DAEHYUN! My Little Hamster (S...

By nayjuseyoo

71.3K 8.9K 4.7K

[FIRST BOOK] Roller coaster kehidupan Kihyun dan Hyunwoo dengan kehadiran putra mereka, Daehyun, yang menjadi... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14 - A day with Hyunwoo
15
16
18
19 - Honestly
20
21
22
23
24
OKE KITA JAWAB
Nay Thank You ❤
Support Me

17

2.1K 306 77
By nayjuseyoo

Hoseok meregangkan tubuhnya menyadari jika mentari pagi sudah menyeruak masuk menembus celah-celah kaca apartemen Kihyun. Ia menyalakan ponselnya melihat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Pandangannya teralih pada namja mungil yang kini sedang menata makanan di meja makan. Ia tersenyum melihat rambut acak-acakan yg terlihat manis di wajah mungil itu. Hoseok tersenyum tanpa berniat bangkit dari tidurnya. Bangun di pagi hari dengan pemandangan yg indah ini sungguh adalah berkah baginya. Kihyun, namja yang dicintainya itu tidak berubah meski ia telah mengenalnya sejak 6 tahun yg lalu. Hoseok tersenyum.

Sepasang kaki kecil menghampiri Kihyun yg sedang menata beberapa piring dan sumpit disana.

"D-daddy...", panggilnya lirih.

"Ya?", jawab Kihyun memutar tubuhnya dan menyamakan tinggi badannya dengan bocah kecil yg menunduk di hadapannya. Kihyun tersenyum. "Daddy, minta maaf ya untuk tadi malam?", ucap Kihyun sebelum Daehyun sempat melanjutkan ucapannya.

Daehyun membulatkan matanya menatap Kihyun yg kini tersenyum hangat kepadanya.

"No, Daddy... Daehyun yg harus meminta maaf, bukan Daddy, Daehyun—Daehyun—"

Kihyun merengkuh putra kecilnya itu dalam pelukannya. Ia mengusap lembut punggung mungil itu, merasakan aroma bayi yg masih setia melekat di tubuh Daehyun.

"Daddy tahu... Daehyun pasti sangat rindu Appa, eoh?", tanya Kihyun. Daehyun mengangguk. Kihyun tersenyum. "Kemarin Daddy, sangat lelah, Daddy hanya takut Daehyun sakit karena tidak makan tetapi terus berbicara saat makan...Daddy juga minta maaf karena Daddy yelled at you...", ucap Kihyun lembut. Kihyun melepaskan pelukannya dan menahan kedua pundak kecil Daehyun dengan kedua tangannya. Ia menatap dalam wajah putra kecil yg sangat ia sayangi itu.

"I'm sowwiee Daddy, aku tahu Daddy khawatir, tapi Daehyun hanya rindu Appa...", ucap Daehyun lirih.

Kihyun tersenyum, "I know, Sweetheart... But, Appa juga harus bekerja. Banyak sekali yg harus di kerjakan. Daddy juga tahu, Daehyun is a good boy, so Daehyun pasti mengerti meski Appa tidak bersama kita, Appa juga selalu menyayangi Daehyun."

"Is it true??", tanya Daehyun.

Kihyun mengangguk. "Do you wanna be with Appa?", tanya Kihyun.

Daehyun mengangguk kuat.

"Okay, Soon.",ucap Kihyun membuat Daehyun lantas memeluknya. "Gomawo, Daddy..."

Kihyun mengela nafas merasakan kehangatan Daehyun yg ada dipelukannya. Ia menyimpan baik-baik perasaan hangat ini di lubuk hatinya.

"Now, bisakah kau membantu Daddy membangunkan Uncle Ho untuk breakf—"

"Aku sudah bangun—"

"Kamjagiya!!", Kihyun terkejut karena Hoseok sudah berdiri di belakangnya. Daehyun dan Hoseok terkekeh melihat pemandangan di depannya. Mereka duduk untuk menikmati makanan yg sudah Kihyun siapkan. Kihyun tidak memakan makanannya ia hanya memandangi wajah berseri Daehyun yg selalu terlihat bahagia saat menyantap masakannya. Dan itu membuat hati Kihyun cukup menghangat.

"Huahh... terimakasih untuk sarapan yg selalu luar biasa.", ucap Hoseok mengusap lembut punggung tangan Kihyun. Kihyun tersenyum dan mulai membereskan piring-piring kotor di depannya.

"Hyung? Bisakah kau mengantar Daehyun ke DayCare? Aku ada pemotretan awal hari ini..."

"Okay!", jawab Hoseok membantu Daehyun turun dari kursinya. "Kau mau ku antar sekalian?", tawar Hoseok.

"No, thanks... aku harus pergi ke banyak tempat, jd aku akan bawa mobilku.", ucap Kihyun mengeringkan tangannya dengan beberapan lembar tissu. Ia berjalan menghampiri Hoseok. "Thankyou!", ucap Kihyun dengan smiling-eyes-nya.

Hoseok tersenyum dan mendaratkan kecupan di kening Kihyun.

"Come on, little hamster! Kau harus siap-siap", ucap Kihyun.

Kihyun berjalan meraih handuk menyusul Daehyun yang sudah memasuki kamar mandi. Ia msngusap lembut pipi gembil sambil sesekali memencet gemas pipi Daehyun yg membuat Daehyun terkekeh. Kihyun tersenyum menyadari pertumbuhan putra kecilnya yg kini sudah bisa berdiri dengan kedua kakinya, oh bahkan sudah bisa berlari. Hati Kihyun menghangat setiap mendengar suara tawa putra kecilnya dan merekamnya dengan baik di hatinya. Ia masih ingat betul, bayi mungil yg menangis sangat kencang saat keluar dari tubuhnya. Kulitnya yang masih merah, pipinya yg merona, jari-jarinya yg mungil menangkap telunjuk Kihyun dan menggengamnya dengan kuat. Daehyun, Kihyun's little hamster yg kini sudah beranjak besar. Ada perasaan sedih menyeruak dal batin Kihyun. Ia mengecup lembut kening Daehyun dan tersenyum menatapnya. Daehyun memeluk Kihyun erat. Sangat erat?

"Are you okay, Daddy??", tanya Daehyun dengan suara imutnya yg membuat Kihyun lagi-lagi ingin merekamnya dan menjadikan suara itu sebagai ringtone di hidupnya. Haha.

Kihyun memejamkan matanya. "I love you.. so much! My Daehyunnie..."

Daehyun melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Kihyun dengan tangan kecilnya seperti yg biasa Kihyun lakukan kepadanya saat ia merasa sedih. Daehyun merasakah kesedihan itu meski ia tak mengerti apa yg sebenarnya terjadi dengan Daddynya. Ia mengecup hidung Kihyun membuat Kihyun tersenyum. "Daehyun, thayang Daddy. Tho much! Daehyun, thayang Appa, too. And Uncle Ho, and Uncle Wonnie, and Uncle Kkungie, and Halmoni and Haraboji. But, I love Daddy much much much much more!", ucap Daehyun membuat Kihyun tertawa. Ia bersyukur bisa memiliki putra yg sangat penyayang dan pintar seperti Daehyun.

"Gomawoo.... Kajja, Uncle Ho, sudah menunggu.", ucap Kihyun.

Kihyun merapikan tas hamster Daehyun dan menggandeng tangan mungil itu. Hoseok tersenyum melihat dua makhluk imut yg tersenyum manis kepadanya. Mereka bertiga berjalan keluar apartemen menuju tempat parkir mobil mereka. Daehyun mengecup pipi Kihyun dan memeluknya erat sebelum memasuki mobil Hoseok.

"Kami berangkat dulu, kabari aku nanti eoh?", ucap Hoseok tak lupa mengecup kening tunangannya itu.

Kihyun melambaikan tangannya saat mobil Hoseok meninggalkannya. Ia menghela nafasnya membuang senyum yg tadi menghiasi wajahnya. Ia memasuki mobilnya dan duduk di kursi kemudinya.

Kihyun bersandar disana, menghela nafasnya dan sesekali memijat pangkal hidungnya merasakan kepalanya terasa berat dan sedikit pusing.

"Okay..!", Kihyun memasang seatbeltnya dan memegang kuat kemudinya. "Everything will be okay...", ucapnya. Saat hendak menjalankan mesinnya, Kihyun mendengar getaran di ponselnya.

"Eoh? Wonnie...", gumamnya melihat IDcall di layar ponselnya.

"Hi, Wonnie...", ucapnya menyapa suara di seberang teleponnya.

'Hei, kau sudah datang? Sorry, Ki... Ada beberapa model amatir yg membuat pekerjaanku terlalu lama. Aku akan terlambat', ucap Hyungwon dari seberang.

"Its okay, ehm! aku bisa memulai beberapa yg lain dulu...", ucap Kihyun dengan suara yg sedikit parau.

'Are you okay??'

"Hmm", jawab Kihyun.

'You sure?

"Hmm...", jawab Kihyun sambil memijat keningnya.

'Oh, Aku sudah mengurus semuanya...', ujar Hyungwon Kihyun membuat kedua matanya seketika terbuka. Ada raut serius di wajahnya.

"Oh. Okay.".

'Are you sure? Haruskah kau melakukan ini,Ki?' , tanya Hyungwon dengan suara yang tampak khawatir.

Kihyun diam. Ia memengang erat ponselnya, tidak tahu apakah ia yakin dengan keputusannya ini.

'Kapan kau akan kembali ke NYC?', tanya Hyungwon lagi.

"Aku memperpanjang kontrak kerjaku. Dan kembali kesana saat urusan ini sudah selesai.", jawab Kihyun kaku.

'Are you sure?'

"Yep. I. Am. Aku tidak bisa begitu saja melepaskan Daehyun dari Appanya.", ucap Kihyun. Ia teringat kejadian semalam yg akan ia sesali sepanjang hidupnya. Tentu Daehyun juga berhak mendapatkan kasih sayang dari Ayah kandungnya juga, dan keegoannya justru melukai Daehyun. Nafas hidupnya. Dan sekarang Kihyun hanya perlu untuk tidak egois, ia tidak perlu kebahagian, jika itu akan melukai orang-orang di sekitarnya. Ia bahkan sudah menyerah dengan kebahagiaannya sendiri. Daehyun, adalah prioritasnya. Begitu pikirnya.

"Bawalah dan datang ke kantorku nanti. Aku akan menandatanganinya.", ucap Kihyun mulai menyalakan mesin mobilnya. Ia mengakhiri panggilan telpon itu dan melajukan mesin mobilnya.

*****

(Kantor Hyunwoo)

Hyunwoo berjalan menghampiri Seungcheol yg sedang memeriksa beberapa berkas di mejanya.

"Seungcheol?", ucap Hyunwoo dengan suara yg membuat Seungcheol tersentak dari duduknya. Hyunwoo menatap dalam kedua mata Seungcheol, membuat sekretrisnya itu salah tingkah.

"Kau sudah sarapan?", tanya Hyunwoo. Seungcheol menatap tak percaya dengan pertanyaan Hyunwoo di hadapannya.

"Ayo temani aku makan. Kau bisa tinggalkan itu. Jooheon—"

Mata Seungcheol membulat mendengar nama yg Hyunwoo sebutkan. Perasaan tak nyaman juga mulai menyelimutinya.

"—Jooheon akan mengurus berkas-berkas itu nanti.", lanjut Hyunwoo beranjak meninggalkannya. Seungcheol segera berdiri dan mengikuti Hyunwoo. Entah ada kharisma tersendiri dalam nada Hyunwoo yg membuat Seungcheol merasa terintimidasi jika berada di dekat Hyunwoo. Seungcheol mengagumi itu. Dan hal itulah yg Seungcheol benci dari dirinya sendiri.

Mereka berdua kini duduk berhadapan di salah satu mini-market. Mereka duduk menyantap ramen instan di dahapannya. Seungcheol berpikir keras, mengapa Hyunwoo, sekelas CEO justru makan di tempat seperti ini. Ia menatap Hyunwoo yg mulai melonggarkan dasinya dan meniup ramen sebelum memasukkan ke mulutnya. Hyunwoo yg bahkan tidak berkata apa-apa membuat Seungcheol berpikir keras dengan dugaan-dugaannya.

"Cheollie...", panggil Hyunwoo. Seungcheol menatap Hyunwoo. "Dulu kita sering makan disini ya?", ucap Hyunwoo.

Seungcheol terkejut. Ia tersadar dan ingatan itu mulai terlintas di pikirannya. Bagaimana ia memaksa Hyunwoo untuk makan disini. Saat Hyunwoo mengunci dirinya sendiri dikamar. Seungcheol tersenyum dan mulai memakan ramennya.

"Kau tahu, saat itu ramen itu sangat terasa nikmat. Mungkin karena aku mogok makan 3 hari haha", ucap Hyunwoo terkekeh.

"Kau gila Hyung, kau pasti akan mati kelaparan kalau aku tidak memaksamu keluar kamar saat itu...", ucap Seungcheol.

Hyunwoo tersenyum. "Kau benar...kau menyelamatkanku..."

"Kau ingat, kau menghabiskan 5cup ramen!! Kau bahkan makan sambil terus menangis, seperti orang gila. Kau membuatku malu Hyung.", ucap Seungcheol.

Hyunwoo tersenyum mengingat kenangan itu. Saat itu ia merasa bersalah, harus makan saat ia benar-benar tidak tahu keberadaan kekasihnya. "Gomawo, kau menyelamatkan kami...", ucap Hyunwoo. Membuat Seungcheol menautkan kedua alisnya.

"Kami?"

"Ya. Kami...", ucap Hyunwoo mengarahkan matanya menatap kendaraan yg berlalu lalang dari balik kaca minimarket itu. "Saat itu aku benar-benar bodoh.. mengunci diriku sendiri di kamar, karena aku putus asa. Aku putus asa karena aku tidak tahu di mana Kihyun berada.", ucap Hyunwoo. Seungcheol menatap Hyunwoo.

"Harusnya saat itu aku makan banyak dan berlari keliling dunia mencarinya.", Hyunwoo terkekeh. "Tapi kau saat itu menarik tubuhku yg berat ini untuk makan. Dan kau menyelamatkan nyawaku. Jika aku tidak makan saat itu aku pasti sudah mati. Dan karena kau menyelamatkanku, aku hidup sampai saat ini... aku bahkan bisa bertemu kembali dengan Kihyunku.", ucap Hyunwoo.

Seungcheol merasakan jantungnya berdetak tak karuan. Ia melihat Hyunwoo mengambil ponsel dari sakunya dan menunjukkan foto di ponselnya. Jantung Seungcheol seakan berhenti melihat foto di ponsel itu. Ia menatap Hyunwoo yg tersenyum memandang foto itu.

"Ini Kihyun. Kihyunku. Yg aku cari sejak dulu. Dan hebatnya ia melahirkan anakku, Cheollie...", ucap Hyunwoo dengan senyum di wajahnya.

"M-mwo?? Anak?"

"Hmm", Hyunwoo mengangguk. "Kihyun mengandung anakku saat ia pergi."

Seungcheol melemas di tempat duduknya. Ada perasaan takut dan penyesalan dalam dirinya.

"Hyung, a-aku tidak tahu k-kau ini berbicara apa.", ucap Seungcheol gagap.

Hyunwoo tersenyum mengabaikan ucapan Seungcheol. "Gomawo kau menyelamatkan kami Seungcheolie... Aku tahu kau yg mengirimnya ke NYC waktu itu. Aku juga tahu Ibu yg menyuruhmu untuk menyingkirkannya. Tapi kau orang baik Cheollie.. kau justru mengirimnya ke NYC daripada membunuhnya..."

"A-Apa yg kau maksud Hyu—"

"Andai saat itu kau tidak mengirim Kihyun ke NYC, aku akan kehilangan Kihyun dan anakku. Aku tahu Ibu bisa berbuat apa saja. Gomawo, Cheollie...", ucap Hyunwoo menatap Seungcheol yg kini salah tingkah dihadapannya.

"Aku tahu semuanya, aku tahu. Jooheon. Aku yg memintanya untuk menyelidiki semua.". Ia membuka file di ponselnya dan menunjukkan kepada Seungcheol.

Seungcheol merasakan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya.

"H-hyung, a-aku bisa jelaskan—"

"Aku tahu... kau melakukan semua ini agar Ibu menganggapmu dan mengakuimu sebagai anaknya. Tapi kau tahu, Cheollie? Ibu tidak sebaik itu. Ia hanya memanfaatkanmu untuk mencapai ambisinya. Ia bahkan membuatmu melakukan hal-hal yg berbahaya, Cheollie...", Hyunwoo.

"A-aku—"

"Aku tidak menyalahkanmu. Aku bahkan sudah memaafkanmu atas apa yg kau lakukan kepada Kihyun. Tapi kau tidak seharusnya melakukan perjanjian bodoh dengan Hoseok Hyung untuk menghancurkan perusahaan Appa. Kau tahu? Hoseok Hyung adalah Hyung yg aku hormati. Dan kau tahu? Ia juga tunangan Kihyun. Aku tidak ingin semua jadi berantakan Seungcheollie.. Aku sudah kehilangan Kihyun, Cheol... Dan aku tidak ingin melepaskan Kihyun kepada orang yg kau buat menjadi orang yg jahat. Aku tahu kalau Ibu membuatmu memanfaatkan situasi ini. Tapi tolong, aku mohon kepadamu. Jangan teruskan. Hentikan. Aku sudah menganggau sebagai adikku sendiri."

"Hyung...", Seungcheol menatap Hyunwoo yg kini masih bisa tersenyum setelah apa yg ia lakukan kepadanya. Seungcheol menunduk mengepalkan kedua tangannya menahan airmatanya sendiri.

"Dan aku senang ketika kau ternyata adalah adikku, meski Ibu tidak pernah mengakuimu sebagai anaknya. Hentikan semuanya.. jangan kotori dirimu sendiri—", ucapan Hyunwoo terpotong oleh dering telpon di ponselnya.

Seungcheol menghela nafasnya kasar. Dadanya terasa sesak. Ia melihat foto Kihyun dengan senyum manis menghiasi  layar ponsel itu. Hyunwoo tersenyum dan buru-buru mengangkat telpon itu.

"Halo Ki?", Hyunwoo seketika mengernyitkan keningnya. "No, aku Hyunwoo. Anda siapa?", ucap Hyunwoo tegas. "Stela?...Mwo???", Hyunwoo bangkit berdiri dan meraih kunci mobilnya. "Aku kesana.", ucap Hyunwoo menutup telponnya. Ada kepanikan terlihat jelas di wajahnya. "Cheollie, pikirkan yg aku katakan tadi. Jebal. Aku harus pergi."

.
.
.
.
.
.
.
April 02, 2018

"Are you still here?"

OrangeKken ❤

Continue Reading

You'll Also Like

2.7K 305 20
Sebin terkejut saat mendengar Hyuk berkata menyukainya. Namun, ketika Sebin meminta Hyuk untuk meninggalkan kekasihnya, keraguan Hyuk membuat Sebin t...
73.4K 9.1K 28
Felix pikir, Ketua BEM FH yang sedang menjabat sekarang sangatlah menarik. [ Lokal! AU ]
212K 22.7K 25
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
8.7K 1.1K 29
Berawal dari pertemuan tak sengaja Baekhyun dengan seorang pemuda bernama Park Chanyeol. Baekhyun yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Chan...