Starlight🌟BaekYeon

By unknowie

204K 17.1K 708

Byun Baekhyun diramal akan menikah tahun ini. Awalnya ia menanggap remeh, tapi hal itu benar-benar terjadi. B... More

Prolog
1 - Start
2 - It's a Good Day
3 - First Meet
4 - Shock
5 - Unfortunately
6 - Story Begin
7 - Burdening
8 - Clear
9 - Is She?
10 - Dating?
11 - The Ring
Chap 12 - Dinner
Chap 13 - The Kisses
Chap 14 - Press Conference
Chap 15 - Marry Your Daughter
Chap 16 - Prepare
Chap 17 - Wedding Day
Chap 18 - That Name
Chap 19 - Honeymoon
Chap 20 - Honeymoon(2)
Chap 21 - Kiss?
Chap 22 - Love Like Chocolate
Chapt 23 - Blossom Tears
Chap 24 - I'll Smile Even If It Hurts
Chap 26 - Beautiful Memories
Chap 27 - Beautiful Memories (2)
Chap 28 - The Past
Chap 29 - Jealous
Chap 30 - Midnight Show
Chap 31 - Relationship Goals?
Chap 32 - Haunted House
Chap 33 - One More Step
Chap 34 - Byuntae!
Chap 35 - Happiness
Chap 36 - Sadness
Chap 37 - Lucky
Chap 38 - Dream
Chap 39 - Mad
Chapt 40 - Joo Hyun
Chap 41 - Rain
42 - Can't Let Go
43 [Last] - Already Home
Epilogue
Bonus : Starlight
Hi!
⚠baekyeon is real⚠
🚨BAEKYEON BALIKAN🚨
🌟Kim Jonghyun🌟

Chap 25 - I'm With You

3.5K 328 4
By unknowie

Apa kau siap? Sekarang tutup matamu dan percaya pada dirimu sendiri, aku akan bersamamu.
.
.

~FLASHBACK MODE ON~

2 hari setelah kepergian ayah Taeyeon.

Kring... Kring...

Nada alarm membuat Baekhyun tersentak dari tidurnya.

"Hooaam.." Baekhyun mematikan dering alarm dan menatap angka-angka yang terpampang di alarm tersebut.

"Sudah pukul 8 pagi, tumben Taeyeon tidak membangunkanku?" Baekhyun bergumam sambil bersusah payah mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari kasurnya dan berjalan gontai ke kamar mandi.

Setelah membasuh mukanya, ia mengambil air minum dan meminumnya sambil beejalan ke kamar Taeyeon.

Ia mengetuk pelan pintu kamar Taeyeon sebanyak dua kali, namun tak ada respon.

"Taeyeon? Aku masuk ya?"

Baekhyun membuka knop pintu dengan hati-hati lalu menatap keseluruh penjuru kamar, lampu kamarnya masih hidup, gordennya pun belum dibuka. Diatas kasur masih terlihat Taeyeon tertidur bergulung selimut.

"Taeyeon-ah. Kau belum bangun?" Baekhyun mengguncang pelan tubuh Taeyeon.

Taeyeon terbangun, membuka matanya lemah, bibirnya terlihat pucat.

"Gwencanha?" Baekhyun memastikan keadaan Taeyeon dengan meletakkan tangannya ke kening Taeyeon untuk men-cek suhu tubuh wanita tersebut.

"Kau sudah bangun? Pukul berapa sekarang? Maaf, aku tertidur" Taeyeon menjawab dengan suara yang semakin lama semakin melemah.

"Sudah pukul 8. Kau sakit?"

"Ani. Bukankah kau rekaman hari ini? Mandilah, aku akan menyiapkan sarapan." Taeyeon berusah bangkit dari kasurnya, berjalan mendahului Baekhyun. Setibanya di depan pintu, langkah Taeyeon terhenti, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, tiba-tiba pandangan matanya mengabur dan semuanya hitam. Setelah itu ia tak bisa merasakn apa-apa lagi.

Dengan sigap Baekhyun menangkap tubuh mungil Taeyeon yang hampir jatuh menghantam lantai, " Taeyeon-ah. Gwencanha? Sadarlah."

Baekhyun menepuk pelan wajah Taeyeon, wanita itu tan kunjung sadar, deru napas Taeyeon juga tak teratur. Ini membuat Baekhyun semakin khawatir. Baekhyun buru-buru menggendong Taeyeon dan menidurkannya di atas kasur.

"Kau bisa mendengarkanku?" Baekhyun mengambil air putih di dapur dan berlari ke kamar Taeyeon.

"Minumlah." Baekhyun menagngkat leher Taeyeon agar wanita itu tak tersedak saat menelan air minum yang ia berikan.

Taeyeon menelan air tersebut satu tegukan dan kembali merebahkan diri. Ia terlalu lemas untuk menelan minum yang ada dihadapanmya.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit."

"Tidak. Aku tidak apa. Hanya butuh istirahat."

"Tapi kau terlalu pucat."

"Aku tidak apa-apa" Taeyeon berkata sambil berusaha memberikan senyuman.

"Aku akan membuat bubur. Tunggu sebentar."

Baekhyun berlalu membuatkan sarapan. Setelah terdengar bunyi derit pintu yang ditutup Taeyeon pun terlelap.

Baekhyun sibuk membuat bubur di dapur, ia melakukannya dengan cepat. Lalu menuangkan bubur itu ke dalam mangkuk, meletakkannya di atas tadah dan membawanya ke kamar Taeyon.

"Makanlah sedikit agar kau sedikit bertenaga."

Taeyeon membuka matanya perlahan. Baekhyun membantunya bersandar dan memperbaiki posisi bantal agar Taeyeon bisa bersandar.

Baekhyun menyuapi Taeyeon dengan lembut. Tak ada pembicaraan yang terjadi. Setelah hampir menghabiskan setengah mangkuk bubur, Taeyeon menolak suapan dari Baekhyun.

"Aku sudah kenyang."

"Nafsu makanmu tetap baik walaupun sakit." Baekhyun tampak tersenyum.

"Ya!! Apa kau meledekku?"

"Lihat? Bahkan kau tak ada tenaga untuk berteriak padaku."

"Jika aku sidah punya tenaga aku akan berteriak padamu."

"Geure, cepatlah sembuh lalu berteriak sekencang mungkin padaku."

Taeyeon hanya menatap Baekhyun dengan tatapan bingung berusaha mencerna setiap kata yang dikeluarkan oleh Baekhyun.

"Kau berkata seolah-olah aku sakit parah dan tidak bisa disembuhkan lagi."

"Terserah pemikiranmu. Tidurlah. Kau harus banyak istirahat. Minum obat oenurun demam ini."

Baekhyun membantu mengambil gelas untuk Taeyeon.

"Terima kasih. Bukankah kau harus rekaman? Pergilah. Jangan sampai terlambat."

"Aku akan tunda rekamannya."

"Kenapa? Tidak perlu khawatir, aku sudah baikan karena bubur buatanmu."

"Aku bukan khawatir. Jika aku meninggalkanmu dan kau tiba-tiba pingsan di depan pintu toilet bagaimana? Aku tidak mau ambil resiko."

"Aku hanya keletihan bukan stroke."

"Sudahlah. Kau sakit tetap kuat berdebat denganku."

"Iya, iya.."

Baekhyun pun keliar kamar, agar Taeyeon bisa istirahat. Karena jika ada Baekhyun perempuan itu tak akan berhenti berdebat dengannya.

Setelah mengubungi Nadia tentang yang terjadi hari ini. Baekhyun pun menunda jadwal rekamannya hingga Taeyeon benar-benar sembuh.

Baekhyun mengonpres Taeyeon beberapa kali berharap panas tubuh Taeyeon turun. Tadi pagi panasa tubuhnya tak separah siang ini. Baekhyun membiarkan Taeyeon terlelap, ia cepat tertidur ini pasti juga kerena pengaruh obat demam yang Taeyeon makan tadi.

Hingga malam pamasnya tak kunjung turun, sore tadi saat Baekhyun membangunkan Taeyeon untuk makan ia tetap menolak ke rumah sakit. Baekhyun memaksanya, tapi Taeyeon juga keras kepala dan akhirnya Baekhyun mengalah.

Baekhyum tetap mengompres kening Taeyon dan setia disampingnya hingga akhirnya Baekhyun terlelap sambil menggenggam tangan Taeyeon yang dingin.

~FLASHBACK MODE OFF~

Taeyeon pov

Kami sarapan bersama.Baekhyun yang membuat sarapan.

"Makan yang banyak.Kau terlihat kurus sekali." Baekhyun membuka peecakapan.

"Apa seburuk itu?"

"Hm, kau seperti kambing yang tak diberi makan setahun."

"Jahat."

"Aku akan mengantarmu ke kantor."

"Tak perlu. Aku akan naik bus. Kau harus cepat. Kau harus rekaman pagi ini. Arah kita juga berlawanan."

"Tak ada bantahan."

"Huh, baiklah."

Setelah sarapan, aku dan Baekhyun berangkat bersama. Di mobil kami banyak bercanda. Seperti biasa hari ke hari keusilannya semakin bertambah. Tak terasa aku sudah sampai.

"Terimakasih. Aku pergi. Hati-hati"

Ia hanya mengangguk lalu menancap gas. Mobilnya pun menjauh dan tampak semakin mengecil.

Beberapa hari ini Baekhyun sering pergi lebih pagi dan pulang terlambat. Ia akan segera comeback, jadi ia harus latihan maksimal untuk itu.

Saat hari libur seperti sabtu dan minggu, aku sering melihatnya latihan diruang kerjanya. Di sana ada sebuah meja dengan computer, rak album dan di dua sisi tembok terdapat kaca besar yang melapisinya.

"Kau sudah katihan lebih dari 3 jam. Istirahatlah sebentar." Aku masuk keruangannya dengan membawa nampan dengan gelas dan cerek yang berisi air putih.

"Sebentar lagi aku akan istirahat." Ia meneguk habis air yang aku bawakan, bahkan aku bekum semlat meletakkan nampan keatas meja.

"Kau sudah kelelahan. Jangan terlalu memaksakan. Nanti kau sakit malah tidak jadi comeback-an?"

Ia tetap melanjutkan latihannya. Ia latihan terlalu keras, tapi itu membuahkan hasil, dance-nya menjadi lebih baik hari ke hari.

Aku keluar dari ruangannya. Lalu melanjutkan membereskan rumah. Kontrak ridak berkerja di hari libur tetap berlaku. Hanya saja aku tak tahan berdiam diri beristirahat dirumah saat liburan. Ia tidak pernah mengajakku keluar saat weekend, aku juga sudah bosan tidur telalu lama, akhirnya aku memilih untuk membersihkan apartemen dihari liburku.

"Kan bagus jika kau bekerja tiap hari, dari pada bermalas-malasan disini." Ia keluar dengan badan penuh peluh.

"Aku bosan. Kau bahkan tak mengijinkanku keluar, kau juga tak pernah membawaku berjalan-jalan. Lagipula apartemen ini jika sehari tak dibersihkan akan kotor, karena ulahmu yang suka sekali menebar-nebar barang."

"Aku sibuk tak ada waktu untu membereskannya dan juga tak ada hari libur untukku, jadi kita tak bisa jalan-jalan."

"Weekend yang sudah-sudah kau hanya dirumah, mengotorinya dengan sampah makanan dan bajumu yang bertebaran. Aku tak habis fikir jika tak ada aku apartemen ini akan seperti apa. Aku rasa lebih parah dari kandang kambing atau kapal pecah."

"Makanya aku menggajimu untuk membereskannya."

"Ish!!" Aku memberikan tatapan menantang kepadanya. Melanjutkan menyapu dengan menghentak-hentak.

"Baiklah sesudah masa promosi comeback-ku selesai aku akan mengajakmu jalan-jalan."

"Benarkah? Kemana?"

"Hmm...kau akan menyukainya."

"Janji?" Aku mendekatkan jari telunjukku dan ia juga mengaitkan jari telunjuknya dengan telunjukku.

"Janji."Kami saling melemparkan senyum. Jantungku berdegup kencang sekali. Aku buru-buru melepas tanganku.

"Le..letakkan bajumu dikeranjang baju kotor ,jangn taruh dilantai."

"Araseo. Dasar wanita aneh." Ia pergi ke kamarnya.

Baekhyun pov

"Janji?" Ia menatapku dengan mata penuh harapan.

"Janji." Aku menjawab dengan senyum yang lebar. Mata kami bertatapan cukup lama. Tapi entah kenapa rasanya jantungku ingin keluar saat melihat senyumannya. Ia buru-buru menarik tangannya.

"Letakkan bajumu dikeranjang baju kotor, jangan ditaruh ke lantai."

"Araseo. Dasar wanita aneh." Aku meningggalkannya dan berjalan ke kamar.

Aku mandi dan mengganti baju. Lalu keluar kamar. Ia terlihat sedang mengepel.

"Jangan lewat kesitu belum kering!" Perintahnya. Sontak aku menghentikan langkahku, "Lalu aku harus lewat kemana?"

"Injak ini." Ia mendorong kain pel kearahku. Aku memijaknya dan melompat ke karpet di ruang tengah.

Setelah itu ia melanjutkan mengepel. Keringat menyucur dikeningnya. Ia terlihat serius saat mengepel, imut sekali. Aku jadi tak tega melihatnya, dipikir-pikir pekerjaannya cukup banyak menyapu, mengepel, mencuci baju, mencuci piring, menyiram tanaman,belum lagi pekerjaan kantor.

Sejak kapan kau peduli padanya, Baekhyun? Biarkan saja lagipula aku menggajinya. Jadi impas.

Ia memasakkan makan siang. Nasi goreng lagi, tak ada makanan yang bisa ia buat selain nasi goreng. Walaupun seribu kali mebuatnya tak pernah ada yang benar-benar enak.

"Nasi goreng lagi?"

"Kau tak mau?"

"Aku benar-benar bosan memakan ini."

"Biar aku yang makan."

"Sini punyaku. Aku akan menghabiskannya karena hati nuraniku bilang harus menghargai pekerjaan orang lain."

"Kau punya hati nurani?"

"Enak saja kalau bertanya. Aku bukan hanya tampan tapi juga baik hati."

"Too bad." Ia menjawab dengab wajah mengejek.

Setelah makan aku meletakan piring makanku di tempat cuci piring.

"Aku akan mencuci piringnya?"

"Sungguh? Kau demam? Apa kepalamu terbentur saat latihan? Apa latihanmu terlalu keras sehingga otakmu tidak bisa bekerja?"

"Apa aku seburuk itu? Hanya mencuci dua piring dan satu panci tak ada susahnya. Kan sudah aku bilang aku baik hati."

"Baiklah tuan yang baik hati. Kau cuci biar aku yang menaruhnya."

"Oke."

Saat aku memulai mencuci piring, "Disitu ada nodanya, kau harus mencucinya dengan bersih. Bagian belakang piringnya juga."

"Kau ini banyak bicara. Hanya mencuci dua piring tak akan seribet ini."

"Tentu harus bersih. Kau mau teracuni oleh sisa sabun dan makanan yang tertinggal dipiring?"

Aku memutar bola mataku dan dibalas cekikikan olehnya. Aku mencuci piring dan ia meletakkannya ke lemari piring. Setelah selesai mencuci piring, aku melepas sarung tangan yang aku gunakan.

"Kau melihat gula?"

"Aku menggunakannya kemarin dan menaruhnya dilemari bagian atas."

"Disini?" Ia menunjuk lemari bagian atas yang cukup tinggi. Aku melihatnya bersusah payah menggapai pintu lemari itu dan membukanya.

"Oh! Ini dia." Ia berusaha menggapai gula diatas sana. Dia sudah berjinjit tapi tetap tidak sampai. Dia benar-benar pendek.

"Itu saja tidak sampai?" Aku menghampirinya dan mengambil gula itu untuknya. Setelah menggapai gula aku ingin memberikan padanya. Jarak wajah kami benar-benar dekat. Ia hanya sebahuku, aku menundukkan sedikit kepalaku agar lebih dekat dengannya.

Aku bisa melihat setiap sudut wajahnya, muka yang halus dan cantik. Ia hanya mematung menatapku. Detak jantungku tidak normal. Apa ia merasakan hal yang sama?

Aku mendekatkan wajahku padanya, ia menjauh namun tak bisa lagi.

"Kau benar-benar pendek." Bisikku ketelinganya lalu tertawa.

"Kau?!!" Ia memijak kakiku. Ia benar-benar marah dan kesal. Ekspresinya lucu sekali saat sedang kesal.

Aku menuju ruang kerjaku. Melanjutkan latihan. Setelah dua jam latihan aku merasakan haus dan lelah. Aku membuka pintu ruang kerjaku dan melihat Taeyeon sedang menonton diruang tengah.

"Bisa kau ambilkan minum untukku?"

"Ambil sendiri."

"Hei! Ayolah, aku haus sekali."

"Kau kan punya kaki. Gunakan kakimu berjalan kesana."

"Apa kau marah karena tadi..." Belum selesai aku bicara ia sudah memotong.

"Baiklah. Akan aku ambilkan." Ia berjalan menghentak-hentak, mengambil nampan lalu diletakannya gelas dan cerek kaca berisi air penuh.

"Ambil ini. Dan jangan menyuruhku lagi."

"Baiklah. Kau tau kau cantik saat marah begini?"

"Mau aku lempar dengan nampan ini?"

"Araseo. Baiklah. Katakan 'fighting' untukku."

"Tak ada gunanya. Sudah sana latihan."

"Aku akan lebih semangat jika kau menyemangatiku."

"Fighting" katanya datar tanpa penjiwaan lalu mendorongku masuk kedalam ruangan kerjaku dan menutup pintu.

♡♡♡

Malam ini hujan deras, aku harap tak akan ada petir. Aku rasa sekarang Tuhan tak mendengar doaku. Hujan badai disertai petir. Musim dingin memang biasa seperti ini. Tapi aku takut.

Aku menonton tv sambil memeluk guling stich kesayanganku. Sesekali aku memeluk erat guling itu saat bunyi petir menyambar. Mana Baekhyun? Kenapa ia belum keluar dari kamarnya? Aku takut disini sendiri.

Tak lama orang yang aku harapkan datang, "Kau belum tidur?"

"Oh? Hanya saja aku ingin menonton mataku belum bisa tidur." Aku tak mau mengatakan bahwa aku takur petir, itu akan sangat memalukan.

"Apa benar seperti itu?"

"Tentu! Seperti itu."

"Baiklah aku tidur duluan."

Aku mematikan tv lalu mengikutinya.

Tiba-tiba berhenti dan menghadap kebelakamg sehingga keningku menabrak punggung kekarnya,"Katanya kau belum mengantuk?"

"Iya, tapi aku bosan menonton tv. Jadi aku akan ke kamar."

"Kenapa mengikutiku?"

"Kan kamar kita searah. Lagipula aku baru saja mau mebuka pintu." Ia meninggalkanku, aku buru-buru masuk ke kamar bersembunyi dibawah selimut.

Ya tuhan tolong redakan hujan ini, jika kau tak mau meredakannya setidaknya jangan ada petir lagi.

Apa tuhan marah karena aku menolak nikmatnya?P etir semakin menggelegar. Terlihat jelas kilatan cahaya dijendela kamarku. Aku berdoa sambil meremas guling kesayanganku.

Saat petir terdahsyat menghantam lampu pun mati, aku tak bisa menahan rasa takutku.

"BAEKHYUNNN!!" Aku berteriak sekuat tenaga. Air mataku mengucur. Aku cengangen sekali, tapi mau bagaimana lagi aku takut sekali.

Baekhyun tak kunjung muncul. Apa ia sudah tertidur. Apa teriakanku kurang kencang? Hujan terlalu deras pasti tak mendengar teriakanku. Aku menangis dibalik selimut, aku menjerit sesekali saat petir kembali menyambar. Lampu juga mati. Aku panik sekali, tanganku berkeringat, gelap sekali dan menyeramkan.

Tak lama Baekhyun datang, "Kau tak apa?Jangan menangis"

Aku senang ia datang, tapi air mataku tak kunjung berhenti. Aku menangsi karena takut sekaligus senang.

"Maafkan aku terlambat kemari. Aku tertidur. Kau pasti lama menunggu. Maafkan aku. Jangan menangis lagi, aku disini." Ia duduk disebelahku yang duduk melipat tubuh dibawah selimut.

Ia memelukku. Aku tenang sekarang, masih sedikit takut karena petir masih menyambar.

"Terima kasih. Aku pikir aku akan menangis sampai hujan ini berhenti."

"Kau tak perlu takut lagi. Tidurlah,aku akan bersamamu."

Ia membenarkan posisi bantalku, menyuruhku berbaring. Karena menangis dan berteriak tadi tenagaku habis lagipula ini sudah tengah malam.

Ia berbaring disebelahku. Kami saling berhadapan tapi aku tak mau melepaskan genggaman tanganku dengannya. Saat petir menyambar aku sedikit menguatkan genggaman ini. Karena ia sadar kalau aku masih takut, ia meletakkan sebelah tangannya untuk membungkus genggaman kami. Aku tak ingin malam ini berlalu begitu cepat.

Aku nyaman, rasa takutku berkurang, aku merasa sedikit awkward tidur bersebelahan dengannya. Tapi ia terlihat tidur dengan tenang. Aku tak bisa berhenti menatapnya.

"Kau tak bisa tidur?" Ia membuka matanya perlahan dan bertanya.

"Eh?Hm" jawabku dengan sedikit anggukan.

"Tutup matamu, aku akan menemanimu disini. Seperti yang kau bilang, bersenandung dalam hatimu jangan dengarkan bunyi petir diluar."

"Hmm" Aku mengangguk lagi dan menutup mata. Mengikuti sarannya tadi.T ernyata ia ia mengingat perkataanku padahal itu sudah cukup lama. Aku senang minta ampun.

♡♡♡

Pagi ini aku terbangun,aku tidur dikamarnya Taeyeon. Karena kejadian semalam. Aku bangun dan berjalan keluar.

"Kau sudah bangun? Lihat aku memasak seuatu yang lezat."

"Apa itu?"

"Jjampong." Ia mengarahkan semangkuk Jjampong yang masih hangat dan meletakkannya keatas meja.

"Kau benar-benar membuatnya?"

"Tentu. Aku menggunakan catatan yang diberi Ayah. Kali ini aku yakin mengikutinya dengan benar. Ayo duduk."

Aku mencicipi Jjampomg buatannya.Ia menatapku dengan senyum mengembang.

"Bagaimana? Enakkan?"

"Not bad."

"Benarkah?" Ia mencoba sendiri masakannya.

"Wah benar-benar lezat, walaupun terlalu pedas." Ia tersenyum bahagia.

"Kau tak perlu sebahagaia itu."

"Tentu aku harus bahagia. Aku ingin merayakan kerja kerasmu.Bukankah besok perilisan album dan MV mu? Rasanya tidak buruk saat disajikan untuk sebuah party kecil ini."

"Terima kasih." Aku melempar senyum padanya.

Kami mengahabiskannya berdua dengan beberapa obrolan ringan tentang comeback-ku.

♡TBC♡
Anyeong everybody! How about this chapter? Give your vote and coment. Biar aku tau cerita ini pantas dilanjutkan atau nggak. So tekan bintang ya!

Continue Reading

You'll Also Like

135K 2.1K 19
Sehun yang hobby nenen ke bunda dan ayah Suho yang tak mau kalah oleh anaknya sendiri.🍼🥰 "Ayah ini cucu thehun ihh gk boleh" -sehun "Sehunie.. ini...
Love By delee

Fanfiction

282K 26.1K 33
Warning GXG! #7 seulrene 30/11/19 #1 girlgroup 25/08/20 #5 kang seulgi 9/02/22
164K 15.1K 26
ini hanya gambaran tentang bagaimana Seulgi mencoba menenangkan Irene setelah controversi yg dia alami waktu dekat ini.
466K 14.3K 30
[C O M P L E T E D] [pindah ke dreame] The Twins Series: Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menjadi pengantin pengganti dari saudara kembarmu sendi...