Possessive Psychopath (TERBIT)

By Hanihan_13

8.6M 791K 115K

(Sudah terbit. Tersedia di beberapa toko buku online kesayangan kalian❤) BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENT... More

Prolog
1.Murid Baru
2. Si Ganteng Yang Menyeramkan
3. Membangkitkan Nafsu
4. Menghindar
5. Mine
6. Membingungkan
7. Kenapa?
8. Mencoba Menerima
9. Di Kantin
10. Good bye Sherin
11. Awal Mula
12. Kejutan
13. Possessive Psychopath
14. Rumah Gevandra
15. Cemburu
16. Sweet Psychopath
17. Karena Terre
18. Sejenak Melupakan
19. Kalut
20. Penjelasan
21. Permintaan
22. Ruangan Liora
23. Flashback
24. Olahraga
25. Rencana Gevandra
27. Mama
28. Perubahan Gevandra
29. Pengakuan
30. Bohong
Bukan update
31. Talita
32. Ungkapan
33. With All My Heart
34. Pagi Yang Indah
35. Cium
36. Virus
37. Dufan
38. Kerja Sama
39. Happy Birthday
40. Surprise
41. Bad News
42. Sadar
43. Keluarga
44. Siapa Pelakunya?
45. Terimakasih Mama
46. Teror Lagi
47. Pelukan Ibu
48. Dompet
CAST
49. Penjelasan Panji
50. Rumah Jacob
51. Gevandra Marah
52. Gudang
53. Gibran Penyelamat
54. Eksekusi Paman
55. Hancur
56. Diam
57. Perjodohan?
EXTRA PART
GRUP CHAT
EXTRA PART
Sekuel
H-5 PRE ORDER
H-2 PRE-ORDER
PRE ORDER
Cerita Baru

26. Lawan Yang Salah

120K 13K 1.4K
By Hanihan_13

Follow sebelum baca.

Tinggalkan vote dan comennya.

Happy Reading 🐥

--

Gevandra menghentikan mobilnya di sebuah jalanan sempit dan juga sepi. Ia menoleh kearah Zara yang sedang menatap sekelilingnya dengan bingung.

"Siap?" Tanya Gevandra tiba-tiba membuat gadis disampingnya itu terkejut.

"A-apa?"

"Buat kejutannya," Gevandra melepas seatbelt nya. Ia memajukan tubuhnya, tersenyum manis saat jarak wajahnya dan juga wajah Zara begitu dekat.

Zara mati-matian menahan nafasnya. Melihat wajah Gevandra sedekat ini belum pernah ia fikirkan. Dan ini membuatnya benar-benar sesak nafas.

"Ayo turun," Gevandra menjauh. Membuka pintu mobilnya. Dan Zara baru saja sadar jika Gevandra sudah melepaskan seatbelt nya. Dengan segera gadis itu turun dari mobil.

"Kita mau kemana sih?" Tanya Zara. Berjalan mengikuti Gevandra.

"Cari udara segar," Gevandra menggandeng tangan Zara. Membuat gadis itu tersentak kaget. Kedua remaja itu kini sedang memasuki sebuah hutan.

"Kenapa bolos?" Tanya Gevandra. Sebenarnya ia hanya memancing saja. Ia sudah tau jawabannya apa.

"Kan kamu ngechat aku. Katanya mau ketemu, yaudah aku bolos aja. Tapi aku ijin sama guru kok," Jelas Zara. Tapi gadis itu sudah tidak memakai seragam sekolahnya. Bisa Gevandra tebak, pasti tadi gadis itu buru-buru pulang, berganti baju dan berdandan.

Gevandra manggut-manggut. Benar kan dugaannya. Lalu ia membawa Zara duduk disamping sungai yang mengalir deras.

"Kok aku nggak pernah tau ada sungai sebagus ini didaerah sini?" Gumam Zara takjub.

"Suka?" Tanya Gevandra. Zara mengangguk semangat. Dia kan mainnya ke mall, mana pernah melihat pemandangan seperti ini.

"Lo cantik," Ujar Gevandra tiba-tiba. Seketika Zara menoleh.

"Kamu suka sama aku juga?" Tanya Zara. Gevandra mengangguk, sembari tersenyum miring.

"Tapi kan kamu pacarnya Liora," Ujar Zara "Tapi aku nggak papa sih jadi yang kedua."

"Murahan!" Sarkas Gevandra membuat Zara membulatkan matanya.

"Ke-kenapa? Kamu suka sama aku juga kan?"

"Nggak tidur, kenapa masih mimpi?" Ejek Gevandra "Lo sengaja kan nyelakain Liora?"

"E-enggak. Aku nggak sengaja," Zara gelagapan. Ia bergidik ngeri saat melihat tatapan tajam dari Gevandra. Siang ini panas, tapi atsmofer disekitarnya terasa begitu dingin. Dan dialah gadis tadi yang membuat Liora jatuh hingga dibawa kerumah sakit.

Gevandra melayangkan tamparan dipipi Zara. Gadis itu memekik kesakitan sembari memegang bekas tamparan Gevandra. Menatap cowok itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Dari awal gue udah curiga sama lo. Lo nggak suka sama Liora karena dia jadi pacar gue kan?" Gevandra mencengkram pipi Zara "Lo cari masalah sama orang yang salah! Sampai kapanpun, gue akan tetep sama Liora," Ujar Gevandra tajam. Mendorong tubuh gadis itu hingga jatuh terlentang ditanah.

Zara bangkit sembari meringis kesakitan. "Gue benci sama dia karena semua cowok yang gue suka, suka sama dia semua! Termasuk lo, gue suka sama lo sejak pertama kita ketemu!"

Gevandra tersenyum miring. Sifat asli gadis itu muncul juga. "Gue nggak akan suka sama lo. Lo cantik, tapi sayang gue nggak tertarik."

"Apa yang kalian semua lihat dari Liora sih?" Teriak Zara kesal "Dia murahan iya? Lo udah sering pakai dia?"

"Diem jalang!" Teriak Gevandra. Cowok itu mengambil ponselnya, menatap Zara sengit "Adera Group?"

Zara mengernyit. Kenapa cowok itu membawa nama perusahaan papanya?

Gevandra mengangkat ponselnya disamping telinga "Halo pa. Papa udah berhenti bekerja sama dengan Adera Grup kan?"

"Iya. Anaknya udah buat Liora-nya aku terluka," Lanjut Gevandra setelah mendengar suara dari seberang telepon.

"Makasih pa," Gevandra mematikan sambungan teleponnya. "Lo salah cari lawan. Selamat jatuh miskin."

Zara menganga tak percaya. Tidak bisa, ini hanya masalah sepele "Jangan untuk perusahaan papa gue. Ini cuma masalah sepele. Cuma karena Liora, lo kenapa bawa perusahaan papa gue sih?"

"Dia sempurna," Gevandra mengambil sebuah pisau lipat di sakunya. Mengarahakan pisau itu kedepan wajah Zara.

"Lo mau apa?" Zara melangkah mundur.

"Gue mau, besok lo pindah sekolah," Gevandra terus berjalan maju, dan Zara semakin memundurkan langkahnya.

"Kalau besok gue masih lihat lo disekolah, lo mati. Gue akan bunuh lo!" Gevandra melempar pisaunya kearah Zara. Gadis itu langsung memejamkan matanya. Tapi pisau itu tidak mengenai tubuhnya, karena mendarat di pohon yang ada disamping Zara.

"Gue nggak main-main," Ujar Gevandra tajam "Turutin sebelum lo nyesel. Sebelum gue buat keluarga lo semakin hancur. Gue rasa, cukup dengan jatuh miskin udah buat keluarga lo hancurkan?"

Zara terdiam. Ancaman cowok itu tidak main-main. "Oke, gue pindah. Dan tolong jangan ganggu keluarga gue lagi."

Gevandra mengambil pisaunya. Mengusap pisau yang terlihat begitu mengkilat tersebut "Gue sebenarnya udah pengen banget bunuh orang. Gue udah kangen nyiksa orang pakai pisau ini. Dan kebetulan ada lo," Gevandra menatap Zara. Gadis itu sudah ketakutan "Tapi, gue udah nggak boleh membunuh lagi sama Liora. Karena kalau gue bunuh orang, dia bakalan pergi. Gue nggak mau dia pergi. Jadi lo selamat. Lo harus berterimakasih sama Liora. Walaupun lo udah nyakitin dia, tapi lo nggak gue bunuh."

Kata kata terpanjang pertama kali yang Zara dengar. Tapi malah berisi dengan kata-kata yang begitu menakutkan. Zara mencari lawan yang salah. Dia tau sekarang, Gevandra itu psikopat.

"Lo udah tau siapa gue kan? Jangan macem-macem, atau nyawa lo beneran melayang!" Ujar Gevandra dengan nada yang begitu membuat Zara ketakutan. Setelah itu Gevandra pergi meninggalkan Zara.

🍁

Gevandra berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Langkah kakinya panjang, begitu tergesa-gesa.

Membuka pintu rawat, tak lupa ia menutupnya kembali. Disana, Liora sedang bermain ponsel. Ia menghela nafas lega saat melihat gadisnya sudah sadar. Ia mendapat info ruang rawat Liora dari Cica dan Erlin.

"Sayang," Panggil Gevandra. Liora menoleh, tersenyum cerah kepada cowok itu. Cica dan Erlin baru saja pulang, itupun karena paksaan dari Liora. Sebenarnya kedua gadis itu masih ingin menemani Liora, tapi Liora merasa tidak enak. Lagian sekarang sudah petang.

Menghampiri Liora, Gevandra mencium dahi Liora lembut. "Udah enakan belum? Maaf ya aku baru datang."

Liora mengangguk "Nggak papa kok. Habis darimana emang? Kok lama banget?"

"Dari kantor," Bukan sepenuhnya ia berbohong. Memang setelah berurusan dengan Zara, Gevandra pergi kekantor. Bukan untuk bekerja, tapi memastikan bahwa ayahnya benar-benar berhenti bekerja sama dengan perusahaan ayahnya Zara.

"Udah makan?" Tanya Gevandra.

"Udah," Jawab Liora "Tapi laper lagi. Pengen makan cireng," Mata gadis itu berbinar penuh harap.

"Didaerah sini nggak ada cireng, sayang." Gevandra tidak bohong. Memang didaerah ini tidak ada penjual cireng.

"Pokoknya mau cireng," Liora mengerucutkan bibirnya lucu. Karena gemas, Gevandra langsung mengecup bibir itu.

"Monyong monyong minta dicium banget ya," Ujar Gevandra setelah mencium Liora. Pipi gadis itu memanas. Lalu Liora menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kenapa malu, hm?" Gevandra ikut berbaring di samping Liora. Menghadap kearah gadis itu, dan memeluk perut Liora dengan erat.

"Ih jangan dipeluk!" Liora menggeliat. Menutup wajah Gevandra dengan telapak tangannya. "Jangan liatin aku terus!"

"Kanapa malu sih?" Gevandra menyingkirkan tangan Liora dari wajahnya.

Liora menyembunyikan wajahnya didada Gevandra "Mau makan cireng."

"Besok ya."

"Mau sekarang. Ini anak kamu yang mau," Setelah mengucapkan itu, Liora tertawa geli.

Gevandra mencubit hidung Liora gemas. Ia jadi senyum-senyum sendiri, membayangkan jika diperut Liora memang ada anaknya. Pasti lucu menuruti Liora yang mengidam.

"Apa sih senyum-senyum!" Ujar Liora galak. Mencubit perut Gevandra, menyadarkan cowok itu dari lamunannya.

"Awh sakit yang!" Gevandra mengusap bekas cubitan Liora.

"Beliin cireng sekarang. Kalau enggak, aku ngambek," Liora membalikkan tubuhnya memunggungi Gevandra "Beneran ngambek pokoknya."

Gevandra menghela nafasnya, kemudian bangun dari tidurnya "Siap laksanakan ibu negara."

🍁

Continue Reading

You'll Also Like

85.1K 4.5K 86
(Follow dulu baru baca guys...) ... "Jadi? Lo sebenarnya cinta sama gue atau sekedar ingin menyiksa gue?" tanya Clara pelan sambil menahan tangisny...
502K 25.2K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
34.4K 3.4K 52
NEW ALUR 🔥 [ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] Judul awal: AGE Judul baru: AGE MONSTER AGE Bimanatara. Julukan Monster sekolah hanya dalam satu hari dihar...
Bad Boys By Jiaann

Teen Fiction

1.5M 82.9K 45
"He was very bad and arrogant, but i love him" Copyright © 2016 by jihan0203