Hujan Belum Usai di Matamu

By FatulRahman

19.9K 1.6K 157

Sebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan... More

Hujan Belum Usai di Matamu
Apa Hujan Bersembunyi di Matamu?
Tentang Hati
Tak Senada
Siapa yang Membungkus dan Siapa yang Dibungkus
Tentang Cinta
Rasa
Berbisiklah ke Hatiku
Ceritaku Belum Usai
Apa Aku Salah?
Seperti Bunga
Ibarat Sungai
Senja di Pelupuk Mata
Melipat Hati
Dandelion dan Sepetang Senja
Satu Malam
Serpihan Hujan
Resah
Guyur
Pulanglah!
Menari di Bawah Hujan
Menangislah Bersamaku Tuan!
Pulanglah Bersama Hujan!
Sesejuk Salju, dan Sepanas Penantian
Mencintai Kopi
Kita sama-sama Menanti
Kita adalah mimpi-mimpi
tentang luka
Seperti Apakah Kamu?
Setelah Hujan Turun
Rindu di Matamu
Aku Ingin Hilang Bersama Waktu
Suatu Hari Nanti..
Semua; tentang kamu
Jangan Pernah untuk Memaling
Bilamana Aku Lewat Jalan Lain
Aku Menikmati Apa yang Kamu Sukai
Yang Meninggalkan
Kepada Siapa Cintaku, Kulabuhkan?
Bagaimana Tidak Kuhapus Perihmu
Malam Tak Mungkin Serupa
Orang-orang Telah Pulang
Kau menganggapku Begitu Ada
Jangan Paksakan Aku Menggenggammu
Yang Meninggalkan Kota
Kamu Berhak Melupakanku
Bagaimana Tidak Aku Terluka?
Bertahan
Kepada Langit
Sesekali Saja, Katamu!
Aku Salah Menaruh Rasa
Seperti Hujan Bulan Ini
Setumpuk Rasa di Gelas Kaca
Merayu Semesta
Menjaga Jarak
Melepasmu Tanpa Gamang
Aku Bagimu
Rapuh
Kuharap, Kamu Tahu Di Mana Rumahku
Sudah Saatnya Kita Berpisah
yang lebih pahit
Salah Mencintaimu
kau mengabaikan rasa yang pernah singgah di hatimu
Meninggalkan dan Menuntaskan Tangis
Di Matamu, Kau Takkan Menemuinya
Mencintai yang Sunyi
Aku Hanya Sebatas Angan
Datang dan Pergi
Jejakmu Tak Mungkin Kuhapus
AKU AKAN PERGI DENGAN SENDIRINYA
HUJANMU TELAH DATANG
AKU TIDAK TAHU MENJAGA JARAK
CANDU
Berkabarlah Sejenak
KAPAN
Kau Meragu Untuk Pamit
Patah Hati

Dalam Nada

564 48 6
By FatulRahman

Kita ibarat nada-nada yang berdendang, berdenting, bertiup, bernada-nada rindu.

Setiap petik dan setiap hiruk pikuknya,  ketika mencipta dalam tenang.
Padahal, kita seakan tertusuk pada waktu.

Sekian dalam nada, sekian pula dengan gemerutuk nada--yang tak sumbang.

Kita ibarat nada yang sepi.
Meriangkan hati dengan cara membungkus hari.

Arif  Rahman Hakim
LM, 11 April 2017

Continue Reading

You'll Also Like

4.7K 610 50
Tak pernah Kinara bayangkan ia akan menjadi seorang istri dari orang seaneh Leon sekaligus agen rahasianya. Meski pernikahan mereka hanya berlandask...
1.6M 118K 56
Spiritual - Romansa Kisah seorang perempuan yang ditinggal nikah oleh laki-laki yang pernah menyuruhnya untuk menunggu selama 2 tahun. Namun takdir...
18K 1.2K 94
"Jika jatuh cinta itu luka, maka biarkan patah hati jadi cara menjadi dewasa paling menyakitkan meski lewat sebuah luka. Sebab setelah seseorang meng...
560 36 32
"Hanya ungkapan rasa yang ku tuangkan dalam untaian Aksara." Berisi perihal hidup. ~ Juga tentang quote yang berasal dari buku bacaan atau qoute yang...