HUJAN DI MUSIM PANAS

By irinamizutama

1.9K 85 384

"Mengapa si Sempurna mau bersama dengan si Terbelakang?" Ya, kisah tentang seseorang yang gila secara harfiah... More

C1 Ketidak warasan
C2 Pemberian Nama
C3 Saatnya Sekolah
C4 Mimpi Buruk
C5 Kompetisi
C6 Pendinginan
C7 Tukang Bikin Onar!
C8 Bakat Terpendam
C9 Tugas Sekolah
C10 Kerja Bakti Sana!
C11 Sparing?!
PENGUMUMAN
C12 Akhirnya, Kerja, Kerja, Kerja!
C13 Pernyataan Cinta, eh?
C14 Eh, Gombal?
Extra Chap.
C15 Traktiran
C16 Potong Rambut nih?
C17 Hari Tenang
Sebuah Kabar
C18 Departure : ..., Arrival : JAPAN!
C20 Saksi dan.. Kenalan Lama?!
C21 Penyiksaan
C22 Petunjuk Tidak Bermutu
C23 (Mungkin) Tidak Berhenti di sini
C24 Tahun Baru Ala Amarai
C25 Kita Hitung dari Sepuluh
C26 Ketika Cinta Mempertemukan
C27 Panggilan Terakhir
C28 Tidak Perlu Tahu
C29 Kenapa Kau Menolongku?
C30 Keadaan Terdesak
C31 Selamat Ulang Tahun
C32 Hujan
Extra Chap 2

C19 Breaking News

21 2 10
By irinamizutama

***

Naik pesawat udah, barang-barang juga udah. Terus, sekarang aku ngapain?

Yah, karena pesawatku adalah economy class dan harus 2 kali transit. Aku sarankan pada diriku sendiri kalau aku harus tidur. Cuma, tidurnya setelah transit kedua, deh.

Nah, nunggu transit kedua itu, aku ngapain ya?

Bu Age disebelahku sedang asyik melihat laporan yang beliau bawa. Sedangkan Pak Nani di seberang sudah hanyut dalam lagu yang diputarnya pribadi. Apa aku gitu juga aja, ya?

Ya udah deh. Kebetulan kemarin aku dapet referensi lagu bagus dari penulis. Judulnya Never by Kotobuki Reiji uta no prince-sama. Maklum aja sih, penulisnya wibu semua.

Earphone terpasang, diHP udah nancep. Tinggal dengerin.

===

Sebenarnya, aku masih tidak bisa tenang memikirkan Saka. Nyata aja sih. Contohnya, gimana dia dapet paspor dan visa?! Persiapan lain? Bajunya? Arrgghh.. semakin bikin pusing aja anak itu.

"Untuk amanat, istirahat di tempat, grak!"

Hm? Udah amanat aja.

Aku melirik ke arah Nadya dan Lussi. Kawan, jangan kaget dengan kebiasaan jelek Saka ini, ya?

Aku kembali menatap lurus dan menghela nafas. Bukan kebiasaan jelek, sih. Lebih tepatnya kebiasaan bodoh. Aku sadar sih, ini namanya mewakilkan sekolah ke kancah internasional. Tapi tetap saja, pokoknya aku kesal dengan dia!

".. Anak-anak, mohon doa restunya untuk kakak, teman kalian, Saka Arjasa dari kelas XII MIPA 4 yang hari ini menghadiri seminar di Jepang, tepatnya di Tokyo Institute of Technology sampai minggu depan. Ini adalah event pertama yang diselenggarakan berhubungan dengan pertukaran pelajar dan studi banding, untuk bidang matematika dan sains. Berhubung kemarin ujian akhir semester sudah selesai, maka kami pihak sekolah berani memberangkatkan siswa untuk mewakili acara tersebut. Kemudian, untuk kegiatan pembelajaran akan berlangsung lagi Januari tanggal... Ini merupakan upacara terakhir bagi kelas 12.."

Haaaaaahhh.. yang ngomong Pak Kepsek pula. Tambah lagi rasa kesalku. Ku lihat teman-temanku yang bertepuk tangan sekaligus tidak percaya dengan berita tadi. Nadya dan Lussi juga kaget dan auto menatapku. Aku hanya membulatkan mataku dan melihat kearah lain.

Sungguh, moodku hari ini benar-benar jelek. Selesai upacara, semua teman sekolah, bahkan dari luar kelas, mendekatiku dan menyakan apakah berita tadi benar. Aku hanya mengangguk tanpa memberikan keterangan lebih lanjut

Saat pelajaran berlangsung pun, sepertinya kemalangan mengantuiku. Ketika Pak Niko menugaskanku untuk menulis jawaban essay ujian kemarin, spidol papan tulis yang kugunakan bocor dan tintanya mengotori tangan serta celanaku. Aku berusaha untuk tertawa dan tersenyum, kemudian meminta izin untuk membersihkan celanaku. Cowok di kelasku sudah menertawaiku dari tadi, sedangkan para cewek berebut menawariku bantuan.

Tak berhenti sampai disitu. Kemalangan-kemalangan lain sepertinya mengikuti terus dari tadi. Mulai dari micin favoritku di kantin yang habis, makanan hasil beli dari uang terakhirku yang jatuh, bolpenku yang hilang..

Dan kenapa, disaat payah seperti ini, PENYALUR KEMARAHANKU TIDAK ADA?!!

Dari Senin sampai Jumat, hanya diadakan 2 hari untuk setengah kegiatan KBM, setengahnya lagi kegiatan bersih-bersih. 3 hari sisanya untuk classmeeting. Setelah kemalangan di pelajaran matematika, hari Selasanya..

Hhhh.. pelajaran bahasa Inggris kali ini mengharuskan kami untuk berpindah ke perpustakaan. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya berisi 2 orang. kami diminta untuk mencari cerita atau laporan tentang suatu tempat dan menyalinnya ke dalam bahasa inggris.

"Rai, boleh sekelompok denganmu?" daaann.. anak-anak cewek mulai berulah lagi. Aku melihat kearah Nadya dan Lussi. Mereka sudah membentuk kelompok sendiri, dan anak cowok lain juga sepertinya telah memiliki kelompok. Beberapa menatapku dan memberikan isyarat 'maaf' dan 'sabar ya Rai'

Aku menghela nafas, entah untuk berapa kalinya hari ini, "Maaf ya, aku sekelompok sama Saka aja."

"Ehhh? Tapi dia, kan, masih di Jepang sampai minggu depan?"

"Nggak papa, kok. Udah ya, aku mau ngerjain dulu." tanpa menghiraukan tatapan sedih dan kesal mereka, aku melangkah kearah rak buku sejarah, mungkin kalau tentang tempat, di rak ini pasti ada.

Tengah-bawah-atas-tengah-bawah. Asyik menatap rak-rak, aku tidak sadar di depanku ada orang. Aku maju ketika orang itu berbalik.

Duag!

Aduuhh..

Perutku terkena siku orang itu

"Eh, maaf maaf." ketika aku melihat mukanya, ternyata Nadya!

"Eh, ternyata Rai? Ya udah nggak jadi minta maaf." Nadya tersenyum senang

"Apa-apaan dengan perkataanmu itu?!" asal kau tahu ya, tersikut olehmu rasanya seperti ditonjok, tahu?!!

"Hehe, bercanda. Maaf ya." kata Nadya tanpa memperhatikanku dan berjalan membawa buku yang tadi dia bawa.

Hhh.. Tuhan, sudah berapa kemalangan yang terjadi padaku dua hari ini? Masa' aku juga harus kehilangan organ dalam karena ini?

Dan lagi, selain membuatku badmood, Saka juga ternyata meninggalkan banyak catatan. Sekolah kami terbiasa memberikan catatan kepada muridnya sebelum pengambilan hasil nilai berlangsung. Dan, ya, kalian tahu? Aku dapat segepok punya Saka, dari semua guru mapel. Isinya, hhhh.. no comment.

Yak, seminggu ini rasanya lelah sekali. Classmeeting dan tidak adanya Saka, dua hal yang membuat–ah tidak, ada saja hal yang terjadi di sekitarku. Bahkan ini lebih tidak kondusif ketimbang ketika Saka yang menggangguku. Anak itu, juga, tidak pernah memberiku kabar sama sekali. Yah, meskipun aku selalu dikabari oleh Bu Age dan Pak Nani, tapi itu lebih membuatku frustasi lagi kalau tidak langsung memukul Saka. Bahkan sampai hari Jumat, sehari sebelum pengambilan hasil belajar, atau gampangannya, sih, Raport, dia tidak menghubungiku sama sekali.

Sebenarnya, ada yang mengganjal dalam diriku juga. Kenapa seminar ini sampai membutuhkan waktu 1 minggu? Biasanya tidak pernah selama itu kalau tentang acara di luar negeri. Kecuali kalau itu memang event besar seperti IPhO dan kawan-kawannya. Dan yang ngadain kaya pula.

Ah udah, lah. Lama-lama kalau mikir dia terus bisa gila aku. Sekarang aku mau me time dulu aja deh.

###

Hari ini, aku bermaksud untuk bermain ke rumah Lussi, sekaligus melaksanakan agenda menginap yang sudah kami jadwalkan 3 hari lalu. Tujuan lainnya sih, biar nggak stress habis ujian dan classmeeting. Berhubung besuk ambil raport, dan di rumah, seperti biasa, tidak ada orang, akhirnya aku bermaksud kabur ke tempat Lussi.

"Nih, makan dulu." Lussi memberiku sepiring kue dan secangkir teh

"Tumben sepi, pada pergi kemana?"

"Biasalah, pergi ga jelas kemana arahnya." setelah mengambil remote tv, dia duduk bersamaku di sofa ruang keluarga

"Mau nonton apa, nih?"

"Berita aja deh. Jam segini mana ada kartun? Paling juga sinetron." kataku sambil menjumput kue berbentuk bunga

"Siap boss." Lussi menyalakan TV, kemudian memilih channel berita. Hm, berita luar negeri ternyata

"..and now, the breaking news.."

"Wah, apa nih breaki–"

Pyar!!

"Ehhhh??!?!?! Maaf Luss, nggak sengaja kesenggol tadi. Uh untung nggak pecah. Maaf ya Luss." Hiiihh, goblog bener, kok aku malah jadi jatuhin tehnya sih.

"Haha, nggak papa. Tapi tadi masih agak panas, luka nggak kamu?"

"..at Tokyo Institute of Technology."

"Nggak pa–" tunggu, sepertinya tadi beritanya memberitakan sesuatu, Tokyo Institute of Technology?

Sepertinya Lussi juga menyadari hal yang sama, dia buru-buru mengambil remote tv dan mengeraskan suara TVnya

"..there was no people killed, but we still waiting for the information of injured people. The goverment felt sorry because Math and Science fair was being held in there, where the entire student in Asia, Europe, even all the world were gathered.."

"Luss.."

"Nad.."

"Apakah pikiran kita sama?" aku menatap wajah Lussi yang sekarang sudah sekaku kayu

"Sama! Cepat telpon Rai dan kabari dia!"

Kutinggalkan begitu saja gelasku dan langsung merogoh saku untuk mengambil HPku

"Mana, sih nomornya?!!!" nah, akhirnya ketemu

Piiipp piipp

"Halo?"

===

Baru aja aku mau duduk di meja dan makan mi yang baru saja kubuat untuk pereda stress, ada aja yang nelpon, siapa pula?

Oh, Nadya toh

"Halo?"

"Rai, cepet liat berita dunia, nggak pake lama!"

"Eh? Kenapa sih?"

"Udah pokoknya liat aja. Sampe nggak liat kupukul hidungmu sampai bengkok!"

HEEE??? Apa-apaan? Dia mau mengambil kedamaian makan micinku juga?

Aku buru-buru pergi ke ruang tamu, mengambil remote dan menyalakan TV. Oi oi, cari channel berita dunia itu nggak gampang!

Nah akhirnya ketemu.

"Udah ketemu nih, terus kenapa?"

"Tunggu siaran ulangnya!"

Ah elah, ambil mi ku dulu deh.

Ketika aku balik untuk duduk di depan TV..

"..reported by Catherine from Tokyo Institute Technology.."

"Eh? Kenapa?" aku langsung duduk, tapi tak sempat duduk, aku sudah terkagetkan dengan pemandangan di layar TV. Bahkan, mi ku akhirnya terlepas dari genggaman.

BREAKING NEWS

*translatenya aja ya, ntar kalo inggrisnya bingung semua nanti

TERJADI BAKU TEMBAK DI Tokyo Institute of Technology PADA HARI JUMAT PUKUL 2 WAKTU SETEMPAT. DIPERKIRAKAN TIDAK ADA KORBAN JIWA. NAMUN KARENA SEDANG DIADAKANNYA MATH AND SCIENCE FAIR, KEPOLISIAN SETEMPAT BELUM BISA MELAPORKAN JUMLAH KORBAN YANG TERLUKA..

"Wh..at the hell ha..ppen?" aku, diam membatu. Kata-kata yang keluar dari mulutku tidak bisa sempurna.

"Pada akhirnya, kau juga tidak bisa menyelamatkannya, ya, Rai?"

"..diam, tolong"

"Usahamu selama ini sia-sia"

"..berhenti."

"Seharusnya kau nggak perlu nunggu lama-lama, jadinya kaya' gini, kan?"

"DIAM!" hhhh.. hh... nafasku memburu, itu tadi, halusinasiku? Tenang Rai, tenang. Berfikirlah logis. Sekarang aku harus menghubungi Saka.

***

Heiya, hari ini, kami UP sesuai jadwal, haha..

bisa dibilang, ini buat nyemangatin mochio_yang mau pentas, semangat kaka! *meskipun kaya'nya dari chapter yang hari ini malah bikin deg-degan, ya? hehe.

Ssstt, penulis satunya yang lagi di Lampung lho! hoho, ada yang asli Lampung, kah, dari kalian?

sekian dulu dari kami dan seperti biasa, panduannya :

*** > POV Saka

=== > POV Rai

_***_ > POV penulis

### > POV Nadya/Lussi/orang lain

*abcd* > obrolan sisipan penulis

ditunggu vote dan commentnya :D

Lyris SbN

Kesha Mutia

Continue Reading

You'll Also Like

339K 972 11
Area 21+++, yang bocah dilarang baca. Dosa tanggung sendiri yap. Jangan direport, kalau gasuka skip.
189K 18.5K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...
310K 15.3K 38
"GW TRANSMIGRASI? YANG BENER AJA?" ... "Klo gw transmigrasi,minimal jangan di peran antagonis lah asw,orang mah di figuran gitu,masa iya gw harus mat...
169K 14.8K 106
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...