Happy Reading ❤
Votenya dong jangan lupaa 😘😘
---
Gevandra berdehem "Apanya?"
Liora menatap Gevandra tajam "Pasti kamu kan yang udah nyelakain kak Zico?"
Gevandra menggeleng "Enggak. Kata siapa sih?"
"Kemarin kak Zico gangguin aku. Aku yakin, pasti kamu," Tanpa terasa, airmata Liora jatuh membasahi pipinya.
"Bukan aku," Gevandra menghapus airmata Liora.
"Bohong!" Liora menepis kasar tangan Gevandra.
"Kemarin kak Sherin dan kak Zico gangguin aku. Kamu bunuh kak Sherin, dan aku yakin, pasti kamu yang udah nyelakain kak Zico juga," Ujar Liora dengan suara yang bergetar.
Gevandra menghela nafasnya "Karena mereka udah nyakitin kamu. Mereka udah gangguin milikku."
"Mulai sekarang aku bukan milik kamu. Berhenti gangguin aku. Berhenti ngusik hidup aku," Ujar Liora lalu berlari keluar dari kelas.
"Liora!" Gevandra mengejar Liora. Aksi kejar-kejaran mereka menimbulkan banyak pertanyaan dari siswa-siswa yang sedang bergerombol.
Liora mempercepat langkahnya. Ia menyela airmatanya yang terus saja membanjiri pipinya.
"Sial!" Gevandra menggeram marah saat ponselnya jatuh ketanah. Dengan terpaksa ia menghentikan larinya dan membungkuk untuk mengambil ponselnya.
Saat ia kembali berdiri, ia melihat Liora sudah bersama Gibran. Gevandra mengepalkan tangannya. Menatap Liora dengan tajam, lalu memutar tubuhnya dan berjalan menjauhi Liora.
Melihat Gevandra tidak lagi mengejarnya, Liora menghela nafasnya lega.
Tadi saat ia bingung ingin pergi kemana, ia melihat Gibran yang berjalan berarah lawan dengannya. Akhinya Liora menghentikan langkah Gibran. Dengan memegangi lengan cowok itu.
"Lagi ada masalah?" Tanya Gibran mengejutkan Liora.
Liora menyengir "Sedikit kak."
Gibran tersenyum tipis "Kalian, kenal udah lama ya?"
"Hah? Siapa?" Tanya Liora.
"Kamu sama Gevandra. Pasti lebih lama dari pada kita ya. Itu alasan kamu nolak semua cowok yang deket sama kamu?" Tanya Gibran.
Liora gelagapan. Bingung harus menjawab apa.
"Yang penting kamu bahagia, Ra." Ujar Gibran mengalun lembut.
"Kak Gibran nggak papa?" Tanya Liora "Ah maksudnya kak Gibran nggak suka sama aku kan?" Ralat Liora cepat.
"Suka. Sayang banget malah. Tapi aku tau, aku nggak akan bisa jadi spesial dalam hidup kamu. Dan saat aku tau ternyata kamu pacaran sama anak baru itu, aku mencoba berhenti untuk berharap," Ujar Gibran.
"Kak, maafin aku," Liora menunduk.
"Dengerin aku," Gibran mengakat dagu Liora dengan jarinya "Yang harus kamu tau, aku akan selalu ada buat kamu. Aku siap, kapanpun kamu butuh. Kamu boleh datang."
Liora langsung menghambur kepelukan Gibran. Sungguh ia hanya menganggap Gibran sebagai kakak. Tidak ada perasaan lebih pada cowok itu.
Dari dulu selalu seperti itu. Siapapun cowok yang dekat dengannya, ia hanya menganggap teman atau kakak. Tidak ada perasaan apapun.
Ia sendiri bingung, kenapa ia begitu sulit membuka hatinya. Tidak ada satupun orang yang masuk kedalam hatinya.
Perasaanya pada Gevandra pun sama. Ia tidak menaruh rasa apapun untuk cowok itu. Ia hanya takut.
🍁
Semalam, setelah dari apartemen Liora, Gevandra mengendarai mobilnya dengan pelan. Sembari merancang sesuatu dalam kepalanya.
Ia tersenyum miring saat melihat siluet orang yang ia tunggu. Motor orang itu baru saja menyalip mobilnya.
Kemudian Gevandra menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Mengejar motor itu.
Ia memfokuskan matanya pada orang tersebut. Saat jalanan sepi, Gevandra langsung menambah kecepatan mobilnya.
Saat mobilnya sudah tepat dibelakang motor orang tersebut, ia langsung menabrak bagian belakang motor itu.
Motor tersebut terpental jauh. Dan naasnya, dari arah berlawanan ada sebuah truk melintas. Dan truk tersebut langsung menabrak motor itu.
Gevandra menghentikan mobilnya. Menyaksikan kejadian menyenangkan didepannya. Ia tersenyum puas melihat keadaan orang tersebut.
Motornya hancur. Tubuhnya tergeletak diaspal dengan darah yang sudah berceceran dijalan.
Kejadian itu langsung membuat orang-orang berkumpul. Beruntung truk dan supirnya tidak kenapa-napa. Dan akhirnya orang itu dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan truk tersebut.
Itu balasan untuk orang yang sudah mengganggu miliknya. Liora-nya, tadi siang diganggu oleh cowok itu. Zico.
🍁
Liora menaiki lift menuju gedung apartemennya. Ia menekan sandi apartemennya lalu masuk kedalam.
Ia melempar tasnya diatas sofa, kemudian ia membuka pintu kamarnya dan langsung menutupnya kembali.
Saat ia berbalik, ia terkejut dengan keberadaan Gevandra dikamarnya "Kenapa kamu bisa disini?"
Gevandra tersenyum seraya berjalan mendekati Liora. Ia langsung memeluk Liora erat "Tadi kenapa kamu peluk cowok itu?"
Liora memberontak dalam pelukan Gevandra. "Lepasin!"
"Kamu tau, aku nggak suka kamu deket-deket sama dia. Kamu itu milik aku, Liora," Ujar Gevandra dengan suara rendah.
"Enggak! Aku bukan milik kamu. Jadi stop gangguin hidup aku. Tolong, lepasin aku," Ujar Liora dengan suara yang bergetar.
Gevandra melepas pelukannya "Aku nggak akan nglepasin sesuatu yang udah jadi milik aku."
"Tolong berhenti," Ujar Liora pelan sembari menundukkan kepalanya.
"Kamu milikku, dan selamanya kamu akan selalu jadi milikku," Gevandra menarik Liora kedalam pelukannya "Jangan coba coba lari, karena kamu nggak akan bisa pergi."
Liora tak membalas pelukan Gevandra. Tubuhnya bergetar, ia takut. Sungguh.
"Aku nggak suka kamu deket-deket sama cowok itu lagi. Jauhi dia, atau dia akan mati," Ujar Gevandra penuh penekanan.
Liora bergidik ngeri. Tidak, jangan untuk Gibran. "Jangan sentuh dia!" Teriaknya.
"Iya," Jawab Gevandra lembut sembari mempererat pelukannya "Yang penting kamu jangan deket-deket sama dia lagi. Kamu itu milik aku, cuma milik aku."
Liora pasrah. Dia tidak ingin nyawa orang melayang hanya karena dirinya. Dia tidak ingin Gevandra melakukan hal-hal diluar nalarnya.
Gevandra melepas pelukannya. Ia menatap Liora dalam "Aku nggak akan nyakitin kamu. Aku janji."
"Aku takut sama kamu. Dengan gampangnya kamu bunuh dan nyelakain orang yang ganggu aku. Aku takut," Akhirnya Liora terisak.
"Maaf kalau aku buat kamu takut," Gevandra mendaratkan ciuman dipuncak kepala Liora "Aku sayang kamu. Cinta banget malah."
"Tapi cara kamu salah," Ujar Liora.
"Nggak ada yang salah untuk mempertahankan orang yang aku cintai," Ujar Gevandra, lalu ia memegang kedua pundak Liora "Dengar baik-baik. Kamu itu cuma milik aku. Aku nggak suka berbagi. Aku nggak suka milikku disentuh oleh orang lain. Jadi, kamu jangan deket sama cowok lain selain aku."
Inilah Gevandra dengan segala sisi keposesifannya. He is Possessive Psychopath.
🍁