DESTINO, YES SILBATOS 『✓』

By softfrilovie

89.6K 9.5K 2.4K

🌠PCY x JEJ🌠 [BELUM REVISI, ISI KONTEN MASIH SAMA SEPERTI SAAT PERTAMA KALI DIPUBLISH TAHUN 2016: BAHASA BER... More

Prolog
Author's Note
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two (END)
Epilog
🎁Kado dari Author🎁

Thirty Seven

552 67 67
By softfrilovie

Sorry telat sehari dari janji jadwal update (yg seharusnya kemarin) hari ini aku juga ga bisa double up (aku usahakan besok up lagi), semoga bisa kalian nikmati. Maaf sedalam-dalamnya karena selalu menggantungkan kalian yg sudah setia. Serius, aku sayang bnget sama kalian💕

-oOo-


Sesuai janjinya pada Eunji, Chorong ingin merealisasikan suatu pengintaian. Memastikan satu hal sebelum membantu Eunji membuat keputusan akhir. Satu-satunya cara untuk memastikan hal ini memerlukan bantuan orang lain, tidak lain adalah pacar Chorong.

Maka sesegera mungkin, gadis itu menelpon Suho. Tepat setelah panggilan terhubung, Chorong berdiri, memasang kembali masker dan topi hitamnya.

"Sayang, aku butuh bantuanmu. Kau tidak boleh menolak. Dan itu artinya kau harus berkhianat sebentar pada Chanyeol," ujar Chorong dengan ponsel menempel di samping telinga.

Chorong tersenyum mendengar jawaban orang di seberang.

"Baik, aku akan menemuimu sekarang. Tunggu aku," sambung Chorong.

Eunji yang sedang duduk bersila mengamati Chorong, menarik nafas panjang lalu mengembuskannya dengan kasar. "Aku harap semuanya berjalan lancar, Rong. Karena jujur, aku kehilangan kepercayaan diriku."

Chorong mengangguk. "Ini akan menentukan masa depanmu. Aku akan melakukannya dengan hati-hati,"

***

Chanyeol terdiam. Otaknya tak berhenti bekerja dengan keras, memikirkan semua kejadian yang terjadi secara cepat namun menghancurkan segalanya di masa-masa semester awal kuliah.

Semua ini terasa sangat salah. Bahkan duduk dengan jarak cukup jauh bersama Seulgi saat ini terasa sangat salah. Pria itu merutuk dalam hati, harusnya kisah cintanya tidak berubah menjadi drama berbelit begini.

Chanyeol menolehkan kepala, melirik sekilas Seulgi kemudian memijat pelipisnya, pusing setengah mati. Dia membutuhkan Eunji.

Seulgi yang melihat tingkah Chanyeol yang nampak frustasi mengikis jarak. Tapi, Chanyeol tiba-tiba berdiri, membuat Seulgi berkedip beberapa kali, kebingungan.

Dengan susah payah Chanyeol berusaha berbicara, tenggorokan yang kering akibat menangis terus-menerus kemarin menjadi faktor kesulitan berbicara pria itu.

"Kenapa, Chanyeol?" tanya Seulgi, matanya memerah. "Ini sudah hampir setengah jam aku di sini dan kau tidak sedikitpun memberi penjelasan. Aku- aku tidak bisa melihatmu menderita begini,"

Chanyeol meneguk ludahnya, suara yang keluar serak. "Aku mohon untuk tidak menemuiku lagi. Istriku... Dia pergi karena kita. Kedekatan kita. Aku mau disudahi di sini saja." suara itu lebih terdengar seperti bisikan, tapi Seulgi bisa mendengar seluruhnya. Seluruh kata menyakitkan itu.

Seulgi ikut berdiri. "Aku pikir kita lebih dari itu, tapi semudah ini kau mengatakan ingin tidak saling bertemu?" mata gadis itu makin memerah, menatap Chanyeol.

Chanyeol memalingkan wajah, tidak ingin melihat Seulgi dan air mata yang menggenangi pipinya. Kini di pikiran pria itu muncul seulas bayangan sang istri, apa yang akan dilakukannya kalau tahu Chanyeol bersama Seulgi detik ini?

"Aku tidak ingin mengecewakan istriku lebih banyak lagi, Seulgi. Kumohon mengertilah," desis Chanyeol menyahut. Tenggorokannya sakit, tapi perkara ini harus diselesaikan. Agar Chanyeol bisa kembali hidup, dan bernafas dengan tenang. Bersama sang istri yang entah dimana keberadaannya.

Seulgi merasa sebagian dari dirinya runtuh. Harapan dan ekspektasi yang telah ia bangun. Hancur sudah. Dengan runtutan kalimat Chanyeol yang menyiratkan ketidakmauannya melihat wajah Seulgi lagi, maka itu tandanya dunia Seulgi telah runtuh.

Gadis itu jatuh terjongkok, menutup wajah dengan dua tangannya. "Seandainya aku bertemu denganmu lebih dulu... seandainya aku tidak datang di waktu yang salah, apakah kau akan menerimaku?" isak Seulgi, mengeluarkan pertanyaan. Ia butuh jawaban.

Chanyeol mendudukkan diri di sofa. "Tidak akan ada yang berubah, Seulgi. Setelah kepergian Eunji, aku sadar bahwa dialah satu-satunya poros kehidupanku. Tempatku seharusnya berada. Maaf tapi kurasa, kita... hanyalah penghambat rumah tanggaku,"

Lalu tangisan Seulgi mengeras. Bahkan rasanya tidak sesakit ini ketika dirinya terjatuh dari sepeda ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, walaupun saat itu Seulgi harus menerima tiga jahitan akibat kepala yang bocor. Membayangkan dirinya ditinggal Chanyeol, beribu kali jauh lebih sakit.

***

Suho menatap pacarnya yang duduk di sebelah kiri, memperhatikan bagaimana tangan-tangan ramping gadis itu bergerak gelisah.

"Tenanglah, sayang. Mungkin Seulgi hanya mampir memeriksa keadaan Chanyeol." ucap Suho berusaha menenangkan.

Chorong refleks memutar kepala cepat, menghujami Suho dengan tatapan tajam. "Mampir apanya sih?! Kenapa juga Seulgi perlu merepotkan dirinya mendatangi Chanyeol dan berdua-duaan di dalam apartemen pria itu saat istri Chanyeol sedang bersedih hati di tempat lain, kenapa?!"

Kim Joonmyeon alias Suho merapatkan bibir. Dalam hati mendumel, mengapa jadi ia yang dimarahi habis-habisan oleh Chorong?

Chorong mendengus. Gadis poni rata itu masih mengamati dengan teliti mobil Seulgi yang terparkir di parkiran apartemen. Berani-beraninya wanita satu itu menemui Chanyeol di tengah situasi panas begini? Tidak tahukah dia Eunji begitu tersiksa sekarang?

"Suho, kau harus masuk ke dalam. Datangi kamar Chanyeol, lihat apa yang sedang mereka perbuat." Chorong memerintah. Tidak lagi menggunakan embel-embel "sayang" pada kekasihnya.

Suho menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Saat kau bilang perlu bantuan untuk mengkhianati Chanyeol sebentar, aku tidak menyangka ini maksudnya."

"Kenapa?! Kau tidak mau membantu? Mau membela sahabatmu itu, yang telah menyiksa Eunji belakangan ini? Iya?!"

Secepat kilat Suho mengayun-ayunkan tangan di udara, menyangkal pernyataan Chorong. Gadis itu sangat sangar di waktu-waktu tertentu. Membuat nyali Suho mendadak menciut.

"Bukan begitu, sayang. Baiklah, aku akan masuk ke dalam."

"Jangan sampai Chanyeol tahu aku yang menyuruhmu. Gunakan kemampuan aktingmu yang minim itu, awas saja kalau sampai kau memberitahu Chanyeol bahwa aku ada di sini. Kita akan langsung putus."

Suho melotot. "Astaga, iya sayang iya. Kau benar-benar menyeramkan. Aku akan melaksanakan tugas dengan baik. Kau cukup duduk di sini dan berhenti mengancam yang tidak-tidak."

"Bagus. Sekarang masuklah,"

Tepat setelah memberi ultimatum perintah, Suho merapikan penampilan dan hendak keluar dari mobil. Tapi pergerakan mereka harus tertunda.

Chorong menarik lengan Suho, segera gadis itu turunkan kursi mobilnya. Di sana, tepat di depan lobi, lumayan jauh dari parkiran tapi masih terlihat jelas, Chanyeol berdiri berhadapan dengan Seulgi. Hanya wajah Seulgi dan punggung Chanyeol yang terlihat. Karena Chanyeol membelakangi posisi mobil Chorong.

"Kenapa mereka keluar? Kita terlambat?" bisik Chorong.

"Mana aku tahu. Sepertinya begitu." balas Suho balik berbisik.

"Sialan, mereka masih berani bertemu setelah kepergian Eunji. Apa mereka tidak punya hati nurani?!"

Suho membekap mulut pacarnya. "Diamlah. Aku berusaha berkonsentrasi membaca pergerakan bibir Seulgi."

Chorong memutar mata malas. Hatinya ikut memanas. So, begini rasanya jadi seorang Jung Eunji yang harus melihat kedekatan suaminya dengan perempuan lain?

"Dia bilang selamat tinggal."

"Apanya?" tanya Chorong, bernada kesal. Sungguh, pemandangan Chanyeol dan Seulgi membuat aura negatif gadis itu menguar hebat ke udara.

"Seulgi. Aku membaca pergerakan bibirnya. Dia bilang selamat tinggal pada Chanyeol,"

"Selamat tinggal? Ck, aku tidak boleh berpikiran positif. Bisa saja itu karena mereka harus berpisah hari ini."

Seusai mengatakan hal itu, lumayan jauh di depan sana, Chorong dan Suho bisa melihat Seulgi memeluk erat Chanyeol yang masih berantakan. Pria itu sama sekali tak ada gairah bahkan untuk sekadar ganti baju. Keluar gedung dan berdiri berhadapan dengan Seulgi pun sebenarnya bukan kemauan Chanyeol. Namun Seulgi memohon padanya, katanya untuk yang terakhir kali.

"Look! Sekarang mereka berpelukan. Di depan umum begini. Kalau di depan umum saja mereka berani begini, tebak apa yang bisa mereka lakukan di belakang Eunji?!"

Suho rasa kupingnya akan berdengung mendengar celotehan pacarnya, pria itu memandang Chanyeol dan Seulgi di sana. Menerawang jauh. "Aku tahu aku tidak seharusnya membela Chanyeol karena dia memang salah pada beberapa hal. Tapi, aku jelas tahu Chanyeol masih sangat mencintai Eunji."

Chorong mendelik. "Dengar, aku tidak pernah bilang Chanyeol tidak mencintai Eunji. Hanya saja, aku tidak suka kalau ia mencintai Eunji dan berniat mencintai gadis lain di waktu bersamaan. Itu brengsek namanya."

Suho mengangguk-angguk. "Mereka berpisah," katanya seraya menunjuk dua orang di depan sana menggunakan dagu.

Mereka merundukkan diri saat Seulgi berjalan mendekati parkiran, mengeluarkan mobilnya dari sana.

Chorong berdecak. "Sekarang waktunya rencana B. Karena kita tidak berhasil memergoki Chanyeol dan Seulgi dalam apartemen, kau datangi Chanyeol. Aku akan mengurus Seulgi,"

"Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian, sebaiknya kau tetap memastikan agar tidak ketahuan aku yang menyuruh. Awas saja kalau ketahuan." ancam Chorong-berulang.

Suho meneguk ludah, menarik nafas dalam sebelum keluar dari mobil. Berjalan lambat mengikuti Chanyeol yang bergegas masuk ke lobi apartemen. Sementara Chorong menghidupkan mesin mobil, hendak mengikuti pergerakan Seulgi.

***

Gadis berambut hitam legam yang baru kembali dari dapur membawa berbagai makanan ringan dan minuman memperhatikan raut wajah murung Eunji. Gadis itu segera mendekati Eunji, mengusap-usap bahunya.

"Tenanglah, menikah memang kadang merepotkan. Tapi, aku yakin kau bisa menghadapinya. Kalau kuingat-ingat saat pertemuan pertama kita, Chanyeol kelihatan sangat menyayangimu. Dia selalu memandangmu dengan tatapan penuh cinta." ujar perempuan bertubuh proporsional itu.

Eunji tersenyum tipis menanggapi perkataan istri Sehun. Ya, Eunji berada di sana saat ini. Setelah sebelumnya berpindah dari rumah tempat dimana ia disembunyikan oleh Chorong (rumah kenalan Chorong, Hwang Minhyun).

Untuk melegakan pikirannya, sekaligus ingin berbincang-bincang dengan Sehun yang ternyata sedang ada urusan di luar. Akhirnya Eunji berakhir berbincang dengan istri Sehun.

"Aku hanya tidak tahu, peliknya akan separah ini." Eunji bergumam rendah.

Hayoung menyandarkan punggungnya pada sofa. "Pernikahan harusnya hanya dilakukan sekali seumur hidup. Aku ingin seperti itu dengan Sehun. Apakah kau juga berpikiran serupa?"

Eunji menghelah nafas, hatinya berkecamuk. "Mungkin?" jawabnya bingung.

Eunji kehilangan arah. Rasa percaya dirinya ikut meluap beriringan dengan sakit hatinya. Bahkan untuk menerka-nerka apa yang akan terjadi di masa depan, keputusan apa yang akan ia ambil, Eunji tidak mampu.

Hayoung menggengam tangan Eunji berusaha menyalurkan kekuatan. "Firasatku biasanya tidak salah, ini hanya angin kecil. Semuanya akan membaik. Jadi rileks-lah, jangan biarkan pikiran buruk membunuhmu lebih dari rasa sakit hatimu."

Eunji termenung.

"Begitukah?" racaunya, lebih tertuju kepada diri sendiri.

***

Chanyeol merutuk tanpa suara, harusnya ia lanjut merenung sambil berdiam diri sendirian setelah kepergian Seulgi. Tapi kini kehadiran orang lain kembali mengusik Chanyeol.

Suho mengusap tengkuk canggung. Tidak lagi terkejut mendapati keadaan apartemen Chanyeol yang seperti terkena sapuan badai, ia sudah melihat ini sebelumnya.

"Kau belum mandi sejak kemarin-kemarin?"

Chanyeol tidak menyahut. Lebih memilih menegak wine yang baru ia ambil dari kulkas. Membasahi kerongkongan yang sakit, tidak peduli ia akan lebih menderita karena minuman keras itu.

"Chanyeol, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Benarkah kau mencintai Eunji? Maksudku-"

Chanyeol otomatis mendongak, menatap sinis Suho. Apa-apaan pertanyaan bodoh yang jawabannya sudah pasti itu?

Suho mengusap wajah kasar, berjongkok di depan meja seberang sofa Chanyeol. "Maksudku, bagaimana kalau alasan Eunji pergi karena ia memang tidak mau lagi bersamamu, mungkin dia lelah-"

"Tidak!" potong Chanyeol, agak emosi.

"Dengar Chanyeol, aku tidak ingin memperburuk keadaanmu yang sudah buruk. Tapi, bagaimana kalau Eunji memang ingin berpisah-"

"Aku bilang tidak, sialan!"

Suho terlonjak kaget, memegangi bagian dadanya. Chanyeol baru saja melemparkan botol wine ke arah televisi. Menciptakan serpihan baru di antara serpihan-serpihan lainnya yang ia buat.

Suho memandangi serpihan-serpihan tak beraturan yang bisa merobek kulit kalau tak sengaja terinjak itu. Serius, apartemen Chanyeol sudah mirip tempat pelatihan militer. Banyak ranjau darat.

Suho mengatur nafas. Ia tetap harus melanjutkan, peduli tak peduli Chanyeol bisa saja menghajarnya saat ini, melihat betapa kacaunya pria itu. "Eunji... Bagaimana kalau ia ingin bercerai?"

Emosi Chanyeol berada di ubun-ubun, pria itu mengacak-acak semua benda yang berada di atas meja hingga berjatuhan di lantai. Suho menyaksikan dalam diam.

Pernafasan Chanyeol terganggu. Ada sesak yang tidak bisa ia tenangkan di dalam dirinya mendengar ucapan Suho. Chanyeol tidak mau membayangkannya. Chanyeol tidak mau!

Chanyeol meremas rambutnya, nampak frustasi. "Jika Eunji melakukannya. Jika Eunji menceraikanku, maka itu artinya kehidupanku tidak berharga lagi. Aku akan mengakhirinya." berbarengan dengan ucapannya, Chanyeol berjalan cepat ke dapur, meraih sebuah pisau berukuran besar yang biasa digunakan Eunji untuk memotong daging.

Suho terbelalak. "CHANYEOL, SADARLAH!" pekik pria itu histeris.

***

Chorong menepikan mobilnya tepat di belakang mobil yang ditumpangi Seulgi. Gadis berwajah imut itu secepat kilat membuka pintu mobil dan meraih pergelangan tangan Seulgi sebelum si gadis berlalu masuk ke dalam rumahnya.

Seulgi kebingungan. Ia mengingat wajah Chorong. Salah satu teman Eunji yang pernah bertemu dengannya saat ia bertamu ke apartemen Chanyeol dan mengira Eunji adalah kakak Chanyeol.

"Kita perlu bicara, Seulgi-ssi. Aku harap kau bersedia."

Seulgi memejamkan mata sesaat. "Tentang Chanyeol, ya? Kalau kau ingin menyuruhku berhenti memperjuangkannya sama seperti yang Chanyeol suruhkan padaku, maaf aku belum bisa memenuhinya. Aku belum bisa."

Chorong berdecih, tak menyangka Seulgi berani mengatakan hal itu secara blak-blakan dihadapan Chorong. Benar kata Chorong, ia memang tak boleh berpikiran positif pada Chanyeol dan Seulgi.

"Mungkin Eunji sungkan mengatakannya padamu. Tapi aku tidak. Maka akan kuberitahu padamu... berhenti mengejar Chanyeol, kau tidak akan mendapatkan apa-apa."

Seulgi sekali lagi memejamkan matanya sebelum menjawab, "tapi Eunji telah pergi dari Chanyeol, bukankah itu memberiku kesempatan lebih besar? Aku hanya harus membuka hati Chanyeol."

Tidak berbohong, manik Chorong membola seperkian detik. Kemudian gadis itu berusaha menguasai diri, melangkah mendekati Seulgi hingga wajah mereka bertemu sangat dekat.

"Kau melupakan satu hal. Eunji memang pergi, bukan berarti ia tidak akan kembali. Hingga saat itu tiba, aku pastikan kau tidak akan mendapatkan apapun."

TO BE CONTINUE...

A/N: Halo, bagaimana ceritanya? Ngefeel nggak sih? Udah lupa ya sama ceritanya? baca ulang aja dari awal, aku juga melakukan itu saking lawasnya cerita ini😖 btw ini cuma 2000 kata, maaf kalau pendek. Besok atau lusa aku usahakan update lagi, setelah aku selesai dengan tugas akhir kuliah (iya, author udah semester 6 makanya suka sok sibuk😭). Maaf kalau ceritanya ada miss, atau plot hole serius aku udh lumayan lupa sama alurnya, gila nggak sih? 😭 tenang, setelah tamat bakal aku rombak kok huhu.

Aku mau ngucapin terima kasih kepada kalian yang setia nunggu cerita ini yang udah debut dari 2016 sampe 2020 belum tamat /nangis di pojokan/ makasih juga buat kalian yg selalu nagih tanpa bosan, mood booster aku banget huhu😭

Besok dan lusa tagihin aja aku lagi, ya. Biat updatenya cepet. Gatau harus berapa kali aku bilang maaf karena selalu gantungin kalian. Tapi aku harap kali ini aku bisa tamatin cerita ini sampe habis tanpa hiatus lagi. Doain dan terror aja terus. Iloveyou💕💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

20.8K 2.2K 36
⚠️⛔ Mature Content, Romance, Family⛔⚠️ Jimin terjebak dalam dunia yang tak pernah ia ketahui. Di kejar layaknya buronan hingga ia dipertemukan dengan...
66.8K 3.4K 31
[Completed] Dikelilingi cowok-cowok kampret bin absurd, bikin dunia gue ikutan jungkir balik. Dimana gue punya 2 kakak cowok, yang pertama namanya ka...
215K 23.1K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
26K 3.2K 30
keseharian aku sama kak brian deh pokoknya