DESTINO, YES SILBATOS ใ€Žโœ“ใ€

By softfrilovie

89.6K 9.5K 2.4K

๐ŸŒ PCY x JEJ๐ŸŒ  [BELUM REVISI, ISI KONTEN MASIH SAMA SEPERTI SAAT PERTAMA KALI DIPUBLISH TAHUN 2016: BAHASA BER... More

Prolog
Author's Note
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Forty
Forty One
Forty Two (END)
Epilog
๐ŸŽKado dari Author๐ŸŽ

Thirty Nine

528 66 46
By softfrilovie

Happy reading, terima kasih sudah sabar dan setia menunggu aku yang lelet update ini ╥_╥


-oOo-


Berkali-kali pipi Eunji ditepuk ringan setelah tubuhnya dibawa agak menyingkir dari pintu masuk-takut menghalangi pengunjung lain. Beberapa menit kemudian gadis itu terbangun, matanya terasa berkunang-kunang dengan pening menghinggapi.

Mendadak sekali Eunji tiba-tiba menangis histeris. Membuat Hayoung, Sehun, dan petugas rumah sakit terkejut. Mengira terjadi sesuatu padanya.

Hayoung menggoncang bahu Eunji, mencoba menyadarkan. "Jung Eunji, kau kenapa? Kenapa menangis? Kita ke sini untuk melihat keadaan Chanyeol, kau ingat?"

"Kenapa? Kita bahkan belum masuk ke dalam." Sehun ikut menimpali, memegang kepala Eunji, khawatir melihat tingkah tiba-tiba gadis itu.

"Chanye.. Chanyeol.. sudah mati."

Sehun, dan Hayoung mengerutkan kening. Lantas melirik pada seorang petugas rumah sakit yang juga berjongkok bersama mereka.

Diberi tatapan seperti itu petugas hanya mengedipkan mata bingung, "tadi memang ada pasien gawat darurat yang dinyatakan meninggal-"

Belum menyelesaikan kalimatnya, Eunji lebih dulu memotong dengan raungan makin histeris. Menggeleng sembari menjambak-jambak rambut.

"Hei hei tenang, okay," ujar Sehun, menahan pergelangan tangan Eunji.

"Tapi nama pasien yang meninggal barusan bukan Chanyeol seperti yang nona sebutkan. Pasien itu bernama Park Jinjoo."

"Hah?" Eunji membeo, menghentikan pergerakan tangannya. Menatap intens petugas rumah sakit.

"Tapi... Tadi ibu-ibu di sana-kalau begitu di mana suamiku berada sekarang?"

"Siapa nama lengkap suami anda, nona?"

"Park Chanyeol," Hayoung menyela seraya membantu Eunji yang masih sempoyongan untuk berdiri.

Sehun menghembuskan nafas, memang kaum wanita seringkali sawan pada hal-hal yang belum pasti. Contohnya Eunji ini. Pakai pingsan segala pula, sukses mengakibatkan Sehun maupun Hayoung nyaris terkena serangan jantung kedua kalinya.

Cukup kabar buruk dari Chanyeol, jangan ditambah-tambah lagi.

Petugas mengangguk, "mari ikuti saya." titahnya mengayunkan tangan.

Eunji menyeka air matanya, bersyukur teramat sangat bahwa Chanyeol tidak meninggal selayaknya yang ia kira. Bisa dipastikan Eunji tidak akan hidup dengan tenang bila hal itu benar-benar terjadi.

***

Chorong dan Suho masih dengan posisi yang sama, wajah mereka tenggelam di lekukan lengan yang menyatu.

Sementara Seulgi sibuk mondar-mandir sambil menggigiti kuku jari.

Sampai suara langkah kaki bersahutan dari arah lorong merampas atensi ketiga orang itu.

Tidak hanya Chorong ataupun Suho yang terbelalak, Seulgi juga melakukan hal yang sama. Tidak terpikirkan bahwa Eunji akan datang ke rumah sakit. Bukankah ia dan Chanyeol sedang bertengkar hebat?

Sialan.

Seulgi mengumpat dalam hati. Terjebak di antara dua pilihan. Pergi atau tetap tinggal. Jika Seulgi pergi, otomatis ia tidak bisa memantau perkembangan Chanyeol. Dan Seulgi benci itu. Dirinya sangat mencemaskan nyawa Chanyeol.

Namun jika Seulgi memilih tinggal, itu artinya dia harus tahan batin bersitegang dengan istri sah Chanyeol.

Tapi, bukankah saat ini kedudukannya lebih dari cukup untuk tinggal?

Kang Seulgi memantapkan niat, ia tetap akan di sana. Memastikan keselamatan Chanyeol adalah segalanya.

Eunji melambatkan laju larinya ketika matanya bersitubruk dengan gadis yang menjadi sebab utama ia dan Chanyeol bertengkar hebat belakangan ini.

Ada nyeri merambat di ulu hatinya mengetahui fakta bahwa Seulgi lebih dulu tiba di rumah sakit dibanding dirinya. Padahal Chanyeol masih suami Eunji. Baik di mata hukum maupun agama.

Merotasikan mata dengan tajam seolah tak bisa melihat eksistensi Seulgi, Eunji berjalan tenang mendekati Chorong yang kini menegang, seperti akan menangis.

"Kenapa kau tidak memberitahuku masalah ini? Kalau saja Sehun oppa tidak sengaja melihat Chanyeol datang ke rumah sakit ini, aku pasti tidak akan tahu apapun sampai sekarang. Kenapa kau melakukan ini padaku, Rong?"

Chorong ingin menjelaskan, tapi entah mengapa tenggorokannya tercekat. Gadis berponi itu tidak sanggup menjawab, hanya memulai tangisan tanpa suara.

Suho berdiri, menarik Chorong ke belakang.

"Ini salahku, Eunji. Maafkan aku. Semua ini salahku. Seandainya saja aku tidak memperburuk suasana hati Chanyeol. Seandainya saja aku-"

"Oke, stop. Itu tidak membantu apa-apa. Sekarang tugas kita hanya mendoakan Chanyeol. Setelah ini, aku ingin kalian membantuku menuntaskan semuanya. Semuanya."

Eunji menekankan kata terakhir, menatap lurus ke arah Chorong dan Suho bergantian. Kedua orang yang ditatap mengerti maksud dari penekanan itu, sepasang kekasih tersebut mengangguk lemah. Terlampau lemas akibat rentetan kejadian hari ini.

Sehun dan Hayoung mendudukkan diri di bangku panjang yang tersedia, tidak mau mencampuri urusan pelik rekan-rekannya untuk saat ini.

Netra Hayoung menangkap bagaimana gadis tersisih di ujung sana meremas pelan ujung kaosnya mendengar percakapan yang terbangun antara Eunji, Chorong, dan Suho.

Hayoung menggelengkan kepala, gadis itu rupanya benar memiliki keberanian di atas rata-rata selayaknya yang diceritakan Eunji padanya.

Buktinya, Seulgi tidak ada niatan sesenti pun berpindah dari posisinya. Bahkan saat ia tahu, orang-orang di sana (kerabat Chanyeol) kini tidak menganggap kehadirannya.

Mereka duduk bersisian, menyisakan Seulgi yang terus berdiri bersandar pada tembok di depan ruangan Chanyeol.

Eunji berulang kali memijat pangkal hidung, gemas sekali mendapati Seulgi yang menurutnya tidak tahu diri dan tak bisa membaca situasi.

Tidak bisakah Seulgi membaca raut muak Eunji?

Atau gadis itu sengaja pura-pura bodoh?

Sungguh menguji kesabaran tipis seorang Jung Eunji. Ah, ralat. Park Eunji!

Lumayan lama menunggu kabar dari dalam ruangan. Akhirnya seorang dokter keluar. Menurunkan masker yang dikenakan, dokter paruh baya mengedarkan pandangan.

Eunji sudah mengangkat tubuhnya tatkala Seulgi dengan kurang ajar bergerak gesit mendahului, berdiri berhadapan dengan dokter yang menangani Chanyeol.

"Anda keluarga pasien Park Chanyeol?" dokter tersebut bertanya, memandang Seulgi dengan keringat bercucuran.

"Sa.. Saya.."

Eunji muncul di tengah-tengah, sedikit mendorong Seulgi agar berhenti mengganggu haknya.

"Saya istrinya," sela Eunji, mencoba tenang. Walaupun greget sekali ingin menjambak Seulgi. Mumpung gadis itu berada di belakangnya detik ini.

Eunji sempat-sempatnya berdoa di dalam hati, semoga Tuhan mengembalikan sifat barbar dan galaknya dahulu sebelum menikah dengan Chanyeol. Agar Eunji bisa menggunakan hal itu pada Seulgi.

Sayang sekali, sifat langka itu telah lama tenggelam. Eunji yang sekarang entah apa sebabnya sangatlah lemah. Apalagi jika sudah berkaitan dengan Chanyeol dan hati.

Sang dokter menggumam sebentar, "baiklah nyonya Park, suami anda sudah melewati masa kritisnya. Tikaman pisau lumayan dalam jadi kami perlu menjahitnya. Untuk saat ini, hanya dua orang yang saya izinkan menengok tuan Park."

Eunji memegang dadanya, perasaan lega menghampiri. Chanyeol telah melewati masa kritisnya. Itu artinya Eunji tidak akan menjanda. Ya, karena gadis itu putuskan akan merebut kembali Chanyeol.

Beragam rencana yang disusun Chorong nyatanya tidak membuahkan hasil baik, justru mengantarkan mereka pada kemalangan nasib. Chanyeol yang harus menderita di dalam ruang serba putih berbau obat.

Namun, Eunji sedikit bersyukur. Akibat rencana gagal Chorong dan kegelisahan hatinya, akhirnya Eunji menyadari sesuatu. Sejauh apapun ia mencoba, sekeras apapun ia mengelak, Chanyeol masih memiliki banyak tempat-tidak, Chanyeol memiliki seluruh tempat di hatinya. Tak menyisakan setitik pun.

Hanya saja, kerikil terus menghantam. Dan bodohnya, Eunji terlalu lemah akan hal-hal itu.

Gadis cantik itu membatin, bukankah harusnya ia melawan? Mengambil seluruh hati Chanyeol dan tak memberikan celah segores pun dikuasai perempuan lain?

Chanyeol telah memperjuangkan dirinya di awal-awal kisah romansa mereka. Chanyeol-lah pusat kendali awal hingga Eunji bisa menikahi Chanyeol. Pria itu berjuang dengan gila-gilaan.

Eunji merasakan sebuah semangat menggebu bangkit dari dalam, atas peristiwa ini ia sadar, ini bukan waktu yang tepat untuk berlari. Bukankah akan lebih fantastis jika kini gantian Eunji yang memperjuangkan Chanyeol?

Memporak-porandakan keberanian Seulgi dengan kegigihan seorang istri. Terdengar lebih menggiurkan.

Bodoh, kini wanita itu merasa seperti penderita bipolar. Kenapa ia melakukan semua ini? Sejak awal ia telah salah langkah.

Eunji perlahan paham, yang ia butuhkan bukanlah kesadaran Chanyeol. Sebab Seulgi tak mungkin membiarkan Chanyeol pergi begitu saja-dilihat dari betapa beraninya gadis itu detik ini-memang harusnya Eunji-lah yang lebih tegas, memberi palang pada hak-hak miliknya. Dan berhenti menjadi lemah.

Maka gadis itu putuskan, permainan baru saja dimulai.

Hayoung dan Sehun bangkit mendapati Chorong dan Suho juga ikut andil memerhatikan penjelasan dokter.

Seulgi mendengus, ia tersisihkan makin ke belakang.

Tersadar dari lamunan singkatnya, Eunji tersenyum tipis. "Terima kasih, dokter. Saya dan Suho yang akan masuk ke dalam,"

Suho menoleh, berkaca-kaca karena Eunji masih memberinya kesempatan.

"Kau-lah yang membawa Chanyeol ke sini, 'kan? Kau orang yang melihatnya melakukan percobaan bunuh diri. Aku tahu itu juga pasti tidak mudah untukmu. Melihat temanmu sempat sekarat," Eunji menerangkan.

Chorong mengulas senyum, memeluk pacarnya yang sekarang terisak kecil. Pria itu dihantui bayangan bersalah.

Alis Seulgi bertaut tidak terima. Yang benar saja, Suho? Kenapa pria itu yang dibiarkan menjenguk Chanyeol lebih dulu padahal dia-lah penyebab Chanyeol hampir meregang nyawa.

Tanpa rasa takut, Seulgi memutar kaki tatkala dokter dan suster bergantian keluar dari ruangan Chanyeol membawa peralatan pasca penanganan darurat.

Gadis berperawakan tinggi itu menghadang langkah Eunji yang hendak memasuki ruang rawat Chanyeol, "biarkan aku ikut masuk. Aku lebih pantas, dibanding pria ini." tunjuknya pada Suho.

Hayoung yang biasanya tenang mendadak geram, berniat maju melawan Seulgi sebelum tangan suaminya mencegat.

"Tidak usah ikut campur. Eunji harus bisa menanganinya sendiri," tutur Sehun lembut. Hayoung berdecak namun tetap mengikuti intruksi suami. Istri berbakti.

Chorong sudah membuka sedikit mulutnya ketika helaan teramat kasar keluar dari mulut Eunji.

Perempuan yang digadang-gadang sedang mengandung itu memejamkan mata sejenak, mengontrol diri.

Ini saat yang tepat untuk pembukaan pertunjukan dimulai.

"Tidak." jawab Eunji singkat namun tegas. Raut datarnya membuat Seulgi kesusahan menerka bagaimana suasana hati Eunji sebenarnya.

Seulgi berdecak, "Hei, aku-"

"Kau tidak dengar? Aku bilang tidak. Menyingkirlah dari jalanku, aku mau menemui suamiku." Eunji sengaja menekankan setiap kata, jaga-jaga saja kalau Seulgi si keras kepala mau pura-pura tuli.

Kesal atas perlakuan Eunji, Seulgi memutar mata nampak jengah. "Aku tetap akan ikut masuk ke dalam. Asal kau tahu, selama kau kabur dari rumah, aku-lah yang menemani Chanyeol di masa terpuru-"

"Aku tidak kabur. Hanya pergi sebentar untuk membuat Chanyeol rindu padaku, dan menyadari bahwa akulah satu-satunya yang ia butuhkan. Kalau boleh kutanya, kau siapa?" balas Eunji sengit, menatap Seulgi dengan pandangan merendahkan. Mencoba menyadarkan cewek itu bahwa dia bukanlah siapa-siapa di sini.

Merasa terhina, Seulgi menggertakan gigi. Memutar tubuh cepat, hendak menerobos masuk ke dalam ruangan Chanyeol.

Retina lima orang lainnya terbelalak-terutama Eunji. Sesegera mungkin Eunji menarik kerah belakang Seulgi, menyeret gadis itu hingga terjatuh ke lantai. Masa bodoh kini mereka jadi tontonan keluarga pasien lain yang juga sedang menjenguk di sepanjang lorong.

Eunji sungguh sudah muak!

Ia lelah bermain-main. Tak hanya fisik, hatinya juga. Seulgi terlalu lama masuk ke dalam skenario hidupnya bersama Chanyeol yang harusnya berputar dengan indah.

"Ah," mengerang pelan, Seulgi rasa telapak tangannya lecet.

Baru saja ingin kembali bangkit, Eunji lebih dulu menarik tangan Suho, memasukkan pria itu ke dalam ruangan. Lalu Eunji berdiri di ambang pintu, menatap lurus ke arah Seulgi.

"Berhenti melalukan hal konyol, mulai sekarang aku tidak akan segan-segan mengajarimu tata krama,"

"Aku juga bagian dari kehidupan Chanyeol, aku pantas melihat keadaannya!" pekik Seulgi, bersikeras.

"Dan aku istrinya!"

Bersamaan dengan kalimat itu, Eunji menyusul masuk ke dalam ruangan, menutup pintu. Menyisakan Seulgi dengan tangan terkepal terduduk di lantai.

Hayoung tertawa dalam hati, melipat tangan di dada. Sehun menggelengkan kepala, ternyata sinetron-sinetron di televisi benar ada di dunia nyata. Pria tampan itu jadi teringat sinetron azab pelakor yang pernah ditonton Hayoung.

Chorong mendengus, mata bengkaknya tak menghalangi niatannya untuk mengejek gadis yang terduduk di lantai. "Seulgi, apa aku bilang, kau tidak akan dapat apa-apa."

Seulgi berdiri, menggosok-gosok telapak tangan pada celana. Mengangkat tinggi dagu, "Aku belum menyerah. Kau pikir aku semudah itu? Chanyeol sejujurnya masih membutuhkanku, aku tahu itu." sahutnya.

Kemudian Seulgi melangkah menjauh, Chorong kira perempuan kuadrat dari keras kepala itu akan pulang karena malu. Ternyata hanya pergi duduk ke kursi panjang lain. Melipat tangan di dada, sepertinya enggan menjauh sampai mendapat kabar tentang Chanyeol.

TO BE CONTINUE...

A/N: Gimana chapter ini? Ngefeel aja nggak sih? Aku gak tau lagi apakah alurnya masih tetep di arah yang bener apa nggak. Setelah ini tamat insya Allah bakal aku revisi dan perbaiki semua dari awal. Terlebih untuk penulisan berantakan di awal-awal chapter dulu (karena ini pertama kali di tulis tahun 2016)

Sedikit info, cerita ini batal tamat di chapter 40. Aku tambahin dikit, cerita ini bakal tamat di chapter 42.

Tinggalkan komentarnya ya, ily💕💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

245K 14.6K 28
{BOOK 2 OF BAD HABITS} Jika kau mencintainya, nikahi pula lah dia. Copyright ยฉ2014 by Desmarmen , All Rights Reserved.
35.2K 3.7K 30
Tzuyu and her beloved fate, Jungkook. Written in Bahasa, 2019. Masih tahap revisi, jadi mohon maaf kalau banyak ketidaknyamanan dalam membaca.
42.6K 6K 23
Bagaimana caramu memandang jodoh? "yang aku tahu, jodoh itu yang sehidup semati dengan kita" - DKS "mungkin aku sependapat denganmu, tapi bukankah...
757 210 19
Berniat healing dengan mengunjungi desa neneknya, Berlian justru diteror oleh sesosok hantu perempuan dengan wajah dan tubuh penuh luka cabik. Hantu...