US - Beautiful Liar

By TitisariPrabawati

117K 12.3K 2.8K

PENGUMUMAN BUAT PEMBACA Untuk US Series Next Gen ini sebenarnya adalah BONUS BOOK dari ketujuh series sebelum... More

Beautiful Liar
Pengenalan Tokoh
~ Part 1 * Seine ~
~ Part 2 - Esperer ~
~ Part 3 - Le Coeur ~
~ Part 4 - Enfin ~
~ Part 5 - Fleur ~
~ Part 6 - Eternite ~
~ Part 7 - Folie ~
~ Part 8 - Aimer ~
~ Part 9 - Enemble ~
~ Part 10 - Sacrifier ~
~ Part 11 - Davantage ~
~ Part 12 - Nocturne ~
~ Part 13 - Belle ~
~ Part 14 - Bleues ~
~ Part 15 - Epigram ~
~ Part 16 - L'amour ~
~ Part 17 - Terre ~
~ Part 18 - Heurte ~
~ Part 19 - D'esprit ~
~ Part 20 - Choix ~
~ Part 21 - Sentir ~
~ Part 22 - Traverse ~
~ Part 23 - Sommeille ~
~ Part 24 - Historie ~
~ Part 25 - Noire ~
~ Part 26 - Mystere ~
~ Part 27 - Blanc ~
~ Part 28 - Mourant ~
~ Part 29 - Tienne ~
~ Part 30 - Descente ~
Pengmuman Giveaway US Series
~ Epilogue ~

~ Prologue ~

3.8K 310 9
By TitisariPrabawati



Je marcherai les yeux fixés sur mes pensées,

Sans rien voir au dehors, sans entendre aucun bruit,

Seul, inconnu, le dos courbé, les mains croisées,

Triste, et le jour pour moi sera comme la nuit

---

Nayla memandang taman Asoka di belakang kediaman Dewangga yang telah ditata indah dan hati-hati untuk pernikahan yang tergolong istimewa karena merupakan pernikahan antara anggota keluarga inti konglomerat. Waktu berlalu begitu cepat, sepertinya baru kemarin dia menapaki tangga menuju pelaminan, sekarang dia akan mendampingi lelaki yang paling dikasihinya mengucap janji pernikahan. Hanya saja, keindahan yang tersaji hadapannya bahkan tak mampu menghalau keresahan di hatinya.

Firasat.

Firasat seperti apakah ini? Kenapa perasaan ini begitu menggelisahkan batinnya?

"Ada apa?" sepasang mata cokelat hangat menatapnya dan sekali ini, pemilik kehangatan jiwanya itu bahkan tak juga mampu mengusir resahnya. Nayla mendekati lelaki itu dan menyusupkan jemarinya di kehangatan genggaman suaminya.

"Seharusnya dia tak boleh pergi di saat seperti ini, ini malam midodareni dan dia membiarkan calon istrinya menunggu dalam gelisah?"

Aryan menatap ke arah pandang Nayla dan melihat sesosok perempuan jawa berwajah ayu yang memakai kebaya hijau pupus sedang berbincang dengan Arum Ananta dengan wajah menunduk.

"Cucu mantu dambaan ibu..." desah Aryan melihat interaksi kedua wanita berbeda dua generasi itu. "Tapi kenapa ya, aku malah merasa Mutiara tidak cocok dengan putra kita..."

Nayla menatap suaminya dengan pandangan tak mengerti. "Kau tidak menyukai Mutiara? Karena latar belakang keluarganya yang rumit?"

Aryan tertawa pelan. "Tidak, bukan itu. Hanya saja...Mutiara terlalu lembut dan rapuh, seolah, jika tersenggol sedikit saja, dia bisa pecah berkeping-keping. Sementara kau tahu, lelaki di keluarga Mahavindra dengan darah Mughalnya, memerlukan wanita yang pemberani dan tangguh sebagai pendamping..."

Nayla diam-diam membenarkan pendapat Aryan, tapi putranya telah memilih dan dia tak kuasa menolak permintaan sang putra.

"Kapan dia sampai ke tanah air?" Nayla melirik jam tangannya dengan cemas. "Terakhir dia sudah memberi kabar kemarin malam akan take off dari Charles de Gaulle maka nanti kita bisa menjemputnya di Adi Sucipto sekitar jam sepuluh malam, tapi .... kenapa belum ada kabar darinya?"

Aryan tersenyum. "Tenanglah, bukankah dia sudah biasa muncul di saat terakhir dan memberi kejutan? Karena itu management yang menaunginya selalu mengeluh ingin berhenti daripada mendapat serangan jantung?"

Nayla mengangguk membenarkan. "Ahh, anak bandel itu. Apakah dia mampu menjadi penyanyi sekaligus agen ND3? Apalagi sekarang dia akan menikah, bagaimana dia akan mengatur waktu untuk keluarga nanti?"

Batin Nayla kembali resah hanya saja dia tak menyangka firasat buruknya menjelma nyata, sang putra tak akan pernah melangsungkan pernikahannya dengan Mutiara Mahendradatta. Pernikahan yang telah dipersiapkan dengan indah, tidak pernah terjadi. Sang mempelai pria, Ardanial Mahavindra Khan .... menghilang di hari pernikahannya.

***

Beberapa jam sebelumnya.

Lelaki berpenampilan casual dengan jacket kulit berwarna cokelat yang membungkus tubuh atletisnya itu tersenyum puas. Di tangannya tergenggam kalung indah limited edition kreasi Cartier yang keindahannya melampaui taman Tuileries di depan museum Louvre saat musim semi. Warna pink safir asal Khasmir yang menghiasi kalungnya lebih indah dari sakura yang bermekaran di Tuileries yang disaksikannya tadi siang.

Malam di Paris sungguh romantis, lelaki itu mendesah, tinggal hitungan jam dan statusnya akan berubah dari seorang pria lajang menjadi seorang suami. Bayangan wajah perempuan ayu dengan kulit langsat membuat senyum lelaki itu terkembang. Andai saja dia tidak sedang dalam posisi bertugas, tentu dia ingin melewatkan malam indah ini dengan gadis pujaan hatinya.

Akhirnya, setelah bertahun-tahun dia bisa membujuk perempuan itu menerima lamarannya. Kesabaran, selalu berbuah manis, bukan? Semua akan indah pada waktunya dan lelaki itu bersenandung pelan, sebuah lagu baru tercipta dan mungkin akan dinyanyikannya nanti di depan istrinya. Karena asyik dengan pemikirannya, lelaki itu tak terlalu memperhatikan jalan di depannya sehingga tiba-tiba tubuhnya oleng karena menabrak seseorang yang berjalan cepat ke arahnya.

"Pardon!" perempuan itu memekik panik karena menumpahkan minuman di tangannya ke jacket lelaki itu.

"Pas de souci...." lelaki itu tersenyum dan mengelap jaketnya. Wajahnya menoleh ke arah perempuan yang menabraknya barusan dan saat menatap mata biru perempuan itu, si lelaki tertegun.

Cantik. Ah, cantik saja tak cukup menggambarkan keindahan ini...

Lelaki itu mengenyahkan pemikiran itu dari benaknya. Hei, bukankah sebentar lagi dia akan menikah? Kenapa malah terpana begitu mudahnya dengan perempuan lain? Tapi, kecantikan di hadapannya memang tidak main-main. Dengan kulit putih bak porcelain dan rambut berwarna gold dust perempuan di hadapannya seolah bukan berasal dari dunia nyata, kecantikannya setara ratu elf di film-film fantasy. Lelaki itu berfikir, jika saja ayahnya yang berprofesi sebagai game designer itu melihat wajah perempuan ini, pasti akan diaplikasikannya ke bentuk tiga dimensi sebagai tokoh wanita dalam game.

Mereka bertatapan sejenak dan lelaki itu – Ardan – menyukai pipi si perempuan yang bersemu kemerahan di bawah tatapannya. Tunggu, ini aneh sekali, hampir seperempat abad eksistensi kehidupannya, dia tak pernah memiliki ketertarikan secara fisik pada seorang perempuan. Okelah dia memiliki kekasih dan hampir menuju jenjang pernikahan, tapi dia menghormati Mutiara sebagai perempuan yang seharusnya dijaga dan dilindungi kehormatannya. Tapi kenapa, hanya dengan sekali tatap, perempuan asing di hadapannya ini mampu memancing dan menimbulkan hasrat liar dalam dirinya?

Pasti menyenangkan mencium bibirnya yang ranum kemerahan atau menelusuri kulitnya yang terlihat lembut bagai sutra itu....

Ardan menggelengkan kepala mengusir bayangan erotis yang memenuhi benaknya secara tiba-tiba. Untuk mengatasi detak jantungnya yang mulai berdebar tak normal, Ardan menanyakan kondisi perempuan itu yang dijawab dengan senyum manis dan suara merdu yang mengatakan kalau kondisinya baik-baik saja.

Tak mau terlarut dalam perasaan dan menganggap kejadian ini hanya sebagai cobaan menjelang pernikahannya, Ardan mengangguk dan mengucap salam perpisahan karena harus bergegas menuju bandara. Menjauh dari perempuan yang memiliki potensi memporak porandakan hatinya yang semula setenang samudra. Dilihatnya sekilas dari sudut matanya, perempuan itu berjalan menjauh dan sekali lagi perasaan aneh melanda Ardan.

Kenapa ada keinginan yang begitu kuat untuk menghentikan langkah perempuan itu menjauh darinya?

***

"Insense, Isabelle!" gadis itu merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa dia tadi kehilangan jejak target sehingga harus melewati jalan pintas yang justru mempertemukannya langsung dengan wajah lelaki yang selama ini dikenalinya dari sebuah foto? Isabelle mengenyahkan pemikiran betapa lelaki itu jauh lebih rupawan dari sekedar terlihat di foto seukuran poscard.

Dia targetmu, Isabelle dan kau adalah malaikat kematian baginya, jangan berfikir macam-macam!

Gadis itu memasuki Peugeot merahnya dan saat sidik jarinya terbaca oleh stir mobil canggihnya, otomatis mesin menyala dan layar kecil di hadapannya menunjukkan posisi target, kejadian tak sengaja tadi dimanfaatkannya untuk menempelkan alat pelacak di jacket lelaki itu.

"Claude, Vincenzo...." Isabelle memanggil kedua partnernya dan otomatis profil wajah kedua orang itu muncul di layar monitor bersisian dengan posisi target. "Kalian sudah dalam posisi kunci?"

"Sur, Mademoiselle ....kami tepat menghadang di depannya," jawab Vincenzo. Isabelle tersenyum seraya membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke terowongan, dia harus secepatnya melewati jalan memutar yang akan menempatkannya tepat untuk 'menembak' target nanti.

Di sisi lain, Ardan yang sedang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi melintasi terowongan Pont de I'Alma dikejutkan dengan dua buah truk besar yang berada di tengah jalan sesaat setelah keluar dari mulut terowongan. Dengan kelihaian seorang agen ND3 yang mumpuni, Ardan berhasil membanting stir, mengendalikan Renault yang dibawanya sehingga tidak menabrak truk yang berhenti itu.

Hampir! Tinggal beberapa senti saja mobilnya menabrak bagian belakang truk, saat Ardan hampir menghembuskan nafas lega, dari arah Flamme de la Liberte sebuah Peugeot merah meluncur deras menuju ke arah Renault hitam itu hingga mobil Ardan terdorong keluar pagar pembatas dan terjun bebas ke dermaga Bateaux Mouches.

Isabelle keluar dari mobil yang telah dimodifikasi keseluruhan rangka depannya dengan titanium itu dan memandangi hasil perbuatannya. Perlahan Renault hitam itu tenggelam dalam pelukan La Seine di tengah malam tak berbintang.

"Au revoir ....Mr. Khan!" senyum tersungging dari bibir cantiknya. Tanpa membuang waktu, segera perempuan itu menuju ke mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut, semua CCTV yang terpasang di sekitar area telah 'dibersihkan' programnya oleh ahli IT dalam timnya. Perbuatannya takkan meninggalkan jejak.

Tanpa menyadari, detak jantung lelaki yang berjuang melawan maut di dalam arus La Seine itu memanggilnya. Detak jantung yang akan bertautan takdir dengannya, menyerukan namanya....

Continue Reading

You'll Also Like

260K 9.5K 7
Untuk pemesanan pdf hubungi admin. 082165503008 Admin Nana Seruni Arkadewi merasa dunianya runtuh satu persatu, saat sebuah kecelakaan merenggut kese...
583 100 10
Bumi Reksadipati telah menduda tiga kali di usianya yang ketiga puluh lima tahun. Semua istrinya kabur melarikan diri tepat sehari setelah pernikahan...
23K 3.8K 38
Bae Suzy adalah putri dari Presiden Korea Selatan, Bae Wanyoung. Dia cantik, kaya raya dan pintar. Tidak perlu bekerjapun uang akan tetap mengalir ke...
11.6K 2.3K 12
Sudah Tamat, silahkan baca di Karyakarsa : sitinuratika07 Lucius Narendra, seorang pria mapan berumur 29 tahun. Punya julukan jomblo kualitas tinggi...