Cinta Selow

Oleh shepenulish

59.3K 4.2K 643

sebuah kisah cinta yang didasari jalani saja. Lebih Banyak

Cast
Tawaran
Sepakat
Action
Take #1
Take #2
Take #3
Take #4
Take #5
Take #6
Take #7
Take #8
Take #9
Take #10
Take #11
Take #12
Take #13
Take #14
Take #15
Take #16
Take #18
Take #19
Take #20
Take #21
Take #22
Take #23
Take #24
Take #25
TAKE #26
Take #27
Take #28
Take #29
TAKE #30
TAKE 31
Take 32
Take 33

Take #17

1.5K 117 16
Oleh shepenulish

Akhirnya hari yang dinantikan Omar dan Syifa tiba. Dimana hari ini Syifa dan Omar akan mengunjungi rumah kedua orang tua mereka.

Di kamar sambil bersiap-siap pergi setelah selesai sarapan mereka mulai mengobrol.

"Coba aja hari ini kak Omar gak perlu ngantor, kita pasti bisa ke rumah mamah-papah lebih lama." Ucap Syifa sambil membereskan barang yang hendak di bawanya.
Sebenarnya bisa aja mereka berkunjungnya weekend aja. Tapi berhubung sudah terlalu kangen jadi, mereka sengaja menggunakan genap seminggu sebagai alasan untuk pertemuan sepesial.

"Ya, mau gimana lagi. Aku baru masuk hari ketiga kerja, masa ngajuin cuti lagi. Weekend nanti kan kita bisa berkunjung lagi." Sahut Omar sembari merapikan rambut dan pakaiannya di depan kaca. Yang baru sempat dia lakukan karena tadi kacanya di kuasai Syifa.

"Tapi kalau kita berkunjung sepulang kakak dari kantor berarti selewat doang dong. Kita kan harus ngunjungin kedua rumah orang tua kita."

"Iya, juga ya. Ya udah lah, nanti aku ngajuin cuti setengah hari. Jadi, kita bisa ngunjungin kedua orang tua kita dengan tenang. Waktu makan siang di rumah orang tuaku, dan waktu makan malam di rumah orang tuamu. Gimana?"

"Setuju! Tapi ke rumah orang tuaku duluan ya. Plis....." Syifa yang sudah merasa sangat kangen dengan keluarganya pun memohon dengan sangat, dengan ekspresi yang begitu imut tanpa di buat-buat karena emang udah dari Sananya imut, bahkan diusianya yang dewasa ini pun dia memang masih terlihat imut.

Omar pun tersenyum licik begitu melihat ekspresi wajah Syifa saat memohon padanya. Yang sejujurnya gemas sekali dengan ekspresi Syifa itu. Lalu berkata "enggak, ke rumah orang tua ku dulu. Kan barusan aku bilang. Makan siang di rumah orang tua ku, makan malam di rumah orang tua mu." Sebenarnya gak masalah sih, mau ke yang mana dulu. Tapi Omar sengaja aja mau iseng, mau tes seberapa gemesinya Syifa.

"Tapi lebih deket ke rumah orang tuaku kak. Ayolah."

"Ke rumah orang tua ku duluan."

"Kak Omar......." Sumpah Syifa makin merengek dan hampir putus asa. Bikin Omar makin gemes. Omar pun ngakak puas lalu bilang.

"Kayak bocah deh, enggak!" Omar sok tidak tergoyahkan.

"Ya, udah." Syifa beneran nyerah "eh, Gamsuiiiit deh!" Tidak segampang itu menyerah. Ternyata kalau ada maunya kekeh juga Syifa.

Akhirnya mereka beneran Gamsuiiiit "yesss!" ternyata Syifa yang menang dan Syifa pun kembali puas dan senang.

Untung Syifa menang Omar pun tersenyum heran dan gak habis pikir gimana kalau seandainya Syifa kalah, apakah dia bakalan nangis atau ngambek, atau bete seharian? Entahlah yang jelas Omar merasa senang pagi ini bisa membuat Syifa merengek-rengek manja lalu berubah senang macam bocah dapet hadiah begini.

Akhirnya setelah kesepakatan di buat dan bersamaan dengan itu waktunya mereka berangkat. Maka mereka pun keluar kamar dan sambil berjalan menyusuri tangga Syifa kembali bertanya kepada Omar.

"Kakak beneran gakpapa ke rumah mamah-papah ku duluan kan?"

"Ya, enggak papa_lah Syif, emang aku kayak kamu?"

"Emang aku kenapa?"

Mendengar pernyataan Syifa itu Omar yang berjalan duluan pun menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Syifa. Menunggu Syifa semakin dekat dengannya. Dan begitu udah deket Omar langsung mencubit pipi Syifa dan bilang.

"Kayak bocah!"

"Ih, sakit!" Syifa yang semula tertegun kaget pun akhirnya bales mukul bahu Omar. Setelah Omar melepaskan cubitan dari pipinya.

"Sini satu lagi biar merata sakitnya." Omar malah berusaha mencubit pipi Syifa sebelahnya lagi. Tapi Syifa tidak membiarkan kali ini. Akhirnya berdua pada rusuh manja di tangga.

"Jangan bercanda gitu di tangga bahaya. Kayak bocah aja" eh, bi Ninik lewat dan nasehatin. Yang justru bikin Omar dan Syifa makin menjadi_rusuh_nya.

"Kak Omar tuh bi, kayak bocah."

"Dih, dibilang kamu yang kayak bocah juga."

Lalu keduanya melanjutkan langkah untuk menuruni tangga tersebut sambil terus bercanda dan eh, Syifa hampir nyuksruk. Untung Omar gercep meluk jadi aman. Tapi jantung mendadak tidak aman detaknya.

"Modus!" Akhirnya Omar ngatain Syifa demi menjaga detak jantungnya agar kembali normal. Sambil kembali mengatur jarak aman yang sesungguhnya.

"Dih, yang meluk siapa, yang ngatain modus siapa." Syifa juga berusaha sok selow dong, dengan balesin ejekan Omar.

Keduanya pun lanjut saling menyalahkan sambil terus berjalan menuju kendaraan, meski demikian senyuman tidak pernah lenyap dari raut wajah keduanya.

Mereka juga tidak lupa menyapa Rossi dan Ochi begitu menemui mereka di luar. Yang juga mau melaksanakan rutinitas mereka pagi ini.

Sungguh Omar dan Syifa terlihat seperti pasangan yang sangat berbahagia. Membuat iri yang melihat sekaligus ikut tersenyum saking terpancar sweet_nya.

*****

Jam istirahat Omar langsung cabut dari kantor dan jemput Syifa ke butik lalu mereka melakukan kunjungan pertama ke rumah mamah-papah Syifa sesuai kesepakatan pagi tadi.

Kunjungan yang mengharukan sekaligus membahagiakan. Abang-abang juga datang untuk makan siang bersama. Tapi setelah cukup mengobrol dan makan, baik bang Dito maupun bang Aldo harus kembali bekerja.

Tapi itu cukup melegakan bagi Omar karena sebentar mengobrol saja dengan mereka Omar udah merasa kewalahan di cengin abis-abisan soal malam pertama yang tidak kunjung Omar dapatkan.

"Dih, sabar banget Lo."

"Seminggu lho, ngapain aja kalian tiap malam?"

"Ngobrol!"

Hahahaha Hahahaha pada puas tuh berdua ngetawain.

"Udah Serang aja sih. Bini Lo ini, adek gak bakalan marah deh, gue jamin. Dia tuh orangnya patuh pada aturan." Bang Dito nih, kompor banget emang.

"Ya, palingan di diemin ada lah, tapi yakin gak bakalan lewat tiga hari. Adek tuh, taat aturan anaknya." Bang Aldo juga sama aja.

"Aelah di diemin doang, udah serang aja. Masa sama Syifa gak berani sih."

"Kalau om berani Serang ante, Ndy bakalan lawan Om." Eh, tetiba Randy anak pertama bang Dito nyamber dong. Dia baru pulang sekolah pas mau cium tangan gak sengaja denger papah dan om-om-nya lagi bahas nyerang Syifa langsung gak terima dia.

"Enggak kok, Om gak bakalan Serang ante Syifa. Papah kamu tuh yang suruh-suruh om nyerang-nyerang." Jelas Omar sok polos.

"Kenapa ante harus di Serang pah? Ante kan bukan penjahat." Randy makin menjadi banyak tanya.

"Gimana cara serangnya coba tanya papah?" Akhirnya Omar sengaja deh suruh Ndy nanya-nanya ke papahnya.

Tapi bukan bang Dito namanya kalau skakmat karena pertanyaan bocah. Dan dengan tanpa merasa apa-apa samasekali bang Dito menjelaskan dengan gamblang ke anaknya itu.

"Gini Ante Syifa dan om Omar kan sudah menikah. Kalau sudah menikah om Omar dan Ante Syifa boleh serang-serangan.........."

"Jangan di terusin. Ndy ikut mamah." Akhirnya mbak Yani turun tangan dan mengamankan anaknya dari keisengan bapaknya. Dan emang itu juga niat bang Dito mau menjelaskan perihal serang menyerang karena sudah faham istri tercintanya pasti tidak akan membiarkan.

Akhirnya Omar harus sabar menghadapi kedua Abang iparnya yang kepo akan malam pertamanya hingga akhir kebersamaan mereka. Yang sejujurnya dia juga sebenarnya kepo banget kira-kira kapan bakalan kejadian. Duh!

Tapi lebih dari apapun abang-abang memang sangat ingin mendengar kabar baik bahwa sebagai suami istri Syifa dan Omar bisa melakukan hal itu. Karena hubungan suami istri itu sejatinya memiliki ikatan yang kuat yang bisa mengeratkan hubungan antara suami istri itu sendiri. Karena itu abang-abang terkesan ngompor. Karena kalau sampai detik ini mereka belum melakukan hubungan suami istri itu artinya Omar dan Syifa belum sepenuhnya saling menerima. Tapi mungkin memang terlalu cepat jika diwaktu sekarang ini. Sudah seharusnya mereka wajar. Mungkin mereka memang harus lebih lama bersabar dan mendoakan yang terbaik untuk kehidupan pernikahan adik tersayangnya.

Dan selama Omar ngobrol dengan abang-abang iparnya.

Syifa sibuk gledotan terus sama mamah sambil nyiapin makan siang, dan papah juga banyak introgasi Syifa tentang perlakuan suaminya. Papah Sodrun hanya ingin memastikan kalau anak perempuan kesayangannya tidak di sia-siakan. Nimbrung gitu di dapur.
Sedangkan kakak ipar pada ngurusin anak-anak yang baru pulang sekolah. Dan mereka semua berkumpul di meja makan akhirnya saat makan siang.

Tapi bagaimana pun suasana ribet, rame, dan rusuhnya kunjungan pertama ini. Pokoknya memang sangat membahagiakan rasanya. Karena mereka bisa berkumpul dan suasana seperti ini yang memang selalu dirindukan dari family time. Jarang-jarang juga bisa kumpul kalau di hari biasa seperti ini. Dan yang paling disyukuri adalah bisa melepas kangen sama mamah, sama papah juga, sama keluarga pokoknya.

***

Setelah sholat ashar Omar dan Syifa pun pamit pulang dari rumah orang tua Syifa karena mereka harus pergi berkunjung juga ke rumah orang tua Omar.

Kurang lebih sama lah suasananya di rumah Omar maupun rumah Syifa. Kakak-kakak perempuan Omar juga datang untuk menyambut kunjungan pertama Omar ini. Tapi para kakak ipar belum pada datang, katanya kalau pulang kerja baru datang aja, tapi ada satu kakak ipar pertama yang sudah hadir. Meski begitu suasana tetap seru. Bahkan bisa di bilang lebih seru. Karena kebetulan kalau sore gini emang udah pada nyantai. Jadi semua yang ada pada ngumpul dan ngobrol di ruang keluarga.

Dan obrolan pun masih perihal malam pertama. Tapi belajar dari pengalaman di rumah Syifa maka Omar tidak ingin menjawab pertanyaan kakak-kakaknya dengan jujur kali ini.

"Udah lah, pastinya dong." ngaku sesukanya Omar sambil bergaya sok puas.

"Berarti harapan mamah untuk punya cucu dari si bungsu akan segera menjadi kenyataan dong?" Reaksi mamah antusias.

"Aamiin" semua yang ada di ruang keluarga itu mengamini dengan bahagia kecuali Syifa.

Syifa yang duduk di samping Omar justru malah terkejut dan tidak menyangka samasekali dengan jawaban Omar. Tapi Syifa bisa apa masa bantah, yang ada mempermalukan diri dan suaminya. Jadi Syifa memutuskan membiarkan saja.

Dan yang namanya bohong sudah pasti berentet karena kalau udah bohong maka harus bohong lagi untuk menutupi kebohongan pertama. Tapi biarlah Omar berbohong kali ini. Semoga tidak akan ketahuan dan mengecewakan semua akhirnya. Semoga saja kebohongan Omar ini bisa ajadi kata-kata yang menjadi doa. Doa yang penuhi harapan. Doa yang didengar Tuhan dan semoga cepat atau lambat bisa dikabulkan.

"Jadi, gimana rasanya malam pertama? cerita dong." Si kakak ipar emang nih gak ada puasnya. Jadi, mau gak mau Omar melanjutkan karangan bebasnya.

"Rasanya wouw." Sok heboh parah bikin Syifa ngakak.

"Wah, Syifa bahagia sekali. Syifa jago gak Mar?"

Waduh pertanyaan macam apa tuh. Seketika tawa Syifa hilang tersekat. Tapi Omar malah sengaja makin gila ngarangnya soal Syifa.

"Syifa tuh, pokoknya uuuiih. Dan beuh.........."

"Apaan sih kak Omar, stop!"

Akhirnya Omar dan Syifa heboh berdua. Omar makin gila dengan cerita hoaks nya yang terniat. Dan Syifa berusaha keras membungkam mulut Omar yang bocor mendadak dan gak karuan itu.

Namun demikian hal itu membuat keluarga Omar merasa begitu bahagia melihat Omar dan Syifa seperti itu terlihat begitu dekat dan akrab satu sama lain. Keluarga pun merasa bersyukur, terutama mamah Gadis beliau sampai menitihkan air mata di buatnya.

Kebersamaan berkumpul dengan keluarga, membicarakan hal-hal yang tidak karuan hingga curhat tentang kesulitan dalam kehidupan memang hal yang sepele. Tapi teramat tidak mudah dilakukan karena semua orang punya kesibukan, bahkan seringkali tidak kita sadari hal sederhana seperti ini teramat berarti.

***

Setelah makan malam bersama dan melewati kebersamaan keluarga dan para kakak ipar pun datang pada akhirnya.

Omar dan Syifa pun tiba juga waktunya pulang. Kunjungan hari ini selesai. Kapan-kapan entah kapan pun itu. Saat ada waktu atau ada rasa ingin bertemu Omar dan Syifa tentu akan kembali datang. Sebagai anak yang selalu merindukan orang tuanya.

Namun kunjungan ini juga menyadarkan Syifa dan Omar bahwa kini mereka benar-benar sudah memiliki kehidupan yang berbeda.

Dulu orang tua dan keluarga tempatnya pulang. Kini ketika tengah menikmati kehangatan dan kebahagiaan bersama keluarga pun Omar dan Syifa masih merasa memiliki tempat untuk di tuju pulang, mereka punya rumah sendiri. Dan tempat mereka tidak lagi disisi ayah maupun ibu. Melainkan disisi Omar untuk Syifa. Dan di sisi Syifa bagi Omar.

Kini di dalam mobil menuju pulang, Omar dan Syifa mengobrol tentang kesan pertama pertemuan mereka dengan keluarga setelah seminggu samasekali tidak bertemu dengan mereka. Dan hanya menjalani kehidupan baru berdua saja.

Tapi Syifa terus menerus menguap selama obrolan itu.

"Kamu ngantuk ya? Tidur saja gakpapa." Omar memang perhatian.

"Enggak papa kak, nanti kakak bete lagi kalau aku tinggal tidur."

"Gak papa, aku bisa fokus nyetir malah."

"Maaf ya, kak aku kayaknya memang harus tidur, aku ngantuk banget huaaaa." Syifa pun akhirnya menyerah karena beneran ngantuk parah. Lalu mulai mencari posisi enak untuk tidur bersandar di kursinya seadanya.

Tapi dengan perhatiannya Omar justru meminggirkan mobilnya. Lalu menyarankan dan membantu Syifa mengatur bangkunya agar Syifa bisa lebih leluasa tidurnya.

Syifa awalnya mencoba mengatur sendiri drajat condongnya bangku tempat duduknya itu, tapi karena agak susah maka dengan kesediaan yang tulus Omar pun mengambil alih itu dan seketika membuat jarak yang begitu dekat antara dirinya dan Syifa. Meski begitu keduanya tetap berusaha dan terlihat wajar dalam ekspresi wajah mereka. Tapi tetap senyuman manis keduanya tidak bisa dinetralisir.

Dan sejujurnya hati keduanya teramat dag Dig dug namun bersyukur dan ingin sekali rasanya tetap bisa saling memandang sedekat mungkin begini lebih lama.

Tapi kan, ya, gak mungkin. Jadi, baik Syifa maupun Omar hanya semakin merekahkan senyum karena geli sendiri dan saling mentertawakan diri dan kembali pada niat semula. Yaitu Omar nyetir dan Syifa tidur.

Lalu Omar pun menyalakan radio mobil dengan volume rendah agar terdengar lantunan lembut lagu atau suara penyiar untuk mengantar tidur Syifa.

Sejujurnya Syifa juga sangat berterima kasih karena memang lantunan lagu itu bisa membuatnya semakin nyaman diposisikannya sekarang.

Dan kebetulan di radio itu sedang mengalun lagu syahdu yang merdu berjudul Waktu yang tepat. Dengan lirik yang manis, yang sesuai dengan kisah Omar dan Syifa. Tentang seorang yang ingin lepas dari cerita panjang masa lalu cintanya. Yang kemudian bertemu dengan seorang yang siap melangkah dan meyakinkan ragunya.

Sebenarnya lagu itu adalah lagu patah hati milik Fiersa Besari yang berjudul waktu yang salah. Yang berkisah tentang seorang yang tidak siap terluka dan seorang yang tidak bisa lepas dari cerita panjang masa lalu cintanya. Tapi memang kemudian di cover oleh pasangan unyu Anneth dan Deven jebolan idol junior.

Pokoknya lagu versi Anneth dan Deven ini menjadikan lagu yang pas untuk kisah Omar dan Syifa. Manis dan saling melengkapi. Sayang yang nyanyi bocah. Tapi karya bagus memang harus di apresiasi.

Dan pada akhirnya lagu ini menjadi pengantar tidur yang manis untuk Syifa. Yang membuat Syifa juga diam-diam tersenyum manis. Karena rasanya lagu ini mewakili perasaannya. Dan berharap Omar pun demikian.

Tentu saja Omar merasa juga bahwa lagu ini mewakili perasaannya. Dan sangat menikmati lagu ini. Sehingga lagu ini jadi teman terbaik Omar dalam menjaga Syifa yang terlelap di sampingnya di sepanjang perjalanan Mereka.

*****

Info:

Video di atas/awal adalah kompilasi video dan foto MarFa dengan backsound lagu cover Anneth dan Deven. Untuk yang penasaran seperti apa lagunya jangan lupa tonton videonya.

Jangan lupa like dan komen juga di cahenel YouTube nya ok!

Thank you....

Happy reading and happy watching 😘

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

5.3K 449 5
[Spin-off Neng Zulfa: Part Gus Aji dan Neng Shofiya ] Shofiya hanya mencintai Aji Shaka, suaminya. Namun sepertinya, sampai mati pun Aji tidak akan p...
5.8M 304K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
16.7K 1K 47
MENCERITAKAN KISAH DUA ORANG SAHABAT YANG SALING SAYANG,TERPISAH KARNA SANG PEREMPUAN PINDAH KE LUAR KOTA,, NAMUN PERTEMUAAN YANG SANGAT BERBEDA... P...
20.2K 1.7K 25
Beberapa orang datang dan pergi, tanpa tahu siapa yang akan menjadi pemilik hati. Sebanyak apapun Sakina memotret orang-orang yang pernah ditakdirkan...