Venus kembali duduk di kursi mereka dengan santai seolah itu bukan masalah. Karena mereka tahu seperti apa Hera.
"Aku akan menanyakannya hari ini."
"Dia bekerja di firma hukum yang bagus. Kau bisa mencarinya di google." Inanna berkata seraya menyeruput minumannya.
Hera tidak terkejut. Namun terlihat jelas ia begitu bodoh.
"Aku juga mencaritahu tentangnya setelah kita berkumpul Minggu lalu." Helena menyeruput minumannya. "Maksudku, aku menyuruh Adam."
Venus menatapnya penuh minat, termasuk Hera.
"Adam berkata, dia pernah ingin mengambilnya sebagai pengacara keluarga kami namun tidak jadi."
"Kenapa?" Hera bertanya.
"Adam memeriksa data diri Miguel dan merasa ada sesuatu yang kurang. Seperti sesuatu yang ditutupi Miguel. Mungkin karena instingnya yang terlalu peka dalam bisnis dan kepercayaan karyawannya." Helena dengan cepat menatap Hera. "Bukan berarti Miguel orang jahat, Beauty. Adam tipe orang tidak bisa mempercayai seseorang yang dia tidak tahu keadaannya. Dan kita semua tahu Miguel seperti apa di sekolah dulu. Dia menenggelamkan dirinya sendiri dari siswa lain. Mungkin saja dia masih sama. Makanya informasi mengenainya sangat minim."
"It's okay." Hera mengangguk pelan. "Dan bagaimana dengan perubahan pada dirinya? Kalian pasti terkejut, bukan?"
Venus serempak mengangguk.
"Awalnya memang ya. Aku cukup terkejut saat tahu tipe priamu turun drastis. Cukup menarik dan membuatku kaget." Helena melihatkan foto-foto Miguel kepada Hera dengan ponselnya. "Tapi saat aku berburuh di google siapa Miguel yang sekarang, aku terkejut berkali-kali lipat. Namun mdi tiap sudut yang di ambil di sini selalu kurang jelas. Aku hanya tahu jika Miguel yang sekarang terlihat tampan dari jauh dengan setelan hitamnya dan juga tidak bungkuk lagi. Well, aku tidak meragukan standar pilihanmu, Beauty."
Hera tidak menjawab. Dia hanya tersenyum tipis seraya mengusap belakang lehernya.
Inanna menghela nafas dalam. Ia menatap Hera dengan serius. "Kau yakin dengan ini semua? Maksudku, apakah harus menikahinya? Tidak semua hal selalu berakhir dengan menikah, Beauty... Well, ya, aku tahu dia memujamu dari masa sekolah dan bisa jadi sampai sekarang. Tapi bagaimana denganmu? Apakah kau juga memiliki rasa yang sama terhadapnya?"
"Inanna benar... Pernikahan itu didasari dengan dua pemikiran yang berbeda. Apa kau bisa mengalah suatu saat?" Diana menambahkan dengan lemah lembut.
Melihat wajah muram Hera membuat Helena menggenggam tangannya. "Kami menginginkan yang terbaik untukmu."
Hera menghela nafas kemudian tersenyum. "Kalian tidak perlu khawatir. Selama dia mencintaiku, tidak akan ada perceraian."
Tepat saat itu, Diana melihat Miguel dari jauh. Hanya cukup sekali melihat dimana Hera duduk, pria itu langsung mendekat.
"Aku tidak tahu Miguel sangat keren setelah berumur." Diana bergumam.
Venus mengikuti arah pandang Diana dan mereka kembali terkejut melihat penampilan Miguel yang jelas di depan mata mereka.
Terlebih Hera, dia masih ingat tidak mengatakan dimana dia berada sekarang.
Dan Helena yang pertama sadar. Dengan senyumnya ia menyapa, "Hai Miguel~"
Miguel membalas dengan senyum tipis.
"Kau ingin menjemput Hera? Bagaimana jika mengantarku pulang duluan?"
Terdengar suara tawa kecil dari Inanna dan Diana yang sudah sadar. Mereka mengerti jika Helena saat ini tengah menggoda Miguel seperti masa sekolah. Dan Miguel seperti dulu, tidak membalas Helena. Hanya tersenyum seolah menghargai Helena.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Hera setelah menjernihkan suaranya.
"Kita harus pergi sekarang sebelum malam. Orang tuaku sedang menunggu kita."
Hera tersadar seketika. Sebenarnya pagi ini mereka sepakat menemui kedua orang tua Miguel. Namun karena ia perlu bertemu Venus, Hera meminta untuk melakukan penerbangan siang hari. "Astaga... Aku lupa. Girls, aku harus pergi sekarang. Bye!"
Hera dan Miguel pergi bersama meninggalkan Venus yang terpukau.
"Jika aku bertemu Miguel duluan, aku akan menargetkannya." Helena mendesah sambil memikirkan masa lalu bagaimana dia menargetkan para pria kaya.
"Dia tidak akan tergoda denganmu." Inanna terkekeh. "Bukankah dia dari dulu memang menyukai Hera?"
Helena tertawa. Tidak ambil hati dengan perkataan Inanna. "Aku kira dia hanya memuja Hera."
"Dia seorang fanatik." Diana bergumam pelan.
"Ngomong-ngomong mereka sangat cocok bersama." Helena melihat bagaimana Miguel membuka pintu mobil untuk Hera dengan sikap jantannya lewat jendela.
Inanna dan Diana mengangguk membenarkan Helena.
***
Sebuah pintu dibuka oleh seorang wanita dan pria tua. Dalam sekali lihat Hera tahu mereka orang tua Miguel.
Miguel sedikit bercerita mengenai orang tuanya saat di pesawat. Ricardo Donovan dan Penelope Donovan adalah nama kedua orang tua Miguel. Miguel anak tunggal dan sudah berumur 30 tahun, tidak pernah membawa satu wanita pun untuk menemui mereka. Karena itu orang tua Miguel sempat berpikir jika Miguel tidak menyukai wanita. Jadi, dengan terpaksa Miguel berbohong berkata bahwa dia sudah memiliki kekasih. Namun ia masih belum memikirkan tentang pernikahan.
Setelah mengatakan itu Penelope bukan menjadi lega, jawaban Miguel malah membuat semuanya menjadi rumit. Mereka ingin Miguel segera mengenalkan kekasihnya kepada mereka.
Miguel pun memikirkan usianya yang tidak muda lagi, jadi ia mencoba mencari pasangan. Di mulai saat mereka bertemu di salah satu cafe. Dimana Hera sedang berdiskusi bersama Craig Walford.
"Kalian akhirnya datang. Masuklah! Masuklah!" Penelope menyambut Hera dengan hangat membuat Hera tersentuh. Dia memeluk Hera dengan sayang. "Selamat datang di keluarga Donovan, sayang."
Hera tersenyum dan membalas pelukannya. Ia juga memeluk ayah Miguel, Ricardo Donovan.
"Ayo kita bisa bicara sambil makan malam bersama. Penelope sudah memasak banyak untuk malam ini." Ricardo tersenyum tipis dan mengajak mereka menuju meja makan yang sudah penuh masakan khas Spanyol.
"Ayo makan yang banyak, darling." Penelope berseru.
Hera mengangguk.
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, Mrs. Donovan."
"Jangan begitu." Penelope mengerucutkan bibirnya cemberut. "Panggil saja kami Papi dan Mamá seperti Miguel memanggil kami."
"Baik." Hera mengangguk patuh dengan lembut. "Maafkan aku yang baru datang hari ini."
Setidaknya ia harus bersikap sopan.
"Kau tidak perlu meminta maaf. Justru kami ingin berterima kasih kepadamu karena membawanya kembali kemari." Ricardo berujar.
"Astaga... Kau lebih cantik jika dilihat dari dekat. Juga sangat baik dan anggun. Miguel memang pandai mencari wanita. Bukankah begitu, sayang?" Penelope berdecak kagum.
Ricardo memberikan senyum tipis mirip seperti Miguel saat menatapnya. Kemudian menoleh di mana Miguel duduk di sebelah Hera. "Bagaimana dengan persiapan kalian?"
Ricardo dan Penelope sangat fasih berbicara menggunakan bahasa Inggris sampai-sampai Hera berpikir jika mereka bukan berasal dari Spanyol.
"Semuanya terkendali," jawab Miguel selesai mengunyah. "Dan undangan akan disebar mulai Minggu depan."
"Oke. Kalau begitu itu baik-baik saja."
Setelah makan malam, Hera segera tertidur di kamar lama Miguel. Sedangkan Miguel menemui ayahnya di ruang kerja ayahnya.
"Dia mengetahuinya?" tanya Ricardo.
"... Belum."
Ricardo mendongak dari tumpukan kertas dan menatap anaknya yang sedang melihat kegelapan di luar jendela. "Suatu saat dia akan kecewa... Ini hanya saran dariku, katakan padanya segera sebelum dia pergi meninggalkanmu."
Miguel diam sejenak sebelum bergumam pelan. "... Belum tiba waktunya."
Resiko sangat tinggi adalah mengatakannya diawal, dimana Hera saja belum melihatnya sebagai lelaki. Mungkin butuh kesabaranuntuk membuat Hera membalas perasaannya, tapi hanya itu satu-satunya carasupaya Hera tidak akan meninggalkannya jika tahu hal yang sebenarnya.