DESTINO, YES SILBATOS γ€Žβœ“γ€

By softfrilovie

89.6K 9.5K 2.4K

🌠PCY x JEJ🌠 [BELUM REVISI, ISI KONTEN MASIH SAMA SEPERTI SAAT PERTAMA KALI DIPUBLISH TAHUN 2016: BAHASA BER... More

Prolog
Author's Note
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two (END)
Epilog
🎁Kado dari Author🎁

Thirty Eight

478 71 40
By softfrilovie

Hmm, seminggu kemudian baru update. Cuma bisa bilang maafkan dirikuh🙇😿
Ayo-ayo tagih aja besok-besok, walaupun nggak janji cepet setidaknya aku usahain krna kalian nagih, takut lupa diri huhuhu. Chapter kali ini angst-sad (gatau sih ngefeel apa nggak), siapkan diri kalian.

-ooo-


Suho merentangkan tangan ke depan, bingung harus mengambil langkah apa saat ini. Di kepalanya terangkai beragam rencana, bagaimana cara menghentikan kebodohan Park Chanyeol yang berusaha melakukan percobaan bunuh diri.

Maksud Suho-hei, kalau mau coba bunuh diri, tidak bisakah pilih alat yang lebih kalem? Chanyeol begitu ekstrim, langsung memilih pisau daging ukuran jumbo sebagai alat percobaan bunuh diri.

"Chanyeol, tenangkan dirimu! Tatap aku, tatap aku! Kau sedang tidak sehat, demi Tuhan..."

Suho berujar gelisah, berdiri dengan jarak cukup jauh dari Chanyeol. Karena Chanyeol mengancam akan menggerek dirinya kalau Suho berani mendekat apalagi mencegah niatannya.

Chanyeol menitikkan air mata, menekan pisau daging dalam genggamannya ke arah leher.

Suho meneguh ludahnya yang mendadak kering. Dia pikir akan ikut gila karena disuguhi kejadian menegangkan begini.

"Chanyeol, turunkan pisaunya." Suho mengubah intonasi suaranya, lebih lembut dan mencoba tidak meninggalkan kesan menyuruh-nyuruh.

"Kau bilang Eunji sudah tidak mencintaiku. Kau bilang Eunji ingin bercerai denganku. Jadi apa gunanya aku hidup, sialan?!"

Emosi Chanyeol meluap-luap, matanya memerah. Ini situasi yang tidak tepat untuk mendeskripsikan penampilan Chanyeol, tapi serius pria itu terlihat seperti gembel. Gembel putus asa yang mempraktikkan percobaan bunuh diri.

Suho mengibaskan tangan di udara. "Tidak-aku-maksudku-anu... Chanyeol, pokoknya tenangkan dulu dirimu. Kita bicara baik-baik, okay?"

Chanyeol menggeleng, air mata yang awalnya mengering kini bisa menetes sedikit demi sedikit. Sakit sekali. Perasaan Chanyeol rasanya teriris mendengar Suho mengatakan Eunji ingin bercerai dengannya.

Kenapa dunia kejam pada Chanyeol? Bukankah semua orang pernah melakukan kesalahan? Kenapa hanya dirinya yang disiksa separah ini? Tuhan bahkan tahu, Chanyeol tidak berdaya tanpa Eunji.

Dia menyesal... Semenyesal-menyesalnya. Tidak bisakah Chanyeol diberi kesempatan lagi? Untuk membangun rumah tangga sesuai impian? Mendampingi Eunji sebagai suami yang baik?

"Chanyeol, aku bisa jelaskan. Turunkan pisaunya."

Pria itu mengerjap, kembali ke alam sadarnya. Suara Suho membawa Chanyeol kembali. Ia menggeleng kuat.

"Katakan padaku, dimana Eunji?" suara Chanyeol parau, menatap Suho dengan raut frustasi. "Aku-aku... Tidak bolehkan aku bertemu dengannya sekali saja? Aku membutuhkannya," racau Chanyeol, kehilangan arah.

Suho bimbang. Dahinya mendadak sedikit berkeringat. Pertanyaan sakral ini. Chanyeol menanyakan hal yang Chorong paksakan pada Suho untuk dirahasiakan. Tidak mungkin Suho membocorkan segalanya. Bisa mati ia dibunuh Chorong seperkian detik setelah gadis itu tahu Suho tidak menjalankan perintah sesuai arahan si gadis.

Tapi, sebagian dari hati Suho prihatin. Chanyeol tetaplah sahabatnya. Dan dia sadar, Chanyeol dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Aku tidak tahu, Chanyeol." akhirnya kata itu yang keluar dari mulut Suho.

Chanyeol menggeleng. "Kau tidak tahu? Lalu kenapa firasatku mengatakan sebaliknya?"

Degup jantung Suho melonjak naik, menatap Chanyeol dengan tatapan bersalah.

"Chanyeol, aku-"

"Kalau kau memang ingin memisahkanku dari Eunji, kalau memang benar yang kau katakan Eunji mau bercerai denganku... Ini tidak akan berhasil. Aku- aku akan mengakhirinya!"

"CHANYEOL! KAU GILA! CHANYEOL!!!"

Kelopak mata Suho melebar, jantungnya memompa cepat sekan terjun bebas dari tempatnya menuju perut. Pernafasan pria tampan itu tak beraturan. Untuk beberapa saat, Suho hanya terpaku. Tidak dapat berkutik ataupun berpikir.

Pisau daging berukuran besar tergeletak di samping tubuh Chanyeol. Cukup banyak darah-tidak, ini kolam darah! Suho tidak bisa menahan diri, ia berteriak kencang dengan suara bass menggema di penjuru kamar apartemen milik Chanyeol.

Chanyeol jatuh bersimpah darah di dapur setelah menggerek lehernya sendiri.

Sesudah pikirannya kembali normal beberapa menit kemudian, Suho berlari secepat kereta shinkansen ke arah Chanyeol. Menangis, Suho mengguncang tubuh Chanyeol. Mencari kain untuk menahan pendarahan temannya.

Pria tampan itu sesegera mungkin menghubungi line telepon darurat kantor polisi terdekat, 112.

Sambungan terhubung.

Suho berujar histeris, "Tolong kirim ambulance, temanku sekarat!"

***

Sekitar setengah jam Chorong dan Seulgi beradu pendapat-sembari beradu tatapan laser. Sudah mirip debat presiden.

Chorong menyerah.

Cewek itu bersedekap. "Sepertinya tidak ada lagi yang perlu aku bicarakan dengan orang keras kepala sepertimu. Cukup ingat kata-kataku barusan," katanya ringan namun tegas.

Seulgi mendengus. Tidak peduli.

Si gadis berponi datar hendak memutar kembali langkah menuju mobil yang terparkir di belakang mobil Seulgi sampai sebuah panggilan memecah tujuan awal Chorong.

Chorong mengambil ponsel dalam saku celananya, menggeser tombol terima.

"Halo?"

"....."

Mata Chorong membelo, refleks berhenti melangkah. Cewek itu termenung seperkian detik, membuat Seulgi yang sedang murung memandangi punggungnya jadi mengernyitkan kening melihat Chorong tidak melanjutkan langkahnya.

"Kirim alamatnya, aku ke sana!" tutur Chorong sebelum memutus sambungan telepon.

Membuka pintu mobil tergesa, Chorong menutup pintu mobil dengan cara membanting.

Ada perasaan aneh di dada Seulgi melihat kepergian Chorong yang tergesa-gesa seperti dikejar sesuatu hal.

Seulgi baru beberapa tapak ingin memasuki rumahnya saat pikiran gadis itu meronta minta melakukan hal lain.

Seulgi memutar tubuh, memasuki mobilnya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi perasaannya menyuruh perempuan itu untuk membuntuti mobil Chorong.

Saat melihat tujuan mereka menuju rumah sakit, tidak bisa dipungkiri dada Seulgi berkecamuk.

Apa alasan Chorong tergesa ke rumah sakit? Apakah benar firasat Seulgi bahwa Chorong yang menyembunyikan istri Chanyeol? Eunji berada di rumah sakit? Kenapa?

Pertanyaan beruntun yang tidak memiliki jawaban melintas bergantian di kepala Seulgi. Awalnya ia ragu, tidak mau melanjutkan diri mengekori Chorong.

Tapi, melihat sekitar lima menit kemudian ambulance datang dan Chorong berlari sigap menghampiri ambulance, mata Seulgi memicing.

Di atas kasur dorong, sosok lelaki jangkung yang senyumnya selalu terngiang-ngiang dalam tidur Seulgi terbaring lemah.

Tanpa bisa ditahan-tahan, air mata lolos begitu saja. Seulgi berlari keluar. Mengejar Chanyeol yang dibawa masuk ke ruang unit gawat darurat.

***

Eunji tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Setelah ditinggal Hayoung untuk beristirahat, Eunji mendadak mual-mual di dalam kamar. Berakhir menggiring dirinya ke dalam kamar mandi.

Wanita cantik itu memuntahkan isi perutnya.

Merasa tidak lagi ingin muntah, Eunji membasuh pinggir bibir, berdiri di depan cermin toilet kamar tamu di rumah pasangan suami istri Sehun-Hayoung.

Pucat pasi. Eunji juga tidak bersemangat menghabiskan makanannya belakangan ini.

Sungguh, Eunji tidak mau berspekulasi macam-macam. Tidak mau melukai hatinya dengan fakta-fakta lain selain Chanyeol yang telah berubah. Tapi, semakin Eunji pikirkan, hatinya semakin menjerit. Seolah berteriak bahwa segala pikirannya saat ini adalah benar.
Eunji membasuh keseluruhan wajahnya kasar, menatap pantulan dirinya yang menyedihkan.

"Aku benar-benar tidak menginginkan kehadiranmu untuk saat ini," monolognya. Meskipun begitu, memang manusia diciptakan untuk mengkhianati perkataannya sendiri.

Eunji meminta tolong pada Hayoung untuk menelpon Sehun yang masih belum pulang sebab ada urusan di luar, menyuruh Sehun singgah membelikannya testpack di apotek sebelum pulang ke rumah.

Hayoung mengusap punggung Eunji, "kau tidak apa-apa, 'kan?"

Menghelah nafas seakan beban seluruh galaksi ada di pundaknya, Eunji mengangguk. "Aku baik-baik saja. Lagipula itu belum tentu benar."

"Aku akan membuatkanmu teh hangat, kembalilah ke kamarmu. Biar aku antarkan ke sana." Hayoung memberi perintah.

Eunji menurut. Berjalan gontai menuju kamar tamu yang tadi di tempatinya. Gadis tersebut merenung, menerawang jauh. Jika diingat-ingat, itu mungkin saja terjadi. Iya, Eunji mungkin saja hamil. Karena ia dan Chanyeol telah melakukannya beberapa kali tanpa pengaman.

Hanya saja... Kenapa harus sekarang?

Tidak sampai tiga menit, Hayoung kembali menampakkan batang hidungnya. Membawa segelas teh hangat dan biskuit di atas nampan.

"Minumlah, dan makan juga biskuitnya. Kau tidak perlu terlalu banyak pikiran, ya?"

Eunji tersenyum kecut, menggapai gelas tehnya. Bagaimana bisa ia tidak banyak pikiran di saat seperti ini? Sekeras apapun cewek itu mencoba mengenyahkan atau setidaknya menyampingkan persepsi-persepsi tidak diinginkan detik ini, segalanya sia-sia.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa kalau sampai hal itu benar terjadi." ucap Eunji seraya menyeruput tehnya.

Hayoung mendesah, "Aku tahu. Kau tidak sedang di posisi menguntungkan untuk memiliki anak. Tapi, jangan biarkan kondisi ini mengubahmu jadi wanita jahat. Kau mengerti maksudku, 'kan?"

Sang gadis yang ditanya mengangguk, ia mengerti. Hanya saja tidak bisa mengontrol perasaannya. Perkara memiliki anak bukanlah hal mudah. Apalagi saat dirimu berada dalam status abu-abu bersama ayah si anak.

Terhanyut dalam perbincangan serius, mereka sampai tidak sadar Sehun telah tiba di rumah hingga tiba-tiba cowok berparas menawan itu memutar knop pintu, masuk ke dalam kamar tamu.

Hayoung mengerutkan dahi, nafas Sehun nampak tersengal. "Ada apa denganmu, sayang?" tanya Hayoung keheranan.

Hayoung berdiri, otomatis Eunji ikut berdiri. Ia melihat Sehun menenteng kresek hitam di tangannya, itu pasti benda pesanan Eunji.

"Kau bawa pesananku, opp-"

"Chanyeol! Suamimu! Eunji, suamimu-"

Hayoung dan Eunji kompak membolakan mata mereka yang sipit. Rasa tidak nyaman tiba-tiba berdesir hebat di tubuh Eunji. Ia punya feeling buruk, terlebih mendapati raut tidak menyenangkan yang dipamerkan Sehun.

Eunji masih mengunci mulutnya. Tidak ada suara yang keluar.

"Suamimu dibawa ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri! Dia menggerek lehernya dengan pisau daging!"

Mencelos.

Suara retakan itu terdengar nyaring-berasal dari gelas yang terjatuh dalam genggaman Eunji-datang bersamaan dengan dentuman keras menghantam ulu hati si gadis.

Bukan ini yang Eunji ingin dengar mengenai sosok bertelinga lebar bernama Park Chanyeol.

Harusnya Chorong yang datang dengan kabar-yang diharapkan Eunji-baik. Kenapa justru Sehun? Kenapa?!

"Dia di Sahmyook medical center. Aku tidak sengaja melihatnya di sana. Kau mau ikut denganku?"

***

Sejak tadi air mata mengaliri pipi Seulgi, lebih deras dari air mata yang dikeluarkan Chorong ataupun Suho.

Sampai detik ini, sembari menunggu Chanyeol mendapat penanganan darurat di ruang tunggu depan ruangan, Chorong dan Suho masih speechless (bungkam seribu bahasa). Bahkan Suho masih bergetar hebat.

Tidak ada keberanian pada diri Chorong untuk menghubungi Eunji.

Ia gagal. Chorong merasa gagal menjalankan rencana yang telah ia susun sedemikian rupa untuk merebut kembali kebahagiaan Eunji. Pelakon utama, orang yang seharusnya memberikan kembali kebahagiaan Eunji kini terbaring lemas berjuang melawan ajal di dalam kamar penuh warna putih berbau obat-obatan.

Apa lagi yang bisa Chorong perbuat? Ia gagal.

"Harusnya kau menghentikannya! Bukannya memanas-manasinya dengan hal-hal bodoh!"

Seulgi berteriak nyaring, memandang tajam Suho. Cewek itu sudah mendengar kronologi kejadian dari Suho-cocoknya disebut menguping penjelasan, ia tidak terima.

Chorong yang matanya juga sembab menoleh, mendelik. "Omong kosong! Jangan ikut campur, bukankah sekarang lebih baik kau berdoa dibanding menyalahkan orang lain?"

"Tapi Chanyeol tidak akan menderita begini kalau saja pacarmu itu tak menambah beban pikirannya! Kalian ini temannya atau bukan?!"

Chorong terisak, menutup wajahnya. Semua karena dirinya, sekarang Suho akan disalahkan semua orang. Ini karena Chorong menyeret-nyeret Suho dalam rencananya yang ternyata tidak berhasil.

Suho tidak berkutik. Tidak juga punya tenaga untuk sekadar membela diri. Pria itu berjongkok di samping ruangan Chanyeol, menundukkan kepalanya.

"Aku bersumpah akan menuntut pertanggungjawaban kalian kalau terjadi sesuatu pada Chanyeol!" sentak Seulgi, mengakhiri ucapannya.

***

Dengan pakaian yang tidak diganti-berhiaskan bercak ketumpahan teh, rambut kusut karena diikat asal-asalan, dan sendal berbeda warna, Eunji merengsek cepat membuka pintu mobil.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Chorong tidak menghubunginya? Sedangkan Sehun bilang, pria itu melihat Chorong dan Suho juga berada di rumah sakit ini.

Eunji memimpin di depan, meninggalkan Sehun dan Hayoung yang tertinggal karena harus memarkirkan mobil terlebih dahulu.

Sehun berdecak, "Sayang, turunlah. Ikuti Eunji. Aku menyusul kalian."

Pikiran Eunji kalut. Ia berniat hendak menyusuri lorong UGD Sahmyook medical center.

Tertatih-tatih, Eunji yang menghentikan kakinya di depan pintu masuk utama ruang UGD termenung.

Termenung setelah mendengar dua ibu berbincang di luar gedung. Cukup jauh tapi masih terdengar di telinga Eunji.

"Kasihan, pemuda itu kelihatan masih muda. Katanya bunuh diri menggunakan pisau. Wajahnya tampan." ibu berbaju kuning buka mulut.

Eunji diam di bagian depan pintu masuk utama UGD, membuat beberapa pihak rumah sakit kebingungan memandanginya.

"Marganya juga Park sama sepertiku. Umur memang tidak ada yang tahu, dia cepat sekali kembali ke pangkuan Tuhan. Kasihan." ibu lain menimpali.

Pasokan oksigen di sekitar Eunji terasa menghilang. Untuk sesaat ia lupa caranya bernafas.

Hayoung kelihatan berlari di belakang, "Kenapa tidak masuk? Chanyeol pasti ada di dalam salah satu ruangan di sana." pekik Hayoung, menyaksikan Eunji membatu hanya sampai di depan gedung, belum masuk ke dalam.

Belum juga berhasil menjangkau pundak Eunji, Hayoung sudah dibuat terkaget karena si gadis terjatuh keras ke lantai. Menimbulkan bunyi hantaman kuat.

"Eunji! Eunji!" Hayoung menepuk-nepuk pipi gadis dalam pelukannya.

Pihak rumah sakit mendatangi, menanyakan apa yang terjadi di sana. Sehun yang baru tiba mengusap kasar wajahnya, kenapa lagi ini?

"Eunji, bangunlah!"

To Be Continue....



A/N: ngefeel nggak sih???? Takut banget buatnya sumpah. Jadi menurut kalian apa yang sebenarnya terjadi? Chanyeol beneran mati atau tidak? Apa yang bakal terjadi selanjutnya? Ayo komen di sini. Aku suka baca komentar kalian huhu. Jan lupa ditagih ya kalau seminggu aku nggak update, biar tau diri. Semoga suka chapter ini ya. Byebye. Ditunggu chapter selanjutnya. Ily💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

20.8K 2.2K 36
βš οΈβ›” Mature Content, Romance, Familyβ›”βš οΈ Jimin terjebak dalam dunia yang tak pernah ia ketahui. Di kejar layaknya buronan hingga ia dipertemukan dengan...
1.8K 217 38
"Saya bukan mas-mas." Yudhis "Saya ngga mau panggil nama langsung. Berasa jadi anak durhaka tau!" Raya
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.3K 9
⚠️ dirty and frontal words πŸ”ž Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
65K 8.1K 41
[Be Wise! Mature Content] Menikah dengan sahabat sendiri dan tanpa melewati proses pacaran, rupanya banyak sekali hal tak terduga yang baru Bitna ket...