BEAUTY VENUS [#4 VENUS SERIES]

By RiriLidya

651K 49.5K 7.1K

The fourth book of Venus Series. [21+] This story about Hera Louiza Vourou (The mother of Venus) More

Beauty Venus (#4 Venus Series)
BEAUTY VENUS
Beauty Venus - Chapter 1
Beauty Venus - Chapter 2
Beauty Venus - Chapter 3
Beauty Venus - Chapter 4
Beauty Venus - Chapter 5
Introducing Characters
Beauty Venus - Chapter 6
Beauty Venus - Chapter 7
Beauty Venus - Chapter 8
OPEN PO VENUS SERIES BOOK 1 & 2
Beauty Venus - Chapter 9
Beauty Venus - Chapter 10
Beauty Venus - Chapter 11
Beauty Venus - Chapter 12
Beauty Venus - Chapter 13
Beauty Venus - Chapter 14
Beauty Venus - Chapter 15
Beauty Venus - Chapter 16
Beauty Venus - Chapter 17
Beauty Venus - Chapter 18
Beauty Venus - Chapter 19
Beauty Venus - Chapter 20
Beauty Venus - Chapter 21
Beauty Venus - Chapter 22
Beauty Venus - Chapter 23
Beauty Venus - Chapter 24
Beauty Venus - Chapter 25
Beauty Venus -Chapter 26
Beauty Venus - Chapter 27
Beauty Venus - Chapter 28
Beauty Venus - Chapter 29
Beauty Venus - Chapter 30
Beauty Venus - Chapter 31
Beauty Venus - Chapter 32
Beauty Venus - Chapter 33
Beauty Venus - Chapter 34
Beauty Venus - Chapter 35
Beauty Venus - Chapter 36
Beauty Venus - Chapter 37
Beauty Venus - Chapter 38
Beauty Venus - Chapter 39
Beauty Venus - Chapter 40
Beauty Venus - Chapter 41
Beauty Venus - Chapter 42
Beauty Venus - Chapter 43
Beauty Venus - Chapter 44
Beauty Venus - Chapter 45
Beauty Venus - Chapter 46
Beauty Venus - Chapter 47
Beauty Venus - Chapter 49
Beauty Venus - Chapter 50
Beauty Venus - Chapter 51
Beauty Venus - Chapter 52
Beauty Venus - Chapter 53
Beauty Venus - Chapter 54
Beauty Venus - Chapter 55
Beauty Venus
C H A P T E R 5 7
C H A P T E R 5 8
C H A P T E R 5 9
THE LAST CHAPTER
RIRI'S NOTE
E P I L O G
NEW STORY!
OPEN PO
OPEN PO BEAUTY VENUS

Beauty Venus - Chapter 48

6.5K 732 215
By RiriLidya

Besoknya, Hera bangun masih tidak melihat Miguel. Begitupun besok dan besoknya lagi. Dan di hari kelima, Venus datang menjenguknya dengan membawa suami mereka. Ruangan tersebut sangat berisik dan ramai. Tapi Hera menyukainya. Karena Miguel tidak kembali semenjak ia di bawa ke rumah sakit, setidaknya Venus akan membuatnya tidak memikirkan Miguel.

"Aku sangat khawatir saat tahu kau pingsan di kehamilan tuamu." Diana berkata dengan sedih.

"Dia bahkan lupa jika aku membutuhkannya tadi malam karena terlalu mencemaskanmu." Ethan berkata seraya memutar kedua matanya.

Dengan wajah memerah Diana mencubitnya. Sedangkan Hera hanya terkekeh pelan.

"Baguslah kau baik-baik saja." Inanna memberi remasan di lengan Hera.

"Di mana anak-anak kalian?"

"Kami tidak mungkin membawa mereka kemari. Mereka masih kecil. Jadi aku menyuruh pengasuh mereka menjaganya hingga kami pulang." Diana berkata.

Helena mengangguk. "Liam juga bersama pengasuhnya di rumah."

Tapi tidak dengan Aaron dan Raymond. Mereka memberontak ingin kemari dengan alasan merindukan Mom Hera. Mobil mereka bahkan berhenti sejenak dengan alasan membeli ice cream untuk Hera. Namun mereka yang memakannya.

Setelah selesai, si kembar mendekati Hera lalu berdiri di kursi. "Apa kau baik-baik saja, Mom Hera?"

Hera mengangguk dan tersenyum.

"Cepat sembuh, Mom Hera. Dan semoga si kecil segera keluar dan bermain bersama kami dan Liam!" Raymond berkata dengan semangat. "Aku akan membagikan mainanku padanya."

"Boys." Christian memanggil Aaron dan Raymond. Seolah tahu jika para istri ingin berbicara serius.

Aaron dan Raymond segera turun dari kursi lalu menyusul Ayah mereka keluar dari ruangan beserta Adam dan Ethan.

"Di mana Miguel?" Setelah mendapat ketenangan, Inana dengan hati-hati bertanya. "Apa yang terjadi? Kau bisa menceritakannya kepada kami."

Hera membuka mulutnya namun tidak ada yang keluar dari mulutnya. Ia bahkan tidak tahu ingin memulai dari mana.

"Terakhir kita berempat bertemu yaitu bulan lalu. Aku bisa melihat ekspresimu yang beda dari biasanya. Kau menyembunyikan sesuatu..." Ucap Helena. "Jujur saja, Beauty, kau tidak pernah menutup mulutmu lebih dari tiga hari. Tapi kali ini berbeda. Apakah masalahmu cukup berat?"

Hera masih diam.

"Apakah ini ada kaitannya dengan Miguel?" Diana bertanya pelan.

Hera menunduk. "Aku tidak bisa mengatakannya."

"Miguel tidak menyakiti semacam memukulmu, bukan?"

Hera menggeleng dan air matanya tumpah. "Tidak, Clever. Dia menyayangiku. Apapun yang ia lakukan selalu penuh kelembutan. Dia tidak pernah bertindak kasar kepadaku."

"Hei, jangan menangis. Maaf jika kami menanyakan hal sensitif. Seharusnya kami tidak menggali tentang rumah tanggamu." Helena segera membawa Hera ke dalam pelukannya. "Kami hanya ingin kau bahagia."

"Tidak masalah. Tidak ada yang perlu dipikirkan." Hera mengusap pipinya yang basah. "Namun, aku tidak bisa menceritakannya. Aku benar-benar tidak bisa. Jika aku melakukannya, aku takut aku akan kehilangan sesuatu yang berharga."

Venus terdiam dengan kerutan halus di dahi mereka. Yang berharga untuk mereka adalah anak. Apakah ada hubungannya dengan anak Hera yang akan segera lahir?

"Dia tidak berniat menceraikanmu setelah anak kalian lahir, bukan?"

Hera menggeleng. Kemudian mengedikkan bahunya. "Aku tidak bisa memprediksinya. Mungkin apa yang dikatakan William dulu dapat terjadi, mungkin saja aku membutuhkan pengacara botak yang ia rekomendasikan."

Venus saling berpandangan.

"Aku takut, Venus... Aku takut jika suatu saat aku akan menceraikannya. Bagaimana jika aku akan melakukannya?"

"Jika dia tidak melakukan perbuatan kasar padamu, kenapa kau ingin menceraikannya?" Inanna tidak habis pikir dengan pikiran Hera. Well, wanita itu tidak ingin menceritakan permasalahannya, dan mereka menjadi kebingungan.

"Dia mencintaimu dengan tulus. Dari dulu, selalu, dan masih. Aku bisa melihatnya." Diana berujar dengan lembut.

Hera tidak bisa berkata-kata. Ia hanya menggelengkan kepala.

"Apakah kau masih belum mencintainya?" Helena menghembuskan nafas frustasi. "Kau juga tidak membencinya, bukan? Apa salahnya mempertahankan pernikahanmu? Hera, maafkan aku, tapi kau harus memikirkan anakmu. Dia butuh sosok Ayah dan Ibu."

"Aku mencintainya!" Hera berkata dengan keras cukup membuat Venus terperangah antara terkejut dan senang.

"Tapi aku takut." Hera melanjutkan dengan bibir bergetar.

Ia memang terlihat tenang di luar. Namun di dalamnya Hera sangat ketakutan. Ia sudah melihat semuanya di ruang kerja Miguel. Senjata, foto-foto mayat berdarah, dokumen rahasia. Ia menggigil. Bisakah Miguel tetap memegang janjinya untuk tidak menyakitinya secara fisik?

Hera memejamkan mata saat merasakan pelukan hangat Venus. Ia bisa mendengar berbagai kalimat positif dari mereka yang sesungguhnya membuat ia sedikit tenang.

Setelah hari semakin sore, satu persatu dari Venus pamit pulang bersama suami mereka. Dan kembali meninggalkan Hera sendirian.

Saat Hera ingin membaringkan tubuhnya, ia mendengar suara pintu terbuka. Kemudian sekitar 5 orang masuk ke ruangan. Melihat ayah beserta kedua kakak dan istri mereka datang, ia tersenyum.

"Jika ingin tidur, maka tidurlah. Jangan memikirkan kami di sini" Charles berkata.

"Aku baik-baik saja. Apa yang kalian bawa? Aku kelaparan sekarang." Hera duduk tegak saat melihat sesuatu di tangan Nick.

Nick meletakkan bungkus makanan di hadapan Hera. Hera segera membuka dan memakannya walau harus berteriak setiap saat William diam-diam mengambil makanannya.

"Bagaimana kondisimu sekarang?" Tanya Emma.

"Very well."

"Senang mendengarnya." Emma tersenyum hangat.

Hera tidak menanggapi lagi. Ia kembali makan dengan semangat.

Keluarganya menemaninya hingga malam. Mereka mulai meninggalkan Hera hingga menyisakan Charles.

Melihat Charles yang masih duduk membuatnya bingung. "Dad?"

"Aku akan menemanimu sebentar lagi."

"... Um, oke."

Charles menatap lekat anak perempuannya dalam diam. Sedangkan Hera, ia melirik kesana kemari karena terlalu tidak sopan jika ia tiduran saat Ayahnya masih duduk di hadapannya.

"Pernahkah aku mengatakan jika kau adalah wanita yang aku cintai setelah Ibumu?"

Hera menoleh.

"Aku dan ibumu sangat bahagia saat tahu jika kami akan memiliki anak perempuan. Segala macam pemikiran tentang kau yang berumur 3 tahun mulai dari membuat cookies di dapur bersama Ibumu, les balet, mengambil alat rias ibumu diam-diam kemudian memakaikannya untukku saat aku tertidur. Lalu aku akan mengejarmu dan menggelitik tubuhmu hingga suara tawamu hilang."

"Daddy..." Hera memegang tangan ayahnya saat pria itu selesai mengusap pipinya yang basah. Ternyata ayahnya menangis.

"Setelah Ibumu meninggal, kami para pria Vourou merawatmu dalam versi kami. Berlatih tinju, belajar tentang bisnis, membahas football, dan yang lainnya."

"Aku menyukai semua yang kalian ajarkan kepadaku."

Hera memang menyukai apa yang Charles katakan barusan. Manfaat yang bisa dia dari perlakuan Charles dan kedua kakaknya sangat banyak. Tidak manja, mandiri, bisa menjaga diri sendiri. Bahkan Hera merasa tidak kekurangan kasih sayang. Mereka selalu memberikan perhatian yang berlebihan untuknya walau selalu ada keributan dengan kedua kakaknya. Itu hal yang wajar mengingat penghuni mansion berjenis kelamin laki-laki selain dirinya.

Malahan, Hera akan merasa aneh jika ia harus latihan balet ditemani Ayah atau kakaknya disaat teman-teman yang lain membawa ibu mereka.

"Aku tahu, little girl. Tapi tetap saja kau kehilangan kasih sayang seorang Ibu..."

Charles mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dengan menumpukan kedua sikunya di ranjang Hera. "Demi Tuhan, saat mendengar bahwa kau pingsan, aku ketakutan. Bahkan aku memiliki pemikiran jelek. Jika harus memilih diantara kalian berdua, aku lebih memilih anak di dalam kandunganmu pergi, bukan kau. Aku tidak ingin melihat anak tanpa figur Ibu lagi. Aku tidak mau dia kehilangan sosok ibunya."

"Miguel bisa mencari penggantiku." Hera bercanda tapi tidak dengan Charles. Pria itu menatapnya tajam.

"Menurutmu pria yang memiliki cinta besar terhadapmu akan menikah lagi? Tidak, Nak. Saat aku melihat Miguel, saat itulah aku melihat pantulan diriku dimasa dulu. Dia tidak akan melakukannya."

Hera menatap mata merah Ayahnya dengan sedih. "Dad, kau terlalu emosional. Aku baik-baik saja, lihat! Anak di perutku sangat kuat. Jadi kau tidak perlu khawatir. Lagipula... Lagipula Miguel selalu menjagaku. Aku terlalu banyak pikiran mengenai pekerjaan makanya aku harus di rumah sakit."

"Kau sedang cuti panjang kenapa masih memikirkan pekerjaanmu?!"

"Karena aku tidak terbiasa hanya di rumah, tidak tahu apa yang ingin kulakukan."

Charles menghembuskan nafas lelah. Ia beranjak dari kursi kemudian menatap anaknya. "Aku lupa kau butuh istirahat. Sekarang, tidurlah. Sebentar lagi Miguel pasti akan datang. Aku akan berada di luar hingga suamimu datang."

Hera mematung. Setelah berhari-hari di rumah sakit, Miguel baru menjenguknya. Belum sempat berpikir terlalu jauh, ia kembali mendengar celotehan Ayahnya.

"Dia selalu kemari larut malam dan menjagamu. Kemudian paginya ia akan kembali bekerja. Dia sedang menangani kasus besar di pengadilan. Jadi, jangan bersedih jika kau tidak melihatnya setiap hari. Aku, Nick, dan William akan mengunjungimu bergantian supaya kau tidak terlalu bosan."

"Jika ada yang kau inginkan teriak saja. Aku akan berada di luar." Charles mengecup kepala Hera sebelum pergi meninggalkan Hera yang mematung.

Rupanya Miguel menjaga Hera setiap malam tanpa ia sadari. Memikirkan jika malam ini Miguel akan kembali menjaganya, ia mencoba menahan kedua kelopak matanya tetap terbuka.

Tapi, setelah beberapa jam kemudian ia kalah dengan kantuknya.

Hera terbangun saat kandung kemihnya terasa penuh. Ketika ia membuka kedua matanya, mata mereka bertemu. Miguel duduk di kursi yang tadi Charles gunakan, duduk di hadapannya.

Continue Reading

You'll Also Like

488K 19.8K 33
NO PLAGIAT!!! "This is my new life but it's hard to do" Clara Victoria Harrison "Loving and Keeping You it's my priority, now" Devan Lucas Anderson *...
12.9K 1.7K 50
Jika kau berpikir memilih hubungan dengan pria kaya raya itu beruntung, maka kau salah. Karena jika kau tak punya apapun, maka mereka akan memperbuda...
1.8M 51.1K 47
[HIGHEST RANK #1 In SCANDAL 20/7/19 #2 In Mafia 22/9/19 #15 In Bitch] #RodriguezSeries1 [COMPLICATED✔️] • • Be smart readers. If you like, vote and c...
25.2K 2.4K 54
Venus are back! "Only us who can say RED" Bercerita tentang keempat wanita muda yang masih sekolah; Hera Louiza Vourou, Ariadne Helena Alexandras, In...