Putra, Putri, & Perjodohan [E...

By Wulhand

20.8M 731K 18.3K

Bagaimana bisa dua orang yang saling membenci satu sama lain bisa dijodohkan? bukankah itu akan sangat sulit... More

Prolog
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
Epilog
Extrapart 1
Extrapart 2
UPDATE CERITA BARU
JUST INFO
VOTE COVER
PRE-ORDER NOVEL P

2

427K 17.7K 551
By Wulhand

Putra duduk ditepi ranjangnya dengan tatapan lurus kedepan, Pikirannya kosong entah kemana. Lalu tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya sehingga membuyarkan lamunannya.

"Masuk!" jawab Putra

Pintu lalu terbuka, Tampak seorang maid separuh baya itu membawakan segelas air mineral serta makan siangnya diatas nampan.

Maid itu berjalan kearahnya.
"Ini makan siang mu tuan." ujar maid itu sopan

"Aku sedang tidak ingin makan. Kau bawa kembali saja." jawab Putra tanpa menoleh

"Tapi ini perintah dari Nyonya Emily."

Putra lalu menoleh kearah maid itu dan menatapnya tajam. Maid itu lalu menunduk sedikit ketakukan karena ditatap seperti itu oleh majikannya.

"Kau membantah?!" bentak Putra sehingga membuat maid itu sedikit terlonjak kaget.

"Ma-maaf. Baik saya akan kembalikan ini." ucap maid tersebut kemudian keluar dari kamar Putra dan segera kembali kedapur.

Putra menghela nafasnya lalu segera berganti pakaian karena dirinya masih mengenakan seragam sekolahnya itu. Kemudian ponselnya berdering pertanda ada panggilan masuk. Langsung saja Putra merogoh ponselnya dari saku celananya lalu dilihatnya layar ponselnya itu menampilkan nama sang kekasih.

'Kate'

Putra menggeser tombol berwarna hijau lalu terdengar suara kekasihnya itu dari seberang telefon. Putra melengkungkan bibirnya sekilas.

"Aku dirumah." jawabnya

"Aku menunggu mu ditempat biasanya. Tetapi kau tidak ada." ujar Kate dari seberang telefon.

"Kau masih disana?"

"Ya."

"Baik. Aku akan segera kesana" ucapnya lalu menekan tombol berwarna merah dan bergegas keluar dari kamarnya.

Putra berjalan menuruni tangga meliuk itu dan mendapati ibunya yang masih duduk diruang keluarga sedang berbincang dengan neneknya. Putra tetap berjalan tanpa memperdulikan dua orang itu.

"Putra!" panggil Emily saat melihat anaknya itu tengah berjalan menuju pintu utama.

"Dia butuh waktu." ujar Martini kepada Emily. Emily hanya menghela nafasnya pasrah melihat kelakuan anaknya itu.

Setibanya didepan pintu utama Putra lalu memanggil supir pribadinya untuk segera menyiapkan mobil dan mengantarkannya kecafe biasanya.

"Cepat kau siapkan mobil dan antarkan aku kecafe biasanya." perintah Putra kepada supir pribadinya. Supir pribadinya itu lalu mengangguk dan segera bergegas menyiapkan mobil untuk mengantarkan majikannya kesuatu tempat.

Mobil sudah tiba tepat dihadapan Putra lalu salah satu maid dengan sopan membukakan pintu mobil untuk Putra masuk dan duduk.

"Silahkan tuan." ucap maid itu dengan sopan sambil membungkukkan badannya sedikit.
Putra segera masuk kedalam mobil audi hitam itu dan duduk dikursi penumpang belakang.

"Seperti biasa. Jangan kau beritahu siapapun mengenai hal ini" ujar Putra kepada supir pribadinya saat sudah tiba ditujuan.

Supir pribadinya itu mengangguk menurut lalu Putra segera turun dari dalam mobil. Kakinya melangkah masuk kedalam cafe. Pandangannya melihat sekeliling untuk mencari keberadaan seseorang. Saat sudah ditemukannya ia lalu berjalan kearah gadis yang ditemuinya dan tersenyum sekilas.

"Hai," sapa Putra lalu duduk tepat dihadapan gadis itu.

Gadis cantik itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum. "Tumben sekali kau pulang dari sekolah tepat waktu." katanya

"Aku ada urusan mendadak tadi Kate." jawabnya

Kate mengangguk mengerti sambil mengulum senyumnya. "Urusan apa?" tanyanya

Putra hanya terdiam tidak menjawab. Kate lalu meraih kedua tangan Putra dan menggenggamnya dengan lembut. "Bicaralah apakah kau ada masalah?" tanyanya

"Setelah lulus sekolah nanti menikahlah dengan ku Kate." ujar Putra begitu saja

Kate mendadak menjadi tegang, Genggamannya perlahan melonggar. Putra menatap lekat gadis didepannya ini dengan serius.

"Kenapa kau hanya diam?" tanya Putra

"Apa kau sedang melamar ku?" tanya Kate

"Menurutmu?"

Kate menggeleng. "Bukan kah kau tau? Setelah lulus sekolah aku akan kuliah di Cambridge."

"Aku tau. Hanya saja aku ingin cepat-cepat menikah denganmu."

"Lalu bagaimana dengan kuliah ku? dan bagaimana juga dengan kuliah mu?" tanya Kate

"Itu bukanlah masalah yang sulit kate." kata Putra dengan nada datar

"Tentu saja masalah yang sulit. Kau dan aku hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel"

Putra lalu melepas tangannya dari tangan Kate. "Kau lupa bahwa aku ini pewaris dikeluraga Marvel? Setelah menikah nanti semuanya akan menjadi mudah. Aku bisa menemuimu sendiri kesana secara langsung tanpa harus ada yang dipersulit." kata Putra

"Tapi tetap saja mana ada sepasang suami-isteri berjarak jauh hingga bertahun-tahun?"

Putra hanya diam termenung, Kekasihnya ini menolak lamarannya barusan. Kate kemudian kembali menggenggam tangan Putra dengan lembut.

"Kau jangan khawatir, Setelah aku menyelesaikan kuliah ku nanti aku akan datang kembali kesini dan menikah dengan mu." kata Kate

"Aku tidak bisa menunggumu hingga hari itu tiba Kate." balas Putra

"Mengapa kau sangat terburu-buru sekali?" tanya Kate bingung

Putra hanya diam. Dirinya bingung ingin menceritakannya atau tidak mengenai persoalan perjodohan wasiat kakeknya itu. Putra menjadi semakin penasaran siapa gadis yang akan terikat dengannya nanti? Siapa gadis itu? Mengapa kakeknya itu bisa mengenalnya?

Putra melirik ke jam yang melekat dipergelangan tangannya lalu melepaskan tangannya dari genggaman Kate dan bangkit dari posisinya. Kate melihat itu hanya mengetutkan dahinya bingung.

"Maaf aku tidak bisa lama-lama disini." ujarnya lalu pergi berlalu meninggalkan Kate yang masih terdiam duduk dibangku sofa.

Putra berjalan keluar cafe menuju mobilnya yang terparkir. Dilihatnya supirnya itu sudah sedia berdiri didekat mobil dan membukakan pintu mobil untuk Putra masuk kedalam.

"Mengapa sebentar sekali tuan?" tanya supirnya itu penasaran, karena belum ada tigapuluh menit Putra mengunjungi cafe itu.

"Bukan urusanmu Jack." jawab Putra datar lalu segera masuk kedalam dan duduk. Supir pribadinya yang bernama Jack itu lalu segera menutup kembali pintunya setelah Putra masuk kedalam. Lalu dirinya berjalan kearah pintu pengemudi dan segera masuk.

"Kita akan kemana?" tanya Jack sambil melirik kekaca spion dalam mobil.

"Rumah." jawab Putra datar. Ah sepertinya Rumah yang ditinggali Putra itu sangat tidak cocok disebut rumah karena tempat yang ditinggalinya itu begitu sangat luas bak istana kerajaan.

Putra menoleh kearah kaca mobilnya melihat jalanan yang begitu sepi. "Jack apakah kau tahu alamat gadis yang akan dijodohkan dengan ku itu?" tanya Putra

Jack kembali melirik kearah kaca spion dalam kedua tangannya sambil memegang stir kemudi. "Tidak tuan." jawabnya sopan

Putra menghela nafasnya. Demi apapun dirinya sangat membenci ini. Mengapa tidak kakak angkatnya saja yang dijodohkan? Mengapa harus dirinya? Apakah ini tidak terlalu cepat?

***

Putra melangkahkan kakinya berjalan menuju halaman belakang rumah megahnya ini. Tempat itu ialah tempat yang sangat cocok dengan suasananya saat ini. Tempat itu ialah tempat favoritenya sejak kecil, Sebuah taman yang begitu luas serta udara yang begitu sejuk.

Emily tidak sengaja melihat anaknya tengah duduk termenung dibangku halaman belakang seorang diri. Emily menghela nafasnya lalu menghampiri anak kandungnya itu.

"Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?" tanya Emily sambil mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut.

Putra tersadar kemudian mendongak kearah ibunya. "Bu aku tidak mau dijodohkan." pilunya

Emily kemudian duduk dibangku yang kosong tepatnya dihadapan Putra. "Ibu tahu apa yang kamu rasakan. Ibu juga mengalami hal seperti itu dulu."

"Apakah ibu juga dijodohkan dengan Ayah dulu?" tanya Putra sedikit terkejut karena dirinya tidak tahu sama sekali mengenai ini.

Emily mengangguk. "Ibu dan Ayah dulu tidak saling mengenal."

"Lalu bagaimana bisa Ibu dan Ayah dijodohkan?" tanya Putra semakin penasaran

"Cerita Ibu dan Ayah dulu sangat begitu rumit. Sulit untuk dijelaskan." jawab Emily

"Lalu bagaimana bisa kalian berdua saling mencintai sekarang?"

"Rasa cinta tumbuh karena seiringnya Ibu dan Ayah selalu terus bersama. Kau akan merasakannya nanti." jelas Emily

"Bu bagaimana jika gadis yang dijodohlan dengan ku itu bukanlah gadis yang baik? Bisa saja dia hanya menginginkan harta kita." khawatir Putra

Emily lalu tersenyum. "Kau tenang saja. Tidak mungkin Kakekmu itu menjodohkan cucunya dengan gadis yang tidak baik."

"Bagaimana kakek bisa tahu kalau gadis itu gadis yang baik? bukankah kakek belum pernah menemui gadis itu?" tanya Putra lagi

"Sebelum kakekmu pergi untuk selamanya, dia dulu mempunyai sahabat laki-laki bernama Andrew John. Dia adalah orang kepercayaan kakekmu sekaligus sahabatnya. Lalu mereka berdua membuat sebuah kesepakatan jika mempunyai cucu berjenis kelamin lawan jenis akan dijodohkan, Karena saat itu kebetulan Ibu sedang mengandung dirimu 5bulan serta anaknya Andrew John itu juga sedang mengandung cucunya 4bulan. Itu artinya kau dengan gadis itu hanya berbeda 1bulan." jelas Emily

Putra hanya diam menyimak pembicaraan yang diceritakan ibunya saat ini.

"Yang menamai dirimu juga bukan ibu atau ayah tapi kakek." beritahu Emily

Putra sedikit terkejut mengetahui bahwa ternyata yang memberinya nama ialah kakeknya. "Kakek yang memberi namaku Putra?" tanyanya ulang

Emily mengangguk. "Dia ingin cucu pertamanya diberi nama Putra."

"Bagaimana dengan Devano bu?Dia yang lebih tua dariku seharusnya dia saja yang dijodohkan." ujar Putra menyarankan kakak angkat nya itu agar yang dijodohkan, bukan dirinya.

Emily menggelengkan kepalanya. "Saat kakek mu membuat kesepakatan dengan sahabatnya dulu belum ada Devano. Apa kau lupa?"

"Kakak mu itu hadir sejak kau menginjak usia 5tahun." lanjut Emily.

Putra hanya mengangguk mengerti. "Aku tahu." jawabnya

"Kakakmu tak lama lagi akan kembali kesini. Karena kuliahnya sudah hampir selesai di London."

Devano, dia bukanlah anak kandung dari Emily dan Sean Marvel. Devano hanyalah anak yang diadopsi oleh kedua orangtuanya Putra. Dia hadir sejak Putra menginjak usianya ke 5tahun. Emily dan Sean sepakat mengadopsi Devano karena kasihan melihat anak itu yang begitu kurus dan tidak terawat saat ditemukan dipinggir jalan seorang diri tidak memiliki keluarga.

.
.
.
.
To be continued..

Maaf kalau kalian bingung sama bahasa ceritanya, soalnya aku baru kali ini nulis genre romance🙏

Continue Reading

You'll Also Like

423K 20.8K 61
[COMPLETED] (Sebelum membaca cerita ini, mohon baca dulu cerita sebelumnya yang berjudul Hi, Darrel agar paham dan tau betul dengan konflik dan karak...
16.6K 471 12
cerita fiksi/karangan hanya untuk hiburan bahan halu untuk cegil
66.6K 2.7K 63
[Tahap Revisi] Cerita ini meliput kisah asmara antara Verdian dan Adinda, dapat dikata pertemuan itu cukup singkat. Banyak yang menyukainya, banyak y...
10.5M 1.1M 76
𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐌𝐀𝐒𝐈𝐇 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏! Squel dari cerita : RENAVEL 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Cerita solf pr...