Starlight🌟BaekYeon

By unknowie

204K 17.1K 708

Byun Baekhyun diramal akan menikah tahun ini. Awalnya ia menanggap remeh, tapi hal itu benar-benar terjadi. B... More

Prolog
1 - Start
2 - It's a Good Day
3 - First Meet
4 - Shock
5 - Unfortunately
6 - Story Begin
7 - Burdening
8 - Clear
9 - Is She?
10 - Dating?
11 - The Ring
Chap 12 - Dinner
Chap 13 - The Kisses
Chap 14 - Press Conference
Chap 15 - Marry Your Daughter
Chap 16 - Prepare
Chap 17 - Wedding Day
Chap 18 - That Name
Chap 19 - Honeymoon
Chap 20 - Honeymoon(2)
Chap 21 - Kiss?
Chap 22 - Love Like Chocolate
Chapt 23 - Blossom Tears
Chap 24 - I'll Smile Even If It Hurts
Chap 25 - I'm With You
Chap 26 - Beautiful Memories
Chap 27 - Beautiful Memories (2)
Chap 28 - The Past
Chap 29 - Jealous
Chap 30 - Midnight Show
Chap 31 - Relationship Goals?
Chap 32 - Haunted House
Chap 33 - One More Step
Chap 34 - Byuntae!
Chap 35 - Happiness
Chap 36 - Sadness
Chap 38 - Dream
Chap 39 - Mad
Chapt 40 - Joo Hyun
Chap 41 - Rain
42 - Can't Let Go
43 [Last] - Already Home
Epilogue
Bonus : Starlight
Hi!
⚠baekyeon is real⚠
🚨BAEKYEON BALIKAN🚨
🌟Kim Jonghyun🌟

Chap 37 - Lucky

3.9K 353 41
By unknowie

Banyak yang 'hampir' betul nebak judul chapternya. Umumnya kalian pd jwb 'hari pernikahan' itu betul but aku butuh yg lebih spesifik. So, jumpa lagi di tebak-tebakan selanjutnya!
Play mulmed yaw
Happy reading all😄
.
.
.
Baekhyun menggeleng, "daebak. Kau memang hobi melupakan hari-hari special."
(Luar biasa)

"Memangnya hari ini hari memperingati apa selain itu?"

Baekhyun melihatkan tampang datar, "Sekarang hari pernikahan kita yang ke 210 atau 7 bulan."

"Ah, matda." Taeyeon menepuk jidatnya, "aku lupa, padahal dua hari lalu aku ingat."
(Benar)

"Ya, ya dua hari yang lalu. Kau tak perlu membahasnya."

"Bagaimanapun aku lebih dulu mengingatnya, kau pasti baru mengetahuinyakan?"

"Tidak. Aku mengingatnya tadi pagi."

"Too bad." Taeyeon menggeleng.

"Beritanya langsung keluar." Ucap Baekhyun sambil menghadapkan layar handphonenya ke wajah Taeyeon.

Wanita itu mengambil handphone Baekhyun dan membaca judul artikelnya sambil scroll down artikel yang terlihat.

Mensiversary ke 7 bulan, Baekhyun Berkunjung Ke Makam Orang Tua Sang Istri.

"Judulnya menarik." Taeyeon mencerna baik-baik judul artikel tersebut, "sorry, tiba-tiba jiwa reporterku keluar."

Taeyeon melanjutkan membaca artikel tersebut.

"Merangkul istri saat berjalan keluar---Apa kau merangkulku?" Tanya Taeyeon terkejut.

"Tidak. Aka mendorongmu. Ya jelaslah aku merangkulmu! Kau tidak lihat gambarnya?"

"Kau terlihat seperti suami ter-so sweet sedunia." Taeyeon memeperlihatkan gambar hasil jepretan wartawan tadi yang dilampirkan di dalam artikel.

"Aku memang begitu." Pria itu menepuk dadanya bangga.

Ahjumma pun datang dengan nampan yang diatasnya terdapat nasi, "ini nasinya." Katanya itu ramah.

"Kamsahamnida." Ucap Baekhyun dan Taeyeon serempak.

"Ahjumma, tolong tambah 1 porsi ramyun." Tambah Taeyeon.

"Baiklah, tunggu sebentar ya."

"Ne." Jawab Taeyeon.

"Apa kau sanggup makan semuanya?" Tanya Baekhyun.

"Tentu, lagi pula aku memesannya seporsi. Biasanya ramyun di kedai seperti ini terkenal kelezatannya."

Taeyeon membalikkan daging yang hampir matang dengan tangan kirinya dan Baekhyun menggunting daging-daging tersebut.

"Heol!" Sorak Taeyeon saat matanya masih fokus pada layar handphonenya Baekhyun.

"Wae?" Tanya Baekhyun pada Taeyeon yang melepas sumpit untuk membalikkan daging.
(Kenapa?)

"Marhaebwa, apa aku bertambah gendut?"
(Beritahu aku)

"Memang kenapa?" Tanya Baekhyun keheranan.

"Ppalli marhae, apa aku bertambah gendut?"
(Cepat beritahu)

"Kau masih seperti..."

"Seperti?"

"Seperti sapu lidi. HAHAHA." Lanjut Baekhyun tertawa puas.

"Aku serius!" Taeyeon berkata kesal.

"Araseo, araseo," Baekhyun menetralkan nafasnya yang sedikit sesak karena terlalu banyak tertawa, "kau sedikit lebih berisi. Okay?"

"Artikel ini mengada-ada, aku tak seperti itu!"

"Wae ddo?" Baekhyun berusaha merebut handphonenya dari tangan Taeyeon.
(Kenapa lagi?)

"Andwe! Jangan baca artikelnya." Taeyeon berusaha agar handphone itu tidak sampai ditangan Baekhyun.

Karena memang sudah kuadrat tenaga wanita tak sekuat pria, handphone tersebut berpindah tangan.

Mereka menatap layar handphone itu, Taeyeon mendekat pada Baekhyun dan memeperhatikan artikel yang menulis berita tentangnya.

"Terlihat Semakin Berisi, Taeyeon Istri Baekhyun Dibilang Hamil." Baekhyun membaca berita tersebut dengan sedikit berbisik.

Taeyeon menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, sementara Baekhyun menahan tawanya.

"Wae? Artikel ini kan benar."

"Benar apanya? Mereka melebih-lebihkan." Jawab Taeyeon masih dengan posisi tangan diwajahnya namun sedikit merenggangkan jari-jarinya agar bisa menatap Baekhyun.

"Kau tak ingat?"

"Ingat apa lagi?" Tanya Taeyeon malas.

"Malam itu saat kita mabuk."

"Kita mabuk?" Alis Taeyeon menyatu, ia berfikir keras dan mencerna ucapan Baekhyun.

"Kau yang memulainya, kau yang menggodaku duluan." Lanjut Baekhyun dan memberikan tatapan menggoda.

"Mwo? Kau gila!"

"Mabuk memang mengubah segalanya, kau bahkan lebih agresif. Ngh Baekhyun, terus, ngh ahh. Sedikit lagi sayang nghhh."

Baekhyun sambil menggigit bibirnya dan dengan ekspresi wajah yang benar-benar menjijikan.

"Ya! Kau mencoba membodohiku? Dasar byuntae! Pikiranmu kotor sekali!" Taeyeon memberikan pukulan bertubi-tubi pada pergelangan tangan Baekhyun.
(Mesum)

Tak menyerah, Baekhyun melanjutkan, "shake it, shake it for me~"

"Ya! Kau mau aku panggang juga?!"

"HAHAHA. Apa!"
(Sakit!)

"Aish, jangan baca lagi artikelnya!"

Baekhyun mencegah Taeyeon untuk mengambil handphonenya dan men-scroll down artikel tersebut lalu membaca komentar dari netter.

"Bwa-bwa, banyak komentar positif kok."
(Lihat-lihat)

Taeyeon melirik ke arah layar handphone Baekhyun.

"Wah! Berita bahagia yang sudah lama dinantikan"

"Aku harap itu benar"

"Tidak akan, itu tidak akan pernah terjadi." Respon Taeyeon pada komentar yang dibaca Baekyun.

Pria itu menoyor kepala Taeyeon membuat wanita itu meringis, "kau pikiraku juga mau? Kau akan merusak gen keturunanku."

"Memangnya apa yang salah?"

"Kau itu pendek."

"Pendek kan bukan tindak kriminal!" Taeyeon memberi pembelaan.

"Lalu punya anak dariku juga bukan tindak kriminal." Baekhyun tak mau kalah, ia juga membela diri.

"Itu kriminal untukku."

"Ya! Semua wanita ingin punya keturunan dariku. Hanya kau yang tidak mau. Aneh."

"Sana! Cari wanita yang mau."

Tak mau ambil pusing, Baekhyun tak menanggapi ucapan Taeyein dan melanjutkan membaca komnentar lainnya.

"Kita harus persiapkan squad untuk Byun Family wkwkwk"

"Ide bagus." Celetuk Baekhyun.

"Bagus pantatmu!" Taeyeon bicara ketus.

"Aku penasaran bagaimana anaknya nanti karena Ayah dan ibunya memiliki suara emas"

"Anaknya akan seputih salju"

Baekhyun membaca komentar tersebut satu persatu.

"Kau lihatkan? 60% orang senang, 25% tidak suka dan 15% tidak peduli. Ini benar-benar menakjubkan."

"Ah, molla." Taeyeon memanyunkan bibirnya.

Baekhyun mencubit pipi Taeyeon gemas, "aigoo, kau terlalu sensitif. Hati-hati nanti bibirmu jatuh ke lantai."

Taeyeon hanya memberikan datarnya.

"Atau jangan-jangan kau benar-benar?" Tanya Baekhyun dengan ekspresi terkejut yang di buat-buat.

"Apa lagi? Kau mau aku pukul dengan sumpit ini? Ah, an mogo." Taeyeon mengangkat sumpit tersebut, lalu menghempaskannya ke atas meja.
(Aku tidak mau makan)

"Baiklah, maafkan aku. Mogo, mogo." Baekhyun meletakkan 2 potong daging yang sudah diatas salada dan menyuapkannya untuk Taeyeon.
(Makan, makan)

Taeyeon menyambut suapan dari Baekhyun dan mengunyahnya dengan perlahan.

Menurut Baekhyun menggoda Taeyeon adalah hal yang menyenangkan, Taeyeon sangat cantik saat matanya melotot dan terlihat imut dengan wajahnya yang memerah karena menahan emosi.

Taeyeon menatap ramyun yang ada dihadapannya.

"Wae an mogo? Menatap ramyun tidak akan membuatmu kenyang." Baekhyun heran, kemana semangat wanita itu untuk makan ramyun tadi.
(Kenapa tidak dimakan?)

"Aku pikir aku harus diet sekarang."

"Kenapa kau malah memikirkan artikelnya, lagipula itu hanya anggapan mereka tidak kenyataannya kan?"

Taeyeon mengehela nafas kasar, ramyun tersebut cukup menggoda tapi ia harus benar-benar diet sekarang.

Taeyeon menghabiskan ramyunnya.

"Apa definisi diet bagimu seperti ini?"

"Mwoga?"
(Apanya?)

"1 porsi daging bumbu, nasi goreng dan ramyun," Baekhyun menunjuk piring dan mangkuk yang bersih tak bersisa, "piring ini tak perlu dicuci lagi." Lanjut Baekhyun.

"Aku terlalu menikmatinya." Jawab Taeyeon.

"Kita mau kemana lagi?"

"Terserah."

"Tidak ada nama tempat "Terserah" di negara ini." Jawab Baekhyun dengan menekan nada pada kata "terserah".

"Pantai menurutku bagus."

"Geure, ga-ja!"
(Tentu, ayo pergi)

Baekhyun menarik tangan Taeyeon agar wanita itu bangkit dari duduknya dan berjalan bersama kedalam mobil.

"Apa ada pangai dekat sini?" Tanya Taeyeon.

Baekhyun menyalakan GPS dan terlihat tulisan pantai disana, "1 jam untuk kesana."

"Cukup dekat ternyata."

Baekhyun menggas mobilnya dan tiba-tiba kalimat wanita itu menghentikan niatnya,

"Byun Baekhyun, kebiasaan buruk kelima, lupa dengan sabuk pengaman." Taeyeon menunjuk sabuk pengaman yang masih menggantung di tempatnya.

"Oh, aku lupa."

"Jangan lupa lagi, jika aku tidak bersamamu siapa lagi yang akan mengingatkanmu, ha?"

"Kalau begitu jangan tinggalkan aku."

Kalimat Baekhyun barusan, apa Taeyeon tak salah dengar?

Ia baru tadi malam membersihkan telinganya berarti pendengarannya tak salahkan?

Baekhyun tersenyum tulus, nada suaranya lembut dan terdengar permohonan disana, tatapan matanya juga sangat teduh. Senyumnya memang seperti biasa namun sekarang terasa berbeda. Menyejuk'kan?

"Geu-geure, aku tidak akan kemana-mana." Taeyeon berusaha menetralkan suaranya yang rasanya sulit untuk di keluarkan.

Jantungku tenanglah sedikit, kalau tidak ia bisa mendengarnya.

Baekhyun menghidupkan radio, seperti biasa mereka berbincang hal ringan dengan beberapa gurauan dan perdebatan.

"Kenapa aspal warnanya hitam?" Tanya Taeyeon membuat Baekhyun yang awalnya fokus pada jalan di depannya menoleh.

"Karena tidak putih." Baekhyun memberikan tatapan bangga seolah-olah ia benar dalam menjawab soal olimpiade matematika.

"Seharusnya aspal warna pink."

"Kenapa kau malah memberitahu seleramu?" Baekhyun hanya tertawa renyah mendengar pernyataan Taeyeon.

Dia benar-benar menggemaskan.

"Kenapa polisi wanita menggunakan celana, menggunakan gaun pasti lebih cantik." Kali ini Baekhyun yang bertanya.

"Kalau mereka menggunakan gaun bagaimana cara mengejar pencurinya, Baekhyunie babo!"
(Bodoh)

"HAHAHA. Aku bahkan tak bisa membayangkannya." Baekhyun tertawa bersama dengan khayalan ngawurnya.

"Itu sangat creepy." Taeyeon memutar bola matanya.

Pernikahan yang sudah 7 bulan berjalan. Mereka kenal karena insiden yang diluar dugaan, jika dipikir-pikir mungkin itu tidak masuk akal tapi itulah yang terjadi.

Awal musim dingin mereka bertemu dan menikah akhir musim dingin, sekarang sudah melewati 3 musim dan beberapa bulan lagi akan menginjak musim ke empat dan kembali lagi ke musim dingin.

Waktu terasa begitu cepat berlalu, sebentar lagi mereka juga akan merayakan hari jadi 1 tahun pernikahan mereka. Hari dimana seharusnya pasangan berbahagia karena bisa melewati masa sulit hubungan mereka dan hari dimana mereka harus berpisah.

Haruskah ia bahagia atau sedih?

Entahlah. Bahagia karena ia tak terikat lagi dengan kontrak yang cukup merepotkan untuk dijaga. Sedih karena ia tal akan lagi melihat sosok Baekhyun yang selalu menjahilinya dengan gurauan yang terkadang menjengkelkan, menyakitkan dan gombalan yang creepy.

Taeyeon tak ingin memikirkan itu semua karena itu akan memperkeruh harinya. Pikirkan itu nanti. Setidaknya ia masih punya waktu 3 bulan lagi.

Taeyeon terlihat mengangguk-angguk. Ya, wanita itu lagi-lagi tertidur tak sampai setengah jam mobil ini berjalan ia sudah tertidur.

Baekhyun menoleh sebentar dan senyuman terukir di bibirnya melihat Taeyeon tertidur di sebelahnya, tak ada yang lucu tapi hatinya dan otaknya membuat senyum itu terukir di wajahnya.

"Aish, molla." Baekhyun mengacak rambut Taeyeon yang sedang tertidur setelah semua yang ia pikirkan, hanya ia yang tau.

♡♡♡

Suara ombak terdengar tapi tak terlalu kentara, wanita itu membuka matanya dan menangkap orang yang selama ini mengisi hari-harinya kedapatan sedang menatapnya.

Apa ia memperhatikanku tidur dari tadi?

"Apa tidurmu nyenyak?"

Taeyeon memperbaiki duduknya, kursinya yang awalnya tegak sekarang sudah sedikit rebah, "eoh, kita sudah sampai?"

"Mm," Baekhyun mengangguk dan melihat jam tangannya, "sekitar 30 menit lalu."

"Benarkah? Kenapa kau tidak membangunkanku?"

"Wajahmu terlalu menyedihkan, aku tak tega membangunkanmu."

Taeyeon hanya memutar bola matanya malas dan berjalan keluar mobil lalu mendudukkan bokongnya di depan mulut mobil sport Baekhyun.

Baekhyun mengikuti Taeyeon berjalan keluar mobil dan duduk disebelahnya.

Mereka sama-sama menghirup udara segar yang sangat susah di dapatkan di kota Seoul. Bunyi burung-burung bangau yang terbang kembali keperawakan mereka membuat suasana terasa benar-benar seperti pantai sungguhan.

"Kau seperti orang bertapa di gunung." Kalimat Baekhyun membuyarkan konstrasi Taeyeon yang sedang menikamati suasana pantai.

Wanita itu membuka matanya, "mengganggu saja."

"Ayo!" Ajak Baekhyun.

"Kemana?"

"Ke bawah sana." Tunjuk Baekhyun pada pemandangan dihadapannya.

Baekhyun sudah melangkah tapi Taeyeon dengan malas menjauhkan bokongnya dari bibir mobil.

"Ayo cepat." Baekhyun menarik tangan Taeyeon dan mereka berlari kecil ke bibir pantai.

Ombak-ombak itu meninggalkan jejak di pasir pantai, berpacu-pacu untuk sampai ke tepian pasir.

Taeyeon mendekati ombak pantai yang surut lalu berjalan kembali ke pasir kering saat ombak tersebut seolah-olah mengejarnya.

Baekhyun hanya melihat kelakukan Taeyeon sambil berjalan santai sedikit jauh dari air.

Wanita ini benar-benar seperti anak kecil yang bermain sendirian.

Baekhyun menutup matanya menikmati udara pantai yang segar, bunyi ombak mengisi indra pendengarannya bersamaan dengan suara burung bangau yang berterbangan dan lagi suara tawa dan teriakan Taeyeon yang sedang di kejar ombak.

Baekhyun merasa tak tergangggu, itu membuatnya lebih ingin memjamkan mata lebih dalam menikmatai suara itu masuk ke indra pendengarannya.

Tiba-tiba tubuhnya terasa terdorong, belum sempat ia membuka matanya dengan sempurna kakinya sudah goyah dan ombak menerjang kakinya, Taeyeon terdengar tertawa puas.

"Kau pikir ini rumahmu, berjalan sambil tidur? HAHAHA. Bleekkk!!" Taeyeon menjulurkan lidahnya pada Baekhyun.

Pria itu memberikan tatapan lasernya, "aish, aku buat kau menyesalinya." Kakinya diterjang ombak sekali lagi kali ini celananya basah sampai lutut.

Taeyeon berlari menjauh dari Baekhyun yang tak kalah kencang berlari mengejarnya.

"Aigoo larimu seperti orang tua Byun Baekhyun." Teriak Taeyeon dengan nafas yang masih teratur.

"Akan ku pastikan kau menyesalinya."

Baekhyun berlari sekuat tenaga, biasanya ia tak pernah berlari sekompetitif ini.

Baekhyun berhasil menangkap tangan kanan Taeyeon dan mendorong wanita itu dekat air dan ombak cukup besar pun datang menerjang membuat pakaian Taeyeon basah di bagian kanannya.

"Ya! Aku tidak ada baju ganti!" Teriak Taeyeon.

"Apa peduliku?" Jawab Baekhyun sambil mengangkat kedua tangannya.

Mereka bermain dorongan-dorongan hampir setengah jam tanpa lelah, lalu dilanjutkan dengan bermain ciprat-cipratan air.

Mereka mengabadikan banyak gambar. Berfoto bedua, Baekhyun juga merekam Taeyeon yang berlari dari kejaran ombak, mengangkat karang yang sama besar dengan kepala perempuan itu.

Mereka basah dari ujung kepala sambil ujung kaki.

"Ottokkae? Bajuku basah semua." Taeyeon meremas ujung bajunya, Baekhyun pun melakukan hal yang sama.
(Bagaimana ini?)

"Aku lihat toko baju di depan sana." Tunjuk Baekhyun ke sebuah motel.

"Berdarah!" Sorak Taeyeon sambil menunjuk jari jempol kaki Baekhun yang sudah tertutupi cairan merah, "kenapa bisa?" Wanita itu berjongkok untuk melihat jempol kaki kanan Baekhyun.

"Entahlah, mungkin saat aku mengangkat kerang besar tadi."

"An apa?"
(Tidak sakit?)

"Tidak sama sekali." Baekhyun menggerak-gerakkan jari jempolnya yang sudah tak berbentuk karena tertutupi darah.

Untuk darah yang mengucur seperti itu seharusnya terasa pedih, tapi Baekhyun tak merasakannya sedikit pun. Semua yang ia kerjakan membuatnya lupa tentang rasa sakit di jarinya.

"Aku beli air mineral dan plester luka dulu disana, tunggu disini." Taeyeon menunjuk kedai kecil di tepi pantai.

Baekhyun memperhatikan punggung wanita itu yang semakin mengecil dan hilang setelah masuk ke dalam kedai kecil tersebut.

Ia melirik luka di jempolnya, kukunya sudah dilapisi darah merah segar, ia kembali menggerak-gerakkan jarinya yang baru terasa sedikit pedih. Tapi saat ia berlari dan bermain tadi tidak terasa apapun.

Apa aku terlalu senang hari ini? Sampai-sampai aku lupa dengan jempolku.

Taeyeon memperhatikan punggung kecil Baekhyun yang terlihat dari kedai itu.

Baekhyun sudah mulai memeprlihatkan sifat aslinya.

Hari ini Baekhyun terasa hangat tak sedingin ia kenal pertama kali, ceria tak semuram saat ia pertama kali ia tinggal bersama Baekhyun, cerewet dalam beberapa hal tak seperti bulan pertama saat mereka tinggal berdua ia sangat hemat berbicara.

Taeyeon berjalan mendekati Baekhyun sedang duduk di batu-batu tersusun di tepi pantai dan berjongkok di depan pria itu untuk membersihakan lukanya.

"Aigoo, lukanya cukup besar."

Baekhyun hanya menatap Taeyeon yang tampak serius membersihkan lukanya, ia sesekali mendesis seperti kakinya sendiri yang terluka.

"Apa plesternya tidak ada yang lain?"

Taeyeon menatap ke benda pink bermotif love kecil itu, "ahjumma itu cuma punya ini, sangat cocok untukmu."

Taeyeon memasang plester luka pada jempol kaki Baekhyun, tiba-tiba ia merasakan suatu yang berat mengusap kepalanya dengan lembut, yaitu tangan Baekhyun.

Taeyeon mendongakkan kepalanya untuk melihat Baekhyun, pria itu masih mengusap lembut kepalanya.

Blush. Taeyeon merasakan pipinya memanas.

Baekhyun tersenyum kecil melihat wajah wanita di depannya, pipi yang merah semu membuatnya benar-benar menggemaskan.

"Aigoo, bagaimana bisa pasir sampai ke atas rambut begini?" Kali ini usapan tangan Baekhyun menepuk-nepuk kecil tak selembut tadi.

Taeyeon menyudahi memasang plester tersebut dan bangkit lalu membersihkan rambutnya sendiri.

"Kau melemparkan pasir kearahku tadi saat membangun istana-istana kecilmu." Jawab Taeyeon sambil mengibas-ngibar pelan rambutnya.

"Karena kau hampir menghancurkan istana megahku."

"Istanaku lebih megah tadi, tapi tersapu ombak." Taeyeon berkata dengan wajah memelas, "rambutmu juga, aigoo. Keningmu juga pasir semua."

Taeyeon membantu Baekhyun membersihkan pasir di rambut dan keningnya.

"Dingin. Lihat jari-jariku keriput." Taeyeon menunjukkan jari-jarinya ke Baekhyun. Setelah itu wanita tersebut menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

"Ayo beli pakaian disana." Mereka bergandengan tangan(lagi)menuju motel di sebrang jalan.

Baekhyun dan Taeyeon menyebrang sambil bergandengan, pria itu merentangkan tangannya agar pengendara yang melalui jalan itu berhenti saat ia menyebarang.

Baju cukup bagus dijual disini, Taeyeon memilih baju lengan panjang bewarna putih dan bertuliskan PARIS dibagian depannya dan legging hitam.

Sedangkan Baekhyun mengambil baju kaos polos bewarna donker dan celana pendek bewarna putih.

Setelah berganti pakaian mereka kembali ke mobil.

"Kau mau kemana?" Tanya Taeyeon pada Baekhyun yang berjalan lurus bukannya masuk ke mobil.

"Beli minuman, masuklah duluan."

"Belikan aku juga ya!"

Taeyeon memainkan handphonenya, mencek gambar-gambar yang ia ambil selama main di pantai tadi.

"Dia cukup tampan di foto." Taeyeon mengangguk-angguk melihat gambar Baekhyun yang ia ambil dari handphonenya.

Tak lama Baekhyun pun datang, "hanya ini yang ada." Baekhyun memberikan minuman kaleng yang dingin.

"Redbull! Aku sudah lama tidak minum ini."

"Bagus kau suka."

Wanita itu tampak exited dengan minuman di tangannya, Baekhyun tertawa, "kau seperti orang yang baru mencoba minuman kalenh."

Baekhyun mengambil gambar Taeyeon, ini harus diabadikan. Ya, orang pedalaman sedang minum."

"Yaaa!"

♡♡♡

Saat diperjalan pulang, tiba-tiba telfon Baekhyun berdering.

"Baekhyun-ah, telfonmu." Kata Taeyeon.

Baekhyun yang fokus pada jalan bertanya, "dari siapa?"

Taeyeon mengambil telfon yang terletak di sebelah kursinya, "omonim."

"Ambilkan headsfree-nya."

Taeyeon mengambil headsfree khusus berukuran kecil bewarna hitam dan menyambungkannya dengan handphone Baekhyun.

Baekhyun memasang benda kecil itu di telinga kanannya.

"Eoh, eomma."

"...."

"Aku sedang diluar bersama Taeyeon."

"...."

"Ani. Kami di jalan pulang. Waeyo?"

"...."

"Ne, ia juga libur."

"...."

"Ne, araseoyo."
(Iya, baiklah)

Ibu menutup sambungan telfon, sepersedetik setelah itu Taeyeon langsung bertanya.

"Apa? Ibu bilang apa padamu?"

Baekhyun melirik ke arah Taeyeon dan bertanya, "apa kau libur Senin?"

"Iya, itu hari libur nasional."

Baekhyun mengangguk, "ibu mengajak menginap di rumah halmoni. Tidak papa'kan?"

"Geure."

"Kita langsung kesana. Dari sini lebih dekat dengan rumah halmoni."

"Oke."

Hari sudah cukup sore, matahari pun kembali ke perawakannya.

Mobil Baekhyun berhenti tepat di rumah yang cukup besar dan Taeyeon sudah familiar dengan itu. Tak banyak berubah, hanya saja tamannya semakin terlihat segar dan banyak bunga yang bermekaran.

Baekhyun dan Taeyeon turun dari mobil bersamaan setelah Baekhyun memarkir mobil di garasi.

Setibanya di rumah, mereka disambut oleh halmoni dan eomma.

"Kalian sudah sampai, cepat sekali." Eomma berkata sambil menaruh nampan yang terdapat dua gelas berisi air putih diatasnya ke atas meja ruang tamu.

"Kami dari pantai dan langsung kesini." Jawab Taeyeon.

"Oh, kalian liburan?" Tanya halmoni yang tampak kepo.

"Aniyo, kami hanya jalan-jalan sebentar saja setelah dari makam ayah dan ibu Taeyeon." Kali ini Baekhyun yang menjawab.

"Oh kau mengunjungi Ayah dan ibumu?" Tanya halmoni pada Taeyeon yang sedang meminum air di gelasnya.

"Ne." Angguk Taeyeon sambik menaruh gelas tersebut ke atas meja.

"Istirahatlah di kamar sebentar, aku akan menyiapkan makan malam."

"Kalau begitu aku ke kamar dulu." Baekhyun berjalan menuju ke kamarnya.

Taeyeon membuntuti Baekhyun, pria itu tampak sudah merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Taeyeon memasukkan baju kotor mereka ke keranjang pakaian kotor di dekat kamar mandi.

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu nanti."

"Odiga?" Tanya Baekhyun masih dengan mata yang tertutup.

"Membantu ibu." Jawab Taeyeon membuka parka hijau yang ia gunakan.

"Kau tidak mau tidur denganku juga? Waktu makan malam masih lama." Kata Baekhyun membuka matanya dan memberikan tatapan nakal.

"Dasar mesum!" Taeyeon melempar bantal sofa dan berjalan keluar kamar.

Ia bisa mendengar jelas cekikian Baekhyun saat melangkah keluar kamar.

"Eomma, ada yang bisa aku bantu?"

"Gwencanha, istirahatlah."

"Aniyo, aku kesini ingin membantu eomma. Aku bantu ya?"

"Baiklah. Tapi jika kau lelah nanti duduk saja ya."

Taeyeon membantu eomma dan halmoni memasak, halmoni tak bekerja banyak kerena faktor usia ia jadi mudah lelah. Ia menuntun Taeyeon untuk melakukan step by step masakan yang akan ia hidangkan.

Sesekali halmoni memarahi Taeyeon karena ia memasak dengan cara yang salah. Halmoni akan memperhatikan cara Taeyeon memasak mulai dari memegang spatula untuk menggoreng sampai ketipisan irisan bawang, kentang, wortel dan lainnya.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

"Bisa kau buka'kan pintunya, Taeyeon?" Pinta eomma pada Taeyeon kerena eomma sedang membersihkan ikan.

Taeyeon meninggalkan kentang yang sedang ia potong dan pergi ke depan untuk membuka pintu.

Wajah yang tidak terlalu familiar bagi Taeyeon, ia mematung di depan pintu dengan senyum kikuk.

"Anyeonghaseyo." Taeyeon memberi salam.

"Soojung-ah," kata halmoni disambut pelukan oleh wanita yang tampak seumuran dengan Taeyeon.

"Halmoni, aku merindukanmu," wanita bernama Soojung itu membalas pelukan halmoni hangat.

"Dojoon, sini. Katanya kau rindu pada halmoni." Wanita itu memanggil anak kecil yang bediri disebelah pria yang bisa ditebak ia pasti suaminya Sojoong.

"Uri Donjoonie sudah besar sekarang." Halmoni mengusap lembut puncak kepala anak kecil bernama Dojoon itu.

"Oh iya, kenalkan ini Taeyeon istri Baekhyun." Halmoni memperkenalkan Taeyeon kepada wanita yang bernama Soojung tadi.

"Annyeonghaseyo, aku Soojung sepupunya Baekhyun. Kau cantik sekali Taeyeon-ssi, aku sering melihat iklanmu di televisi."

"Kamsahamnida." Taeyeon memberikan senyum terbaiknya kepada Seojong.

"Oh iya ini suamiku namanya Jongin, ini Dojoon anakku."

Taeyeon menjabat tangan suami Soojung yaitu Jongin.

"Dojoon-ah, beri salam kepada bibi Taeyeon."

"Anyeonghaseyo." Dengan imutnya Dojoon memberi salam.

"Anyeong Dojoon-ah." Taeyeon menggendong Dojoon, si kecil Dojoon tak menolak dan membiarkan Taeyeon menggendongnya.

"Kalian bersihkan diri dan istirahatlah, sebentar lagi kita makan malam." Kata halmoni.

"Ne. Oppa kita ke tempat eomma dulu, yuk." Soojung mengajak Jongin untuk menemui ibu di dapur.

Dojoon tampak nyaman digendong oleh Taeyeon dan enggan lepas dari pelukan Taeyeon saat ibunya mengajak ia bertemu eomma.

"Ibu, aku datang." Soojung menyapa ibu Baekhyun yang tampak serius memasak.

"Oh! Soojung, Jongin akhirnya kalian datang, aku pikir kalian akan sampai setelah makan malam. Mana Dojoon?"

"Dia bersama Taeyeon eonni." Jawab Soojung.

"Sepertinya ia dapat ibu baru." Jongin menimpali dibalas tawa oleh eomma dan Soojung.

"Kalau begitu istirahatlah di kamar, semuanya sudah aku bersihkan. Aku akan panggil kalian saat makanannya selesai."

"Kamsahamnida." Jawab Soojung pada ibu.

"Aku akan taruh ini di kamar." Jongin mendorong koper berukuran besar ke kamar tamu.

"Dojoon-ah, ayo mandi." Soojung memanggil anaknya yang sedang bermain bersama Taeyeon di ruang tengah.

"Oh, kau sudah melupakanku karena bertemu ibu baru ya?" Soojung menghampiri Dojoon yang sedang menonton televisi yang menampilkan Pororo.

"Eonni bagaimana bisa kau cepat dekat dengannya?" Tanya Soojung keheranan, walaupun Taejoon anak yang mudah dekat orang lain tapi prosesnya tak secepat ia dekat dengan Taeyeon.

"Aku hanya menyanyikan lagu Pororo, sepertinya ia suka." Jawab Taeyeon dengan senyum merekah.

"Aku dulu juga pernah menyanyikan lagu pororo untuknya tapi ia tidak pernah memintanya lagi, aku rasa Dojoon kurang suka dengan suaraku saat bernyanyi." Kalimat Sojoong barusan membuat Taeyeon tertawa.

"Dojoon-ah, ayo mandi." Dojoon membalikkan tubuhnya dan melihat ibunya yang tersenyum manis padanya.

"Nanti kita main lagi ya, lebih baik Dojoon mandi dulu dengan eomma. Ok?" Taeyeon mengangkat tiga jarinya.

Dojoon mengangguk dan berjalan kearah ibunya, "anak pintar." Taeyeon mengelus puncak kepala Dojoon.

"By the way eonni, Baekhyun oppa mana?"

"Dia tidur di kamar." Jawaban Taeyeon dibalas anggukan dari Sojoong.

♡♡♡

"Makan malamnya sudah siap." Ibu beesorak ringan dari dapur. Taeyeon dan Sojoong membantu ibu menyusun makanan diatas meja.

"Eomma, aku membangunkan Baekhyun dulu."

Taeyeon berjalan ke kamar Baekhyun dan membuka pintu.

Baekhyun masih terlelap.

"Kau pasti lelah setelah seharian mengendarai mobil." Taeyeon berbisik pelan dan duduk di ujung kasur.

"Baekhyun-ah," Taeyeon membangunkan Baekhyun dengan mengguncang pelan tubuh pria itu.

"Baekhyun-ah, ireona. Waktunya makan malam."
(Bangun)

Pria itu mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah itu ia menguap.

"Aigoo, lihatlah badak satu ini." Taeyeon menggeleng melihat tingkah Baekhyun barusan.

Pria itu masih menggeliat diatas kasur, melakukan beberapa peregangan.

"Sekarang badak berubah menjadi belut." Taeyeon tertawa kecil, Baekhyun pun bangkit dari tidurnya dengan langkah berat.

Taeyeon yang berdiri di belakangnya menepuk punggung Baekhyun dan mendorongnya agar pria itu jalan lebih cepat.

Mereka pun makan dengan khidmat.

"Aku sudah lama tidak merasakan makan malam dengan meja ramai seperti ini." Halmoni membuka pembicaraan untuk makan malam ini.

"Biasanya hanya aku dan ibu Baekhyun yang makan, terkadang bersama ayahnya jika ia tidak lembur." Lanjut halmoni.

"Kami akan sering kesini halmoni." Kali ini Jongin angkat suara.

"Kami memutuskan untuk pindah ke Seoul." Lanjutnya. Seperti yang diketahui, pasangan suami istri ini mengundi nasib ke LA dengan membuka brand pakaian yang bernama "KAISTAL"

"Benarkah?" Tanya eomma senang.

"Iya, kami akan menginap disini sampai menemukan rumah baru." Soojung memperjelas.

"Bagus kalau begitu, rumah ini akan ramai." Halmoni berkata dengan senyum sumringah.

Ditengah makan malam terdengar baruk dari ayah Baekhyun.

"Apa abonim sakit?" Tanya Taeyeon.

"Aku hanya batuk dan pilek. Tidak serius." Jawab ayah dengan senyum.

"Baekhyun-ah tuangkan air untuk ayahmu."

Dengan kikuk Baekhyun melotot kearah Taeyeon, wanita itu mengangguk dan memberi isyarat agar Baekhyun mengikuti perkatannya.

Mereka yang menyaksikan hanya tertawa kecil.

"Mana Dojoon?" Tanya ibu pada Soojung.

"Dia tidur, padahal ia belum sempat memberi salam pada ibu." Jawab Soojung

"Tidak papa, besokkan bisa. Lagi pula kalian juga menginap."

Makan malam selesai, mereka berbincang-bincang kecil untuk sekedar melepas rindu.

"Oiya, mana jamunya?" Tanya halmoni pada eomma.

"Ah, hampir lupa." Eomma bangkit menuju dapur dan kembali dengan membawa dua gelas berisi air dengan warna hijau gelap dan bau rempah.

"Kalian berdua minum ini,"eomma meletakkan dua gelas itu dihadapan Baekhyun dan Taeyeon, "ini bagus untuk kesehetan dan stamina apalagi kalian orang yang selalu sibuk bekerja."

"Kamsahamnida eommonim." Sahut taeyeon dan meminum jamu dihadaonnya berbarengan dengan Baekhyun.

Setelah meneguk jamu di gelasnya halmoni berkata, "kapan kalian akan memberiku cucu?"

"NE?!" Jawab Baekhyun dan Taeyeon berbarengan, bahkan mereka sama-sama tersedak.

"Kalian terlalu sibuk bekerja, kalian juga sudah hampir setahun menikah. Apa kau sudah dapat tanda Taeyeon?"

Oke, masalah ini benar-benar sangat tidak cocok untuk dibahas saat makan malam.

"Belum halmoni." Taeyeon menunduk.

Kenapa si Baekhyun ini diam saja?

"Jangan terlalu lelah bekerja.Taeyeon harus banyak istirahat. Kau juga Baekhyun jangan sering lembur bekerja, luangkan waktu untuk kalian berdua." Kali ini eomma angkat bicara.

"Ne eomma." Jawab Baekhyun dengan wajah santai.

Dia pasti sudah gila.

"Jamu tadi sangat bagus untuk pasangan muda seperti kalian. Dulu Soojung dan Jongin juga minum ini, 2 minggu setelah itu kita dapat kabar bahagia kalau Soojung hamil." Lanjut eomma.

Baekhyun dan Taeyeon saling betatapan, "baiklah. Kami akan usahakan agar memberi kalian kabar bahagia secepatnya."

Benar kataku, pria ini sudah gila.

Baekhyun mengaitkan tangannya pada jemari Taeyeon dan diabals senyim kikuk dari wanita itu.

"Kau dengar itu Taeyeon? Jangan terlalu lelah bekerja." Sekali lagi eomma memperjelas.

"Ne eommonim."

Setelah makan malam usai, Soojung dan Taeyeon membantu ibu membersihkan meja sedangkan Baekhyun dan Jongin berbincang-bincang di ruang televisi. Ayah dan halmoni sudah istirahat karena mereka sama-sama tak enak badan.

Hari sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Istirahatlah." Eomma berkata pada dua wanita dihadapannya.

"Baiklah. Selamat malam bu, Taeyeon eonni."

Soojung berlalu menuju kamarnya.

"Eomma, ini es krim siapa?" Tanya Taeyeon yang melihat sebungkus es krim di freezer.

"Aku membeli 2 tadi pagi. Kau mau?" Tawar ibu.

"Ne, kalau begitu aku ke kamar ya eomma. Selamat malam."

Taeyeon membawa sebungkus es krim itu ke kamar, Baekhyun yang sedang menonton televisi menoleh karean mendengar bunyi pintu yang dibuka.

"Makan es krim malam hari, kau orang pertama yanga ku lihat seperti itu."

"Kenapa? Tidak boleh? Ini bukan tindak kriminal." Jawab Taeyeon enteng sambil duduk di sofa di sebelah Baekhyun.

"Nanti kau batuk, babo-ya." Bakhyun menoyor kepala Taeyeon, ini sudah dua kali untuk hari ini.
(Bodoh)

Es krim tangkai rasa sroberi dengan susu vanilla kental di dalamnya terlihat menggiurkan dimata Baekhyun.

"Mwol bwa? Televisi di depan sana." Tunjuk Taeyeon pada televisi tanpa menoleh sedikitpun kearah Baekhyun.
(Apa yang kau lihat?)

Baekhyun menetralkan tenggorokkannya dan kembali menatap ke televisi.

"Kau juga mau? Sayang sekali, es krim ini hanya timggal satu. Jinjja massda." Taeyeon berniat membuat Baekhyun iri.
(Benar-benar enak)

"Ani," sahut Baekhyun, pria itu mendekat kearah Taeyeon yang sedang mengigit es krimnya.

Taeyeon yang melihat perbuatan baekhyun hanya bisa melotot terkejut. Adegan ini persisi seperti di drama-drama. Semenjak tinggal dengan Baekhyun hidupnya benar-benar drama.

"A-apa yang kau lakukan?" Tanya Taeyeon dengan mulut menganga.

"Benar. Es krimnya lezat ternyata."

Hampir. Hampir saja, jarak bibir mereka terlalu dekat tadi. Dan hampir saja Taeyeon menampar pria di sebelahnya ini.

"Aku lelah. Jangan lupa minum air hangat jika kau tidak ingin batuk." Pria itu meninggalkan Taeyeon yang masih mematung.

Hampir aku mencekiknya.

Taeyeon menghabiskan es krim tersebut dan berjalan menghentak keluar kamar. Ia meminum air hangat dan masuk kemar.

Memikirkan tidur disebelah Baekhyun membuatnya merinding, pria itu gila. Ia takut pria itu akan macam-macam.

"Aku tak segila itu," Baekhyun mengeluarkan suara yang membuat Taeyeon terkejut, "aku tidak akan berbuat apa-apa." Lanjutnya.

Apa dia dukun? Bagaimana bisa ia tau isi pikiranku.

"Aku tidak akan negatif thingking jika kau tidak memulainya." Taeyeon melangkah mendekati kasur tersebut.

"Araseo. Cepat tidur, kau sudah melakukan banyak hal hari ini." Baekhyun berbicara dengan mata tertutup.

1 menit. Taeyeon masih berdiri di sebelah kasur.

"Kau tidak percaya padaku?"

"Menurutmu aku akan percaya padamu?" Taeyeon menjawab dengan ketus.

Baekhyun membuka matanya dan bangkit dari tidurnya. Ia menarik kedua lengan Taeyeon, membuat wanita itu merebahkan kepalanya diatas bantal, Baekhyun mengangkat kaki Taeyeon keatas kasur dan memasangkannya selimut.

"Kau hanya tinggal tidur dengan tenang disini. Tidak susahkan?"

Taeyeon hanya melongo, pria ini memang sulit untuk dimengerti.

"Aku lelah. Cepat tidur, tutup matamu dan jangan pikirkan apapun. Jalja." Baekhyun memakai selimut dan tidur mengahdap langit-langit kamar.

Ia tak seburuk yang aku pikirkan.

"Mm, jalja." Balas Taeyeon.

Bukannya tidur, Taeyeon malah membaca buku yang diberi eomma tadi padanya.

"Kenapa malah membaca buku?" Tanya Baekhyun.

"Aku belum mengantuk." Jawab Taeyeon sambil membalikkan halaman pertama buku tersebut.

"Kau benar-benar berniat menjadi istri yang baik rupanya." Ujar Baelhyun yang enaths ejak kapan sudah duduk di sebelah Taeyeon.

"Membaca buku Cara Menjadi Istri Yang Baik bukan tindak kriminal."

"Kau sering mengatakan itu sekarang." Baekhyun berkata sambil menatap mata Taeyeon yang masih fokus pada huruf-huruf di dalam buku tersebut.

"Mengucapkan kata-kata itu bukan tindak kriminal." Wanita itu mengangkat kedua bahunya disambut tawa ringan Baekhyun.

"Ya, tidur sana. Jangan ganggu aku." Taeyeon mendorong tubuh Baekhyun yang sedari tadi menatapnya diam-diam.

Kenapa dia menatapku begitu? Bikin salah tingkah saja.

"Aigoo gwiyowo. Aku haus ambilkan aku minum."

"Kau memujiku dan akhirnya menyuruhku? Ambil sendiri, apa kakimu hanya pajangan?"

"Kau benar-benar istri durhaka. Tidak ada gunanya otakmu mencerna isi buku itu kalau kau berbuat seperti ini."

"Kau yang durhaka!" Taeyeon mengibas kasar selimut yang dipakainya dan berjalan keluar kamar.

Tak lama Taeyeon masuk lagi ke kamar dengan membawa segelas air.

Baekhyun meneguk habis minum tersebut, ditegukan terakhir ia tersedak.

"UHUK!! UHUKK!!" Ia menyemprotkan air dimulutnya ke wajah Taeyeon.

"Ya! Hati-hatilah sedikit. Kau mau mati tersedak?" Taeyeon menghapus jejak air di wajahnya dan menepuk-nepuk punggung Baekhyun.

"Lihatkan sekarang siapa yang durhaka?"

Taeyeon memberi tisu pada Baekhyun, wajah pria itu memerah karena tersedak terlalu serius.

"Wajamu merah," Taeyeon menatap mata Baekhyun yang ikut memerah.

"Nafasku sesak. Bisa kau beri nafas buatan?"

"Mau aku ambilkan air lagi?" Tanya Taeyeon geram.

"Ani, ani mianhae," Baekhyun tak mentap ke Taeyeon dan kembali berbaring, "berhenti baca buku. Kau harus bangun pagi besok."

"Apa kita pulang besok pagi?"

"Tidak, aku akan mengajakmu jalan-jalan."

"Jinjja? Yes!" Tak butuh banyak bertanya Taeyeon langsung membaringkan tubuhnya di sebelah Baekhyun.

Baekhyun yang membuka matanya, melirik kesamping. Kearah Taeyeon yang tidur menghadap kearahnya.

"Kenapa kau tidur menghadap kesini? Aku jadi tak bisa tidur." Baekhyun berbisik sangat pelan nyaris tak terdengar.

Pria itu mengusap rambut Taeyeon, wanita itu benar-benar cepat tertidur. Ia bahkan tidur seperti orang mati, tidak akan sadar dengan apapun yang terjadi.

Semoga 5000+ words ini bisa jadi ganti penantian kalian. Hehe
Next? 70 likes untk chapter ini. Silent riders-nim hrs vote semua chapter dulu. Ok?
Anyeong!😜

Love, April

Continue Reading

You'll Also Like

4.5M 330K 58
[ AREA 🔞🔞 WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] "Kejutan spesial untukmu, adalah memilih sendiri jodohmu di antara ketiga pria yang berprofesi sebagai seo...
5.1M 58.7K 10
"Ka..kak S..Shawn..? "Shh...nikmatin aja,Ashley" 💫 Ashley,gadis polos nan cantik yang selalu saja gugup ketika bertemu kakak kelas nya,Shawn Mendes...
2.7M 326K 34
"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup...
5.5M 600K 56
kehidupan sederhana seorang amanda harus berubah 100 derajat karna kejadian yang bahkan tidak bisa di cernah oleh akal. bagaimana kelanjutannya baca...