Losing You | #1 Twins Series

By DLZ_FZ

233K 19.8K 689

Tidak semua orang yang hidup bergelimangan harta akan hidup bahagia. Itulah yang diyakini oleh Tatiana Adelin... More

1. Gue Bakal Ngehajar Lo Sampai Babak Belur
2. Keluarga Aruan
3. Kamu Seperti Perempuan Malam Rendahan
4. Kenapa, Ma?
5. Perempuan Bermata Biru Cerah
6. Apa Kamu Akan Menikahinya?
7. Gagal
8. Hanya Penasaran
9. Pertemukan Aku Dengannya
10. Lo Itu Cuma Perantara
12. Johanna Aruan
13. Tolong Gue
14. Tatiana Adeline A.
15. Sangat Benar
16. Haram Hukumnya Mempercayai Bobby Aruan
17. Tatiana Adeline Aruan
18. Tatiana yang Sempurna
19. Kehilangan Dia
20. Yang Tak Tertolong
21. Semuanya Semakin Berat
22. You Did Well
23. Bukan Aku, Tapi Anak Mama.
24. Keanehan
25. Kenapa?
26. Lo Pantes Dapet Yang Terbaik
27. Secepatnya
28. Hak
29.
30. Sebuah Kesalahan
31. Kebencian
32. Berjuang
33. Sebuah Cara
34. Marry Me, Please.
35. Kenapa?
36. Taliana Aveline... Aruan?
37. Perbedaan
38. Kenapa?
39. Sanggupkah Dia?
40. Kenapa Harus Serumit Ini?
41. Permainan Bobby Aruan
42. Kenapa Lo Sangat Berbeda?
43. Titik Terang
New Story
44. Yang Terbaik Untuk Saat Ini
45. Malam Yang Melegakan
46. Rasa Sayang dan Kebencian
47.
48. Taliana, Percaya Pada Kakak.
49.
50
51.
52
53
Lizzz - Kesan dan Pesan

11. Gue Lebih Menarik Dibandingkan Lo, Cornelia.

5.2K 468 17
By DLZ_FZ

Happy Reading & Enjoy All

"Belanja Tatiana?" Suara itu terdengar setelah dia memasuki ruang keluarga rumahnya. Ada dua saudara tirinya dan juga ibu tirinya. Tatiana menghela nafas. Jika ada jalan lain untuk masuk ke kamarnya tanpa melalui ruang keluarga, Tatiana pasti akan dengan senang hati memilih jalan itu. Tapi sayangnya tidak ada.

"Kenapa Cornelia? Lo keberatan? Papa ngasih gue duit ya buat dipakai, jadi apa masalahnya?" Tatiana bersuara sebiasa mungkin walau sebenarnya dia muak pada Cornelia.

"Nggak ada masalah kok, Tatiana sayang. Gue cuma... sebut aja penasaran. Lo beli baju apa?"

Dia maju dan mengambil paperbag yang dibawa Tatiana. Tatiana menahannya. Dengan menyentakkan pegangannya, paperbag itu sudah berpindah tangan ke Cornelia.

Dengan tatapan pura-pura syok, Cornelia membuka paperbag dan menemukan sebuah kotak dengan tulisan Chanel di atasnya.

"Oh, Chanel dress, Mam... Kayaknya sih dia udah prepare banget buat ketemu Marcell nanti malem." Cornelia bersuara manja ke arah Ellena yang juga sedang duduk santai di kursi dengan majalah fashion terbaru di pangkuannya. Ellena hanya tersenyum mengejek saja di tempatnya.

Dengan kasar Tatiana merebut kotak itu dan memasukkannya lagi ke dalam paperbag. "Gue beli karena gue suka, bukan karena malem ini kita mau makan malem sama keluarganya Marcell." Kilah Tatiana dengan eskpresi super kesal.

Cornelia tersenyum penuh tipu muslihat. "Bagus deh kalo lo mikir kayak gitu..."

Tatiana menatap Cornelia dengan berapi-api. Cornelia dua ratus kali lebih menyebalkan dari Alberta.

"Setelah lo ngerendahin gue dengan nyambar Marcell begitu aja, lo pikir lo bakal bisa ketemu Marcell malam ini? Lo pikir gue bakal biarin itu terjadi? Nggak mungkin, darling."

Tatiana berfikir sejenak lalu bersedekap dengan sombong setelah otaknya mendapatkan sedikit pencerahan. Menghadapi dua bersaudara yang sombong dan juga Mama tirinya yang angkuh itu tidak bisa dengan kata-kata kasar.

"Lo pikir ini atas kehendak lo? Bukan, ini adalah kehendak Papa. Gue pergi atau nggak itu terserah Papa."

"Lo nggak akan ketemu Marcell malam ini,"

Tatiana mengangkat bahunya tak peduli. "Gue nggak peduli dengan Marcell. Bahkan meskipun Papa nggak ngizinin gue dateng, ya nggak masalah. Lo ambil aja tuh Marcell. Itupun kalo dia mau sama lo, Cornelia."

Cornelia geram. Dia menatap Mamanya untuk meminta bantuan, tapi sepertinya Mamanya tidak akan membantu apapun. Sebelum Tatiana berhasil meninggalkan ruang keluarga, Cornelia bersuara lagi.

"Kalo lo dateng, lo nggak pantes pake Chanel dress itu. Lo pantesnya pake dress yang lo pake pas pesta topeng malem itu. Lo pantes pake itu. Persis kayak perempuan murahan,"

Tatiana sudah sering dihina sedemikian kasarnya oleh Cornelia, tapi meskipun begitu, Tatiana tetap bisa mengontrol emosinya. Bisa saja dia langsung menampar Cornelia atau yang lebih buruk memberinya sebuah bogem mentah. Tapi itu tidak akan dia lakukan. Dia lebih suka bermain dengan kata-kata dan membuat dua bersaudara marah karena kalah bersilat lidah.

Tatiana berbalik dengan senyum menipu. "Makasih atas sarannya, Cornelia, lo membantu banget. Dan ya, mungkin gue bakal pake dress itu lagi. Secara, di pertemuan pertama gue dan Marcell, pria itu begitu tertarik ke gue. Dan di pertemuan kedua ini gue bakal buat Marcell bertekuk lutut lagi. Dan dari situ terbuktilah kalo gue lebih menarik dibandingkan lo, Cornelia."

***

"Mama harus bantu aku. Tatiana nggak boleh sampe ketemu Marcell, Ma." Kata Cornelia pada Mamanya yang sedang berdiri di belakang untuk menarik resleting dress-nya.

Setelah selesai, Ellena langsung menyentuh kedua bahu anaknya yang terkespos. "Kalo Mama bisa, Mama pasti bantu. Tapi Mama sama sekali nggak tahu rencana Papa kamu, Cornelia."

"Ya makanya Mama cari tahu. Jangan sampe Papa biarin Tatiana ikut malem ini." Cornelia masih kekeuh. Dia mulai frustasi rupanya.

Ellena berjalan santai melewati putrinya dengan otak berfikir keras. "Nggak akan selamanya Tatiana terus disembunyikan. Dan ketika Papa kamu memutuskan untuk memunculkan Tatiana ke publik, kita nggak bisa mencegahnya."

Cornelia bersedekap kesal. Tatiana selalu membuat dirinya naik darah.

"Kita memang nggak bisa mencegah kemunculan Tatiana, tapi kita bisa mengalihkan perhatian publik dari Tatiana. Kamu dan Alberta juga putri Papa. Kalian juga berhak mendapatkan perhatian lebih dari yang akan didapatkan Tatiana"

"..."

"Jika malam ini Papa kamu memutuskan mengenalkan Tatiana ke Marcell, biarkan. Tapi pastikan kamu cukup menarik agar mampu menarik perhatian Marcell. Cuma itu satu-satunya cara agar kamu menang."

"Jadi Mama pikir aku tidak menarik sama sekali?" Tanya Cornelia dengan sedikit tersinggung.

Ellena tersenyum simpul. Dia mengusap rambut putrinya yang sudah tersisir rapi. "Bukan tidak menarik, hanya masih kurang saja."

Cornelia mencebik.

"Tatiana menarik perhatian Marcell karena pakaiannya yang minim, mungkin kamu juga bisa mencoba cara itu." Kata Ellena dengan santai tanpa mempedulikan bagaimana reaksi putrinya yang membelalakkan matanya.

Cornelia terkekeh tak percaya. "Mama menyuruh aku jadi seperti perempuan murahan? Mama nggak terbentur sesuatu, kan? Aku anak Mama dan Mama malah menjerumuskan aku seperti ini!"

Rahang Ellena menegang. Dia menggeleng pelan. "Marcell adalah pria yang sudah Mama targetkan untuk salah satu dari kalian berdua." Ellena menjeda dan menatap mata putrinya intens. "Dan karena itu, entah kamu atau Alberta harus dengan dia, apapun yang terjadi dan bagaimanapun caranya."

TBC

Haiii... Ini kelanjutannya ya... Semoga suka 😉😉

28 Januari 2018

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 921 1
Cerita Sudah Dihapus.
514K 57.2K 44
Kamu orang apa es buah? Dingin amat, untung manis. copyright © 2015-2016 by jeojangmyeon #1 in short story [18 nov 2015] #2 in short story [12 oct 2...
1.7M 24.4K 41
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
120K 14.9K 55
🍃˚ ༘ ❝ 𝐁𝐔𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 « 🍒 (Jaerose focus) Bandung adalah kota yang indah, banyak cerita yang telah di ukir anak kelahiran 97line saat masa mas...