Possessive Psychopath (TERBIT)

By Hanihan_13

8.6M 791K 115K

(Sudah terbit. Tersedia di beberapa toko buku online kesayangan kalian❀) BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENT... More

Prolog
1.Murid Baru
2. Si Ganteng Yang Menyeramkan
3. Membangkitkan Nafsu
4. Menghindar
5. Mine
6. Membingungkan
7. Kenapa?
8. Mencoba Menerima
9. Di Kantin
10. Good bye Sherin
11. Awal Mula
12. Kejutan
13. Possessive Psychopath
14. Rumah Gevandra
15. Cemburu
16. Sweet Psychopath
17. Karena Terre
18. Sejenak Melupakan
19. Kalut
20. Penjelasan
21. Permintaan
22. Ruangan Liora
23. Flashback
24. Olahraga
26. Lawan Yang Salah
27. Mama
28. Perubahan Gevandra
29. Pengakuan
30. Bohong
Bukan update
31. Talita
32. Ungkapan
33. With All My Heart
34. Pagi Yang Indah
35. Cium
36. Virus
37. Dufan
38. Kerja Sama
39. Happy Birthday
40. Surprise
41. Bad News
42. Sadar
43. Keluarga
44. Siapa Pelakunya?
45. Terimakasih Mama
46. Teror Lagi
47. Pelukan Ibu
48. Dompet
CAST
49. Penjelasan Panji
50. Rumah Jacob
51. Gevandra Marah
52. Gudang
53. Gibran Penyelamat
54. Eksekusi Paman
55. Hancur
56. Diam
57. Perjodohan?
EXTRA PART
GRUP CHAT
EXTRA PART
Sekuel
H-5 PRE ORDER
H-2 PRE-ORDER
PRE ORDER
Cerita Baru

25. Rencana Gevandra

123K 12.3K 844
By Hanihan_13

Maaf ya baru sempet up hehe

Happy Reading🥀

--

Gevandra, Cica dan Erlin berjalan mondar-mandir di depan pintu UGD. Sembari berdoa dalam hati, semoga Liora tidak kenapa-napa dan segera sadar.

Gevandra mengepalkan tangannya kuat, mengingat gadis tadi yang sengaja menyandung kaki Liora. Ia sangat yakin, kalau gadis itu pasti sengaja.

Dadanya bergemuruh, ia berdiri di depan pintu UGD, tidak sabar ingin melihat keadaan Liora. Dokter didalam begitu lama memeriksa gadis nya.

"BISA CEPET NGGAK SIH!" Teriak Gevandra menggelegar sembari menendang pintu UGD dengan keras. Ia sudah tidak sabar ingin tahu bagaimana keadaan gadisnya sekarang.

Teriakan Gevandra begitu menganggu seluruh penghuni rumah sakit. Tapi tidak ada yang berani menegurnya, mereka tahu siapa itu Gevandra. Anak dari pengusaha nomer satu di Indonesia dan juga CEO termuda. Jasa keluarganya begitu berpengaruh di rumah sakit ini. Banyak perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya.

"Van jangan emosi," Ujar Cica takut-takut.

"Tahan emosi lo," Tambah Erlin.

Gevandra menghembuskan nafas kesal, cowok itu memukul dinding di sampingnya dengan keras. Mengatur nafasnya, kemudian ia menoleh kearah Cica dan Erlin "Kalian tungguin Liora. Gue pergi dulu. Ada urusan."

Setelah itu Gevandra langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Cica dan Erlin. Kedua gadis itu saling pandang, kebingungan.

Kenapa Gevandra malah meninggalkan Liora , padahal sedari tadi cowok itu tidak sabar ingin melihat keadaan Liora.

Gevandra masuk kedalam mobilnya, mengambil ponsel yang berada di saku celana seragamnya. Membuka aplikasi pesan, dan mengetikkan sebuah pesan.

Kita ketemu di restoran Kenanga, sekarang.
Gevandra.

Setelah mengirim pesan tersebut, Gevandra kembali mengantongi ponselnya. Lalu bergegas pergi dari area rumah sakit, berjalan menyusuri jalan raya. Ia akan menjalankan sebuah rencana.

Mengendarai mobil dengan begitu ugal-ugalan. Tak peduli dengan pengendara lain. Beberapa saat kemudian, ia berhenti didepan sebuah restoran.

Memakai hoodie hitam kesayangannya, lalu turun dari mobil. Masuk kedalam restoran tersebut, dengan tatapan tajam mematikannya.

Gevandra berjalan menuju meja kasir. Penjaga kasir menyapa Gevandra dengan ramah. "Kosongkan restoran dalam waktu lima menit," Ujar Gevandra.

"Baik, tuan." Penjaga kasir itu tak bisa menolak. Restoran ini adalah milik keluarga Gevandra.

Perhatian Seluruh pengunjung restoran tertuju padanya. Mereka menatap kagum Gevandra. Dari remaja sampai orang tua, laki-laki sampai perempuan. Dimanapun berada, semua sudah tahu siapa itu Gevandra.

Para gadis menatap Gevandra dengan pandangan begitu memuja. Definisi manusia sempurna adalah dia. Sayangnya, mereka tidak tahu bagaimana sifat asli seorang Gevandra. Mungkin jika mereka tahu, mereka tidak akan mengagumi Gevandra lagi.

Gevandra berjalan menuju meja paling ujung. Sadar diperhatikan, cowok itu memakai tudung hoodienya. Sungguh, ia tidak suka diperhatikan seperti ini. Apalagi dengan tatapan memuja dari para gadis. Ingin rasanya ia mencolok mata mereka dengan pisau.

Sungguh, jiwa membunuhnya meronta ronta. Seandainya ia tidak sedang menjalankan sebuah rencana, ia tidak akan pergi kesini. Ia ingin pergi kesini hanya bersama Liora, dan memperkenalkan pada seluruh dunia bahwa Liora adalah miliknya. Dan begitupun sebaliknya, ia adalah milik Liora.

Gevandra duduk bersandar disandaran kursi. Menatap langit langit restoran dengan pandangan kosong. Pikirannya tidak tenang, bagaimana keadaan gadisnya sekarang? Apakah gadisnya sudah sadar?

Lima menit berlalu, akhirnya restoran pun terpaksa dikosongkan. Menghela nafas kecewa, seluruh pengunjung restoran keluar dengan perasaan kecewa. Seluruh makanan yang mereka makan digratiskan. Walaupun makanan yang mereka makan gratis, tapi mereka masih ingin menikmati suasana restoran tersebut. Apalagi melihat Gevandra. Sungguh pemandangan yang langka mereka bisa melihat Gevandra ditemoat umum seperti ini.

"Gevandra," Ujar seorang gadis yang baru saja datang. Kemudian gadis itu duduk di depan Gevandra "Udah lama ya?"

Lamunan Gevandra terhenti. Ia menatap gadis didepannya dengan pandangan yang begitu dalam. Membuat gadis itu salah tingkah. Gevandra menyunggingkan senyum miringnya.

"Zara," Panggil Gevandra. Gadis itu menatap Gevandra dengan senyumnya.

"Iya, Gevan."

Gevandra melepas tunding hoodie nya. Menatap Zara begitu intens "Lo suka sama gue?"

"Eh, eh apa?" Zara gelagapan. Ia mengalihkan pandangannya dari Gevandra. Wajahnya semakin bersemu merah.

"Iya kan?"

"Kok, lo tau?" Tanya Zara malu-malu.

Gevandra tersenyum miring. Ternyata memang benar dugaanya. "Kita pindah aja ya. Nggak usah makan disini, kita jalan-jalan." Untuk pertama kalinya Gevandra berkata panjang dan lembut selain dengan Liora.

Zara mengangguk saja. Gadis itu merasa spesial. Ia sekarang jadi berfikir bahwa Gevandra itu menyukainya. Yang ia tau, Gevandra tidak pernah ber-interkasi dengan orang lain apalagi dengan seorang gadis. Jadi, ia merasa spesial karena cowok itu mengajaknya ketemuan.

Gevandra dan Zara keluar dari restoran. Berjalan menuju mobil Gevandra. Perlakuan manis Gevandra membuat Zara jadi semakin melting. Cowok itu membukakannya pintu dan juga memakaikan seatbelt.

Zara menoleh kearah Gevandra yang sedang menyetir mobil. Menatap cowok itu malu-malu. Kemudian ia berdehem "Kita mau kemana?"

"Ketempat yang paling bersejarah buat kita," Lagi dan lagi jawaban Gevandra membuat Zara semakin kelimpungan. Kenapa bisa semanis ini?

Zara merapikan rambutnya gugup. "Kok kamu bisa punya nomer aku?" Dan Zara baru sadar jika Gevandra mempunyai nomer ponselnya. Ia saja tidak mempunyai nomer Gevandra. Akun media sosial cowok itu saja, ia tidak tahu.

"Bisa," Jawab Gevandra dengan entengnya. Tangan kiri cowok itu terangkat untuk mengacak puncak kepala Zara. Membuat gadis itu membeku ditempat.

🍁

Liora mengerjapakan matanya. Membuka mata perlahan, kemudian memegangi kepalanya yang terasa pusing. "Awh!"

"Liora!" Teriak Cica dan Erlin. Mendengar rintihan Liora, kedua gadis itu yang tadinya duduk di sofa dipojok ruangan, langsung berlari menghampiri Liora. Dua jam lamanya, dan Liora baru saja sadar. Gadis itu sudah dipindahkan ke ruang rawat sejak satu jam yang lalu.

"Akhirnya lo sadar juga," Ujar Cica "Kepala lo sakit banget ya?"

"Cica, Erlin," Ujar Liora "Kalian yang bawa aku kesini?"

"Iya. Tadi kita sama Gevan juga. Tapi dia lagi pergi, katanya ada urusan," Jelas Erlin.

"Gue panggil dokter dulu ya," Cica hendak menekan bel, tapi Liora menahan tangan Cica sembari menggeleng.

"Aku kangen banget sama kalian," Ujar Liora dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue juga!" Seru Cica dan Erlin. Lalu ketiga gadis itu berpelukan. Saling melepas rasa rindu.

"Maaf ya, aku nggak bisa kumpul sama kalian lagi," Ujar Liora merasa bersalah.

"Nggak papa Ra. Yang penting lo bahagia, kita udah seneng," Ujar Cica "Gue lihat Gevandra itu sayang banget sama lo."

"Iya Ra. Tadi dia kelihatan khawatir banget," Timpal Erlin. Lalu ketiga gadis itu melepaskan pelukannya.

"Lo beruntung punya Gevandra. Tadinya gue kira dia itu dingin dan nggak perhatian. Ternyata salah, dia memperlakukan lo berbeda Ra. Dia kelihatan nggak mau lo kenapa-napa, apalagi sampai kehilangan lo," Ujar Cica.

"Dia itu sosok sempurna idaman semua cewek. Dan lo adalah gadis beruntung itu Ra," Ujar Erlin "Nggak nyangka juga, kalau Gevandra ternyata sahabat kecil lo."

Liora tersenyum. Mengangguk membenarkan apa kata mereka. Tapi Gevandra tidak sesempurna yang mereka fikir. Cukup, biar dia saja yang tau siapa sebenarnya Gevandra.

"Aku juga beruntung punya kalian," Ujar Liora "Makasih ya. Kalian baik banget sama aku."

Cica dan Erlin tertawa. Mereka sudah menganggap Liora seperti adik mereka. Walaupun seumuran, tapi sifat Liora lebih seperti anak kecil.

"Makan dulu ya Ra," Erlin bergerak mengambil mangkuk diatas nakas. Cica membantu Liora duduk.

Setelah itu, Erlin menyuapi Liora. Dengan terpaksa gadis itu memakannya. Ia tidak suka bubur. Ia tidak suka makanan rumah sakit yang rasanya begitu hambar. Tapi ia tidak ingin mengecewakan kedua sahabatnya.

Ketiga gadis itu saling melempar senyum bahagianya. Bersyukur karena mereka dipertemukan didunia ini.

🍁

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 99.2K 49
SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra...
3.1M 171K 43
"Lo itu bukan cuman pacar gue tapi juga takdir gue jadi walau sejauh apa pun lo pergi , lo akan tetap berakhir bareng gue." _ Bara Info segera terbit...
18K 7.3K 51
NOTICE: ππˆπ‹π‹π€ ππ€π‘ππˆπ„ PART ACAK!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Ini cerita tentang gadis yang terlahir untuk dituntut serba bisa. Ini cerit...
34.4K 3.4K 52
NEW ALUR πŸ”₯ [ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] Judul awal: AGE Judul baru: AGE MONSTER AGE Bimanatara. Julukan Monster sekolah hanya dalam satu hari dihar...