IfYou''d

By Yokowrite04

53.9K 6.2K 1.2K

Dia itu gadis aneh, jauh dari kriteria seorang Jeon Jungkook. Tapi justru karena itu juga dia membuatku gila... More

Prolog
Her 그녀
Self 본인
Meet 만나다
Talk 이야기
Mistake 잘못
Target 목표
Clumsy 부주의
Dating 데이트
Stupid 바보
Thanks 감사
Reason 이유
Back 도로
Story 이야기
Words 말
Part 부품
Purpose 목적
Plan 계획
Game 경기
Problem 문제
Beat 박자
Time 시각
Broke 파산
Tear 찢다
Shards 파편
Crash 크래시
Regret 유감
Wound 상처
Where 어디
Where 어디 2
I'm Rize 나는 리제
Together 함께
Mine 나의것
Storm 폭풍
Issues 문제

Play 놀이

2K 221 33
By Yokowrite04

Bunyi decit sepatu yang bergesekan serta suara bola yang berdentum pecah menjadi satu dalam ruangan, yang tak lain berasal dari dua manusia yang saling beradu untuk mencetak angka. Keduanya terus bergerak sekalipun nafas mereka sudah tak karuan kacaunya.

Sejak dimulainya permainan. Bola selalu berada dalam kendali Rize, dan Jungkook berusaha merebut. Namun agaknya itu menjadi hal yang sulit karna Rize terlampau mahir memainkan bola. Dengan tubuh kecil nan ramping, Rize semakin mudah untuk bergerak menghindar dari Jungkook guna menuju ring untuk mencetak poin.

Ketika dirasa sudah cukup dekat dengan tiang basket, bola pun Rize lembungkan dan masuk dengan mulusnya. Meninggalkan Jungkook di belakang yang ternganga tidak percaya. Dari awal permainan Rize sudah berhasil mencetak dua poin sementara Jungkook baru satu kali, sulit dipercaya memang.

Bukannya Jungkook sengaja mengalah atau tidak pandai bermain. Soal kemampuannya dalam basket itu tidak perlu dipertanyakan lagi; sudah sangat ahli. Hanya saja ada hal lain yang mengganggunya.

Menyaksikan secara langsung bagaimana Rize berada di sekitarnya, melihat tubuh itu bergerak dengan lincahnya adalah suatu hipnotis tersendiri bagi Jungkook. Dan jangan lupakan rambut yang selalu manari-nari ketika sang tuan kembali melakukan pergerakan, serta aroma parfum yang bercampur dengan keringat sang gadis seperti khas Rize sekali. Ya Tuhan aku pasti sudah gila. Batin Jungkook berteriak.

Rize berhenti bergerak dan menghadap pada Jungkook lalu kemudian tersenyum remeh. Tentu saja Jungkook paham apa makna dari senyum yang di tunjukkan untuknya itu. Kesal? tentu saja jangan ditanya lagi.

"Cukup. Aku mau pulang."
Rize berucap seraya mengatur nafasnya yang masih tersenggal. Sudah pasti ia sangat lelah, sebelum bermain dengan Jungkook pun ia mengeluarkan banyak tenaga apalagi ditambah setengah jam permainan.

"Sudah?... Tapi ak__

"Kau sudah kalah, mau bermain seperti apa lagi hum?"

Sumpah Jungkook tidak menyangka akan seperti ini jadinya. Ia pikir melawan satu orang itu akan mudah, apalagi seorang gadis. Ini diluar dugaan, niatnya ingin menebar pesona justru berakhir seperti pecundang. Jungkook tak pernah merasa sekesal ini sebelumnya.

Ia tak bisa melakukan hal lain kali ini, bicara panjang lebar dan memamerkan prestasi juga dirasa percuma karna sedari awal pribadi Yoon ini memang tidak peduli tentang hal semacam itu ditambah ia kalah telak setelah dua ronde permainan. Jungkook bisa frustasi jika begini terus menerus.

Masih ditengah ketidak percayaan, hingga Jungkook tidak menyadari jika Rize sudah berjalan menjuh dari tempatnya berada. Dan dengan tergesa ia pun berlari guna menyusul Rize.

"Kau pulang sendiri?"
Tanya Jungkoon ketika telah berhasil mengimbangi langkah Rize. Namun percuma Rize tidak menjawab bahkan menoleh padanya.

Suasana canggung begitu terasa antara mereka berdua. Ah tidak. Hanya Jungkook yang merasa canggung disini, sementara gadis disebelahnya hanya diam dan memasang wajah datar tanpa expresi.

Jika dilihat lihat sifat Rize tidak jauh berbeda dengan Yoongi. Sama-sama dingin, bermuka datar dan susah ditebak. Ini sulit, karna kebanyakan gadis yang ia hadapi berbanding terbalik dengan Rize. Sangat berbeda.

"Aku membawa motor. Mau ku antar?" Jungkook masih besrusaha mendekat.

"Tidak terimakasih." saut Rize

"Yakin?"

"Hmm."

Dan setelah percakapan singkat itu keduanya kembali terdiam dan hanyut dalam pikiran masing-masing. Sementara Jungkook terus mengikuti Rize sampai mereka tiba didepan halte. Masa bodo dengan motornya itu bisa diurus nanti, ia tidak boleh gagal kali ini.

Setelah keduanya terduduk dibangku yang sama, tiba-tiba Rize mengalihkan pandangan pada Jungkook dengan tatapan yang sulit diartikan. Tentu saja yang ditatap heran dibuatnya, sampai menaikan sebelah alis seolah bertanya. Kenapa?

"Kenapa kau kemari?" tutur Rize pada Jungkook di sebelahnya.

"Memangnya kenapa? Ini tempat umum."

"Bukankah kau membawa motor?" Rize bertanya dengan heran dan Jungkook justru kembali memasang senyum sinting. Membuat Rize menerka-nerka apakah Jungkook ini orang waras?

"Karna kau tidak mau ikut denganku, kuda besiku merajuk tidak bisa membawa gadis cantik." sebut saja Jungkook amatir dalam hal merayu, karna memang kenyataanya seperti itu.

Rize tidak membalas selain menghembuskan nafas kasar seraya mengalihkan pandangan. Ternyata benar dugaanya Jungkook memang kurang waras.

Kendati hari semakin larut, bus yang ia tunggu tak kunjung datang. Dalam keheningan hanya bisa menoleh kekanan kekiri memastikan tanda-tanda kedatangan bus meski hasilnya nihil.

Jungkook juga sama diamnya. Ingin bicarapun tidak tau apa yang harus ia katakan. jujur saja dia takut terlihat bodoh untuk kesekian kalinya didepan Rize, ya meskipun memang sudah terlihat bodoh. Jungkook kembali menatap gadis disebelahnya dengan seksama, bohong jika dia bilang Rize tidak cantik. Sangat cantik malah, terkadang Jungkook nyaris dibuat tidak percaya jika ini adalah gadis yang sering mengikuti pertandingan yang kurang masuk akal untuk diikuti oleh seorang perempuan.

Mata almod yang sering munjukkan ketidak tertarikan, bulu mata yang begitu lentik serta hidung mungilnya seakan diletakan dengan sengaja oleh Tuhan. Dan bibir itu. Bibir plum dengan kilatan warna merah pudar yang sangat menggoda. Jungkook berani bertaruh jika itu pasti terasa sangat manis.

Di tengah itu semua. Angin kencang tiba-tiba menerpa diantara mereka, bersamaan dengan turunya hujan. Membuat Jungkook refleks memeluk dirinya sendiri. Rinai hujan cukup deras, sementara jarum jam sudah menunjuk pada angka dua belas. Dengan ini bisa dipastikan jika bus tidak akan datang.

Rize bangun dari duduknya dan kemudian melangkahkan kakinya menuju tepi halte untuk menyentuh guyuran air yang jatuh ke bumi itu. Merasakan setiap tetes yang mengalir melalui tangannya. Meresapi dengan seksama. Jungkook yang tengah melihatnya pun tidak yakin apakah Rize tengah tersenyum sekarang, karena posisi Rize yang membelakanginya. Cukup terkejut kala Rize tiba-tiba berbalik ban berkata.

"Hey, Jeon. Kau bilang kau membawa motor bukan?" katanya masih menjulurkan tangan pada hujan.

"Ya. Kenapa?"

Satu tangan Rize yang di gunakan untuk merasakn hujan kini ia ulurkan pada Jungkook dari kejauhan.

"Berikan kuncinya padaku."

"Apa?!"

-oOo-

Memberikan kunci motornya pada Rize mungkin adalah suatu kesalahan yang sekarang sedang Jungkook sesali. Seharusnya ia tidak memberikannya jika tau Rize akan mengendarai motornya di tengah hujan dengan kecepatan diatas rata-rata. Sementara Jungkook hanya bisa pasrah duduk dibelakang Rize sambil berpegang erat pada tas punggung milik si gadis. Itu memalukan.

Dikarenakan sudah sangat malam ditambah dengan adanya hujan keadaan jalan menjadi begitu sepi, membuat Rize semakin bersemangat menjalankan motor Jungkook dengan kecepatan yang lebih tinggi. Bagi Rize, tak ada yang lebih menyenangkan dari hujan. Saat bisa mencium aroma khas tanah basah juga hawa sejuk yang menyelimuti seluruh tubuh, serta tetesan air yang mengalir lembut mengenai wajah.

Motor Jungkook yang Rize kendarai berhenti ditepi danau yang jauh dari pusat kota. Dari tempatnya berdiri mereka bisa melihat dengan jelas megahnya bangunan yang menjulang ke atas dengan berhiaskan lampu terang.

Kini, Rize berdiri dekat pada pagar pembatas . Menatap lurus kedepan dan mengabaikan Jungkook yang masih termangu didepan motornya. Jungkook tidak tau situasi macam apa ini. Kenapa malah dia yang terkesan seperti dibawa kabur, bukankah seharusnya Rize yang ada di posisinya? Lalu, kenapa jadi terbalik seperti ini.

Berkecamuk lama-lama dengan pikiranya pun sekarang dirasa percuma, toh sudah terjadi mau bagaimana lagi. Kemudian Jungkook memberanikan diri untuk mendekat dan berdiri di samping gadis itu.

Saat Jungkook sudah berada di samping Rize, terlihat jika Rize sedang memejamkan mata. Hal yang bisa Jungkook simpulkan dari itu adalah; Rize suka hujan. Ia pandangi lagi wajah damai itu. Namun semakin lama Jungkook menatap Rize, terasa ada yang aneh disana.

"Kau suka sekali dengan hujan ya. Kenapa?" Jungkook berusaha memecah kecanggungan pun keheningan diantara mereka. Sejak dari halte sampai detik ini, tidak banyak kata yang mereka gunakan untuk membangun sebuah obrolan.

Rize menatap Jungkook di sampingnya. Saling melempar pandang sebelum akhirnya menjawab kelewat tenang.

"Hanya suka. Memang suka butuh alasan? "

Mendengar itu Jungkook tertawa lirih. Se-sederhana itukah seorang Yoon Rize?

"Tentu saja. Jika kau menyukai sesuatu harus ada alasanya bukan? Seperti aku yang menyukaimu. Itu ada alasanya." jawab Jungkook enteng dengen cengiran khasnya.

Rize pun mengernyit heran pada apa yang Jungkook katakan. Apa dia tidak salah dengar? Bahkan ia samasekali tidak pernah kenal dengan Jungkook sebelumnya. Lalu bagaimana orang asing ini dengan mudah bilang suka. Mungkin Jungkook sama seperti segelintir orang yang selalu berbicara hal konyol tebtang dirinya. Sangat naif.

Rize tertawa remeh.
"Omong kosong apa yang kau katakan. Menyukai ku? Kau gila?"

Sebenarnya Jungkook hanya asal bicara, tapi mungkin benar jika dia memang menyukai Rize, hanya suka tidak lebih. Jika tidak, ia tidak akan senekat ini kan. Lagipula ia juga tidak tau harus memulai topik darimana.

"Apanya yang gila. Kurasa kau cukup sadar jika banyak orang yang menyukaimu, itu wajar karna kau memang sehebat itu." jelas Jungkook panjang.

"Menurutmu begitu?"

Jungkook mengangguk sebagai jawaban. Dan kini, hujan mulai reda. Meninggalkan bekas serta genangan air dimana-mana, membuat kedua manusia yang ada disana kembali terdiam.

"Kau sendiri. Alasan apa yang membuatmu menyukaiku." Rize kembali bicara, namun tidak menatap lawanya samasekali. Memilih menatap lurus pada hamparan air danau.

"Sebenarnya aku tidak pandai menilai orang. Tapi kurasa kau gadis yang cukup menarik. Terlihat sangat berbeda dengan yang lain. Aku tidak cukup mengenalmu tapi aku tau kau gadis yang baik dan kuat. Bukan begitu?" Senyum Jungkook mengembang setelah mengatakan itu. Bukankah tadi ia sudah benar.

Kini rinai liquid itu benar-benar berehenti. Hanya menyisakan hamparan jalan yang basah serta suara kecil tetesan air yang jatuh ke danau untuk menemani mereka berdua. Baju keduanya basah kuyup, namun baik Jungkook maupun Rize terlihat tidak terganggu sama sekali.

Rize jelas tau pujian macam apa yang Jungkook lontarkan padanya. Tidak ada kesan istimewa sama sekali untuknya karna tentu saja hampir setiap hari ia mendengar untaian kata yang sama.

"Jika menurutmu begitu, baik. Bisa aku terima. Seperti yang kau katakan kau tidak terlalu pandai menilai seseorang. Tapi jika kau ingin tau, aku tidak sebaik yang orang-orang lihat selama ini, bahkan aku jauh dari kata itu. Aku juga tidak kuat seperti apa yang kau katakan tadi, orang lain terutama kau tidak akan pernah tau orang sperti apa aku,"

Rize menjeda ucapannya, dan kemudian beralih menghadap Jungkook. Jungkook bisa melihat pancaran mata Rize yang begitu kelam. Mata yang terlihat kuat namun rapuh, terlihat marah namun juga sedih secara bersamaan.

"Aku tidak bisa menyalahkan penilaianmu, karna benar apa yang kau ungkapkan tadi bahwa kita tidak cukup mengenal. Dan bisa kupastikan kau akan sepicik yang lain bila tau lebih tentang diriku." kalimat terakir dari Rize cukup mengejutkan untuk Jungkook. Sangat.

Dan entah kenapa dadanya terasa nyeri saat kata itu keluar dari mulut Rize. Kini Jungkook tengah menatap Rize lamat-lamat bagaimana bisa semudah itu mengambil penilaian serendah itu tentang dirinya.

"Kau berpikir aku seperti itu?"
Jungkook menaikan sebelah alisnya. Tentu saja ia tak terima, pemikirannya tidak serendah yang Rize bilang.

"Tentu. Bukankah sudah terlihat sangat jelas?"sinis Rize

Kini keduanya saling berhadapan. Mengunci tatap satu sama lain. Dan Jungkook bisa melihat mata itu lebih jelas kali ini. Mata yang menyembunyikan ribuan hal misterius tentang sang pemilik.

"Mana bisa begitu. Kau tidak bisa memukaul rata semua orang hanya karna pendapat mereka tentangmu sama. Mereka hanya mengungkapkan pendapatnya tentang dirimu dan aku tidak sepicik yang kau katakan."

Rize terkekeh ringan. Jungkook benar-benar tidak paham dengan kata picik yang ia maksud. Memang tidak mudah berbicara dengan orang dengan pikiran yang bertolak belakang seprti ini.

"Oh ya." jelas didengar dari manapun nada bicara Rize terdengar sangat meremehkan.

Jungkook bergerak agar lebih dekat dengan Rize hingga kini mereka saling berhadapan dengan jarak satu langkah kaki.

"Aku bisa buktikan itu padamu jika kau mau."

"Begitukah? "

Kini Jungkook tersenyum kearah Rize untuk lesekian kalinya. Berpikir lagi apakah yang akan ia katakan ini bukan hal gila. Ia harap tidak begitu, karna entah ide darimana ia bisa memikirkan hal ini.

"Tentu. Tapi aku harus mengenalmu lebih jika kau mau bukti bahwa aku tidak serendah pikiranmu."

Gadis didepannya menarik sebelah alis keatas tanda tidak paham.
"Caranya?" tanyanya bingung kemana arah pembicaraan Jungkook.

Entah sejak kapan pribadi gagah itu ternyata sudah sangat dekat dengan dirinya. Dan Rize kini dilanda panik karna tiba-tiba Jungkook kembali melangkah untuk mendekat.

Lalu tanpa ia duga. Kini Jungkook justru mengulurkan satu tangan padanya yang sedari tadi tangan itu sangat nyaman berada di dalam saku.
Rize memiringkan kepala belum paham.

"Mudah kita bisa memulainya dari yang paling sederhana dengan berteman. Jadi__
Jungkook menjeda kalimatnya sebelum akhirnya kembali tersenyum tulus.

"Yoon Rize. Ayo kita berteman. Tapi, memulainya dengan menjadi sepasang kekasih juga tidak terlalu buruk jika kau mau."

[]

"little by little this will continue"
|JJK|

Jeon Jungkook 🐰

Yoon Rize 😼








Makasih masih setia
Baca cerita receh aku wkwkwkwk

Makasih atas semua dukungannya
Terus dukung aku ok dengan klik bintang dan komen sebanyak banyaknya (mirip kuis anjir) 😂😂😂

Yah intinya makasih banget
Padahal udah punya niat unpub tapi gk jadi wkwkwk

Oke sekali lagi makasih
Klaian tau kan cara menghargai Author 🌚😂

Vomnet Juseyoooo 💜💜💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

789K 58.2K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
725K 67.8K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
300K 26.5K 51
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
90.2K 11.6K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...