Unexpected Love | JunHwan [EN...

By minhyo__

140K 10.8K 935

Terikat hubungan dengan seorang Goo 'nightmare' Junhoe bukanlah jalan hidup yang Jinhwan inginkan. Junhwan St... More

INTRO
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22 [END]

Chapter 2

7.7K 586 29
By minhyo__

Selamat membaca 😊

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Burung gereja bercicit merdu, bertengger pada jendela kaca sebuah kamar yang di dalamnya terdapat sepasang namja yang masih tertidur lelap di satu ranjang yang mereka bagi bersama. Cahaya matahari yang melewati jendela itu menusuk mata salah satu namja disana.

Jinhwan sebenarnya enggan membuka mata, ia mencoba membalikkan badan berusaha menghindari sengatan matahari pagi itu, namun sesuatu di belakang punggungnya membatasi gerakannya.

Jinhwan bersikeras berbalik, ingin mengetahui apa yang membuat ranjangnya tiba-tiba menjadi penuh hingga ia bahkan sulit untuk bergerak, dan manik Jinhwan yang masih sayu kemudian membelalak sempurna saat menemukan sesosok namja asing yang tengah tidur damai di sampingnya.

Untuk beberapa detik Jinhwan membeku, namun otaknya memaksanya berpikir tentang siapa namja berwajah tampan itu, namja yang asing namun Jinhwan seperti mengenalnya. Dalam waktu singkat Jinhwan meneliti setiap garis wajah si namja asing. Wajah berstruktur tegas namun lembut disaat bersamaan dengan bibir tebal dan rambut berwarna hitam pekat. Jinhwan merasa cukup sering melihat wajah yang seperti ini di...

Televisi!

"Goo Junhoe!" Seru Jinhwan tertahan, ia terlonjak kaget. Ia yakin matanya dalam keadaan sehat-sehat saja, ia yakin namja itu adalah si artis idola itu, si penyanyi terkenal itu. Tapi...tapi...kenapa tiba-tiba namja ini bersamanya?

Sesegera mungkin Jinhwan menjauh, namun sepasang tangan milik Junhoe yang baru ia sadari melingkar penuh di pinggangnya yang ramping, memeluk dengan sangat erat hingga tak memungkinkannya untuk bergerak lebih banyak, terlebih saat ia menggeser badannya sedikit saja, sesuatu di bagian buttnya terasa menghujam sakit.

Dan satu lagi kenyataan yang terlambat ia sadari, ia kini tak mengenakan apapun di tubuhnya. Tunggu, bukan, bukan hanya ia, tapi mereka. Ia dan namja bernama Goo Junhoe ini, mereka berdua polos tanpa apapun yang menyekat tubuh keduanya.

"Kyaaaaaa!!!!"

Kaget dan shock menjadi satu di kepala Jinhwan, membuatnya dengan sekuat tenaga menjauh dari tubuh telanjang Junhoe dan menendang Junhoe hingga jatuh dari tempat tidur.

"Awwwww!!!" Seruan kesakitan dibawah sana menjadi tanda kalau namja yang baru saja menghantam lantai dingin itu sudah bangun, perlahan Junhoe hendak beringsut naik ke tempat tidurnya lagi dengan kedua mata yang masih belum terbuka sepenuhnya, dan sekejap manik coklat miliknya melebar saat menemukan namja asing diatas tempat tidurnya sedang sibuk menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Namja itu menatapnya dengan binar penuh kemarahan bercampur ketakutan.

"Yaa!!! Kau siapa?!!! Bagaimana bisa di sini...kau penguntit?!!! Sasaeng fans?! Atau ka_"

"Tutupi tubuhmu, bodoh!!!" Pekikan Junhoe terputus oleh suara Jinhwan yang tak kalah kerasnya. Jinhwan melempar selimut lain ke wajah Junhoe dan saat itu Junhoe menyadari kalau tak ada apapun yang menempel di badannya untuk menutupi tubuh sexynya.

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau ada di sini. Apa yang kau lakukan padaku?! Katakan kenapa bisa seperti ini!!!" Lanjut Jinhwan dengan brutal melempari Junhoe dengan apapun yang ada di sekitarnya, tak memberi jeda pada Junhoe untuk berbicara. Junhoe yang lebih disibukkan dengan kegiatan menutupi diri hanya bisa menghindar seadanya, beruntung yang ada disekitar Jinhwan hanya bantal dan guling.

"Katakan cepat, kau bisa menjelaskan ini?! Kau bisa mempertanggungjawabkan perbuatanmu yang masuk kamar orang sembarangan, huh?!" Tak puas hanya melempar, Jinhwan kemudian memukul Junhoe dengan bantal seperti orang kerasukan.

"Yak!!! Apa kau gila!!!" Satu teriakan keras Junhoe membuat Jinhwan berhenti ditempat, Junhoe mencengkeram bantal yang Jinhwan gunakan untuk memukulinya. Jinhwan menegang menatap sosok yang berubah menyeramkan di depannya, wajah emosi Junhoe kini menakutinya.

"Siapa yang kau bilang masuk kamar orang sembarangan? Ini kamarku! Jika ada yang harus bertanggung jawab maka kau lah orangnya!"

"A-aku..?" Jinhwan panik saat menoleh ke sekelilingnya. Dan sekali lagi ia merasa seperti orang terbodoh sedunia yang tak menyadari di mana ia berada. Kamar ini, kamar yang memang mirip dengan miliknya namun ada beberapa barang yang tak ia kenali yang tentu saja itu menjelaskan kalau disini bukan kamarnya.

Susah payah Jinhwan menelan salivanya, bagaimana bisa ia ada disini, ia tak menemukan jawaban apapun, ia bahkan tak mengingat apapun, selain...

Selain, ia mabuk berat saat di club dan pulang ke kamarnya. Itu hal terakhir yang ia tau. Setelah itu...

"Dan seharusnya kau yang menjelaskan kenapa kau bisa ada di sini? Katakan apa maumu?" Suara Junhoe mengalihkan perhatian Jinhwan dari pikiran kalutnya. Suara yang sudah sedikit lebih lembut dari sebelumnya namun tetap saja terdengar dingin dan penuh curiga.

"Apa kau dikirim seseorang untuk menjebakku?" Lanjutnya sambil mengacungkan telunjuknya pada Jinhwan seakan menghakimi.

"A-ani. A-aku...se-sepertinya tadi malam aku mabuk dan tak sengaja masuk kesini. Ku kira ini kamarku," sahutnya jujur namun ragu apakah Junhoe bisa percaya padanya. "Tapi..." Jinhwan terhenti ditengah pikirannya, ini tak adil menurutnya, kenapa kini ia yang tersudutkan.

Seharusnya ia marah karena entah apa yang telah dilakukan namja di depannya itu padanya hingga ia yang masuk ke kamar itu dengan berpakaian lengkap tiba-tiba terbangun dengan keadaan seperti ini, meskipun ia yang masuk ke kamar ini dengan sendirinya bukan berarti namja ini bisa berbuat apapun padanya.

"Tapi, apa yang kau lakukan padaku, eoh? Kau jelas tau aku mabuk kenapa tak mengusirku atau apapun jika kau memang terganggu. Kau jelas memanfaatkan kesempatan kan! Iya kan!!!" Jinhwan meninggikan suaranya berharap dengan begitu ia bisa terbebas dari posisi tak mengenakan, dan ia berhasil. Namja di depannya kini terlihat gentar.

Giliran Junhoe yang terlihat mulai panik, ia mengacak surai hitamnya yang sebenarnya sudah berantakan. "Mana aku tau. Aku juga mabuk. Aku tak ingat apapun. Aku tak tau apa yang ku lakukan dan tak tau kenapa kita berdua telanj_" menyadari sesuatu, kalimat Junhoe terhenti. Sambil berpikir Junhoe menoleh tubuhnya dan lalu beralih pada Jinhwan yang juga menatapnya penuh berpikir.

Mereka sama sama mabuk, tidur bersama dan terbangun dengan tubuh polos penuh bercak kebiruan di seluruh tubuh dan leher mereka masing masing. Tanpa bertanya pun harusnya mereka bisa menyimpulkan.

***

"Kau melihatnya?" Wajah khawatir Donghyuk hanya mendapat gelengan lemah dari Jiwon yang baru saja berkeliling mencari Jinhwan di sekitar hotel. Sejak malam mereka kembali dari klub, Donghyuk dan Jiwon tak menemukan Jinhwan di kamarnya, bahkan dimanapun.

"Mungkin dia sudah bangun sejak tadi pagi dan berjalan-jalan keluar. Sudahlah Donghyuk, dia sudah dewasa. Dia bisa menjaga dirinya sendiri," ucap Jiwon tenang, tak seperti Donghyuk yang terus mondar mandir di depan kamar Jinhwan sambil saling meremas tangannya. Jiwon menghela nafas kecil, menggunakan tangannya mengusap puncak kepala namja yang sedikit lebih pendek darinya itu untuk mencoba membuat Donghyuk tenang. Namun itu tak semudah yang dibayangkan. Donghyuk adalah orang yang mudah panik. Sejak kehilangan Jinhwan, ia lah orang yang paling heboh.

"Ayolah, hyung. Semalam dia mabuk dan aku yakin pagi-pagi begini dia bahkan tak akan bisa bangun dari tempat tidurnya. Lagi pula, aku tak akan bisa memaafkan diriku jika terjadi sesuatu padanya. Kita yang meninggalkannya sendirian di klub. Ini salah kita, kita tak menjaganya, kita tak_"

"Itu Jinhwan," dan ocehan panjang lebar Donghyuk seketika berhenti. Donghyuk melihat ke arah dimana Jiwon menunjuk, tampak namja yang mereka cari semalaman dengan tergesa berjalan menuju mereka.

Donghyuk memiringkan kepalanya heran, Jinhwan terlihat aneh dari segi segalanya. Caranya berjalan yang terkesan menahan sesuatu, dan penampilannya benar-benar, ugh. Kemeja yang tak terkancing sempurna, rambut yang kusut, mata yang berkantung dan raut wajah yang sangat tidak menunjukan kalau namja itu baik baik saja.

"Kau baik-baik saja, hyung?" Gumam Donghyuk ragu saat Jinhwan sudah sampai di depannya. Jinhwan tak mengindahkan sepasang kekasih yang memasang wajah penuh tanya itu, ia tak bersuara, bahkan menoleh, hanya sibuk membuka pintu kamarnya lalu masuk dengan segera. Tanpa diminta Donghyuk dan Jiwon mengikuti hingga ke hadapan Jinhwan, dimana Jinhwan duduk di ranjangnya dan memeluk lutut dengan wajah yang ia sembunyikan di sela kaki.

"Kau dari mana saja, hyung? Kau tau, semalaman Donghyuk mencari mu, dia sangat kha_"

"Shhh!" Donghyuk menyela ucapan Jiwon. Melihat keadaan Jinhwan sekarang, menurutnya akan lebih baik jika bertanya tentang keadaannya.

Donghyuk ikut duduk di ranjang di depan Jinhwan, meletakkan tangannya di kepala namja manis itu dan bertanya dengan selembut mungkin, "kau baik baik saja, hyung? Apa terjadi sesuatu?"

Dan suara lembut itu menarik perhatian Jinhwan. Ia mengangkat kepalanya dan memandang Donghyuk dengan manik yang sayu.

"Aku...aku tidur dengan seseorang. Aku telah bercinta dengannya," lirihnya sangat pelan namun cukup untuk didengar Donghyuk dan Jiwon.

"Mwo?!" Jiwon melebarkan maniknya.

"Maksudmu seseorang membawamu dan lalu menidurimu begitu? Katakan siapa yang melakukan itu padamu, hyung!" Dan lagi, Donghyuk tak bisa mengendalikan dirinya. Ia panik dan mengguncang tubuh Jinhwan.

"Goo Junhoe," ucap Jinhwan pelan.

"Goo Junhoe? Dia orang Korea?"

"Ya, orang itu. Orang Korea itu. Penyanyi gila itu!"

"Penyanyi? Maksudmu Goo Junhoe penyanyi yang sedang terkenal itu, yang wajahnya datar seperti triplek tapi badannya seksi? Yang lagunya_"

"Kau tak perlu mengatakan semua tentangnya karena aku muak mendengarnya!" Potong Jinhwan kesal.

Untuk sesaat Donghyuk dan Jiwon membeku, hanya sesaat karena detik berikutnya kamar yang sepi itu berubah penuh oleh tawa Jiwon yang meledak. Donghyuk juga tak bisa menyembunyikan kegeliannya. Ia berdesis kecil menahan tawa.

"Sepertinya hyungmu ini sangat mabuk, sayang. Ia bahkan berfantasi seperti itu," suara Jiwon sedikit terputus karena ia harus bicara sambil tertawa. Dan Donghyuk dengan mantap mengangguk setuju.

"Tapi...Yak! Aku tidak mabuk! Aku bicara jujur. Yak!!!"

"Ne ne, hyung. Baiklah, terserah apa katamu. Benar kata Jiwon kalau kau telah dewasa. Entah dimanapun kau tidur semalam yang penting kau sudah kembali dan sebaiknya kau mandi. Tadi malam kau sangat mabuk, kan. Jadi berendamlah sebentar agar pikiranmu lebih lurus."

Donghyuk menarik Jinhwan seenaknya. Memaksa namja itu bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandinya. Tak mempedulikan Jinhwan yang protes karena ucapannya tidak dipercaya. Donghyuk seakan menyepelekan fakta kalau ia baru saja ditiduri orang asing. Memang bukan sepenuhnya salah Donghyuk yang tak peduli. Di usianya yang sudah dua puluh tahun lebih dan kondisi pergaulan di negara mereka yang cenderung sangat longgar. Seks setelah minum-minum bukanlah sesuatu yang mengejutkan lagi, meski jika kegiatan intim itu dilakukan dengan orang asing.

Tapi tetap saja, kenyataan kalau tadi malam ia baru saja direnggut kesuciannya membuat Jinhwan frustasi dan Donghyuk harus tau itu. "Kau harus mendengarkan aku dulu, Donghyuk! Kau ha_"

"Sudahlah, hyung. Cepat mandi karena kita harus sudah pulang ke Seoul hari ini dan jadwal pesawat kita jam satu."

"Tapi_"

Blam!!!

Pintu kamar mandi tertutup dan tak ada lagi yang bisa Jinhwan katakan. Ia mendesah dengan pasrah lalu berjalan menuju bath up sambil melepas satu persatu pakaiannya. Membuka shower dan membiarkan tubuh lelahnya menerima kucuran air hangat yang membuatnya sedikit lebih nyaman.

Jinhwan duduk disana, menyandarkan tubuhnya disisi bath up sambil menutup matanya. Buttnya dan pinggangnya masih terasa sakit, dan itu menandakan kalau apa yang semalam terjadi adalah nyata.

Ya, tentu saja semua itu adalah nyata, bahkan dibalik matanya yang terpejam, ia bisa mengingat dengan jelas bagaimana ia terjaga dari tidurnya diatas tempat tidur namja itu. Jinhwan ingat bagaimana perdebatannya setelah mereka sama-sama shock. Sekeras apapun mereka saling berteriak, saling menyalahkan, mereka tak akan mendapat hasil, semuanya telah terjadi dan Jinhwan yang merasa telah diperkosa juga tak bisa menuntut banyak.

Karena, yah...apa yang Junhoe katakan benar, ia sendiri yang menyerahkan dirinya pada namja yang sedang mabuk itu. Dan pada akhirnya Jinhwan tak punya pilihan lain selain menyerah dan menyeret kakinya dari tempat laknat itu.

Sekali lagi ia menghela nafas berat. Ia juga tak bisa menyalahkan Donghyuk yang tak percaya padanya. Donghyuk benar, siapa yang akan percaya kalau ia baru saja bercinta dengan orang terkenal, ia tak punya apapun untuk dibuktikan. Bahkan ingatannya tentang malam itupun tak menyisakan apa-apa dan itulah satu-satunya hal yang ia syukuri. Dengan tak mengingat apapun setidaknya akan lebih mudah baginya melupakan si Goo mimpi buruk itu.

Jinhwan tak ingin mengingatnya lagi. Beruntung ia adalah seorang namja dimana perawan atau tidaknya ia tak akan kelihatan bedanya. Ia hanya perlu melupakan dan semuanya akan baik-baik saja. Setelah sakit tubuhnya hilang, ia ingin membuang semua tentang apapun yang terjadi malam itu sejauh mungkin. Ia akan menganggap malam itu tak pernah ada, ia tak pergi ke klub, ia tak mabuk dan ia tak pergi ke kamar itu. Tak pernah ada kejadian itu, tak pernah ada apapun yang terjadi pada dirinya. Hidupnya normal, baik baik saja, kemarin, hari ini, dan seterusnya.

***

Teriakan telepon mengganggu tidur seorang namja. Dengan sangat malas ia melepaskan pelukannya dari tubuh namja tampan yang menjadi teman tidurnya kemarin malam lalu melayangkan tangannya meraba meja nakas di sebelah ranjangnya. Mencari sumber bunyi yang mengganggu paginya yang damai ini.

"Hallo," sahutnya malas dengan manik yang masih menutup dan bersandar lagi di bahu namja tampan di sebelahnya yang masih berada di alam mimpi.

"Apa kau bilang?!" Teriaknya dan sekejap manik bulat itu melebar saat mendengar kalimat di seberang sana, membangunkan namja tampan teman tidurnya.

"Ada apa? Kenapa berteriak sepagi ini?" Tanya Hanbin dengan nada parau karena baru bangun. Ia memeluk pinggang Yunhyeong yang duduk di sampingnya, masih ingin bermalas-malas dengan sang kekasih walaupun sebenarnya ia tau matahari telah tinggi di luar sana. Setelah menghabiskan malam di klub keduanya memutuskan untuk melanjutkan kegiatan di kamar Hanbin. Namun ternyata keputusan Yunhyeong untuk meninggalkan Junhoe sendirian di kamarnya menjadi kesalahan besar.

Yunhyeong menerima berita tak mengenakan tentang Junhoe dari orang managementnya. Kemudian ia cepat-cepat memutuskan sambungan telepon untuk segera menyambar tabnya, ingin mengetahui sejauh mana berita yang baru saja ia terima menyebar di sosial media.

"Goo Junhoe sialan!" Umpat Yunhyeong, tak mempedulikan lagi Hanbin yang memasang wajah bingung di sampingnya. Yunhyeong bangun dari ranjang dan segera menghilang dari kamar Hanbin untuk pergi ke tempat dimana artisnya yang berotak mesum itu berada.

***

Junhoe menatap tubuhnya yang terpantul di cermin kamar mandi di depannya. Dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya ia dapat melihat seluruh tubuhnya kini terganggu oleh tanda keunguan. Meski sudah berendam air hangat cukup lama dan meluruskan pikirannya, sungguh ia tak ingat apapun yang terjadi semalam. Seandainya ia mengingat sedikit saja, setidaknya ia bisa mengetahui siapa yang memperkosa dan diperkosa di sini. Beruntung orang asing yang bahkan ia tak tau namanya itu tak menuntutnya karena pembelaannya cukup kuat. Dengan menyudutkan dan menuding namja asing itu yang masuk sendiri ke kamarnya mampu membuat namja asing itu ketakutan dan tak berpikir macam-macam seperti mengatakan semuanya ke media atau apapun yang bisa mengancam kariernya.

Untuk beberapa saat Junhoe merasa sangat jahat, akan tetapi jika ada orang yang ketakutan atas kejadian itu, harusnya ialah orangnya. Dugaan mungkin saja namja asing itu penguntit atau seseorang yang dikirim untuk menjebaknya mungkin saja terjadi. Harusnya ia tak melepaskan orang asing itu. Kalau perlu ia bisa saja berbalik menuntut namja asing itu.

Namun Junhoe menggelengkan kepalanya. Ia bisa mengingat dengan jelas bagaimana wajah polos namja asing tadi. Siapa yang akan tega jika sudah disuguhkan wajah nan polos itu dalam keadaan shock, ketakutan dan kebingungan sekaligus. Wajah itu murni tanpa aura kejahatan sedikitpun, dan itu membuat Junhoe percaya jika apa yang terjadi semalam murni kecelakaan.

Juga, jujur saja saat melihat wajah yang Junhoe akui manis itu, sesuatu dalam perutnya terasa menggelitik tak nyaman. Menciptakan dorongan pada hatinya agar tak menyakiti namja itu lebih jauh. Justru Junhoe merasa ia lah yang menyakiti namja itu, hanya saja ia terlalu naif dan egois untuk mengakuinya. Ia adalah publik figur yang kehidupannya tak lepas dari pengawasan orang banyak, ia harus menyembunyikan apapun hal buruk tentangnya dan hanya boleh menunjukan hal baik meski itu membuatnya tak seperti dirinya sendiri.

Dan membuat namja asing itu bungkam dan tak bisa menuntut apapun darinya saja sudah sangat ia syukuri jadi, ia merasa tak tega jika harus membuat namja itu dalam masalah lebih banyak lagi.

Saat Junhoe masih tak ingin pergi dari pikiran pribadinya, sebuah suara keras menghantam pintu kamar mandi. Suara seseorang yang mengedor-gedor pintunya dengan brutal. Junhoe menghela nafas kecil mengetahui siapa orang itu. Satu satunya orang yang bisa masuk ke kamarnya seenaknya adalah orang yang juga memegang kunci kamarnya, dan orang itu adalah Yunhyeong, si manager beraura tuan putri.

"Kenapa!! Ada apa, huh!" Sahut Junhoe terganggu sesaat membuka pintu sambil merapikan handuk kimono yang ia pakai agar mampu menutupi setiap noda keungunan di tubuhnya. Ia ingin mengumpat lebih banyak lagi namun niatnya segera ia urungkan saat menemukan sepasang manik tipis itu menatap tajam ke arahnya.

Yunhyeong berdiri dengan wajah mengerikan dan tangan kiri yang memegang sebuah tab, "kenapa? Kau bertanya padaku kenapa? Seharusnya itu pertanyaanku! Kenapa tiba-tiba ada pemberitaan seperti ini di media? Apa kau menyewa seseorang untuk menemanimu tidur, huh?! Itu sebabnya kau menyuruhku bersama Hanbin agar kau bisa lari dari pengawasanku dan bersenang-senang semaumu begitu, Goo Junhoe?!"

Tak ada yang bisa Junhoe lakukan selain mendengarkan ocehan panjang Yunhyeong jika namja itu sudah marah. Cepat-cepat Junhoe merebut tab yang disodorkan Yunhyeong padanya dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan sesaat ia menjadi sulit menelan saliva.

Dalam tab itu terlihat sebuah foto yang ia yakini adalah siluet tubuh si namja asing yang tadi malam tidur dengannya tengah berdiri di depan pintu kamarnya dan membuka pintu itu. Satu hal yang ia syukuri adalah wajahnya tak tertangkap kamera karena di sekitarnya gelap. Sepertinya si fotografer mengambil gambar itu secara diam-diam. Namun tetap saja sangat terlihat namja itu sedang mabuk dari bagaimana posisi tubuhnya.

Dan itulah keterangan yang tertera di judul berita. Ia dikatakan bersama pria mabuk di kamar hotel. Tak hanya itu. Beberapa dugaan juga tertulis di artikel singkat itu. Tentang siapa sebenarnya si namja asing, dan dugaan kalau namja asing itu adalah kekasihnya yang ia sembunyikan. Belum lagi beberapa komentarnya yang membuat matanya sakit.

"I-ini_"

"Ya, apa itu?! Seseorang melihat ada namja yang masuk ke kamarmu dalam keadaan mabuk dan kemudian menyebarkannya di media. Bagaimana kau menjelaskannya, huh? Sudah ku bilang untuk jangan macam-macam. Kau baru saja berada di posisi emasmu, Junhoe. Sekarang bagaimana kita menyelesaikan ini?" Saat Yunhyeong sibuk mengusap kepalanya dengan kasar karena frustasi, Junhoe memutar otaknya mencari cara agar tak membuat berita ini semakin besar, terutama agar tak membawa bawa nama si namja asing.

Ia memperhatikan lagi foto itu dan membaca lagi setiap artikelnya satu persatu.

"Dia...hanya pelayan kamar hotel, hyung. Dan gesturnya memang seperti itu. Agak seperti orang mabuk. Mungkin karena kelelahan setelah membantuku berjalan dari ujung lorong," gumam Junhoe ragu, itulah satu satunya yang muncul di kepalanya. Yunhyeong kemudian memandang Junhoe dengan tatapan berbinar.

"Benarkah? Kau tidak membohongiku, kan?"

"Ne," Junhoe mengangguk mantap, "aku kesulitan mencari kamarku dan dia yang membantuku. Bahkan dia menyeretku berjalan hingga masuk ke kamar. Lagi pula foto ini diambil secara diam-diam, tidak jelas wajah dan keadaan orang itu. Bisa saja ini hanya ulah orang yang tak suka padaku," tuturnya. Junhoe juga tak mengerti sejak kapan ia jadi ahli berbohong, dan sekali lagi ia bersyukur wajah namja asing itu tak terlihat karena dengan begitu ia bisa lebih mudah menutupi identitas si namja asing.

Dan sambil berpikir. Yunhyeong memicingkan maniknya menatap pada Junhoe. Mencari kesungguhan di wajah polos itu. "Ada benarnya juga," gumamnya dengan mudahnya. Dalam hati Junhoe menghela nafas lega.

"Kalau begitu aku harus menghubungi management untuk mengklarifikasi semuanya. Dan kau Goo Junhoe, ku peringatkan sekali lagi untuk beberapa waktu ke depan kau sebaiknya jangan berbuat hal aneh. Karena skandal ini media akan lebih peka terhadapmu dan terlebih kau akan memulai project album baru. Sedikit saja kesalahan yang kau lakukan maka seberapa bagus pun album barumu, itu hanya akan jadi sampah di pasaran. Kau mengerti?" Anggukan mantap dari Junhoe menyelesaikan kalimat panjang Yunhyeong.

"Kalau begitu lanjutkan mandimu lalu bereskan semua barang-barangmu," lanjut Yunhyeong menepuk pundak namja yang lebih muda.

"Eh? Membereskan barang-barang?"

"Ya, kita harus pulang ke Seoul hari ini, memangnya kau mau tinggal disini selamanya," sahutnya sambil terus berjalan menuju pintu keluar tanpa menoleh lagi pada Junhoe.

***

Sekali lagi Donghyuk menoleh ke belakang saat mengantri pemeriksaan pasportnya di bandara. Ia menoleh ke sekeliling dan kemudian kembali menghadap depan di mana ada Jinhwan berdiri disana. Tapi sekali lagi ia menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada apapun yang aneh dan itu membuat seorang namja di belakangnya berdecak kecil.

"Ada apa Donghyuk? Kau melupakan sesuatu?" Tanya namja di belakang Donghyuk pada akhirnya. Donghyuk menoleh ke belakang dan menggeleng pada Jiwon sebagai jawaban pertanyaannya.

"Tidak. Hanya saja sejak tadi aku merasa diawasi," sahut Donghyuk jujur, ia merasakan hal aneh sejak tadi pagi. Perasaan seperti seseorang tengah mengikuti mereka bertiga, namun berkali-kali Donghyuk mengecek sekitarnya. Ia tak menemukan apapun untuk membuktikan dugaan konyolnya itu. Dan mungkin tak hanya ia seorang yang beranggapan jika dugaannya itu konyol, buktinya kini Jiwon tertawa geli lalu mengacak surai halus namja yang lebih muda setahun darinya.

"Siapa yang mengawasi kita, eum? Sudahlah, itu hanya perasaanmu saja. Kita bukan orang yang baru saja berbuat kejahatan kan hingga harus diawasi. Ayolah chagi, jangan berpikiran yang aneh-aneh." Donghyuk tersenyum, kata-kata Jiwon ada benarnya. Mereka tak berbuat kejahatan atau menyakiti seseorang, jadi rasanya ia sudah resah tanpa alasan.

"Kau benar, hyung," sahut Donghyuk, meski perasaan aneh itu masih ada ia lebih memilih percaya pada kekasihnya yang selalu berpikir positif ini.

"Yak! Apa kalian hanya akan berdiri di situ?!" Sebuah suara menginterupsi keduanya, Jiwon dan Donghyuk menoleh pada asal suara dan tersenyum pada namja yang menutupi matanya dengan kaca mata hitam besar itu. Dari cara Jinhwan bicara yang ketus, namja itu jelas sedang mengomel.

"Mian, Jinhwan hyung~" sahut keduanya lalu menghampiri Jinhwan untuk siap menuju pesawat mereka yang akan terbang ke Seoul.

***

To Be Continued

Done!

Typo juga sudah diminimalisir, semoga suka dan nyaman membacanya 😄😄

Dan jangan lupa, mohon tinggalkan jejak 🙏🙏😊😊

Thankyou 🙏😄

Continue Reading

You'll Also Like

98.3K 8.1K 42
"Gimana nggak akrab? Dari awal buka mata sampe mau tidur lagi, ngeliatnya mereka mulu." "More than bestfriends, we're a big family." "Bacot, lu sat!"...
39.8K 3.5K 55
Udah End, tetep kasih vote/komen gapapa aku bahagia 💜 Tiati ada enceh nyelip 🔞 Padahal Junhoe yang memulai tapi Junhoe juga yang kaget saat jinhwan...
11K 1.4K 19
Kisah tentang seorang pemuda cantik berandal dan seorang dokter muda tampan. Dipertemukan dalam kondisi yang tidak terduga membuat mereka terjerat da...
11.7K 616 16
Tentang Junhwan Binhwan Bobhwan Bobdong Jundong Junbob Junbin Junhyeong Junchan Chanhwan, dll. Pokoknya COUPLE DI IKON. Dari couple yang umum dishipp...