BAD BOY [SUDAH TERBIT]

By rahmatrnsrii

13.3M 473K 32.2K

SUDAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER Coming Soon MINISERIES Bad Boy di Genflix! Bad boy? Dua kata yang dapat me... More

Bad Boy - 1
Bad Boy - 2
Bad Boy - 3
Bad Boy - 4
Bad Boy - 5
Bad Boy - 6
Bad Boy - 7
Bad Boy - 8
Bad Boy - 9
Bad Boy - 10
Bad Boy - 11
Bad Boy - 12
Bad Boy - 13
Bad Boy - 14
Bad Boy - 15
Bad Boy - 16
Bad Boy - 17
Bad Boy - 18
Bad Boy - 19
Bad Boy - 20
Bad Boy - 21
Bad Boy - 22
Bad Boy - 23
Bad Boy - 24
Bad Boy - 25
Bad Boy - 27
Bad Boy - 28
Bad Boy - 29
Bad Boy - 30
Bad boy - 31
Bad Boy - 32
Bad Boy - 33
Bad Boy - 34
INFORMASI BAD BOY
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER
GIVEAWAY BAD BOY
SHOPEE - NOVEL BAD BOY
PRE-ORDER NOVEL BAD BOY (2)
OPEN PO MERCHANDISE (?)
PO NOVEL BAD BOY (RECOVER)
GIVEAWAY KAOS BAD BOY
PROMO KAOS BAD BOY
CERITA BARU
BAD BOY SERIES?
M&G PEMAIN SERIES & PENULIS BAD BOY
BAD BOY SERIES & PO NOVEL

Bad Boy - 26

247K 13.5K 1K
By rahmatrnsrii

Minggu sore, pukul setengah tiga waktu Indonesia bagian Barat, Keysha sedang berada di kamarnya. Gadis itu baru saja selesai mengenakan pakaian yang akan digunakan untuk pergi dengan Nathan.

Yah, mereka berdua akan pergi sesuai perkataan Nathan kemarin malam.

Kini gadis itu tengah memoles wajahnya sedikit dengan bedak yang tipis.

DRTTDRTT.

Keysha melirik handphonenya yang berada di depannya, lalu tangannya mengambil benda pipih tersebut.

Nathan.

Nama itu sangat jelas tertera di layar handphone Keysha. Gadis itu pun menggeser ke arah tombol hijau, lalu meletakkan benda pipih tersebut ke telinga kirinya.

"Dimana?" tanya cowok di sebrang sana mendahului Keysha.

"Rumahlah, yakali di hotel!"

"Gue depan rumah lo."

Tut.

Belum sempat Keysha membalas ucapan Nathan, cowok itu telah menutupnya terlebih dahulu.

Keysha pun segera beranjak dari kursi meja riasnya, lalu mengambil sebuah tas slinbag abu-abunya.

Keysha menuruni anak tangga, dan langkahnya berhenti ketika di anak tangga terakhir. Gadis itu melihat Nathan yang tengah mengobrol dengan Papanya.

"Mampus!" gumam Keysha, lalu ia menghampiri kedua pria yang sedang duduk di sofa.

"Nat, sorry lama." kata Keysha.

Nathan dan Dylan menengok ke sumber suara, dan mendapati seorang gadis tengah tersenyum kikuk.

Nathan hanya menganggukkan kepalanya untuk jawaban Keysha tadi.

"Kamu tuh lama banget! Nathan udah nunggu lama daritadi!" kata Dylan, dan Keysha hanya menyengir kuda.

'Perasaan dia baru nyampe.' batin Keysha.

"Iya, kan Keysha udah minta maaf, Pa."

Dylan hanya menganggukkan kepalanya, lalu ia bangkit dari sofa beranjak pergi meninggalkan kedua remaja itu.

"Papa ke atas dulu." ucap Dylan sebelum pergi, "Om titip Keysha ke kamu ya, Nat."

Nathan menganggukkan kepalanya, "Iya, Om."

Setelah Dylan pergi, tangan Nathan segera menarik lengan gadis yang tengah berada di hadapannya ini.

Keysha yang ditarik pun hanya mengikuti saja, menurut.

Nathan menaiki motornya, dan menyuruh Keysha ikut menaiki motor sport hitam miliknya, membuat gadis itu lagi-lagi menurut saja.

--- Bad Boy ---

Sekitar lima belas menit telah Nathan tempuh untuk sampai ke tempat tujuan.

Nathan pun memberhentikan motornya, "Turun."

"Udah sampe? Cepet amat," ujar Keysha sembari turun dari motor Nathan.

Mereka berdua berjalan beriringan, menuju sebuah danau tidak familiar bagi Keysha. Ini pertama kalinya Keysha mendatangi danau yang sangat indah ini.  Lalu Keysha dan Nathan terduduk di atas rerumputan hijau.

"Nathan?" panggil Keysha.

"Hm?" sahut Nathan sembari memejamkan matanya.

"Kok lo bisa tau tempat ini sih? Sumpah ini bagus banget!" ucap Keysha.

"Gak sengaja ketemu."

"Makasih ya, Nat."

"Untuk?"

"Udah bawa gue ke sini."

Nathan mengangkat kedua sudut bibirnya untuk tersenyum tipis. Dan tak membalas ucapan Keysha.

"Lo sering banget ya ke sini?" tanya Keysha.

"Gak juga."

"Kok gue tiba-tiba inget Johan, ya?" kata Keysha membuat Nathan mengangkat satu alisnya tanda bertanya.

"Dia mantan gue. Ya tapi semenjak kelas sembilan semester dua dia ngejauhin gue. Gue cuman nggak ngerti kenapa dia kayak gitu. Gue cuman ngerasa bego aja, dulu dia ngejadiin gue pacarnya karena dia taruhan sama temen-temennya selama lima bulan. Dan lebih bodohnya lagi gue malah berhasil jatuh cinta sama dia, sampai gue sedikit sulit lupain dia." curhat Keysha membuat Nathan memiringkan tubuhnya sehingga berhadapan dengan Keysha.

Mata Nathan, mata yang mampu membuat Keysha terpesona pada laki-laki itu.

"Terus tadi?" tanya Nathan masih dengan nada dingin.

"Ya, tiba-tiba aja gue nyebut nama dia. Gue nggak tau kenapa tiba-tiba bisa ngomong kayak gitu. Padahal udah lost contac. Udah ah gak usah bahas dia, nanti gue gagal buat ngelupain dia." jawab Keysha sambil menundukkan kepalanya.

"Semakin lo berusaha ngelupain, semakin lo inget dia." kata Nathan menatap lekat mata Keysha.

"Tau apa lo soal cinta?" tanya Keysha sedikit terkekeh.

"Gue sering liatin status tentang cinta." jawab Nathan membuat Keysha kembali tertawa terbahak-bahak.

Nathan melihat status tentang cinta? Kurang kerjaan atau bagaimana?

"Lo sering liat-liat status kayak gitu?" tanya Keysha masih dengan sisa tertawanya.

"Ga." jawab Nathan, "Sering nongol di explore instagram atau di caption postingan temen." Keysha kembali dibuat tertawa oleh ucapan Nathan.

"Lucu?" tanya Nathan dengan nada menyindir.

"Hehe, sorry." balas Keysha, lalu ia terhenti tertawa, "Terus kalau kayak gitu, artinya lo tau masalah cinta? Enggak juga kan?" tanya Keysha sambil tersenyum tipis.

"Lumayan," jawab Nathan sambil menganggukkan kepalanya. Keysha tidak menanggapi perkataan Nathan. Ia seperti menerawang kejadian itu.

Tiba-tiba Keysha memejamkan matanya menahan agar air matanya tidak keluar. Ntah kenapa ia kembali merasakan sesak yang telah ia pendam selama hampir tiga tahun ini.

Pertahanan Keysha runtuh, cairan bening itu lolos begitu saja. Ia tidak menyangka akan menangis lagi mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Kenapa?" tanya Nathan di sampingnya tanpa melepaskan pandangannya sedikit pun dari Keysha.

Keysha menyeka air matanya, lalu tersenyum, "Enggak apa-apa."

"Bilang!" paksa Nathan.

Keysha menarik napasnya, lalu menghembuskannya secara perlahan. Gadis itu belum juga menjawab pertanyaan Nathan. Membuat pria disampingnya berdecak.

Lengan Nathan terulur ke rambut gadis itu, lalu ia mengusap rambut hitam itu secara perlahan. Seolah memberikan ketenangan pada Keysha.

"Lo gagal Move on?" tanya Nathan. Membuat Keysha menatapnya sinis.

"Udah move on kok! Tapi lo nya aja yang ngeselin, tiba-tiba ngingetin gue tentang dia!" kata Keysha sebal.

Nathan menahan kedutan di bibirnya untuk tersenyum geli melihat tingkah Keysha yang barubah dalam beberapa detik. Padahal baru saja gadis itu merasa sedih.

"Itu namanya belum move on!"

"Udah, Nathan!"

"Tadi masih ingat,"

"Ya kan gue gak amnesia!"

"Lo belum move on, karena lo belum ikhlasin dia." ucap Nathan puitis.

Keysha tertawa garing, "Sotoy, dih!"

Nathan bangkit lalu berjalan meninggalkan Keysha. Beberapa saat kemudian ia kembali dan mengatakan, "Ayo."

Keysha langsung bangkit dan mengikuti langkah Nathan. Keysha mengerjapkan matanya ketika ia melihat tempat yang dituju Nathan. Sebuah rumah pohon. Di sana juga terdapat sebuah ring basket.

"Nathan ini bagus banget! Lo yang buat?" tanya Keysha kepada Nathan yang ternyata sudah berjalan menuju ke tangga yang berada di rumah pohon itu.

"Bukan."

Nathan mulai menaiki tangga satu persatu diikuti oleh Keysha di bawahnya.

Di dalamnya pun tak kalah mengagumkan daripada di luarnya. Ada sebuah sofa dan beberapa pernak-pernik lainnya yang sudah tertata rapi. Dan itu semua langsung mengarah ke luar. Jadi kita bisa melihat pemandangan dari atas.

"Kalau bukan lo yang bikin, terus siapa?" tanya Keysha lalu duduk di sebelah Nathan.

"Hadiah." jawab Nathan, membuat Keysha menaikkan sebelah alisnya.

"Ulang tahun." lalu Keysha menganggukkan kepalanya mengerti setelah ucapan lanjutan dari Nathan.

"Ulang tahun yang ke berapa?"

"Tujuh."

Keysha menganggukkan kepalanya, "Dari orang tua lo?" tanya Keysha sedikit hati-hati.

"Hm," Keysha menganggukkan kepalanya lagi.

"Di bawah ada ring basket, lo suka basket dari umur tujuh tahun?" tanya Keysha, matanya memandang ke arah depan.

"Nggak. Sekitar lima tahun."

Keysha menoleh ke arah Nathan, "Lo belajar basket dari umur segitu?"

Nathan menganggukkan kepalanya, "Hm."

"Gue belajar basket kok enggak bisa-bisa ya, Nat?" tanya Keysha dengan raut wajah bingung.

"Belajar biar tinggi?" tanya Nathan dengan wajah datarnya.

Keysha memutar bola matanya malas, lalu tangannya mencubit lengan kekar Nathan.

"Biar bisa lah!"

"Kali aja biar tinggi, basket bisa bikin badan tinggi." kata Nathan, wajahnya ia palingkan ke arah lain.

Keysha mencibir, "Gue enggak pendek, cuman lo nya aja yang ketinggian."

Nathan menoleh ke arah Keysha, "SMA setinggi, ralat, sependek lo itu enggak wajar."

"Enggak apa-apa, yang penting kan gue imut!" ujar Keysha dengan pedenya, membuat Nathan menautkan alisnya. Lalu terkekeh kecil.

Keysha hanya menyengir lebar, dalam hatinya ia sangat senang jika melihat Nathan tertawa ataupun tersenyum di depannya. Ntahlah, itu kesenangan tersendiri bagi Keysha.

"Terserah lo, bocil!" tangan Nathan terulur untuk mengacak-acak rambut Keysha.

Keysha melepaskan tangan Nathan dari rambutnya, lalu berkata, "Berantakan woy!"

"Oh iya, by the way orang tua lo hebat ya, bisa nemuin tempat sebagus ini." ujar Keysha, lalu ia menatap Nathan yang hanya tersenyum tipis.

Merasa salah bicara, Keysha pun memegang lengan Nathan.

"Gue salah ngomong ya, Nat?"

Nathan menoleh ke arah gadis yang berada di sampingnya itu, lalu menggeleng seraya tersenyum.

"Enggak." Keysha bernapas lega, lalu ia tersenyum.

"Gue boleh tanya?" kata Nathan.

Keysha menganggukkan kepalanya, "Boleh."

"Bara mantan lo?" tanya Nathan, membuat Keysha terdiam sejenak, lalu tersenyum.

"Bisa dibilang iya, bisa dibilang enggak." Nathan menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

"Gue ceritain deh," Nathan menganggukkan kepalanya.

Flashback on.

Tiga bulan yang lalu..

Keysha tengah duduk di salah satu taman kota. Saat itu langit terlihat senja.

Keysha sedang menunggu seseorang yang sudah ia buat janji. Lima belas menit gadis itu menunggu, namun orang yang ditunggunya belum juga datang.

Keysha memalingkan wajahnya dari handphonenya, lalu ia melihat ke arah laki-laki yang tengah menghampirinya.

"Sorry lama," ucap laki-laki itu.

Keysha menganggukkan kepalanya, "Gak papa Kevin. Kenapa lo nyuruh ketemu sama gue di sini?"

Cowok yang dipanggil Kevin pun mendudukkan dirinya di samping Keysha.

"Kemarin gue denger Bara bakalan nembak lo, dan lo hanya dijadiin bahan taruhan buat dia."

Keysha mengernyitkan dahinya, "Bara siapa?"

"Lo enggak tau?" Keysha menggelengkan kepalanya.

"Bara itu cowok playboy pake banget. Dia cuman mainin cewek aja. Dan gue harap lo enggak bakalan beneran jatuh cinta sama dia kalau seandainya lo terima Bara."

Keysha menganggukkan kepalanya, "Oke, jadi gue pura-pura terima dia, dan gue jangan beneran suka sama dia?"

Kevin menganggukkan kepalanya.

"Oh iya, by the way kenapa lo peduli sama gue?" tanya Keysha dengan raut wajah bingung.

"Ya selagi gue tau lebih baik gue kasih tau ke lo. Daripada nanti akhirnya Lo yang sakit hati." balas Kevin membuat Keysha menganggukkan kepalanya.

"Oh gitu. Makasih, Vin."

Kevin mengangguk.

"Yaudah, gue cuman ngasih tau itu aja. Gue duluan ya." kata Kevin lalu berdiri dari kursi taman dan pergi juga dari pandangan Keysha.

Flashback off.

Nathan menganggukkan kepalanya mengerti mendengar cerita yang Keysha jelaskan.

"Soal lo putusin dia karena Bara ketahuan selingkuh?" tanya Nathan, sementara Keysha terkekeh pelan.

"Gue sok marah aja, padahal gue biasa aja kalau dia selingkuh. Malah gue seneng kalau dia selingkuh, itu bisa jadi alasan gue putus sama dia."

Nathan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu terkekeh kecil.

"Dua kali lo dijadiin bahan taruhan."

"Miris ya?" Nathan kembali terkekeh kecil.

"Itu yang jadi alasan gue sedikit jutek sama cowok, Nat."

"Tapi lo paling susah ngelupain Johan."

"Ya iyalah, kan kalau pas sama Bara gue udah tau kalau cuman di jadiin bahan taruhan. Nah kalau sama Johan gue belum tau kalau dijadiin bahan taruhan." kata Keysha.

Nathan hanya menganggukkan kepalanya, "Oh."

"Yah, Nat. Gue jadi susah ngelupain Johan." ujar Keysha mengerucutkan bibirnya.

"Move on itu bukan melupakan, tapi mengikhlaskan."

Keysha terperangah sebentar lalu ia menepukkan tangannya.

"Nathan bijak!" Nathan dan Keysha tertawa pelan. Ya walaupun sebenarnya tidak ada yang lucu.

"Nat?"

Yang dipanggil pun menoleh "Hm?"

"Kayaknya kalau gue lagi sedih, gue bakalan ke sini deh. Abis tempatnya enak banget," Keysha merentangkan kedua tangannya membuat Nathan lagi-lagi sedikit tersenyum.

"Key," panggil Nathan, membuat Keysha menoleh.

Mungkin ini adalah pertama kalinya Nathan memanggil Keysha dengan sebutan nama. Walaupun sedikit tidak lengkap.

"Kenapa?" sahut Keysha sambil menatap Nathan bingung.

"Kesininya jangan sama orang lain," ucap Nathan, Keysha tidak mengerti maksud ucapan Nathan. Lebih tepatnya ia tidak mengerti makna dari kalimat yang Nathan ucapkan.

"Emangnya kenapa?" tanya Keysha lembut sembari melepaskan pandangan dari Nathan.

"Karena ini tempat buat orang yang gue sayang.  Buat lo."

--- Bad Boy ---

Ceritanya makin absurd gak sih:'v?
Sorry ya, author masih pemula:v

Maaf buat banyak typonya😂.

See you on the next chapter

Don't forget to vote and comment

Thanks for reading ✨

Continue Reading

You'll Also Like

10.6K 2.1K 47
Ganti judul. Ganti cover. Ziana mencintai Bara sahabat kecilnya. Namun sepertinya, cintanya akan terus bertepuk sebelah tangan karena Bara sudah meny...
17.7M 619K 64
RAJA adalah seorang yang sangat populer di sekolah nya, Raja juga sangat menggoda. Bagi kaum hawa, Raja itu cuek tidak peduli dan tidak pernah berpac...
73.4K 3.7K 89
Semesta itu penuh kejutan, apalagi mengenai perasaan. Perasaan juga bisa berubah dengan mudah. Hari ini bisa tidak suka karena bukan selera, besok...
1M 21.4K 33
Alea Sabrina Putri-gadis polos yang manja, tidak sengaja bertemu dengan Andra Putra Pratama-lelaki dingin berkepribadian hangat. Pertemuan pertama ya...