DAEHYUN! My Little Hamster (S...

By nayjuseyoo

71.3K 8.9K 4.7K

[FIRST BOOK] Roller coaster kehidupan Kihyun dan Hyunwoo dengan kehadiran putra mereka, Daehyun, yang menjadi... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
11
12
13
14 - A day with Hyunwoo
15
16
17
18
19 - Honestly
20
21
22
23
24
OKE KITA JAWAB
Nay Thank You ❤
Support Me

10

2.7K 365 144
By nayjuseyoo

(Rumah Keluarga Shin)

Hoseok berjalan gontai memasuki rumahnya. Ia bahkan mengabaikan kedua orangtuanya yang menyapanya sedari tadi. Ia langsung berjalan menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Memandangi langit-langit kamarnya mencari jawaban atau sekedar kelegaan dari rasa sesaknya. Ia melepas beberapa kancing kemejanya berharap bisa mengurangi dadanya yang terasa sesak. Ia menghela nafas kasar dan memejamkan matanya.

"Hoseokie...", panggil Ny. Shin memasuki kamarnya. Ia lalu duduk di samping anaknya yg sedang terbaring. Hoseok berpindah meletakkan kepalanya ke pangkuan ibunya. Ny. Shin mengusap lembut kepala anaknya. Iya tahu bahwa sedang terjadi sesuatu dengan Hoseok.

"Kenapa kau pulang ke rumah tidak biasanya?", tanya Ny. Shin.

"Eomma... apakah anakmu ini tidak boleh pulang kerumahnya sendiri.", gerutu Hoseok.

Ny. Shin tersenyum. "Kiki? Dimana?". Hoseok membuka matanya dan terdiam menatap ibunya.

"Eomma..."

"Hm?"

"apakah aku pernah menjadi orang yang egois?", tanya Hoseok dengan wajah datarnya.

"Hm? Wae? Kenapa kau bertanya seperti itu?", tanya Ny. Shin heran.

"Kiki...", Hoseok terdiam sejenak. "Dia sudah bertemu dengannya, Eomma... dia sudah bertemu dengan orang itu, orang di masa lalu Kiki, eomma...", ada getaran dalam suara Hoseok.

"Lalu...?", tanya Ny. Shin.

"Aku takut Kiki pergi eomma, aku takut dia meninggalkan aku. Aku sangat mencintainya eomma...", air mata Hoseok mulai mengalir tipis di sudut matanya. Ny. Shin mengusap pucuk kepala Hoseok merasakan apa yang dirasakan oleh putranya itu.

* * *

Kihyun memasuki apartemennya dengan langkah gontai. Entah kenapa segala yang ada di pikirannya membuat dia lelah. Ia melihat jam di dinding, masih ada waktu untuk sekedar berbaring dan menetralkan pikirannya agar berjalan dengan baik lagi. Ia memejamkan matanya.

"Appa... aku mencintai Hyunwoo."

Brak!!!

"Kau!!!", bentak Tn. Yoo kepada anak satu-satunya itu.

"Kihyun-ah... apa yg kau katakan sebenarnya? Apa kau sudah gila hah?", ucap Ny. Yoo menenangkan suaminya.

"Tapi aku sungguh mencintainya Appa, Eomma... ijinkan aku bersama Hyunwoo Hyung. Dia yg membuatku bahagia Appa."

PLAK!! Satu tamparan kasar yang sekali dalam hidup Kihyun ia dapatkan dari ayahnya yg sangat sayang & memanjakannya. Kihyun menahan air matanya menunduk dan mengepalkan kedua tangannya.

"Mianhe Appa... tapi disini ada anak Hyunwoo Appa...", ucap Kihyun terisak memegangi perut ratanya.

"MWO???!!!!", pekik Tn & Ny. Yoo bersamaan.

Bruuggh!!

"APPA!", teriak Kihyun langsung berlari menuju ayahnya yang pingsan. Ny. Yoo menepis kasar tangan Kihyun.

"Pergi! Kau bukan lagi anggota keluarga ini!! Pergi!!!"

Kihyun menghela nafasnya kasar saat tiba-tiba bayangan itu terlintas di pikiranya. "Hwahh.. daebak... pada saat seperti ini aku bahkan tidak punya rumah untuk kembali...", ucapnya sarkas menertawakan dirinya sendiri.

Pikiran Kihyun melayang membawanya kepada sosok Hoseok yang mungkin saat ini sedang terluka, dan itu karenanya juga. Kihyun tersenyum mengingat pertemuan keduanya di NYC waktu itu. Bagaimana namja bertubuh kekar itu ternyata memiliki hati yang mudah tersentuh karena hal-hal kecil. Bagaimana Hoseok menangis sejadinya hanya karena jari Kihyun terluka saat membuka kaleng soda. Kihyun tahu benar bagaimana perasaan Hoseok kepadanya.

"Aku malu pada diriku sendiri, Ki...", ucap Hyunwoo. "Aku ingin menjadi egois dan memilikimu kembali. Aku sangat ingin.", Hyunwoo terdiam sejenak. "Tapi apakah aku masih pantas setelah apa yang kulakukan kepadamu? Aku menyakiti dan melukaimu.", Hyunwoo menggenggam jemari Kihyun. "Aku tidak ingin melukai perasaan Hoseok Hyung juga... Dia sangat mencintaimu juga.", ucapnya lirih.

"Hyunwoo Hyung... Kau sangat brengsek... Kau tidak pernah berubah.", gumam Kihyun mengingat perbincangannya semalam. "Haruskah kita melakukannya?", tambahnya. Ia lalu bangkit mengambil jaket dan kunci mobilnya.

"Yeobosseyo, jemput Daehyun dan jagakan dia. Aku titip dua hari. Ada hal yang harus aku selesaikan. Password apatemenku Daehyun sudah hafal. Gomawo."

Pip.

Kihyun menutup pembicaraannya dan memasukkan ponsel ke sakunya. Ia melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat. Jika memang ini yang Hyunwoo inginkan maka ia akan lakukan itu. Kihyun menekan laju mobilnya. Ia berhenti di suatu rumah megah yang entah berapa lama ia tidak datang kemari. Ia memasuki gerbang rumah itu dan berjalan menuju pintu masuk.

"Anyeonghaseyo.", sapa Kihyun tersenyum.

"Kihyun-ah...", pria paruh baya itu memeluk tubuh mungil Kihyun. "Bagaimana kabarmu, mengapa kau kurus sekali?", tanyanya.

Kihyun terkekeh. "Aku baik-baik saja Aboji... Dimana Hoseok?"

"Dia di kamarnya, eomma sedang menenangkannya. Dia mungkin sedang menjadi bayi besar sekarang. Kalian bertengkar?", tanya pria yg ternyata adalah Tn. Shin.

Kihyun tersenyum dan pergi menuju kamar Hoseok saat Tn. Shin menyuruhnya. Ia melihat Hoseok menangis di pangkuan Ibunya.

"Sampai kapan kau menjadi bayi besar seperti ini?"

Hoseok terkejut dan berpaling menatap Kihyun yg sudah berdiri di pintu kamarnya. "KIKI!!", pekik Hoseok bingung.

"Percuma kau mengadu ke Eomma, dia akan tetap membelaku, Hyung...", goda Kihyun. Hoseok cemberut memandang Eommanya meminta pembenaran. Ny. Shin tertawa.

"Well, aku team Kiki.", jawab Ny. Shin beranjak pergi meninggalkan mereka berdua menyelesaikan masalahnya.

"Eomma!!!", rengek Hoseok karena jawaban Eommanya.

"Mau jalan-jalan?", tanya Kihyun.

"Ha?". Hoseok masih bingung.

"Kalau kau tidak mau, yasudah... Bye!", Kihyun berjalan meninggalkan Hoseok.

"Kiki, Tunggu!!", Hoseok melompat dari tempat tidurnya meraih jaketnya dan menyusul Kihyun yg sudah berjalan menuju mobilnya.

Kihyun melemparkan kunci mobilnya kepada Hoseok lalu memasuk ke kursi disamping kemudi. Hoseok menangkapnya dan masih menatap Kihyun bingung.

"Kajja..!! Sebelum aku berubah pikiran...", pekik Kihyun memecahkan kebingungan Hoseok. Ia memasuki mobil Kihyun dan melajukan mobilnya menuju tempat yang Kihyun minta.

* * *

"Huaahhh....", Kihyun merentangkan kedua tangannya. "Pantai di Korea tidak pernah mengecewakan...", tambahnya sambil terus memandang deburan ombak di depannya. Kihyun kemudian duduk di tepi pantai itu di ikui Hoseok.

Hoseok memandang lekat namja yang ada ada di sampingnya. Hatinya berkecamuk melihat bagaimana ia tak pernah bisa membaca pikiran maupun perasaan namja favoritnya itu. Bahkan Kihyun yg lebih paham tentang dirinya. Hoseok menghela nafasnya.

"Gwenchana...", ucap Kihyun. Membuat Hoseok menatapnya penuh tanya. "Semua yang terjadi hari ini, ani, dari kemarin... harusnya aku yang meminta maaf padamu Hyung.."

"KiKi..."

"Kau kemarin yg memukul Hyunwoo Hyung?"

"Ki, I'm—"

"Gomawo... karena sudah melakukan apa yg tidak bisa aku lakukan. Harusnya aku yg memukulnya kemarin, tapi aku tidak bisa.", Kihyun tersenyum. "Gomawo Hyung..."

"Kiki-ah..."

"Gomawo... Hoseokie Hyung...", ucap Kihyun kembali menatap ke arah pantai. Senja perlahan tiba  mengganti biru langit di pantai itu.

"Apa kau sangat mencintainya,Ki...", tanya Hoseok lirih.

"Em... dulu aku belum tahu cinta itu seperti apa. Aku bahkan tidak tahu apakah yg kurasakan ini cinta atau bukan.", jawab Kihyun. Hoseok diam menanti kelanjutan dari jawaban Kihyun. "Tapi, setelah pertemuan kemarin... yang aku tahu, aku masih merindukannya. Aku masih mengaguminya dan aku bahagia bertemu dengannya. Getaran dan perasaan itu, masih sama seperti dulu...", lanjut Kihyun. Ia kemudian merebahkan punggungnya ke belakang berbantal kedua tangannya.

Hoseok memandangi Kihyun yg berbaring di sampingnya. Jawaban dari bibirnya bukanlah sesuatu yg menyenangkan untuk dirinya. Tapi, Hoseok disini bukan untuk menyenangkan dirinya, ia duduk disini hanya untuk mengenal Kihyunnya. Mengenal lebih dalam tentang Kihyunnya.

"Apakah kau ingin kembali kepadanya?", tanya Hoseok getir. Ia mengepalkan tangannya menahan dirinya sendiri.

"Em. Sangat ingin.". Hati Hoseok tersengat mendengar jawaban Kihyun. "Aku mencintainya dan dia juga mencintaiku.", tambah Kihyun.

Hoseok ingin menangis, berteriak, marah dan pergi mendengar jawaban dari namja yg dikasihinya itu. Sungguh sakit rasanya mendengarkan jawaban yg tidak seharusnya ia tanyakan.

"But...". Hoseok terkejut mendengar ucapan lirih Kihyun. "We can't". Sambung Kihyun ada tatapan kosong di mata Kihyun yg Hoseok lihat. Dan entah mengapa itu melukainya. Tatapan mata itu sama seperti milik Hyunwoo—

"Hyunwoo please... tinggalkan Kihyun...! Aku sudah membantu dan berkorban banyak untuk pengobatan ayahmu... aku bahkan menyelamatkan perusahaan ayahmu saat tidak ada satupun perusahaan lainnya yang mau bekerjasama dengan perusahaan ayahmu. So... bayarlah aku dengan lepaskan Kihyun... biarkan aku egois kali ini saja—", ucap Hoseok mencengkeram kerah baju Hyunwoo.

Tatapan mata Kihyun saat ini sama seperti tatapan mata Hyunwoo malam itu. Hoseok ingat ia sangat mabuk malam itu. Ia bahkan menyesal harus mengatakan hal bodoh itu. Dan itu lagi-lagi menyakitinya.

Kihyun memiringkan kepalanya menatap Hoseok. "Hyung... aku orang yang jahat dan egois.". Hoseok terkejut mendengar pernyataan Kihyun.

"Apakah kau mau mencobanya?", tanya Kihyun.

* * *

(Kantor Hyunwoo)

"Oppa... makanlah...", ucap Soyou sambil terus menyodorkan sendok yang penuh dengan makanan yg ia bawa dari rumah. Hyunwoo sama sekali tidak berpaling dari tumpukan kertas yang ada di depannya.

"Oppa aku tidak akan memintamu menikahiku tapi makanlah ini...", protes Soyou. Hyunwoo mengabaikan tingkah kekanakan Soyou yang sedari tadi merayunya untuk makan, kegiatan yg tidak ingin ia lakukan hari ini.

Drrttt...drrtt...

Hyunwoo melirik layar menyala di ponselnya, satu nama kontak yg tidak pernah secepat itu Hyunwoo meraih dan mengangkat telfonnya.

"H-halo?", jawab Hyunwoo terbata hatinya berdegup dengan kencang. "Ne?? Odi—"

Pip.

Hyunwoo terdiam setelah panggilan itu terputus. "Apa yang sebenarnya akan kau lakukan?", gumam Hyunwoo beranjak mengambil jas dan kunci mobilnya.

"Oppa? Kau mau kemana??", tanya Soyou bingung melihat tingkah Hyunwoo.

Hyunwoo tidak menjawab panggilan Soyou dan beranjak keluar dari kantornya. Ia berlari menuju mobilnya dan melajukan mobilnya. Saat sampai ditempat itu ia melihat anak kecil yang kelihatan sedang menunggu. Ia tersenyum dan menghampirinya.

"Eoh? Uncle Hiu!!!", anak kecil itu berlari menghampiri Hyunwoo dan memeluknya.

"Daehyunnieee...uah!", Hyunwoo mengangkat Daehyun dalam gendongannya. Ia kemudian berpamitan kepada petugas Daycare disana. Ia menggendong Daehyun memasuki mobilnya.

"Daddy tidak bisa menjemputmu hari ini. Jadi kau akan bersama dengan Ap— Uncle Hiu!!", jelas Hyunwoo mengaitkan seatbelt Daehyun.

"Okayy!!! Lets go...!!", ucap Daehyun ceria membuat hati Hyunwoo menghangat.

"Kau tau password apartemen Daddy?", tanya Hyunwoo saat melajukan mobilnya menuju apartemen Kihyun.

"Em! 0210 !!", Hyunwoo tersenyum mendengar jawaban Daehyun. Digit nomer yang mempunyai arti yang saat ini juga Hyunwoo gunakan untuk apartemennya, yaitu tanggal dan bulan, mereka berpacaran.

Daehyun berlari memasuki Apartemennya. Hyunwoo membantu mengganti pakaian Daehyun sesekali mereka tertawa karena tingkah lucu Daehyun.

"Uncle Hiu?"

"Ya?"

"I'm hungry.". Kata Daehyun yang sukses membuat Hyunwoo mati gaya di depannya. Hyunwoo mengutuk dirinya sendiri mengapa ia tidak membeli makanan diperjalanan tadi. Hyunwoo meringis aneh sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

Daehyun berlari menuju meja makan dan duduk di kursi makannya.
"Cepat Uncle aku laapaarr.... aku mau uncle buatkan Omurice theperthi bikinan Daddy.", ucap Daehyun sambil mengerak-gerakkan kakinya.

DEG.

HYUNWOO TIDAK BISA MEMASAK.

Hyunwoo menghampiri Daehyun dengan panik. "Emm.. Daehyunnie... bagaimana kalau kita pesan makanan diluar?", tawar Hyunwoo dengan senyum setulus mungkin.

"Em-em.", Daehyun menggelengkan kepalanya. Hyunwoo tertunduk lesu. Ia bergerak menuju kulkas dan mengambil beberapa bahan makanan. Daehyun tersenyum bahagia melihat Hyunwoo yang bergerak gontai seolah ini adalah ujung kehidupannya.

"Huufff... Mianhe Kihyun-ah.. aku harap aku tidak membakar rumahmu.", gumam Hyunwoo. Ia menoleh ke arah Daehyun yang terkekeh menatapnya. Hyunwoo mengarahkan sendok ke arah Daehyun dan berpura-pura marah.

"Daehyun-ah, Daddy-mu benar-benar akan membunuhku nanti.", ucap Hyunwoo semakin membuat Daehyun tertawa terpingkal-pingkal. Hati Hyunwoo menghangat mendengar suara tawa Daehyun. Putranya.

Hyunwoo mulai memotong-motong bahan dan memasak. Sesekali tangannya bergetar dan merinding membayangkan kembali bagaimana amarah Kihyun dulu saat ia menyentuh dapurnya. Namun, melihat putra kecilnya yang tertawa menontonnya seperti ini, adalah kebahagiaan bagi Hyunwoo. Sesekali ia bergaya seperti seorang chef yang membuat Daehyun bertepuk tangan untuknya meski lebih sering Daehyun tertawa terbahak karena kecerobohan dan kebodohan yg Hyunwoo lakukan di dapur.

"Jjaaa.... awas panas... special menu untuk Tn. Muda Daehyun....", ucap Hyunwoo bangga kepada anak kecil di hadapannya yang saat ini tertawa terbahak-bahak.

"Uncle... 2hourth and juth for ramen? Hahahaha", celetuk Daehyun lucu saat melihat makanan di depannya yang membutuhkan 2jam bagi Hyunwoo memasak untuk semangkuk ramen. Hyunwoo mengerucutkan bibirnya dan duduk di hadapan Daehyun.

"I've been trying so hard, Daehyunnie...", protes Hyunwoo.

Daehyun tersenyum menatap makanan di depannya. Ia mengambil ramen dengan garpunya dan memberikan senyum terindah yang pernah Hyunwoo terima.

"Thankyou—", Daehyun menatap Hyunwoo dengan smiling-proud-eyes-nya. "Appa."

Mata Hyunwoo terbelalak mendengar kata terakhir yg keluar dari mulut kecil itu yang saat ini tersenyum dengan air mata yang mengalir di pipinya. Hyunwoo berusaha mencerna bahwa apa yang ia dengar bukanlah imajinasinya. Jantung Hyunwoo berdetak dengan kencang.

"Gomawoo.... Appa.", ucap Daehyun sambil memasukkan ramen ke mulutnya. Air mata mengalir di sudur mata kecilnya. Ia terus memasukkan makanan ke mulutnya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya sibuk mengusap airmatanya sendiri.

Hyunwoo, tidak salah dengar. Namja kecil di hadapannya memanggilnya 'Appa'. Putra kecilnya memanggilnya 'Appa'. Daehyunnya memanggilnya 'Appa'. Hyunwoo bahagia. Sangat bahagia. Ia mengusap airmata yang mengalir dipipinya entah sejak kapan dan membantu Daehyun melanjutkan makannya.

"Gomawo, Daehyunnie...."

.
.
.
.
.
.
.
February 01, 2018

"Even if I have one hundred reasons to leave you, I'd still look for the one reason to fight for you. - Hyunwoo"

OrangeKken ❤


Seorang namja dengan seragam dokter berlari menuju yeoja yang diduduk di taman.

"Soyou-ya..!! Wae wae? Waegeurae...?"

"Minhyuk Oppa...."

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 19.5K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
63.1K 10.7K 28
[COMPLETED] Sebuah cerita singkat antara Dana dan Raden. bxb AU!LOCAL STRAY KIDS. ALTERNATIVE UNIVERSE yang akan menggunakan kota Jakarta sebagai...
7.1K 975 20
'Bangsat, anak senja babi. Pen gue gundulin tuh rambut anjing!' - Jingga Rembaka . . . . . . End
779K 48.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...