"syukurlah yura, syukurlah...." wanita paruh baya itu menghujani yura dengan pelukannya..

Mereka semua tengah menangis haru dengan wajah yang dipenuhi senyuman namun gadis itu masih diam saja tanpa mengatakan sepatah kata apapun, yura hanya diam mematung sambil bola matanya melirik menilik ke sekeliling ruangan berusaha mencerna kondisinya saat ini.

"Bagaimana kondisinya saat ini dok..?" tanya pria paruh baya itu dengan nada cemas,

"semuanya normal Tuan Jeff, ini merupakan mukjizat dari Tuhan.. Nona yura sudah kembali sepenuhnya, dia baik – baik saja saat ini.." ucap dokter itu menjawabnya dengan suara yang terdengar sangat bahagia..

"syukurlah, aku akan membawanya kembali setelah ini. Terimakasih dokter dan semuanya.." pria yang bernama Jeff itu membungkuk kepada dokter beserta perawat yang ada di ruangan itu dibalas ojigi oleh para dokter dan staff lainnya. 

Suasana duka yang setengah jam lalu memenuhi ruangan itu kini berubah menjadi suasana kegembiraan dengan senyuman di setiap wajah yang berada disana. Kini semua kesedihan itu telah berlalu begitu saja, apakah mungkin ini benar - benar mukjizat dari Tuhan?

Apakah kamu percaya mukjizat??

Do you wanna Reset?Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu