MY ICE MAN ✔ [ TERBIT ]

By sandimlna

9.3M 289K 11.3K

SUDAH TERBIT. SILAKAN BELI DI GRAMEDIA ATAU BUKABUKU.COM [ COMPLETED • SEBAGIAN BAB TELAH DIHAPUS ] #1 in Rom... More

Zac Pradipta
Kesha Fatusha
My Ice Man | 1
My Ice Man | 2
My Ice Man | 3
My Ice Man | 4
My Ice Man | 5
My Ice Man | 6
My Ice Man | 7
My Ice Man | 8
My Ice Man | 9
My Ice Man | 10
My Ice Man | 11
My Ice Man | 12
My Ice Man | 13
My Ice Man | 15
My Ice Man | 16
My Ice Man | 17
My Ice Man | 18
Q&A
Jawaban Q&A
INFO PENTING
SEQUEL MY ICE MAN
Q&A 2
Sekilas Info (Penting)
PENGUMUMAN UNPUBLISH
INFO PENTING
SPECIAL PART (IRA & ALDEN)
SPECIAL PART 2 (IRA & ALDEN)
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER
GIVE AWAY NOVEL MY ICE MAN
E-BOOK MY ICE MAN
OPEN PRE-ORDER

My Ice Man | 14

217K 12.1K 286
By sandimlna

READY? VOTE DULU YA :)

1000+vote dan komentarnya untuk bab selanjutnya.

AYO SEMANGAT!!!

•••••

Waktu berjalan begitu cepat. Hingga pukul 23.00, Zac belum juga memberikan tanda-tanda bahwa pria itu akan segera pulang. Sejujurnya, Kesha mencemaskan suaminya itu. Yang bilangnya akan mampir sebentar, hingga saat ini belum juga pulang. Perasaannya juga semakin cemas dan khawatir kala ponsel milik Zac sangat sulit untuk dihubungi. Sudah sepuluh kali Kesha melakukan panggilan, tetapi tak kunjung ada jawaban. Hanya sebuah suara dari sang operator yang memberitahukan bahwa ponsel milik Zac sedang berada di luar jangkauan.

Kini, Kesha sedang duduk seraya menunggu kehadiran Zac. Jujur saja ia sudah mengantuk. Tetapi ia paksakan karena kekhawatirannya kepada pria itu. Beberapa kali juga Kesha berjalan menuju jendela untuk melihat apakah Zac sudah pulang atau belum. Dan jawabnnya, belum. Membuatnya mengembuskan napas panjang.

Hingga pukul 01.00 pagi, Zac tak kunjung datang dan Kesha sudah tak bisa lagi menahan rasa kantuknya. Menunggu itu sangat melelahkan, percayalah. Tidak semua orang menyukai kegiatan menunggu, apalagi saat yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.

Kemudian, Kesha memutuskan untuk berbaringan di sofa yang berada di ruang tengah. Memejamkan matanya dan ia akan tidur untuk sementara. Lima menit kemudian, Kesha tersentak dan langsung saja membukakan kedua matanya dengan cepat. Ia mendengar suara seperti benda terjatuh yang berasal dari luar rumah. Kemudian, ia bangkit dan berjalan menuju pintu utama lalu membukanya. Apa yang dilihatnya saat itu benar-benar membuat kedua mata Kesha membulat secara sempurna. Mulutnya terbuka lebar dan jantungnya berdebar sangat kencang. Ia melihat tubuh Zac yang tergeletak begitu saja di depan rumahnya. Pria itu tak sadarkan diri.

"ZAC!!!" Kesha berteriak histeris dan langsung saja menghampiri Zac yang belum juga sadar.

Begitu mendekat, Kesha meringis dan matanya sudah mengeluarkan air mata. Bagaimana tidak, Zac yang dilihatnya benar-benar membuatnya diserang rasa panik. Ada luka lebam pada kedua pipi pria itu, sudut bibir dan hidungnya mengeluarkan darah yang tak berhenti-henti. Sebelah matanya membengkak dan kemeja yang digunakan oleh Zac telah dipenuhi oleh noda bekas injakan seseorang.

Kedua tangan Kesha gemetar saat meraih dan membangunkan tubuh Zac. Tangisnya sudah pecah melihat kondisi suaminya yang mengenaskan itu. Dengan susah payah, ia membopong tubuh Zac yang besarnya dua kali lipat dibandingkan tubuh Kesha. Tubuh Zac langsung saja dibaringkan di atas sofa dan Kesha merentangkan kedua kaki suaminya itu. Sebisa mungkin ia menghentikan isak tangisnya, tetapi tidak bisa.

"Zac..." lirih Kesha serara mengecek kondisi Zac yang belum juga sadar. Kesha masih bersyukur karena suaminya itu tidak meninggal. Ia masih bisa mendengar napas dan detak jantung Zac.

Kesha berniat akan mengobati luka Zac dengan mengompresnya menggunakan air hangat. Ia mulai bangkit dari tempat duduknya dan pergi menuju dapur dengan isak tangis yang belum reda. Tetapi, saat ia akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja tangannya dipegang oleh Zac.

"Kesha..." Zac memanggil dirinya dengan suara yang serak dan parau.

Mata Kesha melihat Zac yang mulai sadar. Kemudian ia kembali merendahkan tubuhnya dan menggenggam erat tangan Zac. Memberikan ketenangan kepada suaminya yang baru saja babak belur.

"Iya?"

Zac tak menjawabnya. Ia justru memegang tangan istrinya dengan erat. Tersenyum sekuat tenaga untuk membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja. Tapi, kenyataannya Zac tidaklah baik.

"Bentar." Kesha melepaskan tangan Zac yang menggenggamnya. "Aku mau bawa air hangat sama kain lap dulu."

Pria itu tak menjawabnya, dan Kesha langsung saja bangkit berdiri lalu pergi ke dapur. Tiga menit kemudian, ia sudah kembali dengan wadah yang berisi air hangat dan kain lap. Kesha mulai memasukkan kain tersebut ke dalam wadah itu dan memerasnya. Lalu mengompreskannya pada luka lebam yang berada di pipi Zac dengan pelan-pelan.

Zac meringis kesatikan saat Kesha mulai mengompresnya.

"Maaf." Ucap Kesha seraya memelankan gerakannya. "Kenapa kamu bisa kayak gini?"

Wanita itu kembali menangis dengan tangan yang terus saja melakukan mengompresan pada seluruh luka di wajah Zac.

"Udah." Kata Zac kepada Kesha dengan meraih tangan wanita itu. "Kamu jangan nangis."

Kemudian, tangan Zac terulur untuk mengusap kedua pipi Kesha dengan lembut. Jelas saja itu membuat tangis Kesha semakin menjadi. Bisa-bisanya Zac memikirkan kondisi orang lain yang jelas-jelas dirinyalah yang membutuhkan bantuan.

"Aku minta maaf udah buat kamu nangis." Zac terus saja mengusap kedua pipi Kesha dengan lembut. "Aku emang suami yang nggak becus, yang selalu buat istrinya nangis,"

Dan Zac tertawa pelan.

Tangis Kesha mulai berhenti, ia menatap wajah suaminya yang dengan susah payah sedang menatap hangat ke arahnya. Wajahnya begitu teduh ditambah dengan senyum Zac yang mampu membuat hati Kesha menghangat dan bergetar.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku."

"Aku nggak apa-apa, Kes."

"Kamu buat aku takut. Hp kamu nggak bisa dihubungin."

Zac kembali tersenyum dan mengusap pipi kanan Kesha dengan sayang. "Maaf, udah buat kamu khawatir."

Kemudian hening.

"Kesha..." panggil Zac.

"Apa?"

"Cium."

Langsung saja sekujur tubuh Kesha memanas, ia menatap Zac tak percaya. Permintaan suaminya itu benar-benar membuat Kesha tak bisa bergerak. Bagaimana bisa, seorang Zac yang sedang babak belur meminta ciuman darinya.

"Suaminya minta dicium, masa diem aja." Ulang pria itu sekali lagi.

Oke, Kesha mulai mengerti jika orang yang sedang sakit memiliki permintaan yang terbilang aneh. Bukankah begitu?

Lalu, apa yang harus Kesha lakukan?

"Ci-cium apanya?" tanya Kesha dengan kegugupan yang luar biasa dan wajah yang bersemu.

Pria itu tak menjawabnya dan lebih mengarahkan apa yang diinginkannya dari Kesha. Zac menggerakan tangannya lalu menunjuk bibir sebagai jawaban atas pertanyaan Kesha. Tentunya dengan wajah yang genit dan nakal.

"Zac..."

"Biar cepet sembuh, Kesha."

Perlahan, Kesha mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Zac. Pria itu sudah memejamkan matanya terlebih dahulu, dan bersiap untuk menerima ciuman dari Kesha. Detik selanjutnya, Kesha menyentuhkan bibirnya tepat di bibir Zac. Ada sensasi yang luar biasanya saat Kesha mencium lembut bibir Zac. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang...manis.

Tak sampai lima detik, Kesha langsung saja menarik wajahnya menjauhi wajah Zac. "Udah."

"Lagi..." rajuk Zac dengan sangat manja, membuat Kesha tertawa geli.

"Udah, Zac. Aneh deh, masa sakit minta dicium sih." Cibir Kesha. "Harusnya kalau lagi sakit itu minta diobati, bukan minta dicium."

"Kan kamu obatnya, hehehe..."

Jika ada di dunia ini alat untuk mengukur tingkat kebahagian, maka alat itu akan rusak karena Kesha merasa bahagia saat ini. Zac yang sekarang jauh berbeda dengan Zac yang Kesha kenal sebagai pria dingin yang selalu membentaknya.

"Kesha...."

"Jangan minta cium lagi, Zac."

"Kenapa?" tanya Zac dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Aku," Kesha mengucapkannya dengan malu-malu. "Aku malu."

Zac tersenyum geli melihat Kesha yang salah tingkah karenanya. Kemudian, ia bangkit dari tidurnya dan membuka sofa yang berada di ruang tengah menjadi sofa bed. Lalu, kembali berbaring dengan posisinya yang paling nyaman.

"Kamu tau nggak, kalau orang yang lagi sakit itu banyak maunya?" tanya Zac tiba-tiba.

"Tau. Emangnya kamu mau apa?"

"Mau tidur sama kamu." Balas Zac seraya merentangkan kedua tangannya dan meminta Kesha untuk ikut berbaring di sampingnya.

Sontak saja itu membuat Kesha membulatkan kedua matanya-lagi-, ia tidak menyangkan jika Zac yang sedang sakit banyak maunya.

"Zac!!!" ucap Kesha dengan sedikit membentak, dan Zac tertawa renyah.

Sejujurnya, kedua pipinya kini sudah bersemu bak udang rebus.

•••••

Sebenarnya, Kesha tidak benar-benar menolak permintaan Zac untuk berbaring di sampingnya. Yang awalnya hanya berbaringan di sofa, akhirnya mereka pindah ke kamar. Keduanya tidur di ranjang yang sama dengan tangan Zac yang memeluk tubuh Kesha dari belakang. Sesekali juga tangan pria itu mengusap pelan serta lembut pada perut Kesha yang mulai membesar. Awalnya Kesha tidak bisa tidur dengan posisi yang seperti itu, ia sama sekali tidak terbiasa kala Zac harus memeluk tubuhnya saat tidur. Tapi, perlahan ia mulai menyadari bahwa pria itu sudah berubah. Dan kini, giliran Kesha yang harus bisa merubah pikirannya untuk bercerai dengan Zac.

"Iya, Dit, semalam aku nggak tau siapa yang udah buat Zac babak belur." Ucap jelas Kesha saat ia menelepon Dito, teman kantor Zac. Ia akan izin karena suaminya itu tidak bisa bekerja hari ini.

"Oh, gitu ya. Kok bisa sih, Kes?" tanya Dito di seberang sana.

"Nggak tau aku juga, mungkin ada orang yang dendam sama dia."

"Oh gitu," Dito menghela napas panjang. "Salam buat Zac ya, get well soon. Bilangin sama dia, di sini kerjaannya numpuk."

Kesha tertawa seraya mengakhiri perbincangan pagi dengan Dito. "Iya, nanti aku bilangin. Thanks ya, Dit."

"Oke."

Dan sambungan telepon pun berakhir.

Kesha pun menyimpan kembali ponselnya di atas meja makan. Kemudian, ia kembali melanjutkan kegiatan memasaknya yang tertunda karena ia harus menelepon kepada Dito bahwa Zac belum bisa masuk kantor hari ini. Sedangkan pria itu masih terlelap dalam tidurnya. Kesha beruntung, karena luka lebam dan bengkak pada wajah Zac sudah sedikit membaik. Mungkin karena efek ciuman yang Kesha berikan secara malu-malu kepada suaminya itu.

"Masak apa?" Kesha terkejut dengan suara yang tiba-tiba saja ia dengar.

Zac kini sudah bangun dan berada di belakang Kesha. Lalu, kedua tangannya memeluk pinggang Kesha dan membuat wanita itu sedikit tersentak.

"Zac, kamu ngapain bangun? Harusnya kamu masih istirahat." Tanya Kesha sedikit panik dengan kehadiran Zac yang begitu saja.

Tak ada jawaban dari pria itu, Zac justru menjatuhkan kepala di atas bahu kanan Kesha. Mengebuskan setiap napas hangat pada leher istrinya yang tak terhalangi itu.

"Zac, aku lagi masak. Jadi kagok kalau kamu mepet-mepet aku kayak gini."

Zac tetap saja tak menjawabnya. Kemudian, pria itu melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Kesha dengan pelan. Sedetik kemudian, Zac mencium bibir Kesha dengan lembut. Hanya sebentar, kemudian pria itu berjalan pergi menuju ruang tengah lalu menyalakan televisi yang sedang menayangkan acara berita pagi.

Jantung Kesha berdebar sangat kencang saat ia merasakan bibir Zac yang menyentuh lembut bibirnya. Memberikan sensasi luar biasa yang belum pernah ia rasakan, walaupun semalam ia sudah mencium lebih dulu bibir Zac. Rasanya sangat berbeda dari ciuman semalam, ada gelenyar bahagia yang menjalar disetiap tubuhnya. Entah harus bagaimana Kesha mendeskripsikan itu semua, yang jelas sikap Zac pagi ini sangatlah...manis bercampur romantis.

Tidak mau ambil pusing karena sikap Zac yang begitu manis, Kesha langsung saja menyelasaikan kegiatan masaknya dengan cepat. Ia memasak dua porsi nasi goreng seafood, ia sengaja memasak nasi goreng seafood karena nasi goreng itu merupakan salah satu makanan favorit Zac.

"Makan yang banyak, biar cepet sembuh." Perintah Kesha seraya memberikan satu porsi penuh nasi goreng seafood kepada Zac.

Zac menerima nasi goreng buatan Kesha dengan senang hati.

"Bulan depan kamu harus periksa kandungan, ya?" tanya Zac disela-sela sarapan paginya bersama Kesha.

"Iya, jadwalnya bulan depan."

"Aku anter, ya."

"Kalau sibuk mendingan nggak usah deh, Zac."

Pria itu tersenyum. "Aku nggak mau kamu periksa kandung sendiri. Aku juga mau tau perkembangan anak kita gimana."

Kesha tak menjawabnya. Ia lebih menyantap sarapan paginya bersama Zac.

"Kesha..." panggil Zac yang membuat Kesha memberhentikan kunyahan pada mulutnya.

"Apa?" tanya Kesha seraya menatap suaminya yang sudah lebih dulu menatapnya dengan tatapan yang hangat.

Zac terdiam sejenak, mengembuskan napas panjang, dan mulai berkata kembali, "Kita nggak akan cerai, kan?"

Dan, Kesha tidak bisa menjawab atas pertanyaan Zac.

•••••

Ah, senangnya si Zac udah nggak dingin lagi. Hahahaha.

Gimana nih pendapat kalian tentang cerita My Ice Man sejauh ini?

Jangan lupa komentarnya yaaaa...

Mari follow instagram

@zacpradipta

@sandimaulanna

Continue Reading

You'll Also Like

248K 21.5K 75
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
345K 18.1K 31
Galla pratama seorang badboy cadell yang baru saja masuk sekolah barunya,dan dia sudah membuat masalah di sekolah barunya itu. * * * Ravindra adipta...
4.6M 169K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
133K 13.5K 22
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...