PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VER

Oleh sweetmarshmallow27

393K 21.2K 7.1K

ATHY X LUCAS Athanasia de Alger Obelia. Putri mahkota dan satu satunya di Kaisaran Obelia yang kini telah me... Lebih Banyak

Prologue
1. Start line
2. Sneak Out
3. Storm
4. Can't I?
5. Order
6. Mission
7. bOom
8. Scarlet
9. Spotlight
10. Desire
11. Trust me!
13. Night Talk, Night Thought
14. The Seed
15. Festa!
16. The Best Oath
17. ... by my side
18. Want to know you
19. Drizzle (not really)
20. Bond
21. Doubt
22. I hate it
23. Encounter
24. Dandelion
25. Moon, Sea, and Spark
26. (Business) Proposal
27. The Reason
28. My world
29. Coming back (+Illustrastion)
30. It's coming
31. I want ..
32. Wishper
33. Hidden String
34. Moon Confession
35. Mark
36. Distance
37. Choice
Gallery

12. Little bird

5.5K 618 259
Oleh sweetmarshmallow27

.

.

.

Athanasia POV

Dingin.

Aku tidak menyangka akan merasakan atmosfer ini lagi di ruangan kerja kaisar setelah sekian lama.

Apakah karena di luar sedang hujan? Atau ini semua karena Lucas sedang tidak tahu dirinya duduk dengan santai di hadapan Papa sekarang? Kurasa keduanya!

"Aku sudah berbaik hati tidak membunuhmu setelah kau membuat masalah merepotkan itu dan sekarang kau menolaknya?" Papa berujar dingin.

Lucas, kumohon padamu turuti saja perkataannya. Kenapa disaat seperti ini kau malah sama sekali tidak peka?!

"Sekali lagi, aku menolak," jawab Lucas dengan tegas. 

Kutub utara ternyata sudah berpindah ke Obelia sekarang.

Semua ini bermula dari usulanku tentang pemberian penghargaan kemarin. Setelah mendengarkan usulanku, Papa langsung memerintahkan Felix untuk memesankan medali khusus dan juga memerintahkan administrator untuk mengurus berkas-berkas yang berkaitan mengenai  pemberian penghargaan dan sumpah setia ke dalam daftar acara festival.

Harusnya sekarang kami tinggal membahas hal itu bersama Lucas dengan santai sambil memakan cemilan, mungkin ditambah sedikit gladi resik. Tapi setelah mendengarkan penjelasan tentang rencana ini, Lucas malah menolaknya. Aku tahu otaknya itu sudah lumutan dan kadang tidak berfungsi, tapi aku tidak tahu akan separah ini.

Aku sungguh tidak mengerti. Seluruh dunia mungkin juga tidak akan mengerti dengan jalan berpikir Lucas. Dia tinggal datang, diberikan sebuah medali dan mengucapkan kalimat yang hanya perlu ia ulangi setelah itu seluruh masalah selesai. Tapi dia tidak mau??!!

Dan apa-apaan bahasa santai itu? Apa sekarang kau juga akan membuka topeng anak baik-baik yang sudah kau sempurnakan selama bertahun-tahun itu?

"Apa alasanmu?" Claude sekali lagi bertanya.

Benar! Apa alasanmu??! Dari samping, aku mengigiti kuku ku dengan gemas. 

"Aku tidak masalah dengan medali atau apalah yang Yang Mulia siapkan, tapi aku tidak mau bersumpah akan menjadi milik kekaisaran. Aku adalah milikku sendiri."

DUAR!!

Petir menyambar di langit.

Bagus sekali hujan. Terima kasih atas soundeffect dramatisnya!

"Lucas, ini kan hanya formalitas. Kau tidak perlu memikirkannya sampai seperti itu." Aku berusaha menengahi kedua orang yang kadang sinting ini.

"Be-benar Tuan Lucas. Saya harap anda dapat mengerti." Felix turut membantuku.

Kami berdua telah bertekad akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup!

"Tetap saja. Aku tidak mau mengatakan omong kosong seperti itu."

Wa-wah.. Seketika ada pemandangan naga emas melawan serigala hitam di kepalaku.

"Semua yang kulakukan untuk kekaisaran selama ini hanya agar tidak bosan. Menjalani perintahmu untuk misi pun hanyalah hiburan untukku. Mengikuti perintah kaisar atau menentangnya tetap merupakan keputusanku dan tidak ada yang dapat menganggu gugat hal itu. Aku sama sekali tidak mengharapkan terima kasih, tapi sekarang aku diminta untuk membuat sumpah? Aku. Tidak. Mau!"

Apakah dia sedang dalam masa pemberontakan? Bukankah dia sudah terlalu tua untuk bertingkah kekanakan begini? Apa saja yang dia lakukan selama hidup?

Menyadari atmosfer yang semakin berat, Lucas menghela napas dan melanjutkan.

"Tentu aku menghargaimu sebagai penguasa kekaisaran ini. Aku tidak akan ikut campur dalam itu. Tapi setelah apa yang Yang Mulia lakukan ketika aku tidak ada yaitu nyaris membunuh Tuan Putri, kau pikir aku mau memberikan sumpah setiaku untukmu?"

Lucas nampaknya masih menyimpan dendam atas insiden waktu itu dan kurasa itu sedikit masuk akal. Tapi yang menjadi korban kan aku! Kalau aku sudah memaafkan bukankah artinya masalahnya sudah selesai? 

Ku kira Claude akan langsung mengamuk dan akan melakukan apapun untuk mengenyahkan Lucas sekarang, namun di luar dugaan ku Claude justru terlihat tenang di kursinya.

"Penyihir menara telah memilih untuk membekukan hatinya sendiri. Karena apabila perasaan muncul mendahului logika, dan gairah mendahului kepala dingin, kekuatan itu akan digunakan untuk ego yang ia miliki."

Kalimat yang ada Claude ucapan tadi adalah penggalan dari buku sejarah mengenai penyihir menara. Aku ingat Lily sering membacakan cerita itu ketika aku kecil.

"Tapi nampaknya legenda di buku cerita memang tetaplah cerita untuk anak-anak. Karena di hadapanku sekarang hanyalah bocah angkuh yang otaknya sudah tidak berguna."

"Terima kasih atas pujiannya, tapi legenda yang kalian tulis memang omong kosong."

"Emosi dan dendam pribadimu padaku itu akan berpengaruh pada sistem kekaisaran yang ada saat ini. Kau tahu itu?"

"Apakah Yang Mulia Kaisar kita ini mengira aku akan peduli?"

"Kalau itu terjadi, kekaisaran ini tidak membutuhkanmu lagi. Kami sudah tidak memiliki alasan untuk membiarkan monster sepertimu berkeliaran di istana. Kau bisa pergi."

A-apa?

"Hmm.. Tapi kau sudah mengetahui rahasia keluarga kekaisaran terlalu banyak, akan repot kalau kau membocorkannya ke pihak lain, bukan begitu?"

Kesimpulannya, Claude akan mengusir Lucas bila ia tetap menolak bekerja sama.

Apa-apaan itu!? Bukan itu rencana awalnya. Kenapa menjadi seperti ini?!

Apa Claude berniat menyingkirkan Lucas karena sudah tidak berguna? Setelah semua yang Lucas lakukan untuknya dan untukku?

Sekalipun Lucas adalah penyihir menara yang melegenda, jika sebuah negara -terlebih lagi kekaisaran sebesar Obelia-  telah menyatakannya sebagai musuh, ia tidak akan bisa menjalani hidup yang mudah kemanapun ia pergi. Negara manapun yang mendukung Lucas akan dianggap melawan Obelia. Dan dilihat dari manapun, tidak akan ada negara yang mau mempertaruhkan seluruh negaranya untuk seorang penyihir. 

"TUNGGU, APA MAKUD PAPA--"

"Pfft.. Ha ha ha"

Tertegun, kami yang terdiam menatap tak mengerti pada Lucas yang kini tertawa puas.

"Astaga.. Benar-benar. Apakah sedang ada drama komedi di sini?"

Pandangan Lucas tiba-tiba beralih padaku. Sekalipun ekspresinya terlihat seperti sangat terhibur sekarang, tapi matanya ... terasa kosong.

"Kau lihat itu? Athanasia. Bukankah aku sudah bilang padamu kemarin?"

Tubuhku diselimuti rasa takut.

"Percaya pada manusia ... hanya akan menyakitimu. Untunglah aku memang tidak mempercayaimu sejak awal, Yang Mulia Claude. Jujur saja, aku tidak tahu kau memandangku serendah itu. Membocorkan rahasia? Setelah aku sendiri yang menghabisi tikut-tikus yang mengusik kekaisaran ini, kau samakan aku dengan mereka?"

Lucas bangkit dari kursinya.

"Pada akhirnya, ketika sudah tidak dibutuhkan seluruh kekaisaran pun akan membuangku. Bukankah itu lucu? Siapa yang membuang siapa? Padahal aku bisa saja menghancurkan tempat ini dengan jentikan jari tapi ternyata aku bahkan tidak sudi untuk menggunakan sihir ku pada tempat menjijikkan ini."

Ia berjalan mendekati balkon yang tiba-tiba terbuka lebar. Hujan di luar nampaknya telah reda dan meninggalkan gerimis yang tersisa.

"Aku mulai berpikir, apakah keputusan untuk tidak jadi membunuh putri mungilmu itu adalah sebuah kesalahan? Ah.. Harusnya aku bunuh saja dulu dan mengambil mana-nya."

Apa yang ia bicarakan?

"Harusnya aku tidak perlu repot-repot mengobatinya dan membiarkan mana-nya mengamuk waktu itu. Harusnya aku juga tidak perlu kembali kemari dan menyembuhkan ayahnya yang lemah ini."

Tidak!

"Dari awal, semuanya ternyata memang sebuah kesalahan, bukan begitu?"

Jangan mengatakan pertemuan di hutan itu adalah kesalahan!

"Jika tahu begini akhirnya, seharusnya aku tidak perlu terbangun hari itu."

Tidak, kumohon!

"Kalau memang itu keputusan kalian, tentu aku akan mengabulkannya. Anggap saja kepergianku ini hadiah terakhir yang bisa kuberikan untukmu, Athanasia."

Jangan pergi!

"LUCAS!"

Bahkan jika seluruh dunia meninggalkannya ...

"... bahkan jika seluruh dunia ini menentangmu sekalipun. Aku akan berada di pihakmu, mengerti?"

... aku akan tetap berada disisinya!

Karena itu lah, maka satu-satunya yang bisa kulakukan ...

"KALAU BEGITU BERIKAN PADAKU!"

Langkah Lucas terhenti.

Aku tidak peduli dengan Claude yang terdiam membeku. Aku tidak peduli pada Felix yang melotot dengan wajah kemerahan. Aku sudah tidak mau peduli pada apapun lagi sekarang.

Aku menatap bola mata ruby itu dengan serius.

"Apapun terserah asalkan kau tetap di sini! Jika kau tidak mau berpihak pada kekaisaran, jika kau menolak menjadi orang milik Papa, aku tidak peduli! Bahkan jika seluruh kekaisaran ini meninggalkanmu sendirian, kau telah berjanji  bahwa apapun yang terjadi kau akan tetap berpihak padaku. Maka dari itu ... aku meminta mu penyihir menara ...

BERIKAN DIRIMU PADAKU! JADILAH MILIKKU LUCAS!!"

Angin dingin bertiup membawa butiran kecil air menyentuh kulitku. Di hadapanku Lucas terdiam membeku. Jubah yang ia gunakan melambai tertiup angin. Perlahan sinar matahari yang tadi menghilang kembali terlihat dari balik tubuhnya.

"A-apa yang kau katakan tadi?"

Kesetiaanmu, rasa percayamu, kelemahanmu, rasa takutmu, waktumu, semua tentangmu, berikan padaku!

"Kau harus percaya padaku! Bukan kepada kekaisaran, bukan juga kepada yang lain, hanya padaku!"

"Haa.. Apa ini? Kau..  Sejak dulu kau memang tidak pernah berubah."

Tiba-tiba Lucas berjongkok di hadapanku menyembunyikan wajahnya.

"eh... Lucas?"

"Sejak dulu, kau selalu egois, bertindak semaumu, melakukan apapun yang kau mau padaku. Barusan itu kau sama saja menentang keputusan kaisa- tidak, ayahmu, kau sadar itu?"

Lucas bangkit dan mendekat padaku. Ia menatapku dengan kedua bola mata bercahaya yang kusukai lalu mengelus rambutku dengan lembut.

"Jadi kau benar-benar menginginkanku sebesar ini?"

Bisakah kau tidak mengucapkannya seperti itu? Itu terdengar memalukan.

"Kali ini kau menang, Athanasia."

"Kau ... bersedia?"

"Hah?"

"Tuan Lucas setuju?"

Itu tadi Papa dan Felix yang sama tak percayanya sepertiku.

"Bukankah aku sudah pernah bilang? Jika kau mengatakannya dari awal, aku tidak akan bisa menolaknya."

"Harusnya kau mengatakannya dari awal. Aku tidak akan menolak kok."

Di-dia memang bilang begitu sih, tapi ...

"Aku menjadi milikmu? Terdengar tidak buruk." Ia bergumam kecil tapi kami bertiga dapat mendengarnya dengan sangat jelas. "Bukan milik kekaisaran, bukan juga milik kaisar. Aku akan menjadi milikmu."

Lucas lalu menunduk hormat padaku dengan tangan kanan yang di letakkan di dada kirinya. Ini pertama kalinya aku melihatnya melakukan itu untukku.

"Kalau begitu mulai sekarang mohon bantuannya, Athanasia de Alger Obelia."

Hari ini, di hadapan langit yang kembali cerah dan mentari yang kembali bersinar.

Lucas ... menjadi milikku.

BLUSSHHH!!

***

Author pov

Istana garnet malam ini terasa sepi seperti biasa. Claude menyenderkan tubuhnya pada pembatas balkon yang masih setengah basah karena hujan sore tadi. Udara dingin sama sekali tidak mengganggunya sekalipun hanya menggunakan pakaian tipis yang melilit tubuh. Sudah sekitar sejam ia berdiam di tempat itu dan belum ada tanda-tanda bahwa ia lelah dan akan pergi.

Felix tetap berdiri sekitar 5 langkah dari tempat Claude berdiam diri. Apakah Felix sedang menjaga sang kaisar? Jawabannya tidak. Itu tidak diperlukan. Istana ini dilindungi oleh sihir sehingga orang yang memiliki niat jahat seperti membunuh akan langsung mati begitu memasuki istana. Tapi disinilah Felix sekarang, tetap mendampingi seseorang yang telah ia anggap sebagai saudaranya selama 20 tahun terakhir.

"Perkataan Tuan Putri tadi siang, mengingatkan saya pada Yang Mulia dan Lady Diana."

"..." Claude hanya diam mendengarnya.

Ingatan itu mengalir begitu saja. Hari-hari di mana ia merasakan kehangatan dari seorang wanita yang kini begitu ia rindukan.

Sejak penyihir menara itu memberikan ranting pohon dunia dan kutukan beserta segel sihir hitam menghilang dari tubuhnya, secara perlahan seluruh ingatan dan perasaan yang telah Claude lupakan kembali pada dirinya.

Ia bisa mengingat dengan baik bagaimana aroma wanita itu ketika berada di pelukannya. Bagaimana perasaan tenang ketika wanita dengan rambut keemasan itu tersenyum hangat padanya. Juga keinginannnya untuk memilikinya selamanya.

Namun mengetahui bahwa tidak ada lagi yang Claude bisa lakukan untuk sang kekasih, perasaan rindu itu kini menyiksanya.

"Saya tidak tahu apa yang bisa saya berikan untuk Yang Mulia selain hati yang tidak seberapa, saya hanyalah penari yang berasal dari kota kecil tanpa nama. Namun jika keberadaan saya ... sedikit saja ... dapat meringankan beban di pundak Yang Mulia, izinkan saya ... menjadi milik anda."

Benar. Diana mengatakannya. Malam itu, ketika pertama kalinya Claude merasakan bagaimana perasaan dicintai.

"Mereka berbeda." Claude bergumam lirih. Athanasia mungkin lebih terbuka dan vokal atas apa yang ada dipikirannya, mirip dengan Diana. Tapi tingkah laku dan keegoisannya itu, sama persis dengan dirinya ketika menginginkan sesuatu. 

Putri kecil yang telah mengacak-acak hidupnya sejak hari ketika memanggilnya Papa berhasil menghancurkan dinding yang selama ini ia bangun, menerobos masuk ke dalam hatinya tanpa permisi dan dengan senang hati tinggal di dalamnya.

Diana, wanita yang memiliki jiwa yang bebas bagaikan burung telah pergi meninggalkannya.

Dan sekarang burung kecil yang selalu bergantung padanya telah menunjukkan ancang-ancang untuk belajar terbang.

Ini hanyalah masalah waktu hingga Athanasia meminta menjalani hidupnya dengan bebas.

"Kemanapun aku pergi, Papa adalah rumah untukku kembali."

Kalau begitu ... 

... ia harus menjadi rumah yang besar dan nyaman untuk putrinya dapat berpulang.

"Keluarlah. Aku ingin sendiri."

Felix hanya dapat menundukkan kepalanya.

"Segala keagungan dan berkat kekaisaran Obelia." Ia pun meninggalkan ruangan.

Meninggalkan Claude dalam kegelapan malam yang ia rindukan.

***

Keesokan harinya, terjadi keributan yang menghebohkan istana emerald.

Putri Athanasia mengurung diri di kamarnya.

Kabarnya kemarin ia melakukan diskusi dengan Yang Mulia Claude, penyihir menara Lucas dan ksatria Felix Robain dan semuanya telah selesai dengan lancar. Namun karena semua berjalan dengan lancar itulah, orang-orang tidak mengerti mengapa Tuan Putri mengurung diri di kamarnya.

Memang sih tidak banyak orang yang berkumpul di sana karena sebagian besar pelayan sedang mempersiapkan banquet tahun baru di istana saphire, tapi tetap saja beritanya menyebar dengan cepat dan membuat khawatir seluruh pekerja istana.

"Tuan Putri, bisakah anda membuka pintunya." Lilian York masih tidak menyerah membujuk sang Putri.

Pagi tadi, seperti biasa ia pergi ke kamar Athanasia untuk membantunya bersiap. Namun bagiamana ini, ia sama sekali tidak bisa masuk. Awalnya ia berpikir bisa masuk dengan menggunakan kunci cadangan namun sepertinya Athanasia membokir seluruh jalan masuk dengan sihir.

Hal ini sudah berlangsung sejak kemarin malam dan belum ada yang berhasil membujuk Tuan Putri untuk membuka pintu. Dan mereka harus bisa menyelesaikan masalah ini sebelum Yang Mulia kaisar mendengar kabar ini. Mereka tidak ingin terjadi masalah padahal Claude pasti sedang sibuk bekerja untuk persiapan festival.

Mereka sudah membujuk dengan sepenuh hati bahkan berbohong kalau Claude menunggunya di lantai bawah tapi semuanya tidak berhasil. Para pelayan juga sudah menawarkan kue dan berbagai makanan kesuakaan Athanasia agar dia mau keluar tapi ternyata yang berhasil masuk ruangan hanya makanannya.

Ini sama sekali tidak pernah terjadi sebelumnya. Putri Athansia sejak kecil terkenal cerdas dan dewasa. Ia sangat pengertian dan jarang menangis sejak usianya yang masih kecil. Ketika dia menginginkan sesuatu ia akan langsung mengatakannya dan ketika marah pun ia hanya akan sedikit merengek kemudian semuanya akan berakhir damai.

Tapi sekarang berbeda, bahkan Lilian yang merupakan pelayan paling favorite Athanasia saja sama sekali tidak diperbolehkan masuk. Semua ini membuat mereka khawatir dan putus asa.

Saat itu lah, suara familier mengagetkan delapan orang pelayan yang masih berkerumun di pintu masuk kamar Tuan Putri.

"Terjadi sesuatu?"

"Tu-tuan Lucas?"

Akhirnya! Secercah harapan kambali mendatangi mereka. Sebenarnya mereka sudah berniat meminta bantuan Lucas sejak awal tapi tidak ada satupun yang mengetahui keberadaannya ataupun menemukan menemuka Lucas di istana saphire.

Istana saphire adalah istana yang digunakan untuk para tamu kekaisaran. Sejak berjasa menyembuhkan Tuan Putri athansia 7 tahun lalu Lucas diizinkan menggunakan ruang terbesar yang harusnya hanya bisa digunakan oleh para raja dari kerajaan lain.

Walau begitu para pelayan justru sangat jarang menemukan Lucas di sana. Lucas hanya datang untuk tidur ketika malam dan terkadang ia makan hidangan yang disediakan namun setelah itu ia akan langsung pergi. Hanya ada dua tempat paling memungkinkan untuk menemukan Lucas. Yaitu istana emerald atau menara sihir obelia.

"Tuan Lucas! Syukurlah anda datang!"

"Saya mencari anda kemana mana. Terjadi sesuatu pada Tuan Putri."

"Sejak kemarin sore Tuan Putri mengurung diri di kamar dan tidak mau bertemu dengan siapapun."

"Ini sudah siang hari dan kami belum mendengar suara Tuan Putri sama sekali. Saya benar benar khawatir." Lilian hampir menangis.

Lucas hanya diam mendengar keluhan mereka kemudan memperhatikan pintu di hadapannya. Setelah dilihat-lihat, memang terdapat barier kecil dari sihir yang menutupi lubang kunci sehingga kunci cadanganpun tidak akan berguna.

Sebenarnya apa yang gadis itu lakukan? Lucas sama sekali tidak mengerti.

"Apakah Tuan Putri juga tidak menyantap makanannya?" Tanya Lucas.

"I-itu ... Tuan Putri hanya memindahkan makanan yang kami antarkan ke dalam kamar menggunakan sihir tanpa membuka pintu sama sekali."

Lucas terkekeh kecil.

Bahkan ketika merajuk seperti ini nafsu makannya tidak berkurang sama sekali.

"Biar aku yang bicara padanya. Jangan biarkan kabar ini terdengar Yang Mulia."

"Ah, tunggu sebentar Tuan. Saya rasa ada sesuatu yang perlu anda lihat."

Hanna menyerahkan selembar kertas berisikan catatan kecil padanya.

PERINGATAN!

Jika kalian bertemu dengan seseorang dengan ciri-ciri:

Rambut hitam.

Bermata merah.

Menggunakan seragam penyihir kerajaan.

Menyebalkan.

Wajahnya JELEK!

Suka muncul tiba-tiba.

Ketika melihatnya membuatmu ingin melemparkan vas bunga!

SEGERA USIR ORANG TERSEBUT DARI ISTANAKU!

SEKIAN

Dia bodoh ya?

"Selain poin tentang penilaian wajah yang berdasarkan sudut pandang orang yang punya selera rendahan, siapapun bisa menilai kalau yang dibicarakan memang aku."

Tidak ada yang mampu mengucapkan sepatah katamu ketika Lucas tiba-tiba menghilang dari hadapan mereka.

Mereka terdiam dan berharap harap cemas mengunggu di depan pintu. Namun suara teriakan tiba-tiba terdengar dari dalam.

"KYAAA!! KAU TULI YA?! Kenapa kau malah kemari dasar lalat terbang!!"

Huft.. Ternyata Tuan Putri baik-baik saja di dalam.

***

Athanasia POV

Tamat sudah!

Aku sudah tidak punya muka lagi!

Aku sudah tidak kuat lagi!

Huaaa... kenapa hidupku selalu seperti ini. Hikss aku mau mengubur diriku di lubang.

Aku sama sekali tidak tahu apa yang merasuki diriku kemarin. Bagaimana bisa aku mengatakan kalimat memalukan itu? Dan bagaimana bisa Lucas menerimanya dengan mudah?

"... BERIKAN DIRIMU PADAKU! JADILAH MILIKKU! LUCAS!!"

ARRGHHH!!

Apa apaan kemarin itu? Lamaran? Bukankah aku seperti melamarnya? Aku? Ke Lucas yang berengsek itu? YANG BENAR SAJA!

"Tuan Putri, bisakah anda membuka pintunya." Suara Lily masih terdengar dari arah pintu. Maafkan aku Lily, tapi aku belum siap bertemu siapapun. Tidak dengan wajah yang masih terasa panas dan pipi kemerahan seperti ini.

Sejak kembali kemarin sore aku langsung menutup seluruh akses masuk ke ruanganku. Dan untuk berjaga jaga aku membuat barier kecil di setiap lubang kunci menggunakan sihir, membuat sihir kedap suara yang mengelilingi tempat aku berbaring sekarang agar tidak ada yang mendengar teriakan frustasiku dan terakhir menutup seluruh tirai tebal yang mengelilingi kasurku.

Jam berapa sekarang? Aku sudah lapar! Haruskah aku mengeluarkan surat lagi untuk membuatkan makanan? Atau kubuat saja dengan sihir? Tapi aku ingin masakan Lily. sepertinya aku memang harus menyerah dengan aksi tak berguna ini.

Tunggu? Kenapa suasana di luar terasa berbeda? Apakah ada sesuatu?

"Yo Tuan Putri. Apa sebegitunya kau merindukanku sampai melakukan hal seperti ini?"

GAH!

Su ... suara itu ..!

Secepat ini? Bukankah kemarin  dia bilang akan ada urusan dan akan pergi beberapa lama?

Dan kenapa orang-orang tidak mengusirnya seperti perintahku?! Dasar pengkhianat!

Segera aku masuk ke dalam selimut dan menyembunyikan diriku. Pura-pura tidur adalah satu satunya harapanku sekarang.

Kumohon jangan kesini. Jangan kemari pliss.

"Sihir kedap suara? Hmm kemampuanmu berkembang lumayan cepat."

BSSSTT

Aku merasakan sihirku dihancurkan dengan mudah.

"Jangan mendekat!" Aku sudah lupa rencana pura-pura tidur.

SRAAAAKKKK!

Suara tirai yang mengelilingi kasurku dibuka dengan kasar kemudian selimut yang menutupiku ditarik dengan sekali hentakan.

Wajah Lucas seketika terpampang nyata di hadapanku.

Mampus!

"KYAAA!! KAU TULI YA?! Kenapa kau malah kemari dasar lalat terbang!!"

Aku langsung memberontak ketika ia menarik tanganku dan membantuku untuk bangun.

"Kau gila ya? Masuk kamar wanita tanpa izin itu melanggar hukum! Aku bahkan hanya pakai gaun tidur sekarang!"

"Bicara apa kau ini? Kau pikir sudah berapa kali aku melihatmu memakai gaun tidur? Tubuhmu itu sama sekali tidak menarik!"

"APA?!"

"Kubilang, tubuhmu itu sangat rata dan tidak seksi sama sekali!"

"Itu pelecehan!"

"Wah wah.. Wajahmu merah sekali. Demam?" Ia tersenyum meremehkanku.

"Jangan lihat!" Sayangnya gaun tidur ini tidak terlalu berguna menyembunyikan wajahku sekarang karena kalau aku mengangkatnya maka kakiku yang akan terekspose.

Lucas menarikku agar duduk dengan benar di pinggiran kasur yang menghadap jendela kemudian dia berjongkok di hadapanku.

Lucas tetap tidak mengatakan apapun ketika menggenggam kedua tanganku di tangannya yang besar.

Ughh aku tidak bisa berbuat apapun sekarang.

"Katakan. Kenapa kau bertindak bodoh seperti ini?" Ia berujar dengan tenang.

Sebisa mungkin aku menghindari tatapannya.

"Tuan Putri?"

"..."

"Athanasia."

"..."

"Athy."

DEG!

"Akhirnya aku bisa melihat matamu."

Blushh!

"Hentikan hentikan. Jantungku tidak kuat!"

Lucas justru tertawa lepas. Sialan! Apa sekarang aku terlihat seperti tomat menari sekarang?

"Kau masih memikirkan yang kemarin?"

"Tentu saja! Itu sangat memalukan sampai membuatku ingin mati!"

Mengingatnya saja membuatku merinding.

Dia ini tidak punya malu ya? Kalau ada orang yang tiba-tiba mengatakan hal seperti itu padaku, aku pasti tidak akan bisa tidur selama seminggu. Kenapa dia sesantai ini?

"Jangan bilang kau menyesalinya." Tuduhnya padaku.

"TIDAK! ENAK SAJA! KAU BODOH YA? Begini-begini aku serius tahu!"

"Yang benar?"

"Lihat saja! Mau kau mengusirku dan lari ke ujung dunia sekalipun aku akan menempelimu sampai mati! Kau harus tetap disisiku!

Lucas tersenyum padaku. "Itu saja cukup untukku."

"...."

Aku melakukannya lagi!!!!

Mulutku kenapa tidak bisa direm sih?? Hikss sudah ah aku menyerah.

Aku memandangi tangan Lucas yang masih memainkan jari-jariku. Tangannya ... besar dan hangat. Aku tidak pernah menyadarinya padahal ini bukan pertama kalinya Lucas menggenggam tanganku.

"Hanya saja ... aku berpikir, apa yang akan berubah dari sekarang?"

Lucas menjadi milikku? Lalu apa yang akan berubah?

Apakah kami tetap berteman? Atau hubungan kami menjadi bawahan dan atasan?

Tapi kan dia bilang dia milikku, jangan bilang jadi majikan dan peliharaan?

Hiiii membayangkannya saja seram.

Ah! Aku tidak mau tahu lagi!

"Aku tidak tahu apa ada di otak bodohmu itu sekarang, tapi kalau kau tidak mau ada yang berubah ya tidak usah."

...

"Ha?"

"Ku bilang, aku akan menjadi apapun yang kau mau."

"..."

"Akan merepotkan kalau kau seperti ini terus terusan. Karena itu aku akan mengikutimu saja. Kau mau hubungan kita menjadi seperti apa itu terserah padamu."

"Kau tetap menjadi temanku? Sungguh?"

Lucas nampaknya sedikit tidak setuju. 

"Hei! Barusan kau bilang terserah!"

"Chimera yang menyebalkan itu saja kau sebut temanmu, memangnya dia dan aku yang terlah menjadi MILIKMU ini sama?"

"Ku..kurasa tidak." 

Hei, ada penekanan kata yang tidak perlu dikalimat tadi. 

"Hmm.. Jujur saja aku ingin lebih dari itu."

Aku tidak mengerti kenapa ketika ia mengatakannya jantungku berdetak semakin cepat. Apa apaan wajah tampannya itu? Bahkan matahari yg bersinar di belakangnya sudah seperti lampu sorot dengan efek bunga bunga.

Tapi benar juga sih, kurasa Lucas lebih dari Jennette dan temanku yang lain.

"Ka-kalau begitu ... teman level 2?"

Lucas menatapku sengit.

"Mulutmu itu minta dicium ya?"

"Kau ingin mati!?" Hardikku. Lepaskan tanganku! Aku ingin memukul kepalamu.

"Minggu depan aku harus mengatakan sumpah akan menjadi milikmu di hadapan ratusan ribu orang tapi posisiku hanya teman level 2? Yang benar saja!"

"Terserahku dong! Lagipula kau itu masih berada di peringkat 4 daftar hal yang paling kusuka."

"Hah?? Memang siapa yang ada di atasku?"

"Tentu saja nomor satu itu Papa, kedua Lily, ketiga Blackie dan kau yang keempat!"

"Maksudmu peringkatku lebih rendah dari anjing itu?"

"Blacky bukan anjing!"

"Apa gunanya punya magic beast kalau kau sendiri memperlakukannya seperti anjing kampung"

"Anjing kampung itu berlebihan!"

Kami saling menatap sengit sebelum akhirnya aku tertawa lepas.

"Hahahaha.... Kurasa kita memang paling cocok seperti ini."

Tanganku membalas genggaman tangan Lucas dengan erat. Perlahan aku mendekat dan berisik padanya yang saat ini duduk lebih rendah dariku. 

"Untuk sekarang, aku tidak ingin ada yang berubah diantara kita. Tidak apa-apa?"

"Kalau itu maumu, apa boleh buat."

Hehe dia seperti Claude kalau mengalah seperti ini.

Entah bagaimana beban di pundakku menjadi ringan.

"Sekarang aku lapar." Kataku.

"Konsep mogok makan memang tidak cocok untukmu."

Aku sudah cukup merasakan tidak bisa makan karena terlalu miskin dulu, aku akan makan sepuasku di dunia ini.

"Kalau begitu mari panggil pengasuhmu itu dan minta dia unt-"

BRAAAKKKKKKK!

Pintu kamarku terbuka seakan di dobrak paksa.

Kami menoleh dan menemukan Claude berdiri dengan membawa nampan yang tampaknya makan siangku di sana.

Seketika aku merasakan tatapan sedingin es dan aura membara dari tempatnya berdiri. Api seakan menguar dari tubuhnya begitu melihat keberadaan Lucas di kamar ini.

"Pa-papa?"

Aku dan Lucas membeku di tempat.

Astaga! Ini lebih menyeramkan dari saat debutante. Dia pasti bisa membunuh orang dengan tatapan laser itu.

"Se-selamat pagi eh bukan, siang Papa!"

Claude tidak memperdulikan ucapanku dan memelototi Lucas dengan kebencian di matanya.

Hiiiiii

"Lepaskan tangan kotormu itu dari putriku!"

Lu-Lucas, sebaiknya kau pergi.

.

.

.

mashimaroo

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

244K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1M 84.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
65.7K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
After Graduation Oleh M

Fiksi Penggemar

77.8K 7.5K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG