MY ICE MAN ✔ [ TERBIT ]

By sandimlna

9.3M 289K 11.3K

SUDAH TERBIT. SILAKAN BELI DI GRAMEDIA ATAU BUKABUKU.COM [ COMPLETED • SEBAGIAN BAB TELAH DIHAPUS ] #1 in Rom... More

Zac Pradipta
Kesha Fatusha
My Ice Man | 1
My Ice Man | 2
My Ice Man | 3
My Ice Man | 4
My Ice Man | 5
My Ice Man | 6
My Ice Man | 7
My Ice Man | 8
My Ice Man | 9
My Ice Man | 10
My Ice Man | 11
My Ice Man | 12
My Ice Man | 13
My Ice Man | 14
My Ice Man | 15
My Ice Man | 16
My Ice Man | 18
Q&A
Jawaban Q&A
INFO PENTING
SEQUEL MY ICE MAN
Q&A 2
Sekilas Info (Penting)
PENGUMUMAN UNPUBLISH
INFO PENTING
SPECIAL PART (IRA & ALDEN)
SPECIAL PART 2 (IRA & ALDEN)
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER
GIVE AWAY NOVEL MY ICE MAN
E-BOOK MY ICE MAN
OPEN PRE-ORDER

My Ice Man | 17

202K 10.1K 506
By sandimlna

READY? VOTE DULU YA :)

1000+vote dan komentarnya untuk bab selanjutnya yaaa...

AYO SEMANGAT!!!

***

Kesha mengembuskan napas panjang setelah selesai melakukan kegiatan rumah. Ia juga berusaha untuk tetap berpikiran positif saat melihat kejadian tadi pagi. Ya, Kesha sempat melihat jika Aura memang menumpang kepada suaminya. Ia juga dapat melihat senyum Aura kepada suaminya yang menyiratkan senyuman...menggoda, mungkin? Kesha tak mau ambil pusing. Toh, Zac juga sudah menjelaskan kalau pria itu tak ada hubungan spesial atau sejenisnya dengan Aura. Semuanya otomatis karena mereka satu pekerjaan.

Tetapi, bagaimana pun juga, ada sesuatu di dalam hati Kesha yang membuatnya sedikit berpikiran negatif tentang hubungan pertemanan antara Zac dan Aura. Sejujurnya Kesha juga membutuhkan seseorang untuk bisa diajak bercerita. Pikirannya langsung saja mengarah pada Ira yang ia yakini sangat tepat jika memberikan solusi.

Seolah mendengarkan doa Kesha, si orang yang ada pikirannya langsung saja namanya tertera pada layar ponselnya. Kemudian, Kesha mengangkat panggilan tersebut yang berasal dari Ira.

"Halo, Ra?" sapa Kesha terlebih dahulu.

"Meet up, say." Ajaknya yang pasti akan langsung disetujui oleh Kesha. "Ada yang pengin gue ceritain sama lo."

"Yuk, gue juga sama, ada yang mau ceritain sama lo. Bukan cerita sih sebenarnya, lebih minta solusi aja sama lo."

"Oke, oke. Ketemuan di mana?" tanya Ira

Suara Kesha terdengar sedang bergumam dan memikirkan tempat mana yang bagus bagi mereka untuk bertemu. Tiba-tiba saja, suara Ira membuyarkan kegiatan berpikirnya

"Di kafe biasa tempat kita nongkrong dulu gimana, Kes?" tanya Ira memberikannya rekomendasi tempat.

"Oke, gue siap-siap dulu ye. Sekalian izin dulu sama suami."

Sahabat Kesha itu tertawa pelan. "Mau gue jemput?"

"Nggak usah." Tolak Kesha. "Kita ketemuan di sana aja."

Kesha menutup sambungan telepon terlebih dahulu. Lalu, membuka aplikasi Whatsapp dan mencari kontak Zac. Ia akan meminta izin kepada suaminya, ya, walaupun Kesha tak yakin jika Zac akan membalasnya. Mengingat, suamianya itu sangat sibuk pada jam-jam seperti ini.

Kesha: Aku izin ya? Mau ketemuan sama Ira.

Baru saja Kesha akan menyimpan ponselnya di atas meja yang berada di ruang tengah, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan satu buah notifikasi dari Zac muncul pada layarnya.

Zac: Pulangnya mau aku jemput?

Kesha kembali mengetikkan balasan seraya tersenyum kegirangan.

Kesha: Nggak usah deh, kayaknya cuman sebentar.

Zac: Yaudah, hati-hati ya. Love you...

Wanita itu sempat terpaku dan matanya membaca tiap kata yang berasal dari Zac. Kesha tidak salah membaca kan? Jika Zac menuliskan kata love you diakhir kalimatnya? Ah, ini nyata dan bukan mimpi.

Dengan senyum yang masih mengembang dan pipi yang sudah bersemu merah, Kesha kembali mengetikkan balasan atas pesan dari Zac.

Kesha: Oke. Love you too...

Tanpa pikir panjang lagi, Kesha segera bergegas menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu, barulah ia memesan taksi online lalu menunggu di halaman depan. Lima menit kemudian, taksi yang dipesannya sudah berada di depan rumah Kesha. Kemudian, ia langsung saja menghampiri dan memasuki taksi terbut.

Jalanan Jakarta di siang hari ini tidak terlalu macet, tetapi masih ada titik-titik jalanan yang mengalami kepadatan kendaraan. Sehingga, membutuhkan waktu tiga puluh menit bagi Kesha untuk bisa sampai di kafe yang menjadi temapt kumpulnya bersama Ira.

"Makasih ya, Pak." Ucap Kesha ramah seraya memberikan sejumalh uang yang tertera pada aplikasi taksi online-nya.

Kesha turun dan langsung saja memasuki kafe tersebut, dilihatnya Ira sudah duduk pada kursi yang berada dipojokan dengan ice caffe latte yang dipesannya.

"Lama ya nunggu gue?" tanya Kesha cemas sembari mendaratkan bokonya pada kursi yang kosong dan duduk di hadadapan Ira.

Ira menggeleng. "Nggak kok, gue juga baru lima menit di sini. Lo mau mesen apa?"

"Ice chocolate deh."

Ira pun memanggil salah satu pelayan yang ada di sana, lalu memesankan minuman kesukaan Kesha. Tak lama kemudian, ice chocolate pesanan Kesha sudah berada di hadapannya.

Sambil menunggu pesanan makanan tiba, Ira memulai obrolan mereka dengan menanyakan bagaimana kondisi kehamilan sahabatnya saat ini.

"Gimana nih kehamilannya?"

Kesha menyesap ice chocolate-nya melalui sedotan. "Baik, anaknya gue sehat sih."

Dan makanan yang dipesan pun tiba. Ada satu porsi nugget and fries dan dua porsi chocolava.

"Zac gimana?" Ira mulai mengambil satu buah nugget dan mencocolnya ke dalam saus cabai, lalu melahapnya dengan satu lahapan. sangat tipikial Ira sekali.

"Dia baik sih, sejauh ini gue belum ngerasa tersakiti lagi sama dia. Semoga aja nggak ya." Kesha pun ikut mengambil satu buah nugget dan melahapnya. "Eh, katanya lo mau cerita. Cerita apaan nih?"

Ira membenarkan posisi duduknya, lalu teringat sesuatu bahwa ia akan menceritakan sesuatu kepada Kesha. "Lo tau Alden? Alden Megantara."

Kesha mengernyit, sepertinya ia kenal dan sudah tak asing lagi dengan nama itu. "Alden? Yang mana sih?"

"Temen SMA kita."

"Yang cupu?" Ira mengangguk cepat. "Oh iya gue tau. Emang kenapa sama dia?"

"Kemarin gue ketemu sama dia." Ira mengempaskan tubuhnya pada sandaran kursi yang didudukinya.

"Kok bisa sih?" tanya Kesha yang sedikit tersentak dengan pengakuan Ira. Pasalnya Alden sudah lama sekali tidak pernah muncul jika SMA mereka mengadakan acara reuni.

"Nggak sengaja aja gitu. Ketemuan di kelab. Gue pikir itu cowok masih cupu. Eh nggak taunya..." Ira melirik ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang mendengarnya. "Dia sekarang hot banget, Kes. Gue aja sampai horny dan nggak berani buat berkedip."

Untung saja Kesha tidak sedang menyesap minuman, jika iya, maka ia akan mengeluarkan dengan rasa terkejut yang luar biasa karena merasa ucapan Ira yang terdengar sinting.

"Terus, terus?"

"Gue maen sama dia." Jawab Ira santai. "Dia cukup ahli juga sih. Dan katanya itu baru pertama kali dia begituan sama cewek."

Oke, jika kalian ingin tahu, Ira merupakan teman sekaligus sahabat Kesha yang paling sinting dan juga gila.

"Kok bisa maen sih lo?"

"Kita berdua sama-sama mabuk sih. Jadinya ya...gitu deh." Ira tertawa pelan. "Ya, terus gue sama dia bikin perjanjian gitu. Perjanjian kalau kita harus saling muasin satu sama lain, kapanpun dan di manapun. Tanpa ada ikatan atau perasaan."

Kesha menatap Ira seraya menggelengkan kepalanya karena sosok Ira tidak bisa tahan jika sudah bertemu dengan pria yang sexy and hot. Untung saja sahabatnya itu tidak menyukai Zac yang...ya gitu.

"Ra, lo nggak mau coba buat ngejalin hubungan aja sama dia?"

Ira tersentak. "Kes, lo tau kan kalau gue..."

"Iya gue tau. Mana mungkin seorang Ira Liasartika bisa percaya sama cinta."

Tangan Ira menunjuk ke arah Kesha. "Nah...lo kan tau."

"Jadi, lo cuman buat perjanjian bodoh semacam itu doang?"

Dan Ira mengangguk.

"Gila kali lo." Sungut Kesha.

Kemudian seketika hening. Keduanya hanya saling menikmati hidangannya masing-masing.

"Eh..." panggil Ira yang telah selesai memakan chocolava-nya. "Lo mau cerita apa?"

Tiba-tiba saja Kesha teringat apa yang akan ia ceritakan kepada Ira. Ya, soal apa yang dilihatnya tadi pagi.

"Menurut lo, kalau suami gue pergi ke kantor bareng cewek lain, itu wajar nggak?"

Kini, giliran Ira yang mengernyit. "Maksud lo?"

Kesha mengembuskan napas panjang. "Jadi gini, di depan rumah gue tuh ada tetangga baru. Namanya Aura, dan ternyata juga si Aura itu temen sekantor Zac. Satu divisi dan satu tim."

"Kalau kata gue sih wajar aja." Jawab Ira.

"Masalahnya bukan itu sih, Ra. Gue ngerasa kalau hubungan mereka berdua itu udah terlalu dekat. Tapi, gue coba buat berpikir positif aja sih."

Ira kembali menyesap ice caffe latte-nya. "Terus masalahnya di mana?"

"Gue udah coba buat berpikiran posistif. Tapi...gue ngerasa ada yang aneh gitu." Kesha mengigit bibir bawahnya dan tampak ragu untuk menanyakan pertanyaan selanjutnya kepada Ira.

"Mungkin nggak kalau Zac selingkuh sama Aura?"

Sontak saja ice caffe latte yang sedang diminum Ira keluar begitu saja, wanita itu langsung saja tersedak.

"Nggak mungkin kali, Kes. Lo nggak seharusnya punya pikiran sampai ke situ. Lo hamil dan sebentar lagi Zac udah mau jadi bapak-bapak." Ucap Ira seraya membersihkan pakaian yang terkena ice caffe latte.

"Iya kali ya. Nggak mungkin juga Zac selingkuh sama cewek lain. Dia udah janji sama gue buat berubah." Kesha mendesah sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

***

Sejak siang tadi, Zac sangat bersemangat dalam bekerja. Mungkin juga karena pengaruh saat Kesha membalas ucapan love you-nya. Meskipun itu hanya sekadar pesan singkat biasa, tetapi Zac merasa bahwa mereka sedang bertatap muka. Ah, Zac tidak sabar untuk pulang ke rumah.

Maka dari itu, saat waktu menunjukan pukul 17.00, ia langsung saja membereskan meja kerjanya dan bergegas keluar dari ruangannya. Sesekali juga mata Zac melihat ke kubikel Dito yang masih terisi oleh sahabatnya itu.

"Dit, gue pulang duluan ya." Dito hanya melambaikan tangannya sebagai balasan iya.

Zac pun berjalan menuju halaman parkir kantornya dan langsung saja memasuki mobilnya. Menyalakan mesinnya, dan...

"Zac...Zac..." seseorang mengetuk kaca mobilnya.

Ternyata Aura.

Zac mendesah, lalu membuka kaca mobilnya dan menatap datar ke arah Aura. "Kenapa?"

"Pulang bareng, ya? Aku juga mau pulang nih." Pinta Aura.

Pria itu sempat berpikir beberapa saat. Apakah ia akan menerima permintaan Aura atau menolaknya.

"Please..." nada memohon Aura berhasil membuat Zac mengangguk pasrah.

Senyum mengembang langsung saja terbit pada bibir Aura. Tangannya mulai membuka pintu mobil dan duduk begitu saja. Sudah siap dengan sabuk pengaman yang telah terpasang rapi.

Zac pun mulai memajukan mobilnya dan keluar dari halaman parkir kantornya. Sepanjang perjalanan juga tak ada suara atau obrolan diantara mereka berdua. Itu karena Zac sedang malas melakukan obrolan dengan wanita yang berada di sampingnya ini.

"Zac..." panggil Aura. "Aku nggak nyangka lho, bisa satu pekerjaan sama kamu, dan juga tetanggaan."

Zac terdiam dan lebih memilih fokus pada jalanan.

"Aku juga nggak nyangka kalau kamu udah nikah. Hehe..." Aura terkekeh sendiri. "Padahal sebelum itu, kita berdua ngabisin semalam sama-sama. Kamu hebat, Zac."

"Aura, aku nggak mau bahas apa yang terjadi sama kita dulu." Balas Zac yang akhirnya bersuara. "Dan jangan pernah bahas itu lagi, oke? Kita udah sepakat nggak akan ada perasaan setelah kejadian itu."

"Wow..." Aura terkejut dengan penjelasan Zac. "Sewot amat sih, Zac."

Pria itu kembali terdiam.

Untung saja jalanan Jakarta sedang tidak macet, sehingga Zac bisa mengendarai mobilnya dengan lancar dan hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk sampai di daerah kompleknya.

Sesampainya mobil Zac di depan rumah Aura, wanita itu tidak langsung turun dan lebih memilih diam sejenak.

"Sebenarnya, mau kamu apa?" tanya Zac tiba-tiba yang membuat wanita itu menoleh ke arahnya.

Tatapan tajam mata Zac seakan mengunus hati Aura yang paling dalam. Ia tidak menyangka jika pria itu akan menanyakan hal ini kepadanya.

"Aura..." panggil Zac dengan nada dinginnya. Sedingin lemari es. "Mau kamu apa?"

"A-aku..." Aura menundukan kepalanya dan tak berani menatap Zac. "Aku cuman mau kamu. Itu aja."

Zac mengernyit, lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku tau, aku salah. Tapi, sejak malam itu, aku nggak bisa lupain kamu gitu aja. Aku..." Aura mendongak. "Aku udah main pakai perasaan sejak malam itu."

"Kamu gila."

"Ya, aku gila. Tapi, aku nggak bisa lupain kamu, Zac"

Napas Zac memburu dan tatapan matanya semakin tajam. "Aku udah punya Kesha, dan calon anak yang ada di perut istri aku. Jadi, tolong jangan ganggu aku lagi, Aura."

"Zac..." lirih Aura yang kini mulai menangis. "Aku cuman mau perasaan aku dibalas sama kamu."

"Tapi, aku nggak bisa..." balas Zac. "Aku nggak bisa, dan sampai kapanpun nggak akan pernah bisa."

Wanita itu terdiam dan isak tangisnya semakin jelas.

"Kamu bisa cari cowok lain selain aku." Ujar Zac dengan nada lembut. "Aku nggak mau ngecewain Kesha. Jadi, kamu harus mengerti keadaan aku yang udah nikah sama Kesha.

Aura tetap saja diam, perlahan ia menyeka kedua matanya dan menatap ke arah Zac. Kemudian, wanita itu memajukan tubuhnya dan bertingkah gila dengan mencium bibir Zac.

Sontak saja itu membuat kedua bola mata Zac membulat sempurna. Ia ingin mendorongnya, tetapi tidak tega jika harus berbuat kasar kepada seorang wanita.

Bibir Aura cukup lama menyentuh bibirnya. Zac tidak tahu harus melakukan apa, ia membiarkan Aura begitu saja tanpa membalas ciuman yang diberikan wanita itu.

"Ini terakhir kali aku ganggu hidup kamu lagi." Ucap Aura seraya melepaskan ciumannya.

Wanita itu membuka sabuk pengamannya, lalu membuka pintu mobil. Berlari dengan tangis yang kembali menjadi sembari memasuki rumahnya. Sedangkan Zac masih terdiam di tempatnya. Mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi diantara ia dan Aura.

Ciuman.

Bibir.

Perasaan.

Dan, Zac berada di dalam masalah. Masalah besar.

***

Monmaap nih yeee...udah bikin kalian marah-marah (lagi), hehehe...

Komentar hebohnya yoooo...

Jangan lupa follow instagram

@zacpradipta

@sandimaulanna

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 53.1K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
16.5M 672K 39
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.4M 113K 54
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
399K 7.3K 18
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...