Flexible

By Astridvensia06

1.7K 145 40

seorang wanita yang masih sangat Belia menjadi CEO perusahaan terbesar Di seluruh dunia? Bagaimana ceritanya... More

Prolog
1
2
prolog (2)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
INFORMATION!!!
22
INFORMATION
23
INFORMATION
24
25

23

44 7 0
By Astridvensia06

Disinilah Rachel dan Rafael sekarang berada, dipusat perbelanjaan terbesar di Paris. Harga yang ada di mall ini berharga 10 jutaan keatas.

"lo mau beli apaan sih? Biasanya kan cewek yang seneng belanja kok malah lo yang suka belanja sih??"
Tanya Rachel setelah turun dari mobil Rafael.

"gue kan mau beliin sesuatu buat pacar baru gue" sindir Rafael dengan suara yang merendahkan saat mengucapkan kata pacar baru, dan itu membuat Rachel kesel.

"isss gue ga suka belanja atau shoping atau apalah itu namanya, mending kekantor sekarang males gue ditempat rame kek gini" bujuk Rachel.

"dihh emang gue ada bilang pacar baru gue itu lo?" goda Rafael kepada Rachel dan membuat Rachel semakin naik darah.

"ohhh yaudah. Berarti kita putuskan? Yeay jomblo free" teriak Rachel dan membuat Rafael seketika kaget.

"oke gue ngaku kalah" ujar Rafael sambil mengangakat tangan tanda ia menyerah.

"emang gue peduli?" tanya Rachel yang sekarang balik menyerang Rafael.

"dih, sekarang lo bales balik gue ya? Oke I'm sorry Rachel. Udah ah yok masuk" ajak Rafael.

"et tunggu dulu!" ujar Rachel tiba - tiba sambil melihat jam yang terpasang indah ditangan kirinya.

Rafael hanya mengernyitkan keningnya sambil menatap Rachel yang masih terfokus pada jam tangannya.

"jam 1 gue ada kuliah, berarti waktu gue cuman 2 jam disini habis itu gue kekampus. Et.. Tapi gue kan ga bawa mobil! Terus gimana?" tanya Rachel kepada dirinya sendiri saat ia menyadari bahwa dia tidak membawa mobil sendiri.

"tenang aja ntar gue anter jemput" ujar Rafael santai.

"ga mau ah, nanti diliatin. Malu gue!" ujar Rachel.

"dih, masa sama pacar yang ganteng kek beginian malu?" goda Rafael.

"idih najisun" jijik Rachel.

"mbuh jijik tapi tetep diterima jadi pacar" bangga Rafael.

"oh yaudah deh mumpung gue punya sopir pribadi baru. Ahayyy" ujar Rachel semangat mengerjai Rafael.

"enak aja lo jadiin gue sopir!" ujar Rafael tak terima.

"emang gue ada bilang kalo supir pribadi baru gue itu lo?" ucap Rachel sambil tertawa.

"tau ah, yok masuk daripada disini jadi bahan tontonan gegara ribut" ujar Rafael mengalihkan topik pembicaraan.

Setelah itu mereka berdua masuk kedalam mall ini dengan santai. Rachel tak lupa memakai kacamata hitam serta masker untuk menutupi identitasnya, ia takut jika ada paparazi yang mengetahui identitasnya.

"isss kesel deh gue sama lo, dari tadi yang lo cari apa sih? Ambil ini terus lo pas-in ditubuh gue habis itu dikembaliin lagi!" kesal Rachel dibuat oleh Rafael.

"gue kan mau cari yang bagus buat lo" ujar Rafael tanpa melihat kearah Rachel yang sudah kesal setengah mati atas ulahnya dan tetap fokus melihat pakaian wanita.

"Raf, ini tinggal 1 jam lagi aja. Yok otw gue mau makan siang dulu. Gue ga suka yang namanya shoping! Ini nih cuman ngabisin waktu jak tahu" ujar Rachel dan ungkapannya itu berhasil membuat Rafael menoleh kearahnya.

"yaudah kalo gitu tunggu 5 menit lagi aja ya??" bujuk Rafael dan seketika hari Rachel menjadi luluh.

"hmm" balas Rachel dengan tak mood lagi.

Setelah 5 menit mencari akhirnya Rafael menemukan dress yang ia cari sedari tadi dan langsung mencocokan ketubuh Rachel, Rachel yang melihat dress tersebut pun terpesona karena keindahan dress berwarna cream tersebut sangat elegant.

"wah.. Kayaknya cocok deh ditubuh lo!" ujar Rafael.

"coba lo test dulu dressnya" ujar Rafael lagi.

Rachel pun hanya menurut dan ia berjalan menuju ruang ganti.

Tak menunggu lama, Rachel pun keluar dari ruang ganti dengan menggunakan dress tersebut semua yang ada didekat mereka terpana melihat kecantikan Rachel terutama Rafael.

Dress selutut berwarna cream tanpa lengan dengan corak bunga berwarna hitam tersebut sangat cocok ditubuh Rachel.

" hey! Back to earth Rafael?" ujar Rachel menyadarkan lamunan Rafael.

Seketika Rafael tersadar dan langsung menatap Rachel dengan tatapan yang salting.

"sumpah ini lo?" tanya Rafael.

"nggak ini malaikat pencabut nyawa yang berubah menjadi seorang peri yang sangat cantik" ujar Rachel ngawur.

"iyalah ini gue" ujar Rachel lagi.

"udah yok bayar dulu dressnya udah hampir jam 1 lo kan belum makan siang" ujar Rafael mengalihkan topik.

"wait, ini harganya berapaan ya?" tanya Rachel yang memang dia sedari tadi tidak memperhatikan harga dress tersebut.

Lalu Rafael menuju belakang badan Rachel dan melihat harga yang tertera disana.

"hmm ini kurang lebih 22 juta. Udah yok bayar!" ajak Rafael.

Rachel yang mendengar harga baju tersebut hanya diam diri saja. Ia hanya merenung sekejap. Ia ingat sewaktu almarhum bundanya yang selalu membelikan dress untuknya seharga 20 jutaan keatas untuknya.

"Chel? Lo gapapa?" tanya Rafael lembut.

"gak kok gue gapapa cuman mungkin gue kelelahan aja" ujar Rachel berbohong.

Rafael hanya manggut - manggut tak jelas, lalu mereka berdua menuju kasir untuk pembayaran setelah Rachel mengganti pakaiannya lagi.

"tumben lo beliin gue pakaian. Ada apa gerangan tuan Rafael?" sindir Rachel saat sudah selesai membayar dress tersebut.

"gue mau lo waktu dirapat pake pakaian yang gue beliin buat lo. Oke? Nona Rachel?" tanya Rafael.

"nggak janji!" ujar Rachel datar.

"dih harus janji dong!" ujar Rafael yang tak mau kalah.

"udah ah yok cari makan! Cacing gue udah pada demo massal nih!" ujar Rachel mencari topik lain.

"dih cacing dipelihara jorok lo jadi cewek!" ujar Rafael.

"biarin, apa urusan lo?" ujar Rachel lagi.

"mau makan apa nih?" Tanya Rafael.

"hmmm?? Gue mau. Yang. Itu! Pancake aja!" ujar Rachel semangat melihat pancake coklat, karena Rachel adalah penggemar berat pancake.

"katanya laper? Kok malah makan cake?" tanya Rafael yang heran melihat Rachel.

"bodo amat yang makan gue kok, kan yang rasain gue bukan lo!" ujar Rachel yang langsung berlalu pergi menuju kecafe kecil tersebut meninggalkan Rafael sendiri.

"et... Ceritanya gue ditinggal sendiri gitu?" tanya Rafael kepada dirinya sendiri.

Setelah itu Rafael pun melangkah menyusul Rachel yang sudah duduk manis dan memesan sebuah pancake untuknya sendiri.

"gue gak lo pesenin?" tanya Rafael.

"penting gitu?" tanya Rachel skeptis.

"cishh" desis Rafael antara gemes pengen tabok sama pengen nyosor si Rachel.

Akhirnya Rafael pun ikut memesan sebuah pancake dan juga milk shake.

Setelah menunggu 5 menit akhirnya pesanan yang mereka pesan tadi datang, tanpa babibu lagi Rachel langsung menyantap pancake tersebut.

"lo makan ga bisa pelan napa? Gue ga bakalan ambil pancake lo kok! Jadi bisa dipelanin?" ujar Rafael yang laget melihat tingkah Rachel seperti anak kecil yang dibelikan es krim kesukaan mereka.

"diem lu ah. Makan aja punyaan lo sendiri gausah ngurusin orang lain" ujar Rachel kesel.

Akhirnya mereka pun makan dengan suasana hening.

Setelah 15 menit menghabiskan waktu makan dengan hening akhirnya mereka berdua selesai makan, sampai akhirnya Rachel membuka pembicaraan.

"Raf, berangkat yok? Udah hampir jam 1 daripada gue dimarahin dosen nanti" ajak Rachel.

"emang urusan gue? Yang dimarah kan lo bukan gue" ujar Rafael yang memulai perdebatan.

"gak mulai deh Raf!" ujar Rachel yang udah keselnya kebangetan.

"iya deh iya. Yok kita berangkat sekarang!" ujar Rafael mengalah.

Setelah Rafael membayar makanan yang tadi mereka pesan akhirnya mereka berdua berjalan menuju parkiran.

"oh ya Chel, entar lo pulang jam berapa?" tanya Rafael saat mobil telah berjalan.

"hmm. Jam 7-an. Kenapa?" ujar Rachel.

"oke entar gue jemput ya?" tanya Rafael.

"emang lo kan yang harus jemput? Gue kan kagak bawa mobil dodol!" ujar Rachel yang memang sadari tadi sudah kesal.

"oh iya lupa gue" cengir Rafael.

Rachel hanya menanggapi Rafael dengan memutar bola matanya malas saja.

21 menit kemudian akhirnya mereka sudah sampai dikampus Rachel, saat Rachel turun dari mobil Rafael banyak mahasiswa/i yang memperhatikan karena setahu mereka Rachel tidaklah pernah berdekatan dengan seorang pria bahkan Ryann pun tidak pernah mengantarkan Rachel kekampusnya.

"tuh kan! Gue jadi bahan tontonan disini" ujar Rachel yang tidak jadi keluar dari mobil Rafael saat sadar bahwa ia menjadi bahan perhatian disini.

"udah. Ga usah dihirauin tatapan mereka semua. Lo jalan sendiri apa perlu gue temenin?" tanya Rafael.

"ga mau ah, kalo lo anter nanti makin banyak lagi yang lihatin karena kebetulan gue ini cewek terfamous dikampus" ujar Rachel membanggakan diri.

"dih sombongnya mulai kumat nih!" gidik Rafael.

"lo itu sebenernya masuk fans atau haters gue sih?" kesal Rachel dibuatnya.

"ditengah - tengah aja dah, boleh gak?" tanya Rafael.

"ga boleh! Tau ah mending gue masuk ruang sekarang daripada ngomong sama orang setengah kayak lo!" ujar Rachel frustasi dan langsung membuka pintu mobil dan berjalan cepat melewati lorong depan menuju ruangannya.

Rafael yang melihat itupun langsung ikut membuka pintu mobil dan berteriak berharap Rachel mendengar ucapannya, ia tak peduli banyak orang yang memperhatikannya.

"Rachel!! Entar gue jemput! Lo tunggu aja diparkiran!" teriak Rafael.

"cih.. Cewek dingin itu ternyata bisa ngambek juga?" ucap Rafael dengan suara kecil sambil kembali kedalam mobilnya dan menuju pintu keluar karena ia ada urusan sebentar.






















Segini dulu ya guys!!
Otak lagi mentok, presentasi disekolah belum kelar jadi aku selesaiin satu - satu dulu aja.

Jadi hargain perjuangan aku ya?
Gausah mahal - mahal kok cukup vote/kasi bintang sama comment aja ya? Please?

Besok aku update lagi tata!!

Salam Astrid😂😂
...

Continue Reading

You'll Also Like

721K 4.7K 15
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...
415K 2.5K 5
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
Cafuné By REDUYERM

General Fiction

122K 11.1K 36
(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menj...
945K 21.3K 49
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...