PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VER

By sweetmarshmallow27

393K 21.2K 7.1K

ATHY X LUCAS Athanasia de Alger Obelia. Putri mahkota dan satu satunya di Kaisaran Obelia yang kini telah me... More

Prologue
1. Start line
2. Sneak Out
3. Storm
4. Can't I?
5. Order
6. Mission
7. bOom
8. Scarlet
9. Spotlight
10. Desire
11. Trust me!
12. Little bird
13. Night Talk, Night Thought
15. Festa!
16. The Best Oath
17. ... by my side
18. Want to know you
19. Drizzle (not really)
20. Bond
21. Doubt
22. I hate it
23. Encounter
24. Dandelion
25. Moon, Sea, and Spark
26. (Business) Proposal
27. The Reason
28. My world
29. Coming back (+Illustrastion)
30. It's coming
31. I want ..
32. Wishper
33. Hidden String
34. Moon Confession
35. Mark
36. Distance
37. Choice
Gallery

14. The Seed

5.5K 565 121
By sweetmarshmallow27

halo... semua sehat kah??

.

.

.

Author POV

Bersama dengan Marie, pelayan dari kediaman Duke Alpheus yang selalu mendampinginya, Jennette berdiri di tengah kerumunan orang-orang yang menunggu di taman kota.

Hari ini adalah hari pertama dari festival akhir tahun. Dan untuk pertama kalinya Jennette diizinkan untuk menonton parade tersebut.

"Nona, tolong jangan jauh-jauh. Anda bisa menunggu di tempat yang sudah disediakan untuk para bangsawan di sana." Pelayannya datang mengingatkan ketika ia sudah berada di tengah kerumunan.

Ijekiel dan pamannya tidak di sini sekarang. Mereka berdua dan keempat keluarga duke lain akan mengantarkan kepergian pawai keluarga kekaisaran dari istana. Hanya penerus dan kepala keluarga yang diizinkan untuk mendampingi pawai, keluarga bangsawan lain dipersilahkan untuk menonton di tempat yang sudah disediakan yaitu di balai kota. 

Jennete menggeleng dengan semangat, "Tapi aku ingin melihat lebih dekat. Kalau dari sana aku tidak akan bisa melihat Tuan putri."

Dengan keras kepala, Jennette berusaha menyelinap di antara para penonton yang sangat antusias sekarang. Tanpa perlu usaha berarti, ia dapat mendengar percakapan dari orang-orang disekitarnya. 

"Aku sudah tidak sabar melihat Putri Athanasia secara langsung!"

"Kudengar dari orang-orang yang melihatnya di toko Countess Rossie kalau ia sangat cantik bagaikan peri. Jauh lebih cantik dari pada yang kita lihat di batu rekaman yang disebarkan dulu."

"Ia juga sangat rendah hati dan lembut pada anak anak. Syukurlah kekaisaran ini memiliki putri sepertinya!"

"Putri Athanasia adalah putri yang sungguh menawan!"

Jennete tersenyum senang, entah mengapa ada rasa kebanggaan tersendiri ketika mendengar nama saudarinya itu dielu elukan masyarakat. 

Putri Athansia sangat di cintai di negeri ini. Ia begitu di kasihi dan juga diidolakan oleh rakyat. Orang orang istana sangat membanggakannya dan Yang Mulia Claude pun juga sangat mencintainya. 

Rasanya Jennete menjadi tidak sabar, apakah kalau ia juga rumbuh dan tinggal di istana, ia juga akan mendapatkan cinta dan kasih sedemikian rupa?

"AH ITU DIA! ROMBONGAN YANG MULIA DATANG!"

Seseorang berteriak di tengah kerumunan.

Dengan cepat Jennette kembali berdesakan hingga berhasil berada di barisan paling depan kerumunan.

Dari arah kanan, dapat dilihatnya rombongan dengan belasan kuda milik para ksatria yang mengawal Yang Mulia Claude.

"YANG MULIA!"

"PUTRI ATHANASIA!!"

"TERIMA KASIH TELA H MEMBAWA KEDAMAIAN DI KEKAISARAN INI!!"

"HIDUP YANG MULIA CLAUDE!!"

"TUAN PUTRI!! ANDA SANGAT CANTIK"

Suara sorakan semakin membahana ketika kereta kuda utama terlihat di depan mata mereka.

Kereta kuda mewah dengan hiasan berupa bunga-bunga putih terlihat begitu menakjubkan. Bagaikan lukisan dari dunia khayalan, tidak! Bahkan sepertinya tidak ada orang yang dapat membayangkan pemandangan seindah ini.

Di sana Putri Athanasia tersenyum dengan manis sambil melambaikan tangannya menyapa para rakyat. Menggunakan pakaian formal sebagai lambang kekaisaran, ia sungguh cantik dengan hiasan bunga-bunga putih yang serupa dengan bunga yang menyelimuti kereta kuda. Di sampingnya Yang Mulia Claude duduk dengan tenang tampak begitu gagah.

Harum bunga semerbak menghinggapi indra penciuman mereka ketika kelopak bunga berterbangan di sekitar mereka. Tapi sebanyak apapun kelopak yang diterbangkan angin, bunga di sana tetap terlihat utuh karena tergantikan oleh bunga yang mekar saat itu juga. Seperti sihir!

"Indahnya..."

Kata itu keluar begitu saja dari bibirnya.

Yang Mulia dan Putri Athanasia yang berada di hadapannya kini terlihat sangat indah.

Keluarganya ada di sana.

Sangat jauh ...

Di bawah sinar mentari yang seakan tersenyum pada mereka ...

.

Meninggalkannya dalam bayangan.

"Bagaimana caranya aku bisa berada di sana?" Jennete berujar lirih.

Bagaikan menatap matahari yang bersinar di musim panas, cahaya yang menyilaukan itu mulai menyakitinya. Cahaya yang seharusnya terasa hangat kini terasa seakan membakar kulitnya, memaksanya berteduh di balik bayangan. 

Paman Alpeheus telah berjanji padanya, jadi salahkah kalau ia berharap?

Ia ingin di sana. Ia ingin berada di tempat seharusnya ia berada.

Kemudian, sebuah bayangan hitam merambat dari bawah telapak kakinya. Perlahan menyusup ke dalam tanah tempatnya berpijak.

Tanpa disadari oleh siapapun, sebuah bayangan hitam perlahan mengakar, menyusup seperti racun yang memasuki nadi. 

Rombongan  pawai kembali bergerak, melewatinya dan menjauh menuju destinasi selanjutnya. Tidak sedikit orang yang ikut berjalan mengikuti pawai yang masih berlangsung, namun Jennete yang terdiam hanya dapat menatap tanah tempatnya berpijak. 

Sedikit demi sedikit, taman yang berada di hadapan balai kota menjadi lapang, ditinggalkan oleh para penonton yang tadi antusias. Dan tepat di taman bunga ini pula, taman mawar yang begitu indah telah layu dan hanya menyisakan duri yang mengering.

***

Author POV

"Jadi ini tempatnya?"

Dua orang pria dengan seragam penyihir kekaisaran mendarat dengan mulus tepat di hadapan air pancur taman bunga yang ada di hadapan balai kota.

Siang tadi tempat ini begitu dipenuhi oleh ribuan orang yang datang untuk menonton parade, namun begitu malam semakin larut taman indah itu hanya menyisakan suara angin bertiup pelan.

Lucas mengedarkan pandangannya pada sekeliling tanaman yang mengelilingi mereka berdua sekarang. Di sampingnya saat ini adalah salah satu penyihir menara yang bertugas menjaga tempat ini siang tadi.

"Saya tidak mengerti kenapa anda memerintahkan untuk menutup taman malam ini, saat saya bertugas tadi siang tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan, Tuan." Penyihir itu berujar heran.

"Kau masih bisa bicara begitu setelah melihat ini?"

Lucas menunjuk salah satu pojok taman yang harusnya dipenuhi tanaman bunga mawar kini keadaannya begitu mengkhawatirkan. Memang hanya sebagian kecil, mungkin seluas 3 kali 5 meter namun siapapun yang melihatnya pasti sadar.

Di sana, nampak bunga-bunga yang telah mengering layu. Tumbuhan yang harusnya terlihat indah itu kini hanya menyisakan tangkai mengering dan daunan berwarna kecoklatan dan daunnya yang begitu rapuh. Tanaman itu telah mati bagaikan seluruh kehidupan telah direnggut paksa darinya.

"A-apa ini?" Penyihir itu tidak bisa berkata kata ketika melihatnya. Mengerikan! Satu satunya saat ia pernah melihat hal seperti ini hanyalah ketika ia dan penyihir menara melakukan penelitian ke negeri yang sangat jauh. Sebuah tanah mati tanpa ada kehidupan sama sekali.

Tapi tempat ini bukanlah negeri entah berantah. Ini adalah pusat kota dan jantung dari ibukota kekaisaran Obelia. Sebuah negeri dengan tanah yang diberkahi oleh dewa. Tanaman harusnya dapat tumbuh dengan baik bahkan tanpa butuh usaha yang berarti.

"Apakah ini racun? Ah tidak. Kalau racun anda tidak akan repot-repot datang kemari." Gumam penyihir itu. Ia memang terlihat masih muda, tapi ia sudah mengabdi di menara Obelia jauh sebelum Lucas datang ke menara 7 tahun lalu. Bukan sekali dua kali ia mendengarkan keluhan bawahannya yang dibuat repot oleh Lucas karena tugas yang merepotkan. Jadi fakta bahwa Lucas secara langsung turun tangan menandakan kalau apa yang ada di hadapannya ini sangat penting. 

"Ini sihir hitam." Lucas berujar dingin.

Sihir hitam ini tidaklah besar. Auranya sungguh tipis dan sulit di deteksi, jadi ia tidak kaget kalau penyihir yang ditugaskan untuk menjaga taman ini tidak menyadarinya.

Siang tadi ia berada di pinggiran ibukota untuk memantau keadaan. Tempatnya sangat jauh hingga ia tidak menyadarinya. Ia baru sadar ketika dalam perjalanan ke istana tadi dan langsung memerintahkan penyihir dan kesatria yang bergugas untuk menutup taman sementara.

"Tapi siapa yang melakukan sihir keji seperti ini." Ini sihir yang mengerikan. Merenggut kehidupan adalah hal terlarang dan sangat berbahaya terlebih lagi di lakukan di pusat kota, di bawah batang hidung kaisar itu sendiri. 

"Entahlah. Jejaknya menghilang begitu saja."

Aneh. Sihir seperti apapun pasti akan tetap meninggalkan jejaknya di udara. Semakin besar dan kuat sihir tersebut maka jejak residunya juga akan semakin mudah dilacak. Ketika mana milik Athanasia meluap saja Lucas harus repot-repot membersihkan mana yang berhamburan dengan cara menyerapnya.

Tapi di sini, sihir itu benar-benar tertanam di tanah dan tidak meninggalkan sisa apapun. Sihir ini sangat kuat namun jumlahnya sangat sedikit dan area yang terkena pun tidak banyak. Lucas sampai tidak tahu apakah ia harus marah atau bersyukur akan hal itu. 

"Kita harus melaporkan hal ini pada istana, akan berbahaya kalau sihirnya semakin menyebar dan mencelakai penduduk." Penyihir di sampingnya berujar khawatir. Ini adalah kasus langka dan perlu penanganan secepatnya.

"Kalau itu terjadi, apa festival besok akan dibatalkan?" Tanya Lucas.

"Um.. Saya tidak begitu mengerti mengenai keputusan istana, tapi berdasarkan prosedur pengamanan maka--"

"Initinya?" Tanya Lucas tidak sabar

"Kemungkinan besar ... iya. Festival pasar raya nya harus ditutup."

Lucas menghela napas seraya menyibakkan rambutnya kebelakang. 

"Kalau begitu kita selesaikan sekarang."

"Se-sekarang?"

Penyihir menara itu tahu lebih cepat memang lebih baik, ia juga sadar kalau Lucas adalah penyihir yang jenius. Tapi sihir pemurnian sekarang? Setidaknya butuh waktu 2 jam untuk para penyihir menara menyiapkan lingkaran sihir seperti itu.

"Kalau festival besok dibatalkan, Tuan Putri ku akan menangis habis-habisan di kamarnya."

Ah, benar juga. Penyihir muda itu mengangguk setuju, eh tidak! Tunggu dulu!

"Tu-tuan putri? Tapi bagaimana dengan--?!!"

Penyihir itu semakin panik ketika Lucas sudah mengangkat tangannya siap mengeluarkan lingkaran sihir.

"Tu-tuan Lucas! Kalau anda melakukan sihir pemurnian sekarang, kita tidak akan bisa melacak pelakunya!"

"Itu aku yang urus. Minggir."

Sayangnya Lucas tidak mendengarkan sama sekali. Seperti biasa, jika sudah membuat keputusan ia tidak akan mundur dan tetap melakukannya apapun yang terjadi. Yah, setidaknya itu yang terjadi jika tidak menyangkut athanasia.

"Dia juga akan sedih jika bunga kesukaannya berubah menjadi ranting tak berguna seperti ini."

ZIIIINGGG

Lingkaran sihir raksasa seketika muncul di tanah tempat mereka berpijak dan cahaya keemasan memenuhi seluruh taman. Penyihir menara itu tidak dapat berkata-kata melihat betapa banyak energi kehidupan yang dihasilkan dari satu lingkaran sihir.

Dari cahaya itu, bunga-bunga mawar yang tadinya telah kering secara ajaib kembali tumbuh segar, pun tanah yang tadinya mengering kembali lembab dan subur.

Lingkaran sihir itu menghilang dan taman bunga yang indah ini kembali terlihat hidup dengan sinar bulan yang menyinari setiap sudutnya.

"Ba-bagaimana bisa..?"

Sihir itu lebih menakjubkan dari presentasi sihir senior menara obelia manapun yang pernah ia hadiri. 

Lucas tersenyum remeh melihat wajah terkejut milik si penyihir. Ia menepuk nepuk tangannya seakan membersihkan debu yang padahal tidak ada.

"Nah, karena aku sudah bekerja keras hari ini, laporannya kau yang tulis."

"Sa-saya?"

"Tentu saja. Memang ada lagi yang melihat sihir barusan selain kau?"

Lucas berjalan santai ke arah air pancur yang memantulkan cahaya.

"Tapi saya harus melaporkan seperti apa kalau kita tidak bisa melacak jejaknya?"

Penyihir itu putus asa. Gawat! Mau bagaimana pun Lucas barusan menyalahi prosedur! Ia akan habis diomeli kepala menara kalau ketahuan melepaskan pelakunya begini.

"Tulis saja sesuai yang kau lihat, pelakunya menjadi urusanku. Aku pergi."

Dalam sekali kedipan mata, Lucas telah menghilang ke dalam bayangan rembulan yang bersinar keperekan.

***

ATHANASIA POV

Besok festival hari kedua!

Pasar raya akan berlangsung dari pagi hingga malam! Makanan, musik, hiburan, permainan, hingga pesta minuman akan menghiasi jalanan ibukota.

Tentu saja aku harus datang! Kalau Papa tidak mengizinkanku sekalipun dengan alasan keamanan atau apalah itu, aku tetap akan menyelinap ke sana. Aku punya semua yang kubutuhkan untuk menyelinap pergi. 

Tapi masalahnya sekarang adalah ...

"Kau bohong kan?"

... Kartu free pass untuk menyelinap dari istana (baca: Lucas) sedang tidak bisa digunakan!

"Kurasa aku tidak mendapat keuntungan apapun kalau bohong untuk hal ini."

"Kalau begitu aku ke festival dengan siapa?"

"Ya tidak usah pergi."

Sialan!

Padahal jarang-jarang aku menyambut kedatangannya dengan hati yang senang seperti ini. Aku bahkan menyiapkan kue jahe buatan Lily untuknya.

Lucas bilang seluruh penyihir istana besok juga ditugaskan untuk berjaga di setiap sudut kota. Lucas sebagai pemimpin operasi kali ini tidak akan sempat untuk bermain-main dan harus bertanggung jawab atas jalannya festival. Dengan kata lain ...

Lucas telah disandera oleh istana!

Bagaimana ini? Apa aku berangkat bersama Jennete saja? Tapi bukankah Jennette akan pergi dengan Ijekiel? Aku tidak ingin mengganggu waktu kedua pemeran utama novel ini.

"Hei, apa tadi pagi si chimera juga ada di rombongan keluarga duke?" Lucas tiba-tiba bertanya padaku.

"Pagi tadi? Kurasa tidak. Hanya ada Ijekiel dan Tuan putih di sana."

Lucas terdiam mendengar penjelasanku. Tumben sekali dia bertanya tentang Jennette. Ah, kalau diingat-ingat sejak datang tadi Lucas juga seperti sedang banyak pikiran. Dia lebih banyak diam dari biasanya dan sibuk membaca kertas-kertas yang ia bawa. 

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanyaku penasaran.

"Tidak. Kau tidak perlu tahu."

Lihat itu! Wajah sok misterius itu membuatku kesal.

Kembali lagi ke pembahasan festival, aku harus datang!!

"Bagaimana kalau kau buatkan boneka untukku?"

"Apa gunanya boneka kertas itu?"

Wah, sekarang kau mengakui kalau boneka kertas itu tidak berguna? Baguslah.

"Bukan, aku ingin yang versi terbaru, buatkan aku boneka yang mirip Lucas, jadi kau tetap bisa menjagaku saat keluar istana.  Aku jenius kan?"

"Tidak mau." Lucas berujar ketus. "Kenapa aku harus membantumu agar bisa pergi dengan orang lain?"

"Itu kan bukan orang lain!"

"Tetap saja, kalau itu bukan aku artinya itu orang lain!"

Ini tidak bisa dipercaya!

"Kau cemburu pada dirimu sendiri? Itukan hanya boneka!!"

"Aku tidak cemburu, aku hanya tidak suka. Dan jangan samakan boneka itu denganku, mau dilihat dari manapun aku lebih tampan."

Tapi kan wajah kalian sama!!!!

Dia ini sedang menjatuhkan dirinya sendiri atau sedang sombong sih? Pertama bilang dia hebat bisa membuat boneka yang sama persis, selanjutnya bilang kalau boneka itu jelek dan tidak bisa mengalahkan ketampanannya?? Aisshh membingungkan!

"Sepertinya aku mengerti kenapa sampai sekarang kau tidak pernah punya kekasih."

"Benarkah? Kenapa?"

Ia justru tersenyum menantang padaku.

"Karena kau menyebalkan! Sombong! Pelit! Egois! Tidak pengertian! Sok dingin dan misterius! Memangnya kau ini apa? Pangeran kegelapan atau semacamnya?! Huh pergi sana! Kalau kau tidak mau membantuku, aku mau istirahat saja!"

Itu tadi keluhan yang berasal dari lubuk hatiku yg terdalam.

"Hmm.. Ternyata Tuan putri begitu perhatian ya? Sampai repot repot memikirkan urusan asmaraku seperti ini."

" ... HAH? DARI MANA KESIMPULAN IT-"

"Tapi sayangnya ada satu alasan yang tertinggal."

Lucas yang duduk di sampingku ini tiba-tiba mendekat dan berbisik. Napasnya yang hangat menerpa kulit membuatku merinding.

"Karena aku sudah terjebak dengan Tuan putri bodoh ini. Iya kan?"

BUKKK

Secara refleks, ku lemparkan bantal di pangkuanku pada wajah menyebalkannya.

PERGI KAU!!

***

"Yang Mulia, seluruh lampu gantung telah diganti dengan kristal seperti perintah anda."

"Tamu undangan dari Kerajaan Angevin telah sampai di istana saphire dan para delegasi telah bersitirahat di sana."

"Penjagaan untuk seluruh istana sudah di perketat, Yang Mulia. Apakah penambahan personil di perlukan saat ini?"

"Kepala penyihir menara akan melakukan penyempurnaan barier sihir istana malam ini Yang Mulia."

"Bla.. Blaa.."

Itulah yang bisa kudengar dari kesibukan di istana saphire pagi hari ini. Besok istana akan dibuka untuk umum dari pukul 9 pagi hingga 6 sore. Setelah itu ketika malam tiba, banquet malam tahun baru akan diselenggarakan di istana saphire.

Menggunakan sihir tidak terlihat, aku menyelinap di antara kesibukan persiapan istana saphire yang sudah dimulai sejak seminggu yang lalu. Entah apa yang merasukinya, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana persiapan diserahkan sepenuhnya kepada chamberlian, pada tahun ini Claude memantau langsung persiapan istana dan berbagai laporan tak henti-henti berdatangan. Dia sibuk sekali aku jadi tidak berani menggangugnya.

Padahal aku ingin meminta izin untuk melihat pasar raya di ibukota hari ini. Kalau Lucas tidak dapat menemaniku sepertinya aku bisa pergi dengan Lily. Tapi kalau membawa Lily aku harus mendapat izin dari Claude dulu.

Opps! Hampir saja ada pelayan yang menabrakku.

Para pekerja yang sibuk berhilir mudik. Aku harus hati-hati agar tidak tertabrak karena mereka tidak bisa melihatku.

Berjarak beberapa meter dariku. Claude masih tampak sibuk membaca laporan yang diserahkan padanya selagi berdiri memantau dari lantai dua. Di sebelahnya Felix juga tampak sibuk mengatur para pekerja.

Dalam acara seperti ini, seharusnya permaisuri lah yang bertugas sebagai tuan rumah pesta. Namun kekaisaran Obelia ini tidak memiliki permaisuri. Yah kalaupun ibuku masih hidup di dunia ini sekalipun, apakah ia akan menjadi permaisuri? 

Dalam pengakuan bangsawan, jika sang wanita yang merupakan rakyat biasa memiliki keturunan dengan bangsawan, selama pasangan itu tidak menikah secara resmi maka garis bangsawan hanya akan berlaku bagi sang anak. Ibunya tidak akan mendapat gelar pengakuan apapun. 

Jadi selama Claude dan ibuku tidak menikah secara resmi, Diana selamanya hanyalah rakyat biasa. Dia hanyalah kekasih kaisar yang kebetulan melahirkan satu-satunya pewaris, yaitu aku. Posisi permaisuri selalu kosong dan belum pernah ada yang menempati selama belasan tahun. Kekosongan posisi itu pun menjadi salah satu kelemahan Claude dalam memimpin pemerintahan. 

Jika dalam kasus seperti itu, harusnya wanita dari keluarga kekaisaran dengan hubungan darah terdekatlah yang menggantikan tugas permaisuri, wanita sekelas duchess misalnya. Tapi kini hanya dua orang keluarga kekaisaran yang masih hidup. Claude dan aku. Maka setidaknya aku lah yang menjadi Tuan rumah acara perjamuan yang diselenggarakan di istana, tapi Claude masih melarangku. 

"Apakah ada lem yang menempel di kaki orang-orang ini? Kenapa lambat sekali?" Aku mendengar gerutuan Claude yang masih mengawasi.

"Kita sudah mengerahkan seluruh pelayan dari semua istana, Yang Mulia. Ini sudah tenaga kerja terbaik yang kita punya." Felix menatap Claude tak bernyawa. Sepertinya di antara seluruh pekerja di sini, Felix lah yang paling lelah sekarang.

"Lalu? Apa yang kau lakukan di sini?" Claude bertanya datar.

"Saya? Mendampingi Yang Mulia."

"Bukan kau, tapi kura-kura berambut pirang yang sedang bersembunyi di balik tiang."

Hmm?

Kura-kura ... pirang ...

HUCKKK!!!

AKU KETAHUAN?

Felix berbalik badan dan dengan mudah menemukanku. "Ahh, Tuan Putri datang rupanya. Selamat pagi Tuan Putri, maaf saya tidak menyadari keberadaan anda."

Aku yang bodoh mengira Claude tidak akan sadar sihir sederhana seperti ini.

Tapi hei! Hanya karena aku menggunakan gaun berwarna hijau, bukankah menyebutku kura-kura terdengar menyedihkan?

"Apa yang kau lakukan sejak tadi?"

"A-aku hanya ingin memberikan kejutan untuk Papa!"

Aku berlari dan memeluk Claude seperti biasa. Karena sudah ketahuan jadi apa boleh buat kan? Seperti kata orang, kalau sudah basah ya berenang saja sekalian.

HUP!

"Hehe.. Selamat pagi Papa!" Pasang wajah ceria!

"Kau sudah besar, jangan berlari-lari lagi."

"Walaupun aku sudah besar, aku kan tetap putri kecil Papa."

"Benar, walaupun Tuan putri sudah tumbuh setinggi bunga matahari sekalipun, Tuan putri akan tetap terlihat kecil bagi Yang Mulia."

"Bunga matahari tingginya bisa 3 meter lebih loh Felix. Aku tidak akan setinggi itu."

Felix malang, sebaiknya kau berhenti bicara sebelum otakmu semakin error. Kepalamu hampir berasap tuh!

"Kalau begitu tinggal dikecilkan lagi." Ujar Claude.

"Ah seperti bonsai, Yang Mulia?"

"Buat seperti miniatur saja."

Tidak tidak. Pasti ada yang salah di otak kalian.

"Apakah Papa sibuk?"

"Apa sekarang aku terlihat sedang bersantai?" jawabnya sarkas.

Sabar.. Sabar athy.. Demi izin keluar istana.

"Kau tidak pergi ke festival?" Kalimat itu justru keluar dari bibir Claude.

"Memangnya boleh?"

"Kau sudah menunggu hari ini sejak lama. Kalau kau ingin pergi, khusus hari ini aku mengizinkanmu."

Serius? Claude tidak sedang kesurupan kan? Yang di hadapanku ini bukan alien yang menyamar kan?

"Asalkan ada yang bisa menjamin keselamatanmu selama di luar istana, aku izinkan."

Tapi satu satunya yang bisa melakukan itu hanya Lucas dan kau menyanderanya dengan kerja rodi!

Akhhh harusnya aku memaksa Lucas lebih keras semalam bukannya melemparinya dengan bantal!

"Lucas tidak akan bisa menemaniku hari ini. Aku tidak punya seseorang yang menjagaku tapi sepertinya Felix sedang menganggur."

Benar, satu-satunya orang selain Lucas yang bisa menjamin keamananku tidak lain dan tidak bukan adalah, Sir Felix Robain, ksatria terbaik kekaisaran. 

Karena itu, serahkan Felix hari ini padaku!

"..." Claude terlihat berpikir sejenak.

Tunggulah Felix, dalam rangka balas budi  karena telah banyak mendukungku menyelesaikan masalah dua orang paling berbahaya di kekaisaran ini, aku akan membuatmu bisa beristirahat sejenak hari ini!

"Kalau begitu aku yang akan menemanimu." kalimat itu justru keluar dari bibir Claude.

"..."

"..."

"...ha?"

"Seperti yang barusan kau bilang, Felix terlihat cukup menganggur sakarang, jadi sebaiknya ia bekerja dan aku akan istirahat."

Tunggu tunggu tunggu! Apa yang terjadi di sini? Claude yang akan menemaniku ke festival?

"Ya-yang Mulia?"

"Felix Robain, awasi persiapannya hingga aku kembali. Ku percayakan padamu."

Felix akan mati!!

"Sebaiknya kita pergi sekarang. Tidak perlu menggunakan kereta, kita teleport saja langsung ke sana."

Dia alien! Di hadapanku ini pasti elien!

Claude sudah menggandeng tanganku dan meninggalkan Felix yang nyawanya sudah hilang sekarang.

"Aku ingin menjadi ilalang di padang rumput saja." Gumaman Felix terdengar semakin menyedihkan bagiku.

Ugh! Maafkan aku Felix. Tapi ...

HARI INI AKU AKAN KENCAN DENGAN PAPAKU!

Hehe

.

.

.


Mashimaroo

Continue Reading

You'll Also Like

56K 11.2K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
79.2K 7.6K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
66.5K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
57.1K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.