Putra, Putri, & Perjodohan [E...

By Wulhand

20.8M 731K 18.3K

Bagaimana bisa dua orang yang saling membenci satu sama lain bisa dijodohkan? bukankah itu akan sangat sulit... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
Epilog
Extrapart 1
Extrapart 2
UPDATE CERITA BARU
JUST INFO
VOTE COVER
PRE-ORDER NOVEL P

37

200K 7.7K 31
By Wulhand

Putra kembali bangkit dari posisinya saat sudah selesai mengenakan heels ke kaki Putri. Sedangkan Putri masih diam mematung ditempat seakan sedang memikirkan sesuatu dan masih terkejut apa yang diperlakukan Putra barusan terhadapnya.

"Cepatlah! Aku tidak ada waktu untuk menunggumu melamun!" ketus Putra

Putri langsung tersadar dan menoleh kearah Meri dan Anne yang sepertinya tampak biasa saja jika dilihat dari ekspressi mereka berdua.

Putri lalu bangkit dari duduknya dengan sangat hati-hati karena ini kali pertamanya mengenakan sepatu berhak tinggi. Tangannya memegang bangku untuk dijadikan sebagai bantuan dirinya berdiri tegak. Jika tangannya ia lepaskan dari bangku dirinya tidak bisa menjamin akan bisa berdiri tegak seperti ini.

"Mari kita berjalan keruang tengah untuk berlatih," ujar Meri

Putri mengangguk kaku. "Ka-kalian duluan saja." balasnya lalu menoleh kearah Putra. "Kau juga!" lanjutnya

Putra menatap Putri sambil menaikkan sebelah alisnya curiga.

"Apa maksud tatapan mu itu?!" balas Putri dengan ketus kepada Putra

"Baik kalau begitu saya dan Anne menunggu diruang tengah," balas Meri lalu segera berlalu pergi bersama Anne.

Saat ini ditaman hanya ada Putra dan Putri. Tangan Putri masih setia memegang bangku agar tidak terjatuh dan menunggu Putra untuk segera berjalan lebih dulu.

"Cepat lah sana kau duluan!" perintah Putri

"Memangnya kenapa?" tanya Putra

Putri hanya diam, dirinya bingung harus menjawab apa.

"Aku tidak ada waktu untuk menunggumu diam! Cepatlah ke ruang tengah!"

"Aku menyuruhmu untuk lebih dulu kesana. Aku akan menyusul." balas Putri

Putra menatap dari atas kepala hingga ujung kaki gadis dihadapannya itu dengan tatapan yang tidak bisa Putri baca. Putri melihat Putra tersenyum miring seakan ada sesuatu yang jahil dipikirannya.

"Baik aku akan duluan," ucap Putra lalu berbalik

"Yes!" batin Putri saat sudah melihat punggung Putra mulai menjauh

Putra sebenarnya mengetahui mengapa gadis itu terus kekeh untuk menyuruhnya lebih dulu bergegas keruang tengah. Dirinya tahu bahwa sebenarnya Putri tidak bisa berjalan dengan mengenakan heels yang tinggi.

Saat dirasanya punggung Putra sudah menjauh dan tidak terlihat lagi dirinya kembali duduk dibangku yang tadi lalu dilepasnya heels yang baru saja dikenakannya itu.

"Merepotkan sekali berjalan kaki dengan sepatu seperti ini!" gerutunya sambil melepas kaitan sepatunya.

Setelah heels itu lepas dari kakinya, lalu Putri berjalan sedikit mengendap-endap dengan kaki telanjangnya serta heels yang ditenteng begitu saja.

Putri bersembunyi dibalik tembok dekat ruang tengah, matanya melihat ada Meri dan Anne yang tengah berdiri disamping sofa serta Putra yang tengah terduduk disofa seakan sudah sudah menunggu. Tangan Putri lalu melambai-lambai pelan kearah Meri atau Anne dengan sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Putra.

Meri dan Anne tampaknya tidak menyadari sedaritadi Putri melambaikan tangan kearahnya, justeru yang menyadari malah orang yang saat ini ia hindari yaitu Putra.

Putri seketika tegang saat matanya menatap wajah Putra yang begitu datar menatap kearahnya.

"Kau sedang bermain petak umpat?" tanya Putra dengan nada sinisnya

Meri dan Anne sama-sama menoleh saat Putra membuka suara.

Putri meneguk salivanya dengan kaku lalu menggelengkan kepalanya.

"Keluarlah! Aku tidak punya banyak waktu!" ketus Putra

Putri lalu melangkahkan kakinya keluar dari balik tembok dengan sepasang heels ditentengnya begitu saja serta kaki telanjangnya yang menapak langsung pada lantai begitu terasa dingin.

"Kenapa kau lepas sepatunya?!" omel Putra

"A-aku tidak bisa berjalan dengan mengenakan sepatu tinggi ini," jujur Putri sambil menundukkan kepalanya

"Astaga Nona, kalau kau butuh bantuan bilang saja pada aku atau Anne, kami berdua siap membantu anda." ujar Meri

Putri hanya diam sambil menundukkan kepalanya takut-takut, sedaritadi dirinya terus mengigit bawah bibirnya karena gugup.

Putra lalu menghela nafasnya panjang dan bangkit dari posisi duduknya

"Duduklah." perintah Putra kepada Putri yang masih diam ditempat

Putri mendongakkan kepalanya dan melongo tidak mengerti. "Hah?"

Putra lalu memutar kedua bolamatanya dengan malas lalu memegang kedua pundak gadis itu dan menuntunnya duduk disofa, lalu tangannya mengambil alih sepasang heels yang ditenteng Putri.

Putri hanya diam terbengong atas perlakuan Putra saat ini.

Posisi Putra lalu sedikit berjongkok dan tangannya mulai kembali mengenakan heels itu dikaki Putri seperti ditaman tadi.

Setelah selesai membantu mengenakan heels itu dikaki Putri, Putra lalu bangkit dari posisinya dan ia mengulurkan tangannya kearah Putri seakan mengajaknya untuk bangkit dari posisinya.

Putri kembali melongo saat Putra mengulurkan tangan kearah dirinya.

Putra merasa kesal saat tidak mendapat respon dari gadis dihadapannya itu. Dirinya lalu berdecak kesal dan langsung menarik paksa tangan Putri agar segera bangkit dari posisinya.

"Aduh aduh.. Kau kasar sekali sih!" gerutu Putri saat Putra menarik tangannya begitu saja

Putra hanya diam tidak merespon.

Putri merasa dirinya tidak bisa berdiri dengan tegap saat ini, kakinya gemetar karena belum pernah mengenakan heels setinggi ini.

"Apa kau bisa berjalan?" tanya Putra

Putri mengangguk kikuk. "Tentu," bohongnya.

Putra lalu melepaskan tangan Putri dan membiarkan gadis itu untuk berdiri sendiri dengan tegap mengenakan heels tersebut.

Putri merasa sedaritadi dirinya tidak bisa berdiri tegap dan berusaha untuk berpegangan pada sesuatu yang berada didekatnya. Kedua kakinya merasa tidak seimbang saat mengenakan heels tinggi ini.

"Melangkahlah!" ujar Putra

"Sabar bodoh!" balas Putri kesal

Perlahan-lahan Putri mulai melangkahkan kakinya meskipun rasanya sangat tidak nyaman. Sedangkan Putra hanya diam mengamati gadis yang seperti bayi berumur satu tahun baru belajar jalan.

Putri merasa keringat sudah bercucuran saat ini, kakinya gemetar hebat saat berjalan mengenakan heels setinggi ini. Dirinya tidak bisa berlama-lama seperti ini rasanya sangat menyiksa sekali.

"Jalan mu lelet sekali!" cibir Putra

Putri merasa diejek, dirinya pun kesal dan langsung saja dengan wajah angkuhnya dirinya berjalan dengan cepat mengenakan heels itu dengan nekad.
Tiba-tiba saja dirinya merasa tidak seimbang saat berjalan, Putri hendak terhuyung kelantai saat merasa tidak seimbang namun dengan sigap Putra langsung menadah tubuh Putri agar tidak terjatuh.

Putri terdiam seakan terpana saat lagi-lagi Putra menadah tubuhnya dengan sigap saat hendak terjatuh. Posisi mereka berdua sangat dekat saat ini sehingga Putri bisa merasakan deru nafas Putra. Mereka berdua saling tatap satu sama lain.

Meri dan Anne yang masih berada didekat mereka lalu berdehem untuk mencairkan suasana.

"Ehmm.."

Putra dan Putri lalu sama-sama tersadar. Putri langsung kembali berdiri tegap dan tangannya berpegangan pada tembok didekatnya.

"Kau ceroboh sekali!" cibir Putra lagi

Putri yang mendengar itu hanya memutar kedua bolamatanya malas dengan mulut yang berkomat-kamit meledek.

"Kalian ajari dia berjalan dulu dengan mengenakan heels itu, kalau dirasanya sudah bisa panggil aku." perintah Putra kepada Meri dan Anne

Meri dan Anne pun mengangguk bersamaan. "Baik tuan,"

Putra lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Putri.

.
.
.
TBC

Continue Reading

You'll Also Like

49.4K 2.3K 38
[COMPLETED] "Seriusan bilang gitu?" "Wah, parah." "Wah, gila. Gentle amat!" Gadis itu semakin pusing dibuatnya. Ia mengikat rambutnya menjadi ikal sa...
1.9M 55K 75
[Belum Direvisi] Raffi Nugraha seorang anak baru di SMA Jaya Bhakti, terkenal sebagai playboy ganteng kelas kakap dan berandalan yang sering pindah-p...
28.8K 3.2K 18
"Renjun , kamu itu seperti malaikat" -Lee Jeno Bagaimana bisa malaikat baik hati seperti Renjun disia siakan.??? Sayangnya seorang Lee Jeno hanyalah...
15.6M 1.4M 55
#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit...