Ketua Senat Itu Suamiku

Von KAL05010211

2.2M 117K 1.5K

No sinopsis. Penasaran? Baca aja...! Mehr

Cast
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
lanjutan
part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
curhatan Arka
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 32
Part 33
Part 34
Extra part
promosi
extra part II

Part 31

50.4K 2.7K 68
Von KAL05010211

Happy reading!!!

¥¥¥

ALI POV

setelah kejadian beberapa bulan lalu dimana Nandya yang ngaku ngaku hamil anak gue, besoknya dia udah gak kuliah lagi di kampus. Seminggu setelah itu, Prilly juga off dari kegiatan kampus. Untungnya, masa Prilly off adalah masa dimana para mahasiswa dan mahasiswi lagi buat skripsi. Udah 3 bulan ini mana sama mama mertua tinggal di rumah gue. Katanya, "kami kesini itu buat jagain Prilly, jaga jaga kalau kamu ada urusan diluar rumah. Prilly ini lagi labil laiknya karena hamil tua, jadi harus ada yang jaga. Kalau kamu keluar atau kerjakan ada kita buat nemenin Prilly biar gak boring dirumah sendirian." Begitulah mereka, mama mama rempong emang.

Hari ini gue lagi ada dirumah, lebih tepatnya di dalam kamar tamu yang ada i lantai bawah dengan ditemani oleh Prilly yang udah hamil 9 bulan. Ya, 2 bulan lalu gue sama Prilly pindah ke kamar tamu. Soalnya kata dr. Sasya Prilly gak boleh capek capek dan gak boleh naik turun tangga.

"Li lucu ya?" Ucap Prilly yang nunjuk salah satu gambar box bayi dalam majalah yang gue pegang sambil rebahan di paha Prilly. Sedangkan Prilly, dia duduk sambil sandaran di kepala ranjang.

"Kok pink? Kita kan belum tau jenis kelaminnya Prill." Tanya gue. Karena box bayi yang ditunjuk sama Prilly tadi warnanya pink.

Ya, gue sama Prilly emang belom tau apa jenis kelamin anak kita. Soalnya, setiap pemeriksaan Prilly gak mau ditunjukin jenis kelamin anak kita. Katanya biar jadi rahasia aja. Makanya gue sama Prilly gak beli perlengkapan banyak banyak. Cuma beli baju, celana, kaus kaki, sama selimut. Itu pun dengan warna yang bisa dipake cewek sama cowok.

"Iya sih, tapi aku yakin deh Li kalo anak kita ini cewek." Jawab Prilly.

"Kok gitu?"

"Kamu lihat aku deh, waktu hamil ini aku lebih perhatian sama berat badan aku, aku jadi lebih suka dandan, lebih suka pakai pakaian feminim, lebih suka merawat diri gitu. Kata mama, kita bisa tau jenis kelamin anak cuma dengan perubahan yang kita alami saat hamil. Selain itu juga aku lebih suka makan sayur sama buah. Sedangkan kalo cowokkan biasanya lebih cuek terhadap penampilan dan sukanya sama sesuatu yang jorok. Selain itu, biasanya itu lebih suka makan makanan yang berat. Makanya itu Li aku yakin kalo anak kita ini cewek."

"Kalo yang keluar cowok gimana?"

"Ya gak papa, dia bisa jadi jagoan dalam keluarga. Apalagi kalo dia nurut dan diem gak kayak kamu yang petakilan. Kalo misalnya wajahnya kaya kamu atau bahkan lebih ganteng daripada kamu dan sikapnya kaya aku, pasti banyak yang suka. Pastinya sih... Kamu bakal kalah saing sama dia. Kalo misalnya kamu sama anak kita ini seumuran apalagi kalo sikapnya kaya yang aku sebutin tadi dan aku belum nikah sama kamu, pasti aku lebih milih anak kita daripada kamu Li."

"Gitu amat nasib gue." Ucap gue.

"Aduh duh Li, bawah aku kok basah ya? Perut aku juga tambah sakit gitu Li rasanya." Ucap Prilly yang kelihatannya nahan sakit.

"Jangan bilang kalo perut kamu emang udah sakit dari tadi?" Tanya gue yang dijawab dengan anggukan kepala dari Prilly.

"Aduh... kenapa kamu gak bilang dari tadi sih kalau perut kamu udah sakit? Kita ke dokter sekarang ok?" Ucap gue yang langsung gendong Prilly tanpa nunggu jawaban dari dia.

Untung tadi gue sama Prilly habis dari supermarket dan belom ganti baju, jadi masih layaklah... Kalo dipake buat ke rumahsakit. Batin gue.

¥¥¥

"MAMA...!! MAMA...!!" Teriak Ali saat ia keluar dari kamar tamu seraya menggendong Prilly.

"Ada apa sih Li, kok teriak teriak?" Tanya mama Ali.

"Itu Prilly ngapain kamu gendong gitu?" Tambah mama Prilly.

"Aduh mama... Prilly mau melahirkan ini. Bantuan Ali kek. Siapain mobil." Ucap Ali panik.

"Ya udah ayo!" Ucap mama Ali dan langsung mengambil kunci mobil. Mereka pun langsung bergegas ke rumah sakit.

¥¥¥

Keluarga Syarief dan Latuconsina sedang berbangga hati saat ini. Bagaimana tidak, cucu pertama mereka telah terlahir secara normal ke dunia hari ini dengan selamat tanpa kurang satupun. Begitu juga dengan ibunya. Sahabat Ali dan Prilly juga sudah datang ke rumahsakit tempat Prilly menjalani proses kelahiran anak pertamanya.

Saat ini Prilly sudah dipindahkan ke kamar inap. Disana sudah ada Ali, mama Ali, mama Prilly, Mila, Kevin, Arka, Dahlia, dan Kirun.

"Makasih sayang." Ucap Ali seraya mencium kening Prilly saat Prilly baru saja sadar dari obat bius yang diberikan oleh dokter.

"Selamat sayang, mantu mama yang cantik." Ucap mama Ali yang dibalas dengan senyum terbaik milik Prilly walaupun masih lemah.

"Selamat Prilly, putri mama yang dulu manja minta ampun sekarang sudah menjadi seorang ibu dari satu anak." Ucap mama Prilly.

"Makasih mama." Jawab Prilly.

"Selamat Prilly ku yang cantik, yang sekarang udah jadi ibu. Jangan galak lagi ya... kasihan anak lo kalo lo marahin." Ucap Mila dan diikuti oleh yang lainnya.

Tak beberapa lama, suster datang dengan membawa seorang bayi dalam kasur dorong yang dibawanya.

"Waktunya minum asi bu Prilly." Ucap suster itu saat memasuki ruang inap Prilly yang dibalas dengan senyum dari semua orang yang ada didalam ruangan itu.

"Apa bu Prilly pernah memberikan asi sebelumnya?" Tanya suster itu.

"Belum sus." Jawab Prilly.

"Baiklah, silahkan ikut saya dulu ke kamar mandi untuk mensterilkan puting payudara ibu terlebih dahulu sebelum memberikan asi kepada bayi anda." Ucap suster itu seraya membantu Prilly untuk turun dari ranjang menuju kamar mandi yang ada didalam kamar inap itu.

"Sus, saya ikut boleh gak?" Tanya Ali polos.

"Maaf tapi anda tidak boleh ikut. Hanya wanita yang boleh." Jawab suster itu seraya memegangi Prilly yang masih lemah karena baru siuman.

"Tapi saya suaminya sus, gimana dong?" Tanya Ali dengan muka melasnya.

"Tetap tidak boleh, maaf." Ucap suster itu memberi pengertian.

"Kalo saya boleh gak sus?" Tanya Mila tiba tiba.

"Kalau anda boleh. Karena anda adalah wanita dan sedang mengandung. Bisa dibilang sebagai pembelajaran." Jelas sang suster.

"Sorry ya Li...." ledek Mila dengan melambaikan tangannya pada Ali.

"Saya boleh gak sus?" Tanya Dahlia.

"Silahkan." Ucap suster itu dan Dahlia pun langsung ikut masuk dalam kamar mandi.

"Lho sus, saya suami sahnya loh. Suster gak percaya? Saya ombilin buku nikah saya mau?" Omel Ali tapi tidak ditanggapi oleh sang suster.

"Udah lah Li, bilang aja lo mau modus." Celetuk Kirun.

"Kalo boleh ya itu bonus buat gue." Jawab Ali.

"Ali....." Ucapan mama Ali yang geram itu membuat Ali langsung diam.

"Iya ma... engak kok." Ucap Ali pasrah.

"Oh ya Li, nama anak lo siapa?" Tanya Kevin.

"Bentar nunggu Prilly dulu." Jawab Ali.

Tak lama kemudian, Prilly dan yang lainnya sudah keluar dari kamar mandi.

"Baru tau gue kalo harus digituin dulu." Ucap Mila saat keluar dari kamar mandi.

"Jangankan elo, gue juga baru tau kali." Jawab Dahlia yang tau maksud Mila karena Mila melirik ke arah Ali terus.

"Emang tadi diapain?" Tanya Ali. Tuh kan masuk perangkap. Batin Mila.

"Mau tau aja lo. Urusan cewek itu mah." Jawab Mila dan langsung membantu Dahlia dan sang suster untuk membantu Prilly memberikan asi pertamanya.

"Li, udah ada Prilly tuh. Nama anak lo sapa?" Tanya Kevin.

"Namanya Julian Aliandra Dinata Putra Assyarief. Gimana? Bagus kan nama anak gue? Gue gitu..." Jawab Ali berbangga hati.

"Panggilannya siapa Li?" Tanya Prilly seraya memberikan asi pada anaknya.

"Panggilannya Ian." Jawab Ali.

"Lha.... lo gak salah?! Namanya panjang banget kaya rel kereta kagak tanggung tanggung. Panggilannya cuma 3 huruf. Keterlaluan lo. Julian kek, andra kek, Ali kek, eh jangan Ali, ntar ngeselin kaya lo." Omel Kirun.

"Biarin sih, anak gue ini. Biar kalo nyebut namanya kagak susah." Ucap Ali membela diri. Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat Ali dan Kirun yang selalu bertengkar.

¥¥¥

Hai hai, akhirnya derita ini selesai juga. Jangan lupa vote dan comment ya.....!

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

503K 20K 27
Adinata Aileen Ali Caesar Syarief
7.8K 475 17
sebuah kisah yang terjadi di pesantren. Tentang cinta dalam diam seorang santri pada putra kiyainya. Dari biasa saja menjadi Cinta dalam doa milik sa...
221K 10.5K 49
" aku berdiam bukan karna aku takut tapi aku mengalah. Karna Tuhan sudah punya rencana yang terbaik". Prilly Salsabila agtha. "Dia begitu lembut di s...
789K 34K 25
perbaikan dari my husband is captain yang pertama. ~~~~ Bagaimana rasanya jika kalian memiliki suami seorang pilot?