Hujan Belum Usai di Matamu

By FatulRahman

19.9K 1.6K 157

Sebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan... More

Hujan Belum Usai di Matamu
Apa Hujan Bersembunyi di Matamu?
Tentang Hati
Tak Senada
Siapa yang Membungkus dan Siapa yang Dibungkus
Tentang Cinta
Dalam Nada
Rasa
Berbisiklah ke Hatiku
Ceritaku Belum Usai
Apa Aku Salah?
Seperti Bunga
Ibarat Sungai
Senja di Pelupuk Mata
Melipat Hati
Dandelion dan Sepetang Senja
Satu Malam
Serpihan Hujan
Resah
Guyur
Pulanglah!
Menari di Bawah Hujan
Menangislah Bersamaku Tuan!
Pulanglah Bersama Hujan!
Sesejuk Salju, dan Sepanas Penantian
Mencintai Kopi
Kita sama-sama Menanti
Kita adalah mimpi-mimpi
tentang luka
Seperti Apakah Kamu?
Setelah Hujan Turun
Rindu di Matamu
Aku Ingin Hilang Bersama Waktu
Suatu Hari Nanti..
Semua; tentang kamu
Jangan Pernah untuk Memaling
Bilamana Aku Lewat Jalan Lain
Aku Menikmati Apa yang Kamu Sukai
Yang Meninggalkan
Kepada Siapa Cintaku, Kulabuhkan?
Bagaimana Tidak Kuhapus Perihmu
Malam Tak Mungkin Serupa
Orang-orang Telah Pulang
Kau menganggapku Begitu Ada
Jangan Paksakan Aku Menggenggammu
Yang Meninggalkan Kota
Kamu Berhak Melupakanku
Bagaimana Tidak Aku Terluka?
Bertahan
Kepada Langit
Sesekali Saja, Katamu!
Aku Salah Menaruh Rasa
Seperti Hujan Bulan Ini
Merayu Semesta
Menjaga Jarak
Melepasmu Tanpa Gamang
Aku Bagimu
Rapuh
Kuharap, Kamu Tahu Di Mana Rumahku
Sudah Saatnya Kita Berpisah
yang lebih pahit
Salah Mencintaimu
kau mengabaikan rasa yang pernah singgah di hatimu
Meninggalkan dan Menuntaskan Tangis
Di Matamu, Kau Takkan Menemuinya
Mencintai yang Sunyi
Aku Hanya Sebatas Angan
Datang dan Pergi
Jejakmu Tak Mungkin Kuhapus
AKU AKAN PERGI DENGAN SENDIRINYA
HUJANMU TELAH DATANG
AKU TIDAK TAHU MENJAGA JARAK
CANDU
Berkabarlah Sejenak
KAPAN
Kau Meragu Untuk Pamit
Patah Hati

Setumpuk Rasa di Gelas Kaca

88 8 0
By FatulRahman

[Setumpuk Rasa di Gelas Kaca]
oleh Arif Rahman Hakim .
.
.
Kamu boleh mengejar semesta. Mengamini doa-doa yang berpijar kepada langit. Menunggu bisikan subuh. Bercerita bahwa mimpi tak pernah reda dari tidurmu. .

Kamu boleh pulang lebih dulu. Membuka pintu rumah. Menyalakan lampu ruang tamu. Membaca buku. Menyeduh tangis di sudut kamar. Tak ada yang salah. Kecuali, membuang firasat jika aku tak kembali. Menyapa pagimu, atau bahkan mencintai waktu-waktu rindumu. .

Ada sejuta rindu yang tengah kukarang. Dengan air mata. Dengan deru bunyi setiap langkah orang-orang yang menapaki bumi. Ada yang sedang kurangkai pada bait setiap rasa. Yang terhidang di meja makan. Selain kata 'sayang' yang tak bisa kutemukan. Di mana pun itu. Termasuk di sudut rumah itu. .

Aku telah belajar cara terbaik bertengkar denganmu. Tapi, aku tak sedang berharap untuk menjarak dari nadimu. Atau bahkan menumpukkan rasa di secangkir kopi pagi itu.  Yang setia kamu hidangkan. Yang tergeletak sebelum subuh tergelincir di pintu kamar. .
Sekarang, aku punya tanya! Untuk siapa rasa kamu pinta?  Pada setiap doa-doa itu.
Sekarang kamu sedang tidak tahu!  Kepada siapa doa itu ikut terserat padanya. Apakah pada secangkir kopi di gelas kaca, atau tidak pernah tersentuh sama sekali. .
.

Padang, 21 Maret 2018
#haripuisidunia
#haripuisi
#haripuisisedunia

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 253 18
" Aku tidak hanya sekedar menulis untuk dikenang, tulisanku ada untuk membangkitkan harapan " Goresan filosofi kehidupan yang terurai dalam kepingan...
225K 13.4K 41
Judul sebelumnya: mengejar cinta-Nya Sudah terbit di penerbit Teori Kata cerita ini murni pikiran saya sendiri,biasakan follow sebelum membaca ** seb...
30K 2.6K 60
Monofonir adalah transmisi yang pada titik tertentu akan menghasilkan bunyi tunggal. Shabrina Faradilla Atmodjo yang sudah melupakan masa lalunya lim...
445K 22.3K 51
"ပရော်ပရည်စကားတွေပြောမယ်ဆို တို့လက်ခံစကားမပြောဘူးနော်" "အစ်မကလည်း ကိုယ့်ရဲ့ဇနီးလောင်းကိုတောင်ပြောလို့မရဘူးလား"? "အိုး တော်ပြီ မင်းပြန်လိုက်တော့"!!