DESTINO, YES SILBATOS ใ€Žโœ“ใ€

By softfrilovie

89.6K 9.5K 2.4K

๐ŸŒ PCY x JEJ๐ŸŒ  [BELUM REVISI, ISI KONTEN MASIH SAMA SEPERTI SAAT PERTAMA KALI DIPUBLISH TAHUN 2016: BAHASA BER... More

Prolog
Author's Note
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty
Forty One
Forty Two (END)
Epilog
๐ŸŽKado dari Author๐ŸŽ

Twenty Four

1.9K 225 23
By softfrilovie

Chanyeol's parents house, Busan.

Wanita paruh baya itu melirik anak tertuanya sekilas. Kakak Chanyeol --Yura-- sedang bercengkrama dengan anak gadisnya. Sesekali ibu Chanyeol tertawa gemas melihat tingkah cucu pertamanya. Lihat betapa lucunya Jein menampakkan ekspresi-ekspresi khas anak kecil itu. Jein mempoutkan bibirnya. Terlihat sekali gadis itu sedang marah mengenai sesuatu.

"Jein tidak mau eomma meninggalkan Jein di lumah sendilian!" bantah gadis cilik berusia belum genap lima tahun itu. Jein merengek memeluk ibunya memohon agar ibunya --Yura-- mendengarkan permintaan gadis cilik itu.

"Memangnya kapan eomma meninggalkan Jein sendirian? Di rumahkan ada eohalmeoni dan eoharabeoji." Yura tersenyum lembut mengelus rambut putri satu-satunya. Jein selalu cerewet jika Yura akan pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Kakak Chanyeol itu --Yura-- adalah seorang jurnalis, wajar jika wanita berusia 26 tahun itu sering bepergian keluar kota dan meninggalkan anak semata wayangnya demi pekerjaan. Meski ditinggal bersama kakek dan neneknya, Jein tetap saja rewel. Gadis cilik itu mengaku bosan di rumah ketika tidak ada Yura.

"Shileo! Jein tidak mau ditinggal sendili." ujar Jein dengan lucunya. Gadis cilik itu memang tidak bisa menyebut huruf 'R' dengan baik, alhasil beberapa kali ucapannya terdengar membingungkan bagi sang ibu. Jein memasang wajah cemberut membuat Yura menghela nafas. Yura memutar otaknya, tiba-tiba sekelebat bayangan adiknya melintasi pikiran gadis itu.

"Bagaimana kalau eomma membawa Jein ke rumah Chan eosamchon? Jein mau?"

Jein membulatkan matanya. Wajah gadis cilik itu berubah mimik secepat kilat. Pancaran matanya berkilau-kilau. Jein memang sudah lama merindukan adik ibunya itu. Dulu ketika Chanyeol  pulang ke Busan, biasanya pria itu akan tidur sekamar dengan Jein dan membacakan dongeng sebelum tidur pada Jein. Jein sangat menyukai pamannya itu.

"Chan eosamchon? Ne ne eomma Jein siap!" dengan suara lantang Jein menaikkan tangannya memberi hormat pada sang ibu dengan senyum lebar menampakkan giginya yang beberapa masih belum tumbuh. Yura serta sang nenek hanya bisa tertawa melihat antusias Jein yang kelewat berlebihan.

–oOo–

Chanyeol mengaduk makanan di piringnya dengan risih. Kedua gadis itu terus saja memandangi Chanyeol semenjak kepergian Kyungsoo. Chanyeol mendengus, pria itu tidak tahan lagi "yak! Kenapa kalian berdua menatapku begitu?"

Chorong dan Bomi refleks memundurkan badannya. Kedua gadis itu saling bertukar pandang. "Benar kau dan Eunji sudah resmi berpacaran? Kapan kau menyatakan perasaanmu?"
Tanya Chorong menatap Chanyeol. Gadis itu masih belum bisa percaya mengenai ucapan Chanyeol yang lalu.

Eunji memutar sumpit, menggulung mie hitam di piringnya kemudian menyantapnya tanpa perduli percakapan suami dan dua sahabatnya. Chanyeol melirik Eunji dengan ekor matanya "Eum.. Du- dua hari yang lalu?"

Bomi mengerutkan kening menelaah jawaban Chanyeol yang lebih terdengar seperti pertanyaan. Bomi menopang dagu "Kau tidak mengingat tanggal jadianmu dan Eunji?"

Chanyeol menggaruk kepalanya sembari tersenyum bodoh "maaf aku sempat lupa." bohong Chanyeol seraya melihat Eunji  sedang melahap makanannya seperti tidak pernah makan  sebulan. Chanyeol rasa mulutnya kini menganga lebar, Bahkan Eunji sama sekali belum membuka suara.

"Ji-ah, kenapa kau tidak memberitahuku masalah ini?" tuntut Bomi mengalihkan pandangannya pada Eunji yang tengah 'berpacaran' dengan makanannya. Bomi mendelik melihat mulut Eunji terlalu penuh, Bomi menatap gadis itu jijik "ew cara makanmu kenapa jadi begitu?

Eunji menyeruput mienya kemudian tersenyum lebar mengusap mulutnya. "Aku lapar hehe."

Chanyeol berdecak. Pria itu melepas dasi sekolahnya kemudian mengusap bibir Eunji menggunakan dasi itu. Bomi dan Chorong mengerjapkan mata beberapa kali. Dasi yang dijunjung tinggi di sekolah mereka sepertinya tidak ada apa-apanya bagi Chanyeol jika dibandingkan dengan Eunji.

"Ya ya aku tahu bagaimana bahagianya jadi pasangan baru. Tapi tidak pamer kemesraan, bisakan?"

Eunji menyunggingkan bibir lalu menyentuh pundak Chanyeol yang duduk di sampingnya "gomawo." Chanyeol mengacak rambut istrinya menanggapi ucapan terimakasih gadis itu. Sementara Bomi memutar bola mata malas karena peringatannya tidak ditanggapi.

Chorong menggebrak meja pelan membuat tiga orang itu agak tersentak menatap Chorong yang sedang mengambil sesuatu dari sakunya "take a selfi! Aku akan memposting mengenai hubungan kalian. Kujamin caption-nya akan sangat bagus."

–oOo–

Eunji mengetikkan beberapa kalimat di keyboard laptopnya. Gadis itu memandang layar laptop sangat serius. "Yeol kau yakin aku bisa diterima di Yonsei university? Kampus ini terlihat sedikit sulit."

Orang yang menjadi objek pertanyaan --Chanyeol-- membalikkan badan di depan kulkas. Pria itu meneguk air mineral sebelum berjalan mendekati istrinya dan duduk di samping gadis itu. "Makanya kau harus belajar sungguh-sungguh! Temanku tahun kemarin mendaftar jurusan sastra, nilainya tidak terlalu tinggi tapi dia sangat tekun belajar. Mungkin kebaikan berpihak padanya karena ketekunan itu."

Eunji menyandarkan bahu ke sandaran sofa. Gadis itu menghembuskan nafas lesu "aku tidak mungkin bisa masuk disana, Yeol."

Eunji kehilangan semangat. Yonsei university merupakan salah satu kampus ternama di Seoul. Bagaimana caranya Eunji bisa lolos jurusan sastra disana? Ya, Eunji memang berencana memasuki bidang sastra. Karena selain sastra, Eunji tidak punya kemampuan lebih lainnya. Hanya nilai sastra Eunji yang bisa gadis itu jadikan harapan masuk ke Yonsei University. Sedangkan Chanyeol.. Eunji tersenyum melihat Chanyeol mengusap rambutnya. Chanyeol akan mendaftar di Yonsei university juga. Bedanya, Chanyeol tidak memilih sastra karena sastra bukan gaya Chanyeol. Pria itu mendaftar jurusan manajemen. Dia bilang jika dia berhasil mengenyam pendidikan manajemen, dia bisa bekerja di perusahaan dan menghidupi Eunji lebih baik tanpa embel-embel bantuan orangtua Eunji maupun orangtuanya lagi. Chanyeol dengan sombongnya berkata bahwa ia akan mengajak istrinya bulan madu ke Amsterdam kalau ia berhasil masuk ke perusahaan nantinya. Apakah khayalan mereka terlalu tinggi?

Chanyeol menarik pundak istrinya meletakkan kepala gadis itu ke dadanya. "Kau tidak boleh putus asa sebelum mencoba! Aku yakin kau pasti bisa. Eum?" Chanyeol menundukkan kepala menelisik wajah sang istri, Eunji mengangguk. Chanyeol selalu bisa membangkitkan semangat gadis itu "kita harus masuk kesana bersama-sama."

"Yeol?"

"Eum?"

"Aku pikir aku menemukan satu lagi mood booster-ku selain cemilan,"

Eunji tersenyum, menjauhkan kepalanya dari dada Chanyeol "kau! Kau ternyata salah satu mood booster-ku."

–oOo–

Eunji berlari diikuti Chanyeol di belakang. Sudah lama mereka tidak pernah terlambat, dan sekarang mereka kembali mengulang kebiasaan lama itu. Pagi ini sepasang suami istri itu bangun kesiangan. Eunji mengumpat sepanjang perjalanan mengingat kejadian pagi tadi saat alarm yang ia setel sama sekali tidak berbunyi, dan tahu apa penyebabnya? Eunji ternyata salah menyetel waktu alarm. Gadis itu memasukan penyetelan jam delapan pada alarmnya. Alhasil beginilah jadinya. Penjaga gerbang berbadan gempul itu nyaris menutup gerbang, dengan secepat tornado Chanyeol berlari menarik tangan istrinya menerobos dan..

"Berhasil!" Chanyeol menaikkan satu tangannya ke udara seraya menarik dan membuang nafasnya yang tak karuan akibat berlari kesetanan pagi ini.

Chanyeol duduk di bangkunya. Dua orang pria langsung menghampirinya. Chanyeol mendengus ketika Baekhyun tertawa seperti orang gila dihadapan pria itu.

"Ish ish ish ada apa dengan keringatmu itu? Ini masih pagi tapi penampilanmu sudah semerawut begitu."

Chanyeol diam. Tidak menanggapi tawa Baekhyum serta pertanyaan mengejek Suho. Pria itu mengeluarkan buku dari dalam tas kemudian mengipas wajahnya.

Baekhyun menghentikan tawanya. Wajah pria itu mendadak serius, Baekhyun sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Chanyeol "jangan jangan kau berkeringat begini karena baru saja bercinta dengan Eu–emph."

Chanyeol membulatkan matanya saat membungkam mulut Baekhyun. Chanyeol melirik Suho, syukur pria itu tidak curiga sama sekali. Chanyeol rasa mulut Baekhyun benar-benar harus diberi pelajaran sekali-kali, pria itu tidak pernah bisa mengerem ucapannya. Ugh.

–oOo–

Eunji menggembungkan pipi mengamati Bomi yang tengah memutar-mutar tubuh dengan efek bunga-bunga disamping gadis itu. Bukan efek bunga sungguhan, hanya saja Eunji merasa seperti ada bunga-bunga di samping gadis itu tatkala melihat tingkat kebahagiaan gadis itu pagi ini.

"Kau tidak pusing berputar-putar terus?" Chorong menatap aneh sahabatnya yang satu itu. Beginilah Bomi setiap kali ada berita bahagia yang telah ia terima, Aneh.

"Baekhyun akan mengenalkan aku pada ibunya. Bagaimana aku bisa tidak bahagia eoh?"

"Heol!" Eunji dan Chorong berkata berbarengan. Dua gadis itu berdecak antara iba karena penyakit aneh Bomi sepertinya telah berada dalam level darurat sekaligus iri karena Bomi sebentar lagi akan menemui calon ibu dan ayah mertuanya.

–oOo–

Eunji POV

Aku meregangkan tangan, Matahari mengoreksi tidur nyenyakku. Hari ini hari minggu jadi tidak masalah uring-uringan lebih lama di kasur. Aku menoleh ke samping, Chanyeol masih memejamkan matanya. Garis wajah pria itu sangat tampan bahkan dalam keadaan setengah berliur seperti ini. Aku tersenyum melihat salah satu tangan kekar Chanyeol berada di pinggangku. Aku menggaruk pipi, meletakkan tanganku di atas tangan Chanyeol. Setelah kami lulus, apa hubungan kami harus diungkap? Ah, kenapa aku selalu memikirkan masalah itu setiap hari dibangun pagi, ini memusingkan.

Kulihat Chanyeol menggumam, aku tersenyum. Dia mengigau. Akhirnya mata bulat Park Chanyeol suamiku terbuka juga. Pria itu menguap lebar dihadapanku. Untung aku istrinya, jika gadis lain yang melihat kelakuan bangun pagi pria itu, bisa dipastikan gadis itu akan menjauhi Chanyeol karena ilfeel.

"Bagaimana tidurmu, nyenyak?" ujarku berbasa-basi. Jelas jawaban Chanyeol adalah ya. Semalam saja aku sempat mendengar dengkurannya yang cukup keras, dia tidur pulas. Dan seperti yang kukatakan sebelumnya, jawabannya benar ya, Chanyeol menganguk.

"Yeobo.." panggil Chanyeol lemah. Pria itu berkedip beberapa kali, mungkin cahaya matahari masih menyilaukan penglihatannya. Aku menyisir rambut Chanyeol dengan jari-jariku. Chanyeol tersenyum lebar.

"Semalam aku bermimpi buruk." adu Chanyeol dengan nada suara anak-anak. Apa dia berusaha membuatku gemas? Tiba-tiba Chanyeol mendekatkan kepalanya. Pria itu membebankan berat kepalanya pada lengan kananku. Dia meniduri lenganku, harusnya aku yang melakukan itu.

"Mimpi buruk apa?"

"Aku bermimpi ada monster cilik yang menggangguku. Aish aku tidak mau membayangkannya yeobo!"

Aku tersenyum hingga kuyakin mataku menyipit. Chanyeol benar-benar mirip balita saat pria itu berbicara barusan. Lucu sekali melihatnya mengadu seperti itu.

"Arraseo. Kajja bangun, aku harus membereskan rumah."

–oOo–

Pekerjaan rumah sudah hampir selesai. Aku hanya harus mencuci sedikit tumpukan piring di wastafel dan semua akan berakhir. Aku bisa bersantai setelah ini. Chanyeol berdiri di sampingku. Pria itu selalu menanyakan apa yang bisa dia bantu padahal aku sudah menyuruhnya untuk duduk dan menonton TV saja, tapi dia tidak mendengarkanku.

Teet.. Teet..

Ponselku berbunyi. Aku meraih ponsel yang kuletakkan di dekat wastafel. Chanyeol mendekat, pria itu ikut menengok ke layar ponselku. Dari Kyungsoo, adik kelasku itu mengirimiku satu pesan singkat.

"Selamat pagi Eunji selamat beraktivitas." ujar Chanyeol dengan nada suara mengejek dibuat-buat. Aku berdehem pelan. Kyungsoo selalu mengirimiku pesan berisi penyemangat pada pagi hari. Terkadang aku merasa kasihan pada adik kelasku yang satu itu, harusnya ia mencari gadis lain yang bisa membalas perasaan hangatnya itu.

"Harusnya kemarin aku patahkan tangan si pendek itu. Dia masih betah mengirimu pesan menjijikan begitu ish."

Aku menyenggol lengan Chanyeol. Pria itu hanya menaikkan dagunya acuh. Pagi-pagi begini aku sudah sukses membuat mood Chanyeol menurun hanya karena pesan singkat Kyungsoo. Hebat!

Ting.. Tong..

Aku dan Chanyeol menoleh disaat yang bersamaan. Kami saling bertukar pandang. Aku melepas sarung tangan pencuci piringku kemudian mengambil ikat rambut dari dalam saku celana berniat menghampiri pintu apartment Chanyeol. Tapi pergerakanku terhenti ketika Chanyeol menahan pergelangan tanganku.

Chanyeol memicingkan matanya "bagaimana kalau itu Kyungsoo yang ingin bertamu?"

Aku menggigit bibir bawahku. Perkataan Chanyeol sedikit membuatku ragu membuka pintu. "Aku akan mengintip dulu."

Akupun berjalan mendekati pintu apartment, mengintip melalui kaca cembung di pintu apartment Chanyeol yang jarang kami gunakan itu. Aku menajamkan penglihatanku, mataku menangkap sosok seorang gadis menggunakan pakaian rapi berdiri di depan pintu apartment Chanyeol. Ah maksudku apartment kami. Aku belum pernah melihat gadis itu sebelumnya. Aku memalingkan wajahku memandang Chanyeol "bukan Kyungsoo, Seorang gadis." ujarku setengah berbisik.

Chanyeol berjalan ke tempatku berdiri. Pria itu memegang punggungku sesaat sebelum membuka pintu dengan sangat hati-hati.

"Chan eosamchon!" suara manis nan tinggi itu menyapa pendengaranku. Seorang gadis kecil berlari masuk ke dalam apartment kami kemudian memeluk kaki Chanyeol. Aku mengerutkan kening, bingung.

Chanyeol masih membulatkan matanya. Pria itu menunduk meraih tubuh gadis kecil itu, Chanyeol menggendongnya dengan senyum merekah. "Jein kenapa dibawa kemari, nuna?"

Nuna? Wanita berpakaian rapi itu adalah nuna Chanyeol? Kalau wanita itu adalah nuna Chanyeol berarti gadis cilik dalam gendongan Chanyeol yang tengah memeluk erat leher Chanyeol itu pasti.. keponakan Chanyeol?

Aku tersenyum. Ini pertama kalinya aku bertemu dengan nuna Chanyeol karena saat resepsi pernikahanku dulu nuna Chanyeol tidak datang. Eomma Chanyeol bilang nuna Chanyeol sedang dalam perjalanan bisnis saat itu.

"Maaf Chan-ah, nuna belum sempat mengabarimu. Nuna ingin menitip Jein beberapa hari di apartment-mu, tidak masalahkan?"

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 705 20
"siap atau tidak semua yang ketahuan bakal terbunuh" -terinpirasi dari film Ready or not- publis: 25 agustus 2020
315K 20.3K 38
Park Hera. Cewe cantik manis imut yang seketika mengalami mimpi terburuk didalam hidupnya. Higgest rank : 6 in Random - (akhir 2017) Start : 17-11-2...
42.6K 6K 23
Bagaimana caramu memandang jodoh? "yang aku tahu, jodoh itu yang sehidup semati dengan kita" - DKS "mungkin aku sependapat denganmu, tapi bukankah...
58.9K 9.3K 58
15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu ma...