SAM & NAD 1

By flzkaw

76.8K 6.7K 951

[Update setiap Rabu & Minggu] Punya saudara memang menyenangkan, tetapi bagaimana kalau saudara tiri? Bagaim... More

Introduce
BAB 1 - Someone New
BAB 2 - The Ex(s)
BAB 3 - Accident
BAB 4 - First Move
BAB 6 - Bookstore
BAB 7 - Caramel Machiatto
BAB 8 - Jum'at Berkah
BAB 9 - Mission Started
BAB 10 - Pembawa Masalah
BAB 11 - Bukan Salah Kamu, Nad
BAB 12 - Si Bodoh Nadine
BAB 13 - Gue Saudara Lo, Nad
BAB 14 - Cinta Pertama, Cinta Kedua
BAB 15 - Boys Talks
BAB 16 - Bukan Sibling Goals
BAB 17 - Macanku, Samudraku
BAB 18 - Tak Gentar
BAB 19 - Menyangkal
BAB 20 - Kabur-kaburan
BAB 21 - Gue Kalah, Dra
BAB 22 - Behind The Scene
BAB 23 - Samudra Harus Tahu
BAB 24 - Ada Apa, Sih?
BAB 25 - Brengsek
BAB 26 - Usaha Samudra
BAB 27 - Persiapan Pembongkaran Rahasia
BAB 28 - Pembongkaran Rahasia, Dimulai!
BAB 29 - Selamat Ulang Tahun, Febby
BAB 30 - Permintaan Maaf
BAB 31 - Samudra Marah
BAB 32 - Reunion
BAB 33 - Mobil
BAB 34 - SNMPTN
BAB 35 - Ujian Nasional
Epilog
Lost & Found

BAB 5 - Bubur Ayam

2.4K 218 36
By flzkaw

BAB 5 – Bubur Ayam

"A true love is when you still stay even you know that love him is so hurt. But you dont care and try to still here."

"SAMUDRA!" teriak Nadine sambil berlari menuju ruang tamu.

"Kenapa, sih, Nad, teriak pagi-pagi gini?" Nadine menghela napas kemudian menyugar rambutnya sebentar.

"Samudra ke mana, Ma?"

"Tadi kan pamit di grup pagi-pagi, sebelum orang-orang pada bangun." Nadine mengkerutkan keningnya. Bahkan sejak kemarin sore ia tidak lagi memegang ponselnya.

Nadine segera meninggalkan ruang tamu dan kembali ke kamarnya, meraih ponselnya dan segera mencari kontak Samudra.

Namun, Nadine lebih tertarik pada grup WhatsApp yang merupakan grup keluarganya bersama Samudra, Mama, dan Papa.

SAMUDRA

Sayang-sayangQ, aku mau lari pagi. Belum ada satupun yang bangun, jadi aku keluar duluan. Jangan tanya kenapa nggak ajak Nad, tahu sendiri 'kan, itu anak suka nggak tau waktu kalau hari Sabtu gini. Nanti pulangnya Sam bawain oleh-oleh kok. Sate usus bubur aja, ya?

MAMA

Mama jam segitu udah bangun, Sam. Ke dapur dulu dong, intip, Mama lagi bikin sarapan. Main pergi aja.

PAPA

Papa juga udah bangun, nih, baru buka HP. Papa di kamar lagi nonton TV.

SAMUDRA

Yaudah, maap Samudra nggak izin sama Mama dan Papa. Kalau Nad, pasti jam segini belum bangun kan? Emang kebo banget jadi cewek, ya Allah.

YOU

BAGUS LO KABUR DARI GUE! LO TETEP HUTANG PENJELASAN SAMA GUE SAMUDRA!

MAMA

Nad, serem banget capslock semua gitu:"")

PAPA

Papa jadi ngebayangin, Nad teriak di kamar dan kedengaran sampai ke teras.

Nadine menggeram kesal membaca pesannya dengan kedua orang tuanya. Namun detik berikutnya, ia menutup roomchat tersebut kemudian beralih pada chat Samudra yang sudah 10 chats.

Sumpah, lo bakalan nyesel karena jadi kebo.

Nadine, gue sekarang lagi liat Rayn sama Febby makan bubur bareng.

Dan lo tahu apa niat jahat gue?

Gue pengin jadi orang ketiga nih.

Lo mau juga nggak? Mereka baru 4 bulan, masih bayi.

Gue gerak, nih, kalau mau nyusul cepetan. Ke taman komplek sebelah, ya.

Nadine, mau ditunggu nggak nih?

Lo sepik aja ceritanya nyamperin gue. Buruan.

Gue tungguin lo. Gue tahan mereka sampe lo dateng.

Cepetan NA-DI-NE!!!!

TUNGGU GUE OTW, JANGAN KEMANA-MANA.

SURUH YAYANG RAYN NUNGGUIN DD

Wah, sarap, capslock lo beneran jebol.

Nadine tak peduli lagi, ia lebih peduli untuk pergi ke kamar mandi, cuci muka, sikat gigi, dan kembali ke luar kemudian meraih bedak talaknya. Setelah dirasa penampilannya cukup, Nadine segera berjalan ke bawah.

"Ma, Nad nyusul Samudra, ya. Pengin makan bubur." Nadine mengecup pipi Mamanya dan segera berlari ke luar.

"Papa, Nad jalan, ya. Assalamu'alaikum." Setelah mencium punggung tangan Papanya yang masih basah karena habis mencuci mobil, Nadine segera berlari meninggalkan rumahnya dan berjalan cepat menuju komplek sebelah.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, kini Nadine sudah melihat punggung Samudra yang tengah mengobrol dengan Rayn dan Febby di depannya.

"Rutin setiap minggu?" Rayn mengangguk mendengar pertanyaan Samudra. "Kenapa?"

"Soalnya Febby nggak bisa diajak malam mingguan, nggak enak sama orang tuanya, jadi pilih hari Minggu tapi dari pagi." Samudra tersenyum kecil begitupun Nadine yang baru saja tiba namun Samudra tak kunjung membalikan badannya.

"Hai, Nad," sapa Rayn akhirnya membuat Samudra segera menoleh.

"Lama banget, Gila, sana cepet pesan buburnya." Nadine cemberut dan segera mengambil duduk di samping Samudra, lebih tepatnya di depan Febby yang masih menyantap buburnya.

"Sabar, sih, Dra, capek dulu gue. Basa-basi dulu sama Rayn dan Febby." Nadine menonjok lengan Samudra pelan.

"Hai, Feb," sapa Nadine sambil tersenyum ramah.

"Pagi, Kak, sarapan ayo." Nadine mengangguk kemudian matanya segera menoleh pada Rayn yang ternyata sedari tadi menatapnya.

"Baru bangun, ya, Nad?" Samudra cukup terkejut baru menaydari panggilan Rayn tanpa embel-embel Kak seperti beberapa hari kemarin.

Samudra terkejut karena panggilan, Nadine terkejut karena Rayn menyapanya lebih dulu. Nadine mengangguk pelan kemudian tersenyum kecil.

"Lucu, poninya nggak disisir," ujar Rayn dan sontak membuat tangan Nadine memegang poninya kemudian menyisirnya menggunakan tangannya.

"Iya, lagi kepengin bubur, Samudra bilangnya dadakan, jadi langsung kesini aja setelah beberes dikit." Rayn mengangguk kemudian memesankan satu mangkuk bubur untuk disantap Nadine.

Pelan, Samudra melirik Febby yang memilih fokus pada bubur di hadapannya. Ia tak ingin bertanya apa yang terjadi pada Febby, ia pasti tahu. Perempuan mana yang bisa kuat mendengar bahwa kekasihnya memiliki perasaan pada perempuan lain? Dan yang lebih parah, perempuan yang disukainya itu sekarang berada di hadpannya.

"By," panggil Samudra dan Febby langsung menoleh pada Samudra. Ya, sejak dulu, Samudra selalu memiliki panggilan sendiri untuk Febby. Katanya biar beda, padahal biar orang lain ambigu, tuh.

"Ada pacarnya juga, manggil ba-by-ba-by," ketus Nadine membuat Rayn tertawa kecil mendengarnya.

"Namanya, Febby, Nadine."

"Ya orang kan manggilnya feb, lo ken–"

"Orang-orang aja manggil gue Sam, lo manggil gue Dra, emang gue marah?" potong Samudra cepat membuat Nadine mencebikan bibirnya karena kesal dengan Samudra. Samudra ini nggak bisa liat situasi banget sih, udah tahu ada Rayn, pakai segala ngomelin di depan Rayn.

"Santai aja kali, Mas."

Nadine kemudian menerima semangkuk bubur yang baru saja disodorkan oleh tukang bubur tersebut. Nadine terlihat bingung menatap mangkuk buburnya, membuat Samudra berdecak.

"Makanya mesen sendiri, pesan lagi sana. Biar yang ini gue yang makan." Samudra menarik piring yang sedari tadi menjadi objek menarik.

"Eh? Kenapa emang?" Rayn menatap Nadine dan Samudra dengan kedua alis terangkat. Nadine hanya tersenyum tipis. Sungguh, ia merasa tak enak dengan Rayn.

"Mang, satu lagi, ya. Nggak pakai bawang sama daun seledri." Setelah Samudra memesankan bubur untuk Nadine, Nadine dapat melihat bahwa Rayn menganggukan kepalanya.

"Ray, kamu udah selesai?" tanya Febby setelah selesai meneguk teh pahitnya.

Rayn menoleh pada Febby kemudian memincingkan matanya. "Masih pengin ngobrol-ngobrol sama Nadine dan Kak Sam, sih, kamu mau pulang?"

Febby terdiam sebentar. Samudra memperhatikannya yang terus berusaha menggigit bibir bawahnya. Febby terlihat tidak nyaman di sini, tetapi juga tidak berani mengajak Rayn pulang.

"Yaudah sih, anterin pulang dulu aja ceweknya, sebelum dianterin cowok lain." Nadine segera menonjok paha Samudra membuat Samudra meringis namun menyentil kening Nadine.

Rayn menghela napas kemudian bangkit dari duduknya. Rayn berjalan ke arah tukang bubur kemudian membayar buburnya. "Yaudah, kalau gitu aku pamit pulang ya bareng Febby. Itu buburnya udah aku bayarin."

Nadine pun mengangguk kemudian menatap Febby dengan senyum tipisnya. "Pamit pulang ya, Kak."

Setelah berbasa-basi, Rayn dan Febby berjalan bersama meninggalkan taman kota, meninggalkan Nadine yang sedang melotot kepada Samudra.

"MALU KALI, MAS, DIBAYARIN ADIK KELAS!" 

***

New cover by Ikaades Bagaimana-bagaimana covernyaa?

Yuk, komentar cover dan ceritanya! Katanya kangen sama Sam!:)))

Sabtu, 11 Februari 2017.0

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
1.1M 152K 25
Series Pertama #2A3Series Semenjak ada murid baru itu, Jevon memberi usul pada sang ketua kelas untuk membuat grup chat kelas. Pada nyatanya i...
5.9M 649K 45
Kalau anak olimpiade berantem sama anak hits gara gara masalah vlog doang.... bakal baper nggak sih? - Yena awalnya termasuk para cewek yang sering m...
AILEEN By april

Teen Fiction

156K 12.4K 36
Squel : Mars | Ketua Geng Ini konsepnya gimana sih? Bisa bisanya gue sekelas sama mantan. Acara move on nya bisa gagal maning kan. Nangis 7 hari 7 m...