Cinta Selow

By shepenulish

59.3K 4.2K 643

sebuah kisah cinta yang didasari jalani saja. More

Cast
Tawaran
Action
Take #1
Take #2
Take #3
Take #4
Take #5
Take #6
Take #7
Take #8
Take #9
Take #10
Take #11
Take #12
Take #13
Take #14
Take #15
Take #16
Take #17
Take #18
Take #19
Take #20
Take #21
Take #22
Take #23
Take #24
Take #25
TAKE #26
Take #27
Take #28
Take #29
TAKE #30
TAKE 31
Take 32
Take 33

Sepakat

1.9K 128 10
By shepenulish

Lokasi Restoran seafood yang terletak di pinggir pantai dan mengapung di atas air yang langsung terhubung dengan mall ini memang sangat mendukung suasana kebersamaan yang manis, walaupun sejujurnya perasaan kini terasa sinis.

Begitu keluar dari restoran seafood itu Omar dan Syifa langsung bisa mendengar deburan ombak dan tiupan angin pantai yang kencang namun menyejukkan.

Mereka berjalan di jalan setapak buatan dengan sisi kanan gedung mall tinggi menjulang dan sisi kiri mereka hamparan laut lepas.

Setelah beberapa langkah berjalan, Kemudian mereka memutuskan bersandar pada besi pembatas dan menatap lautan luas, kini Omar dan Syifa mengobrol dengan tenang disini.

"Menurut lo gimana? Lo Mau dijodohin sama gue?" Omar yang tanya duluan.

"Kak Omar sendiri gimana? Mau gak dijodohin sama aku?"

"Pertanyaan itu harusnya di jawab. Bukan dibalikin nanya!"

"Maaf, abis aku juga bingung kak. Dibilang "gak mau" enggak juga. Tapi bukan berarti "mau" Maksud aku. Ya, gimana ya? Gini lho. Aku butuh pasangan. Gak mungkin juga aku jomblo Mulu. Nyari sendiri, gak semudah nyari kuaci. Cara nyarinya aja gak tau gimana, dan dimana? Terus kalau dijodohin gini, biasanya aku emang paling gak mau. Tapi akhir-akhir ini aku selalu mikir, kalau seandainya aku dijodohkan dengan siapapun itu, aku akan mencoba membuka hati. Mencoba menerima, siapa tahu memang itu jalan aku untuk bertemu jodohku. Tapi kalau langsung nikah, ya, enggak sengebet gitu juga! Dan gak pernah nyangka bakal dijodohin sama kak Omar." Syifa akhirnya memberikan penjelasannya. Tentang apa tanggapannya perihal perjodohan ini. Dan bagaimana perasaannya saat ini.

"Gue juga bukannya mau, atau gak mau, tapi emang aneh aja gituh. Dijodohkan, sama lo, tapi kalau Lo gak keberatan,,,,,,,,, gue rasa, ya enggak masalah. Gue sedikit banyak tahu lah Lo orangnya gimana? Hidup sama lo,,,,,, kayaknya,,,,,,, kenapa enggak!" Omar pun mengutarakan jawabannya yang sebenarnya yang memang itulah yang baru saja terpikirkan dan terasa olehnya. (Kenapa enggak)

"Jadi, kita ngikut aja kemauan kedua orang tua kita?" Tanya Syifa lagi seolah masih berharap diyakinkan.

"Kalau gue sih, ya, kenapa enggak. Seenggaknya itung-itung nyenengin orang tua." Entahlah jawaban macam apa itu? Emang gak tegas banget. Gak mencerminkan sikap seorang lelaki yang bersedia meminang seorang perempuan. Tapi ya, keadaannya menuntut demikian. Omar sadar itu.

Akhirnya baik Omar maupun Syifa malah saling diam, pada mikir, karena masih merasa aneh banget gitu rasanya.

Dan Syifa pun kembali memulai obrolan setelah beberapa saat saling diam tadi.

"Tapi apa iya? Kita bisa hidup bersama setiap hari, dalam satu rumah, bersetatus suami istri, dan tanpa rasa apapun gitu? Secara pernikahan seharusnya Menyatukan dua insan, dan bukannya harus saling mencintai? Iya gak sih?"

Pertanyaan Syifa ini akhirnya membuat Omar dan Syifa berdiskusi damai mengungkap setiap pemikiran mereka tentang pernikahan.

"Ya, idealnya emang harus pasangan yang saling mencintai yang menikah. Tapi yang awalnya saling cinta aja bisa cerai. Tapi banyak tuh FTV yang jodoh-jodohan awalnya gak suka, bahkan berantem-berantem Mulu lama-lama saling cinta setelah menikah karena katanya cinta itu bisa tumbuh karena terbiasa."

"Nyatanya dalam kehidupan yang aku tahu, temen-temen aku, sodara-sodara, mereka semua menikah dengan pasangan yang di cinta. Ada beberapa yang terpaksa dan cerai akhirnya. Karena katanya juga "sesuatu yang dipaksa itu gak akan pernah ada baiknya."

"Tapi nenek gue pernah cerita. Bahwa dia tuh, gak tahu apa itu cinta, apalagi pacaran. Karena dulu itu, dia disuruh nikah oleh kedua orang tuanya. Ya, udah nurut aja. Sampe sekarang Kakek nenek langgeng tuh, hidup berdua. Gue jadi cucunya."

"Iya, juga sih, nenek ku juga pernah cerita begitu. Tapi kenapa ya? Jaman sekarang pada ogah gitu kalau udah urusan jodoh-jodohan?"

"Mungkin memang itu bedanya jaman old sama jaman know. Kalau dulu anak-anak pada nurut sama orang tua. Disuruh nikah mau aja. Dan jalanin aja. Maka baik-baik saja hidupnya. Giliran jaman sekarang, pada ngebantah Mulu, banyak alasannya, banyak maunya, jadi perasaannya ogah-ogahan. Akhirnya berat jalaninya. Maka hancurlah hidupnya. Ya, karena terpaksa itu tadi."

Masuk akal sih, Syifa pun ngangguk-ngangguk setuju mendengar pemaparan Omar.

Dan keduanya tetiba jadi ingat pesan papah Kaisan.
Selama kalian tidak memiliki rasa enggan dihati. Maka kalian akan bisa menjalaninya dengan baik.

Jadi fix keduanya sepakat Jalani saja!

"Tapi emangnya gak ada yang memberatkan Lo buat nikah sama gue? Contohnya Lo naksir sama seseorang, atau Lo berharapnya seseorang yang jadi suami Lo gitu?" Omar nih, udah sepakat juga malah mentah lagi. Maka diskusi pun berlanjut lagi yang malah berujung curhat tentang mantan akhirnya.

"Aku sih, engggak. Aku itu beneran jomblo gak punya pacar, atau seseorang yang disuka. Bener-bener hampa dan kosong hatinya. Ngenesssss!" Syifa pun langsung nyengir menceritakan tentang dirinya yang menurut dirinya pun sangat iueh.

"Tapi giliran ada yang naksir pasti di cuekin. Iya kan?"

"Kak Omar juga gitu ya?"

Akhirnya keduanya saling mentertawakan diri masing-masing.

"Terus si Alex apa kabar?" Mulai nih, bahas mantan.

"Duh, kak. Aku tahu kedekatan aku dengan Alex itu emang penomenal sekali. Sampe seisi seluruh planet juga tahu kayaknya. Tapi sekarang semua isi planet juga tahu kali kak. Kalau Alex itu sedang bahagia-bahagianya sama Bintang." Jawab Syifa dengan bahasa tubuh dan nada bicara yang capek deh!

"Jadi, lo sama Alex putus gegara Bintang? Gue kira karena Alex terlalu dekat dengan Virgie!"

Syifa pun ketawa mendengar pernyataan Omar lalu menjawab.

"Keliatan kan kak? Masalahnya dimana."

Omar lalu tersenyum geli mengingat kelakuan Alex yang sepertinya wajar jika saat ini Syifa menghujatnya mati-matian saat ditanya tentangnya. Tapi Omar cukup kagum melihat reaksi Syifa yang menjawab sesimpel itu. Bahkan justru sepertinya enggan membahas. Padahal kalau cewek lain pasti langsung nyerocos, membongkar semua keburukan mantannya. Membuat Omar semakin penasaran dan lanjut bertanya.

"Kamu gak dendam, atau kecewa gitu sama dia?"

"Dendam itu penyakit hati, gak baik untuk kesehatan. Dan soal kecewa aku rasa emang ada masanya. Waktu itu aku beneran kecewa banget, berasa nyesek banget, berasa di PHP-in. Tapi lama-lama aku sadar kok. Bahwa gak sepenuhnya salah dia. Toh aku juga ngarep sama dia. Dan kalau diingat-ingat aku bahagia lho karena dia. Jadi, ya sudahlah. Mungkin kita emang gak cocok. Lagian aku juga paling gak suka dengan dunianya. Pada akhirnya aku mutusin untuk tetap di tempat ku. Dan dia bertahan ditempatnya. Dan kita sama-sama bahagia dengan apa yang kita punya. Udah lah gitu aja." Syifa pun tersenyum ikhlas mengakhiri ceritanya.

Dan Omar pun menyambut senyuman itu dengan sedikit kagum dengan sosok Syifa yang begitu dewasa menyikapi hubungannya dengan Alex. Tapi wajar sih secara kini mereka emang udah dewasa. Makannya Kedua orang tua mereka aja udah ngebet banget mau menikahkan mereka.

Jadi, sebenarnya Alex itu fotografer andalan fashion crop perusahaan tempat Omar bekerja. Tapi sebagai fotografer Alex itu terlalu tampan, banyak fans, dan sudah pasti banyak model yang bergelayut padanya. Nah waktu Syifa jadi designer di perusahaan tersebut Syifa dipepetin gitu sama dia. Sampai akhirnya Syifa meluluh dan mereka pun jadi beneran Deket. Dan semua model yang pernah dekat dengan Alex merasa iri, dan para fans Alex pun heboh. Entah di dunia nyata ataupun dunia maya. Tapi diantaranya ada Bintang model terkenal yang Deket banget sama Alex juga, yang katanya sahabatan, dan baru-baru ini ngaku sayang. Dan adalagi Virgie yang katanya temen tapi deketnya ya, sudahlah, begitu lah. Pokoknya yang pada akhirnya membuat Syifa memilih mundur teratur. Dan menjauh dari Alex dan dunianya.

Omar sendiri kenal pastinya sama Alex. Bernaung di perusahaan yang sama walaupun tidak sering bertemu tentu saja pasti saling tahu. Ditambah lagi Alex itu juga sahabatnya Dul dan Hadi yang mana sahabatnya Omar dari jaman kuliah. Jadi, walaupun gak pernah janjian atau Deket pasti ada aja di momentum tertentu mereka ketemu dan nongkrong bareng. Namanya lingkungan pertemanan pasti temennya temen otomatis jadi temen kita juga.

"Terus, kak Omar sendiri gimana sama Sella?" Setelah lumayan gedek ngebahas Alex. Syifa pun balik bahas Sella yang sempat heboh banget Syifa denger kalau katanya Omar dan Sella itu pasangan sempurna di kantor pas jadi designer disana.

"Dih, kamu juga tau-tau nya tentang Sella. Lagian aku sama Sella mah dari dulu jelas. Partner kerja. Ketemu kalau bahas pekerjaan doang, Sella juga udah punya pacar kali Syif!" Jelas Omar terhadap pertanyaan Syifa yang tidak terduga. Dan sepertinya Omar mulai terbawa beraku kamu ngomongnya.

"Bukannya udah putus ya, belum lama ini?" Syifa kayaknya cukup tertarik dengan kisah Omar Sella.

"Terus kalau putus kenapa?"

"Siapa tahu, kak Omar nyari kesempatan, dan menyimpan rasa gimana gitu sama Sella."

"Kalau bener, kayak gitu syif. Aku udah lakuin itu dari dulu, secara putusnya Sella dan mantan aja udah lama. Dan yakin kedua orang tua kita, gak bakalan repot-repot jodohin kita."

Bener juga sih. Lagian Syifa juga gak pernah dengar hal-hal aneh tentang Omar dan perempuan-perempuan disekitarnya selain profesional kerjaan, gak seperti si mantan. Duh kebiasaan buruk nih, mantan nyangkut-nyangkut Mulu.

"Jadi, yakin nih, ya. Gak ada masalah kalau kita jalani saja seperti mau kedua orang tua kita?" Tanya Omar membulatkan kesepakatan yang sudah dibuat.

"Bismillahirrahmanirrahim." Dengan bertekad dan meyakinkan diri Syifa pun menatap Omar yakin.

Omar pun seperti tertular oleh Syifa langsung berucap.
"Bismillahirrahmanirrahim."

Lalu keduanya bertolak menuju kembali ke dalam restoran untuk menyampaikan kesepakatan yang sudah mereka buat.

"Tapi kak, aku mau kita bersepakat juga. Jika kita Beneran menikah. Lalu suatu hari kakak jatuh cinta dengan seorang perempuan. Kakak harus bilang dengan jujur sama aku. Aku tahu pernikahan itu seharusnya sekali seumur hidup. Tapi jika pernikahan kita tidak membahagiakan, aku gak mau kita hidup dalam keterpaksaan. Aku gak mau ada yang tersakiti nantinya." Tetiba ucap Syifa seraya terus melanjutkan langkahnya. Dan terdengar begitu tulus.

Dan dengan tatapan tulusnya seolah memahami ketulusan hati Syifa dalam keputusan ini Omar pun menjawab.
"Kamu gak usah khawatir. Aku bukan orang yang akan rela menyakiti diri sendiri demi kebahagiaan orang lain. Intinya aku tuh, gak mau rugi, dan gak bakalan tega bikin orang lain rugi. Aku juga berharap memang tidak akan ada yang tersakiti. Jadi, kesepakatan ini berlaku untuk kita."

"Ok. Sepakat!"

Lalu keduanya saling tersenyum teduh. Dan mengabarkan kabar gembira ini untuk mereka yang sudah sangat sabar menantikannya.

*****

Tanpa Omar dan Syifa sadari kedua ibu mereka sudah gercep mengumumkan keputusan anak mereka yang bersedia menjalani saja rencana mereka. Karena tadi mamah Gadis dan mamah Khadijah keppo terus nguping. Tapi begitu mendengar "kita jalani saja itung-itung nyenengin orang tua."
Kedua mamah itu langsung heboh dan kembali ke ruang makan dan mengabarkan pada yang lain setelah puas menguping.

Bahkan kedua mamah itu langsung memberikan tugas kepada ayah Sodrun untuk pulang kampung ke Solo besok untuk menanyakan tanggal baik untuk hari pernikahan Omar dan Syifa.

Karena kebetulan kakek buyut Syifa memahami perimbon samacam itu. Dan sebagai dua keluarga yang sama-sama memiliki darah keturunan Jawa maka Mereka tetap menjunjung nilai-nilai adat istiadat. Pokoknya selama niatnya demi kebaikan ora opo-opo toh!

Pokoknya kedua keluarga itu bahagia sekali malam ini.

Walaupun para kakak sempat protes karena menilai terlalu tergesa-gesa. Tapi rencana tetap ditetapkan sesuai rencana kedua mamah.

Karena seperti kata mamah sebelumnya. Jika mereka diberikan waktu untuk penjajakan takutnya bukan makin dekat Tapi malah takutnya justru saling melupakan. Karena tabiat unik keduanya.
Setidaknya jika mereka segera disatukan dalam ikatan pernikahan. Dengan sendirinya keadaan akan mendukung mendekatkan keduanya, mereka bakalan dekat dengan sendirinya. Karena pastinya tinggal serumah, selalu bertemu, dan pastinya mereka akan sering bertegur sapa. Mau tidak mau. Lagi pula mereka sudah menyatakan setuju. Yang artinya pasti Tuhan merestui itu.

Pernyataan mamah ini memang tidak terbantahkan. Akhirnya semua pihak memutuskan, berharap, dan mendoakan. Semoga memang inilah yang terbaik untuk Omar dan Syifa.

Kini tinggal menanti kabar baik selanjutnya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

16.7K 1K 47
MENCERITAKAN KISAH DUA ORANG SAHABAT YANG SALING SAYANG,TERPISAH KARNA SANG PEREMPUAN PINDAH KE LUAR KOTA,, NAMUN PERTEMUAAN YANG SANGAT BERBEDA... P...
1.9K 239 19
Permasalahan rumah tangga Azalea dan Raden sejauh ini hanya seputar komunikasi. Kurangnya komunikasi, dan suaminya yang terlalu pendiam. Akankah mer...
29.3K 5.5K 36
"Bagaimana jika ternyata kamu jatuh cinta padanya?" "Maka aku akan menjauhinya." "Kenapa?" "Aku ingin membuktikan ucapan Khalil Gibran tentang cinta...
2.2K 305 26
Viota Larasati Jasmine (Yota) tumbuh dengan inner child-nya yang terluka. Dia menganggap bullshit ungkapan ayah adalah cinta pertama bagi anak peremp...