On Air ( Secret Admirer )

PaprikaMerah által

85.9K 5.8K 186

Apa yang akan kamu lakukan jika secret admirer-mu memintamu untuk menyatukan kembali hubungannya dengan sang... Több

1. Prolog
2. Penelepon Misterius
3. Hangout
4. Stalker
5. Dia Disini!
6. Di Sudut Coffebean
7. Kejutan
8. Sebuah Amplop
9. Pesona Seorang Bram
10. Lepaskan Aku
11. Rabu Galau
12. Cerita Tentangnya
13. Penculikan
14. Selamat Berlibur
16. Amnesia
17. Partner Kerja
18. Romantis Dibalik Abu
19. Jangan Pergi!!
20. Ada Yang Hilang
21. Siang Akhir Pekan
22. Undangan dari Mantan
23. Maukah Kamu Jadi yang Spesial?
24. Upaya Rujuk
25. Kedua Kali
26. Julian?
27. Sea dan Lukanya (Lagi)
28. Jangan Menangis Lagi
29. Siapa Kamu?
30. Selamat tinggal, Jakarta!
31. Hidup Baru untuk Kita
32. Buka Hati Kembali
33. Takdir yang Indah
34. Akhir Sebuah Penantian
35. Sekali untuk Seumur Hidup
Epilog

15. Tamu Tak Diundang

1.7K 139 3
PaprikaMerah által

Satu buah tas besar berwarna hitam sudah mengambil tempat di bagasi mobil Sea. Sang empunya mobil hanya mendelik kesal melihat bagasi mobilnya seketika penuh. Belum lagi tas miliknya yang belum mendapatkan tempat.

"Sekalian saja kamu bawa koper." sindir Sea sambil memasang wajah menakutkannya pada Bram.

"Bawa koper? Emang mau berapa hari disana? Sebulan?" jawab Bram tanpa dosa. Dengan seenak bodongnya dia duduk di kursi sebelah kemudi. "Hey, Sea ayo masuk nanti kita ketinggalan rombongan nih." perintahnya lagi.

Hampir saja Sea akan mengumpat dengan makian, namun Delia langsung menenangkannya. "Enggak baik ngomel sama duda keren. Nanti lo malah naksir." begitulah Delia meledeknya. Dengan santainya Bram tertidur selama perjalanan. Begitupun dengan Delia. Tinggallah Sea yang mengemudi sendiri tanpa ada yang menemaninya sekedar untuk membunuh kejenuhan. Sebuah gerakan kecil menyenggol lengannya. Rupanya Bram sudah bangun dari mimpi di siang harinya. Pria itu menguap lebar sambil merentangkan tangannya.

"Hey, jangan ganggu konsentrasiku dong!" pekik Sea.

Bram seketika menoleh ke arahnya. "Apa yang sudah saya lakukan? saya saja baru bangun." jawab Bram.

"Tanganmu jangan sampai menutup pandanganku. Bahaya tau!"

"Jangan salahkan tanganku, Sea. Salahkan saja mobilmu yang terlalu kecil."

"Kenapa jadi mobilku yang disalahkan? Aku kan juga enggak ngajak kamu numpang di mobilku, kamunya saja yang nyelonong masuk kemari."

"Ih kalian berisik banget sih. Ganggu gue tidur saja." suara Delia mengintrupsi pertengkaran kecil antara Bram dan sahabatnya itu.

"Sini deh gantian aku yang nyetir. Bagaimana?" Bram menawarkan. Tak ada salahnya kan kalau mengistirahatkan tubuh untuk persiapan acara nanti malam di villa milik Elly, pikir Sea. Kemudian Sea meminggirkan mobilnya di bahu jalan dan keluar dari mobil. Meskipun perjalanannya hampir sampai di tujuan, istirahat sebentar seperti ini justru sangat berharga.

***

Elly sang pemilik villa mengatur kamar untuk para tamunya. Ada sekitar sepuluh orang yang ikut dalam rombongan. Terdiri dari enam orang pria dan empat orang perempuan. Sea dan Delia satu kamar di lantai dua dengan Elly dan Sasa-sepupu Elly. Sedangkan para pria tidur di lantai bawah dengan dua kamar yang tersisa. Bram kebagian tidur dengan Ubit dan Feri-pacarnya Elly. Sesampainya di kamar, Bram memilih untuk mengambil tempat di dekat jendela yang langsung menghadap ke hamparan kebun teh yang luas.

"Bro, gue enggak bawa handuk nih kelupaan. Gue pinjem handuk lo ya." kata Feri pada Bram.

"Oh silakan saja, bro." Bram membongkar tas besarnya untuk mengambil handuk.

"By the way, lo siapanya Sea?" tanya Feri.

"Saya hanya rekan kerjanya Sea." Bram melemparkan handuk putih itu sambil tersenyum tipis lalu dia membuka lebar jendela yang terbuat dari kayu jati itu sambil menutup mata dan merentangkan kedua tangannya. Dia menghirup udara di siang hari yang sedikit mendung dan basah. Tanpa Bram sadari, Ubit dan Feri memperhatikannya. Udara di luar sangat dingin ditambah dengan derasnya hujan yang sejak satu jam lalu turun. Sea dan para perempuan lainnya sedang sibuk di dapur untuk mempersiapkan makan malam. Sea duduk di kursi pantry sambil sibuk mengupas apel.

"Sorry ya, girls. Harusnya gue bilang ke bibi kalau kita mau dateng. Jadi kita enggak perlu repot-repot masak." ucap Elly dengan mimik sedihnya.

"Santai saja mbak. Untung Sasa hobi masak jadinya kita enggak kelaperan kan?" Sasa menimpali. Tangan kecilnya dengan cekatan mengaduk saus asam manis untuk campuran ayam goreng. Elly memeluk Sasa dari belakang. Usia mereka hanya terpaut dua tahun jadi mereka sangat akrab.

"Gimana Feri enggak nikahin lo, El kalau lo masak saja enggak bisa." celetuk Delia dan langsung mendapat tatapan membunuh dari Elly. Sea dan Sasa hanya tertawa keras melihat tingkah mereka. Tiba-tiba Bram masuk wilayah dapur sambil memegang cangkir putih di tangannya. Tiga orang perempuan di dapur menoleh hampir bebarengan. Kecuali Sea. Iya, kecuali perempuan itu.

"Hay gadis-gadis cantik. Makan apa kita malam ini?" tanya Bram tak lupa kedipan mautnya. Delia duluan yang menghampiri Bram. Dengan gaya centil, Delia mengelus-elus lengan duda ganteng tersebut. Sea hampir saja menimpuk satu buah apel ke kepala Delia kalau saja dia tidak mengingat bahwa Delia adalah sahabatnya.

"Kayaknya aku butuh banyak makan deh. Biar kuat lihatin kamu terus." ujar Bram. Elly dan Sasa terkekeh. Lain halnya dengan Sea, dia lebih memilih untuk asyik dengan dunianya sendiri.

"Oh ya Bram, kalau boleh kepo nih, lo ada hubungan apa sih sama Sea?" tanya Elly. Hampir saja pisau tidak memotong jari tangan Sea. Lagipula apa-apaan Elly bertanya status hubungannya dengan Bram?

Bram melangkah menuju tempat Sea berada. Setengah mampus gadis itu menahan nafas mencoba mengatur ritme jantungnya yang terus memacu kencang. Wangi sabun yang biasa dipakai Bram, dengan seenak jidatnya mampir di indera penciumannya. Lebih-lebih tangan kanannya merangkul pundak Sea.

"Kalian bisa tanya sendiri sama Sea status hubungan kita apa." kata Bram sambil menaik turunkan alisnya.

"WHAT? Apa yang perlu diperjelas coba. Sudah jelas kan kamu cuma orang asing yang tanpa permisi nongol di kehidupanku. Macam tamu tak diundang." jawab Sea sarkatis.

Bram nampak menghela nafas panjang. "Sudah dijawab kan sama Sea? Saya memang orang asing di hidupnya." Bram tertawa lebar lalu pergi meninggalkan dapur. Delia, Elly dan Sasa bengong. Pikirnya Sea yang selama ini terlihat bersahabat, namun menyimpan kekesalan pada Bram. Dia makin tidak enak karena Delia maupun Elly tiba-tiba mendiamkannya sejak kepergian Bram di dapur beberapa jam yang lalu. Bahkan sehabis makan pun, Delia dan Elly pergi entah kemana meninggalkannya berdua dengan Sasa di ruang tengah

Bram

Rasanya sudah lama sekali aku enggak menghirup udara sejuk seperti ini. Sedikit jogging mungkin enggak masalah mengingat aku sudah lupa kapan terakhir kali aku jogging. Aneh memang padahal aku seorang pemilik pusat kebugaran, namun aku sama sekali mengabaikan kesehatanku sendiri. Sweater hitam milikku yang tersampir di leher kursi, aku pakai lalu bersiap untuk jogging.

Sepertinya satu villa belum ada yang bangun karena suasana masih sangat sepi. Aku memulai rute jogging-ku dari depan villa hingga kebun teh luas yang enggak jauh dari tempatku berdiri sekarang. Sepanjang jalan, para petani yang rata-rata berusia lanjut nampak sedikit membungkuk sambil tersenyum ke arahku. Ramah sekali penduduk disini. Sampai di depan hamparan luas kebun teh yang hijau, aku berhenti. Kedua tangan aku rentangkan sambil memejamkan mataku. Kenangan itu kembali masuk dalam pikiranku. Tuhan, kenapa sulit sekali menghilangkan Dewi dari hatiku. Aku masih sangat mencintainya.

"Sayang, aku pengen anak pertama kita diberi nama Lintang kalau dia anak laki-laki. Tapi kalau perempuan aku suka sama nama Aura." ujar Dewi.

"Bagus kok. Aku suka nama itu."

Mataku tiba-tiba terbuka. Ingatan dimana saat aku dan Dewi selesai 'menunaikan' tugas kami sebagai pasangan suami istri yang sah. Entah kenapa aku suka dengan nama Lintang ataupun Aura. Udara hangat tiba-tiba menyelimuti tubuhku yang terbalut sweater.

"Sendiri saja?" sebuah tepukan di bahuku membuatku terkesiap. Aku menoleh dan melihat Sea sudah berdiri di belakangku. Dari penampilannya sih, aku lihat dia pasti ingin jogging.

"Saya pikir kamu belum bangun. Makanya sendiri saja kesini." jawabku. Sea mengajakku untuk duduk di atas sebuah batu besar dan menghadap ke kebun teh. "Kamu enggak ajak Delia atau Elly gitu?" tanyaku membuka percakapan.

Wajahnya menyelidik. Sebelah alisnya naik. Sungguh ekspresi yang sangat lucu menurutku.

"Mereka masih pada pelukan sama guling." jawabnya asal. Aku hanya tertawa menanggapinya. Sea pun tersenyum tipis. Aku melihat dari samping wajahnya yang sedikit memerah entah karena lelah sehabis jogging atau karena matahari yang mulai muncul. Aku menyodorkan handuk kecil yang aku bawa kepada Sea. Lagi-lagi dia memasang ekspresi lucunya.

"Tenang saja, ini belum saya pakai sama sekali." kataku. Sepertinya dia sedikit risih dengan handuk yang aku berikan padanya. Terbukti, setelah aku berkata demikian, dia mau menerima handukku dan mulai mengusap keringat yang muncul di sekitar wajahnya.

"Terima kasih." hanya itu yang dia katakan.

"Aku boleh bilang sesuatu?" tanyaku.

"Tentu saja." Sekali lagi, dengan jarak kami yang enggak terlalu jauh, aku bisa melihat wajahnya yang sangat imut menurutku. Pipinya yang chubby terlihat berwarna pink tanpa sapuan blush-on.

"Enggak jadi." sial, kenapa aku jadi gagal fokus seperti ini?

"Ya sudah aku yang akan nanya sesuatu ke kamu." Sea menghela nafas dengan rakus. "Kalau misi kita gagal apa kamu mau janji sama aku untuk bisa move-on dari mantan istrimu itu? Maksudku, aku akan bantu kamu cari penggantinya. Mungkin?" kata Sea dengan hati-hati. Aku menahan tawaku. Apa dia sedang bercanda? Menggantikan Dewi dengan yang lain saja enggak pernah aku bayangkan.

"Terima kasih atas tawaranmu tapi aku tetap yakin kalau Dewi akan kembali padaku. Meskipun aku harus melawan mantan mertuaku. Maka dari itu, aku mohon kamu tetap bantu aku. Oke?" aku mencuil dagunya kemudian menarik tangannya untuk kembali jogging di seputaran kebun teh.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
1.2M 18K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
4.8M 179K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...