Cinta Selow

By shepenulish

59.3K 4.2K 643

sebuah kisah cinta yang didasari jalani saja. More

Cast
Tawaran
Sepakat
Action
Take #1
Take #2
Take #4
Take #5
Take #6
Take #7
Take #8
Take #9
Take #10
Take #11
Take #12
Take #13
Take #14
Take #15
Take #16
Take #17
Take #18
Take #19
Take #20
Take #21
Take #22
Take #23
Take #24
Take #25
TAKE #26
Take #27
Take #28
Take #29
TAKE #30
TAKE 31
Take 32
Take 33

Take #3

1.4K 121 12
By shepenulish

"jangan langsung pulang lah Syif, kasian lho, Omar bela-belain nyusul masih mau lama-lama sama kamu tuh." Tante Mira julid amat emang.

Padahal Omar gak gitu-gitu juga perasaan. Cuman ya, masa main pulang aja. Tapi kalau Syifa nurut sama Tante Mira sih, sejujurnya Omar bakal bersyukur banget.

Kini Omar cuman bisa diem senyum wajar dengan menyembunyikan perasaan tidak nyaman tapi sok cool, merasa gengsi tapi ngarep karena di cengin Mulu Sama Tante Mira dan Rani.

"Iya, Syif jalan dulu kek, mumpung libur, kalian kan biasa ngurusin kerjaan mulu."

"Terus kamu gimana kalau aku pergi sama kak Omar?" Tanya balik Syifa ke Rani.

"Oh, iya. Aku kan kesini bareng kamu." Rani pun baru nyadar akan nasibnya.

"Syifa kamu kalau pergi sama Omar naik mobil Omar dong. Barengan Omar. Ngapain ngurusin Rani, biarin Rani pulang sendiri bawa mobil kamu pulang sayang. Gemes deh Tante sama kalian."

Tante Mira nih, the best lah!

Akhirnya mereka setuju dengan Tante Mira lalu melakukan seperti yang Tante Mira sarankan.

Rani pulang sendiri ke rumah Syifa dan bawa mobil Syifa.

Sedangkan Omar dan Syifa lanjut jalan bareng, gak tahu mau kemana? Yang penting jalan aja dulu.
Tujuan bisa di tentukan sambil jalan.

***

Hari ini Omar merasa gak enak hati banget sejak bangun pagi. Soalnya semalam ngobrolin pernikahan kita bareng Syifa. Tapi gegara urusan pekerjaannya Omar harus biarin Syifa ngurusin tetek-bengek persiapan pernikahannya itu sendirian.

Omar merasa kasian aja ngebayangin Syifa mengurus begituan sendirian, pasti orang-orang yang liat bakalan pada nanya "calon suaminya mana?" Kan gak lucu!

Kenapa Omar berpikir seperti itu? Karena Omar pengertian orangnya. Enggak gitu juga deng. Tapi karena Omar dulu sempat ikut ribet bantuin ngurusin pernikahan kakak-kakaknya. Dan kurang lebih begitu adanya. Intinya gak tega membiarkan Syifa mengurus semuanya sendirian.

Maka dari itu Omar mengubah jadwal tugasnya yang semula siang dia majukan jadi pagi. Udah gitu secepat mungkin dia berusaha selesaikan. Tidak lupa minta alamat WO Tante Mira kepada mamahnya sebelum pergi. Jadi, begitu urusan pekerjaannya selesai Omar langsung nyusul Syifa. Dan hanya terlambat sedikit saja.

Omar sampe gak inget makan siang lho, dan sekarang waktu sudah menunjukkan hampir jam tiga sore. Omar pun merasa lapar.

"Kita cari makan dulu ya, aku lapar nih." Ucap Omar menentukan tujuan mereka saat ini masih dalam mobil di perjalanan.

"Ya, ampun. Kak Omar belum makan siang ya?" Dengan nada kaget plus khawatir.

"Iya, abisnya tadi gak sempet."

"Ya udah yuk! Cari makan aja."

Kini Omar dan Syifa berada di rumah makan Padang yang kebetulan mereka lewati.
Omar itu makan apa aja suka. Gak pilih-pilih makanan jadi, ketika laper bukan mikir mau makan apa? Tapi apa yang bisa dimakan. Tapi kadang pilih-pilih makanan karena Omar peduli banget dengan pola hidup sehat. Dan makan makanan sejenis makanan Padang gini jarang banget. Ini tuntutan situasi aja karena udah terlanjur lapar.

Sama, Syifa juga gitu anaknya. Semua jenis makanan suka. Tapi Syifa agak pemilih karena takut gendut dan mementingkan makanan sehat.

Sekarang ini Syifa hanya pesan jus buah naga merah untuk nemenin Omar makan karena Syifa masih kenyang.
Sedangkan Omar makan dengan lahap.

Kemudian di tengah lahapnya makan sambil mengobrol. Ngobrolin tentang makanan yang enak ini tapi sayang gak mau keseringan karena gak baik untuk kesehatan eh, tetiba hape Syifa berdering tanda chat masuk.

Sayang kata Rani kamu lagi jalan sama Omar ya? Kalau sempat sekalian cari cincin, biar semua keperluan pernikahan kalian secepatnya terpenuhi.

Ternyata itu chat dari mamah Khadijah. Dan Syifa pun langsung menjawabnya setuju.

Pas mau bilang ke Omar eh, hape Omar juga bunyi. Dan Omar pun langsung melihat hapenya.

"Duh, hampir lupa!" Decak Omar seketika lalu Omar pun membalas chat itu.

Entahlah itu chat dari siapa dan apa yang mereka bahas? Syifa gak tahu, dan merasa gak punya hak untuk tahu. Tapi semoga aja Omar ngasih tau karena jujur Syifa kepo.

"Syif, malam ini aku ada acara dinner party sekaligus reunian sama temen-temen ku. Itu acara anniversary Adul dan istrinya sekaligus opening restorannya." Ah, Omar memang pengertian.

"Oh, jam berapa?" Keluar juga keponya Syifa.

"Jam tujuh. Kamu ikut yuk!"

"Hah?" Seriusan Omar ngajakin? Syifa sungguh gak nyangka samasekali.

"Gimanapun juga kita akan menikah dalam waktu dekat. Jadi, aku rasa aku harus ngenalin kamu sama temen-temen ku. Dan aku rasa ini akan jadi momen yang tepat." Omar pun menjelaskan niatnya.

Syifa gak punya alasan untuk menolak, tentunya Syifa pun bersedia. Walaupun sebenarnya dalam hatinya agak ngerasa semacam gak siap, tapi Syifa memang harus melalui proses ini. Yakni Syifa harus mengenal Omar dan kehidupannya termasuk teman-temannya.

"Kamu dapet chat dari siapa?" Omar kepo juga ternyata.

Syifa pun menjawab sebenar-benarnya dan menyampaikan pesan mamahnya tadi.

Akhirnya Omar Dan Syifa kini punya dua agenda, yaitu nyari cincin dan datengin pesta Adul.

Dan karena gak mungkin balik ke rumah dulu buat ganti baju dan gak mungkin juga pake baju yang sekarang mereka pakai. Maka Omar dan Syifa pun memutuskan untuk ke mall beli baju, lalu ke salon. Tidak pernah lupa sholat dulu saat tiba waktunya.

Syifa dan Omar juga cukup menikmati waktu kebersamaan mereka saat memilih-milih baju untuk mereka kenakan ke pesta Adul nanti.

Dan setelah dapet baju sebelum ke salon mereka pun memutuskan membeli cincin di toko perhiasan yang kebetulan mereka lewati saat menuju salon.

Omar dan Syifa pun memasuki toko perhiasan itu dan di sambut lagu melamar mu yang di populerkan oleh Badai.

Pengelola toko perhiasan ini sangat pintar menciptakan suasana romantis di tokonya yang memang kebanyakan di datangi para pasangan ini. Tapi untuk saat ini hanya Omar dan Syifa pengunjungnya.
Dan sungguh Syifa merasa malu dan tersipu.

Andai saja lelaki yang kini berada di sisinya adalah seorang yang mencintainya.

Pasti melting banget. Bayangkan, milih-milih cincin couple untuk pernikahan, di jajal di jari lentik masing-masing dengan bergantian menyematkan cincin tersebut.

Sebenarnya begitu melihat cincin couple yang mereka pilih Syifa dan Omar langsung ngambil satu cincin untuk melihat lebih detil tapi berhubung ngambilnya ketuker jadinya begitu jajal cincin malah kayak pasangan tunangan. Udah gitu seraya lagu melamar mu mengalun pas reff.

Jadilah pendamping ku, jadilah ibu dari anak-anakku, membuka mata dan tertidur di sampingku.
Aku tak main-main, seperti lelaki yang lain.

Dan sepertinya bukan hanya Syifa yang merasakan suasana romantis tempat ini. Tapi Omar juga terlihat menahan senyuman yang teramat manis miliknya sehingga wajahnya begitu tampak berseri.

Aaah, sweet gak seeh?

"Sweet banget deh, mbak sama masnya ini. Sambil senyum-senyum gitu lagi, bahagia banget kayaknya. " Tetiba ucap si mbak penjaga toko perhiasan.

"Abis mbaknya pinter milih play list lagu. Saya sampe Baper." Sahut Omar dengan jujurnya.

"Oh, kak Omar baper juga, kirain cuma aku yang baper." Syifa pun nyeletuk jujur sambil melepas tawa yang semula tertahan.

"Aciyeee baper!"

Omar dan Syifa pun serempak saling ledek padahal sama-sama nutupin kebaperannya sendiri. Yang seketika membuat tawa keduanya lepas landas.

"Mbaknya sama masnya ini bikin saya baper juga." Si mbak penjaga toko menyertai tawa riang Omar dan Syifa.

"Wah, kalau mbaknya baper sama kita, berarti kita bisa dapet diskon spesial dong?"

"Wahh betul tuh!" Syifa pun mendukung modus Omar.

Omar dan Syifa bisa aja. Akhirnya mbak penjaga toko pun berdehem lalu memasang wajah serius sambil berkata.

"Kalau gitu, saya gak jadi baper!"

Dan baiklah saatnya kembali ke realita dan melupakan baper-baperan dimana saat ini Omar dan Syifa butuh negosiasi harga sama si mbaknya.

Karena kebetulan cincin yang Syifa dan Omar pilih ukurannya udah pas, dan mereka juga udah suka dengan modelnya. Jadi, langsung jadiin yang itu saja.

****

Kini Syifa dan Omar sudah ganteng dan cantik setelah beberapa jam merombak tampilan di salon.

Syifa mengenakan gaun putih dengan panjang menggantung di dua kakinya. Mengenakan sepatu hak tinggi berwarna putih senada. Mengenakan anting panjang sebagai aksesorisnya, dan rambutnya di rapihkan kedalam ala sanggul modern sehingga tidak ada sehelai rambut pun yang menjuntai. Dan riasan wajahnya yang natular tetap membuatnya cantik badai.

Sedangkan Omar tampil mempesona dengan kemeja biru muda dengan celana panjang hitamnya.
Keduanya sungguh tampak serasi.

Sudah siap dan waktunya pas tiga puluh menit lagi menuju waktu acara. Maka inilah saatnya untuk pergi.

Di perjalanan dalam mobil Syifa dan Omar harus bersabar menghadapi kemacetan. Sebenarnya udah di perkirakan sih, karena dari mall ke tempat acara kalau perjalanan lancar lima belas menit pasti sampai, secara deket. Tapi melihat keadaan macet gini tiga puluh menit belum tentu sampe lokasi.

Tapi untuk pertama kalinya baik bagi Omar maupun Syifa mereka bersyukur karena jalanan yang macet. Karena dengan begini mereka bisa berduaan lebih lama, mengobrol lebih banyak, dan semakin banyak bercerita tentang diri masing-masing yang membuat mereka lebih semakin saling mengenal.

Omar dan Syifa ngobrol soal hobi saat ini. Ternyata Omar suka olahraga dan suka sekali fotografi makannya sering banget liburan karena bisa menemukan banyak pemandangan yang luar biasa untuk objek fotonya.

Bahkan dulu jaman-jamannya jiwa muda membara nih, Omar sering banget tuh liburan bareng gengnya kadang sampe dadakan, ada libur tiga hari aja misalnya langsung deh, pasti cabut gak pake mikir a i u e o lagi.

Kalau sekarang mah, temen-temen geng nya juga udah pada sibuk masing-masing dengan keluarga kecil mereka, dengan pekerjaan mereka, dan ngumpul aja kalau ada moment tertentu seperti sekarang doang.

Kalau Syifa suka olahraga juga tapi olahraga yang ringan-ringan aja seperti joging tapi jarang deng, tapi rutin ice skating sih sampe sekarang, seminggu tiga kali. Dan sejujurnya Syifa juga suka banget dengan pantai dan pengen banget keliling Indonesia menyambangi pantai-pantai yang ada. Suka fotografi juga apalagi mengabadikan momen alam itu paling menakjubkan. Dan dari semua kenampakkan alam yang paling indah menurut Syifa dan paling Syifa suka adalah.

"Senja!"

Saat Syifa mengatakan kata senja Omar juga mengatakan kata serupa seolah menyatakan kesetujuannya. Membuat keduanya saling tersenyum lagi.

Tapi bedanya dengan Omar, Syifa itu jiwanya penakut. Syifa gak berani pergi-pergi jauh kalau tidak dengan orangtuanya atau abang-abangnya.

"Kenapa?" Omar pun bertanya heran menyela.

Mungkin itu karena kebiasaan Syifa yang selalu dijaga dari kecil oleh keluarganya, karena Syifa anak perempuan satu-satunya paling kecil pula. Makannya Syifa tuh selalu merasa gak nyaman bahkan ngerasa gak aman kalau berada jauh dari keluarganya.

"Ngebosenin banget aku orangnya pasti!" Keluh Syifa atas dirinya lalu lanjut cerita.

Udah gitu semua anggota keluarga kan pasti punya kesibukan masing-masing jadi, susah kalau ngatur waktu untuk liburan bareng. Jadinya Syifa hanya bisa liburan kalau di hari libur panjang nasional doang, kayak pas lebaran atau tahun baruan.

"Pikiran dan Jiwaku emang gak sinkron. Maunya pergi-pergi melihat keindahan dunia. Tapi kenyataanya banyak takutnya." Lagi-lagi Syifa mengomentari dirinya sendiri.

"Entar deh, kalau kamu jadi istriku aku ajakin kamu keliling Indonesia melihat keindahan alam Indonesia. Kalau sama aku di jamin aman dan nyaman. Kamu pasti gak bakalan ngerasa takut, aku jagain!"

"Beneran lho, ya."

"Bener!"

"Itu janji, aku catet."

"Siip, pokoknya kapanpun kamu tagih aku pasti bayar."

Ok, mereka berdua sepakat dan saling tersenyum manis menghiasi kesepakatannya.

Dan entahlah kesepakatan ini beneran bakalan terealisasi atau cuman sebatas janji. Hanya sekedar hembusan angin lalu agar bisa terus mengobrol. Daripada diem-diem Bae toh!

Omar dan Syifa mungkin tidak punya atau belum punya perasaan saling cinta. Tapi rasa saling menerima dan menyadari bahwa mereka akan bersama membuat mereka tidak ragu saling menceritakan dirinya. Layaknya teman yang tidak perlu merasa ragu menceritakan apapun juga.

***

Akhirnya setelah empat puluh lima menit perjalanan sampai juga di restoran Adul.

Dan begitu sampai parkiran mata Syifa menemukan sebuah mobil yang juga parkir tidak jauh dari mobil Omar yang kini jadi kendaraanya.

Syifa tahu nomor plat mobil itu yang sudah pasti kenal pemiliknya. Karena mobil itu menjadi salah satu saksi kenangan dirinya bersama si pemiliknya.

Dulu entah berapa banyak kali mobil dengan plat itu bolak balik ke rumahnya, mengantar jemputnya kebanyak tempat. Karena mobil itu adalah mobil Alex.

Dan Alex keluar dari mobil itu setelah tidak begitu lama parkir disana, diikuti oleh Virgie yang juga keluar dari mobil tersebut.

Sementara Omar yang menyadari tatapan aneh Syifa seketika menyadari situasi yang ada.

Setelah entah berapa lama Syifa kini akan bertemu dengan mantannya. Apakah dia baik-baik saja?

Entahlah, Omar tidak ingin mengintrogasi Syifa, dan merasa tidak punya hak untuk ikut campur dengan urusan hati Syifa. Omar cukup tahu saja, dan mencoba memahami keadaan.

"Alex hadir juga di acara ini. Karena Adul juga sahabatnya. Maaf aku gak ngasih tau kamu sebelumnya." Ucap Omar pada Syifa yang akhirnya menyadarkan Syifa dari rasa anehnya melihat Alex disini juga.

"Aku yang minta maaf, aku aneh ya?aku agak kaget aja sih. Tapi aku gak apa-apa kok!" Sungguh Syifa jujur atas apa yang dikatakannya. Walaupun mungkin tidak demikian dimata Omar.

Karena bagi Omar masa lalu adalah jejak. Sudah pasti tidak mungkin gak apa-apa samasekali. Karena jelas ada jejaknya.

Tapi Omar tidak mau perduli dengan masa lalu itu. Karena itu urusan Syifa. Omar cukup tahu dan mencoba memahami.

"Ya, udah masuk yuk. Mereka pasti udah nunggu!"

Pada akhirnya Syifa dan Omar keluar dari mobil dan memasuki ruang pesta Adul.

*****


Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 305K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
1K 104 9
Menceritakan tentang Anin yang menganggumi kakak kelasnya (Haidar) hingga bertahun-tahun. Meskipun sempat bertepuk sebelah tangan namun pada akhirnya...
16.7K 1K 47
MENCERITAKAN KISAH DUA ORANG SAHABAT YANG SALING SAYANG,TERPISAH KARNA SANG PEREMPUAN PINDAH KE LUAR KOTA,, NAMUN PERTEMUAAN YANG SANGAT BERBEDA... P...
2.3M 171K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...