LDR (Completed√)

By Permadi_

173K 11.4K 185

1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) ... More

Prologue
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60 (The End)
Epilogue
Q n A

Chapter 1

13.9K 363 0
By Permadi_

Pertemuan yang Memalukan.
.
.
.
.

Saat itu, usiaku masih menginjak 12tahun. Usia dimana masih di juluki penuh kelabilan.
Hari ini adalah Hari pertama ku masuk sekolah, di hari pertama penyambutan peserta didik baru, semua peserta didik baru datang berbaris di lapangan.
Aku salah satunya.
Acara hari pertama cukup sebentar,senior atau kakak kelas hanya menyuruh peserta didik baru untuk mencatat barang yang esok hari peserta didik wajib di bawa, aku mencatatnya semua barang yang harusku bawa cukup aneh nama barang itu.

Sepulangnya, Aku memberi kertas yang sudah kutulis kepada Ibuku, katanya dia tau semua barang yang di suruh oleh kakak kelas itu.
Aku berbaring di kasur menatap langit-langit kamarku. Khususnya anak perempuan yang menyukai membaca novel pasti akan membayangkan masa-masa sekolah nanti. Bertemu kakak kelas yang tampan, bertemu anak laki-laki dengan julukan Bad Boy dan kemudian jatuh cinta. Aku selalu mengharapkan itu terjadi padaku.Sayangnya itu hanya ilusiku.
Ilusi yang ku baca dari novel.

Sampai akhirnya, Metal, Ayam jago milik pak Deso berkokok.

"Luna. Bangun. Sudah subuh."

"sebentar bu, aku masih ngantuk beri aku waktu 10menit." erang ku seraya mengumpat di balik selimut MickyMouse ku.

"Apa mau ibu buang semua novel kamu?." ancamnya.

Duarr...

Aku langsung mengubah posisi ku menjadi duduk di sisi ranjang dengan mata kantuk. Ibuku sangat pintar.
Dia mengancam akan membuang novel-novel ku, hayalan-hayalan ku, teman mimpi ku. Aku terduduk mengumpulkan semua nyawaku yang masih gentayangan entah kemana.

"makanya, jangan tidur larut malam kalau baca novel itu siang. Kalau larut malam itu waktu orang tidur bukan malah baca novel. Kamu ini membayangkan akan mempunyai kisah di novel itu?." ucap Ibu lalu berjalan keluar dari kamar ku.

Aku mendengus. Seharusnya Ibu bangga padaku. Kenapa?. Karena di waktu malam bahkan setiap waktu aku hanya di rumah saat masa liburan coba kalau saja aku keluar rumah lalu berjalan bersama om-om kaya. Kau pasti sedih, bu. Banggalah padaku yang hanya membaca novel setiap harinya.

"Masih menghayal lagi." kata Ibu dari balik pintu kamar ku.

Dengan cepat aku mengambil handuk ku kemudian memasuki kamar mandi yang satu ruangan di dalam kamar ku.
S

eusai mandi dan shalat, Aku berdiri di depan cermin menatap diriku dari cermin seraya berbiacara pada diri sendiri 'betapa menyedihkannya aku ini'.

Sungguh. Dalam setiap doa sesudah kesehatan untuk ayah dan ibu ku, aku selalu berdoa : Aku ingin mempunyai kisah seperti di novel yang ku baca,menarik. Aku ingin kisah hambar ku ini di tambahkan bumbu yang membuat oranglain senang membacanya kelak nanti.

Tentu saja doa itu konyol, itu ilusi ku.

Aku membuka kenop pintu kamar, melihat keluarga ku sudah berkumpul kemudian aku berjalan mendekat ke meja makan dan duduk di samping adik ku yang masih berusia 6tahun, bernama Lily Albi.

Menu sarapan kami hari ini nasi goreng,menu ke sukaanku. Aku menyantapnya sambil membantu menyuapi adik ku.

15menit sudah, Aku yang sudah selesai menikmati sarapan kini tengah memakai sepatu terduduk di teras halaman rumah.

Ibu menaruh tas di samping kiri ku.

"Ada satu barang yang engga kamu bisa bawa." kata Ayah yang terduduk di samping kanan tengah memakai sepatu kulitnya.

Aku menoleh ke Ayahku mendapati Ibu yang terduduk manis disamping Ayah.

"Apa?." tanya ku bingung.

Ibu mengeluarkan selembar kertas dari saku roknya, selembar kertas yang ku catat pada hari pertama acara penyambutan di sekolah Taruna.

"Ibu sama Ayah engga tau maksud benda air kencing kuda." kata Ibu memunculkan ekspresi bersalah.

Aku berdiri kemudian menatap Ayah-Ibu secara bergantian lalu mendekat ke Ibu yang sudah berdiri, Aku mencium punggu tangannya.

"Luna, Ibu takut kamu di hukum." gumamnya.

Aku mendongakkan kepala seraya menatap wajah ibu yang cemas,
"Mana ada yang berani menghukum anak pak Albi." Sahutku seolah bangga pada marga ku.

Ibu tersenyum. Sejujurnya aku pun takut.

"Assalamualaikum, bu." pamit ku lalu berjalan menghampiri Ayah yang sudah duduk di jok motor matic-nya.

"walaikum salam."

🔅🔅🔅

Sampai akhirnya, Ayah memberhentikan motornya. Aku turun dari motor itu kemudian mencium punggu tangan Ayah.

"Luna kalau nanti kakak kelasnya nanya,bilang aja saya engga tau." kata Ayah.

Aku menangkap sorot mata Ayah,
"Ayah, hati-hati ya." ucapku kemudian tersenyum pada Ayah.

Ayah menganggukkan kepalanya pelan kemudian menatap lurus dan melajukan motornya. Aku yang sudah melihat ayah menjauh dari gerbang sekolah, berjalan memasuki area gerbang sekolah.

"masih pagi, ko sudah lesu aja neng."

Aku menoleh, mendapati seorang bapak memakai pakaian satpam yang menyapaku di pagi ini membuatku tersenyum tipis.
"iya nih, pak." sahutku seraya mendekat ke kursi yang berdekat dengan pos satpam sekolah.

"Namanya siapa, neng?." tanya pak Satpam itu ramah.

Aku menengok kearahnya, "Saya Luna,  pak." jawabku.

"Oh." gumamnya seraya manggut-manggut.
"neng Luna, bukannya hari ini acara penyambutan peserta didik baru ya, ko engga ngumpul?."

"Iya." sahut ku singkat.

"Pak Beta." terdengar suara asing.

Aku menengok ke arah suara, mendapati anak laki-laki yang berdiri di depan ku. Pak Satpam itu keluar dari posnya kemudian berjalan menuju gerbang sekolah.

Anak laki-laki itu melihat ku dari ujung kaki hingga ujung kepala sampai akhirnya dia mendecih.

"Heh? Ngeliatin biasa aja dong." selorohku padanya.

Anak laki-laki itu masih menatap ku dengan dahi berkerut. Apa-apaan ini.
Sudah 5menit, dia menatap ku seperti itu. Aku beranjak dari kursi kemudian berdiri di hadapannya.
"Ngapain lo ngeliat gue kayak begitu? lo naksir sama gue? bilang." kataku dengan entengnya.
Bodoh itu memalukan jika ku ingat lagi.

Anak laki-laki itu menyunggingkan senyuman, wajahnya terpapar sinar matahari membuat bibir tipis yang melengkung terlihat jelas membuat ku hampir tersesak.
Dia seperti pria novel yang aku baca,  jangan-jangan dia badboy. Terbekati.

Dia mencondongkan tubuhnya menatap ku lekat, "selera pak Beta rendah."

"Apa?."

Aku tarik kata-kata ku barusan, dia berbeda dari karakter novel yang ku baca.

"Oh, Calon istri Pak Beta lulusan SD. Jelek pula." katanya semakin ngawur.

Ucapannya itu membuat ku ingin sekali  menjahit mulutnya.
"Gue ini peserta didik baru." Seru ku kesal.

Ekspresinya datar, "gue kira calon istri kedua Pak Beta."
Dia menautkan satu alisnya, "ngapain lo disini?." tanyanya.

"lo yang ngapain disini?." Tanya ku seraya menatapnya kesal.

"ini markas gue." jawabnya singkat, kemudian menduduki kursi panjang yang terbuat dari kayu itu.

Aku terduduk di sampingnya, memperhatikannya yang kini sudah tenggelam akan buku yang tebal sedang di bacanya.

"lo asisten Pak Beta, ya?." kataku meledek.

"Jangan ganggu, oke." ucapnya yang masih menatap tenggelam dengan bukunya.

Aku menghela napas, sepertinya dia sama seperti ku peserta didik baru. Mungkin, dia bisa membantuku.
Aku mengepal tanganku mengumpulkan keberanian.

"emm...lo-"

"apa?." tanyanya cepat.

"lo-"

"Apa?." potongnya lagi.
Kini dia sudah menatap ku dengan mata hitam pekatnya tanpa ekspresi dia apapun.

"Gue engga naksir sama lo." tandasnya kemudian kembali membaca bukunya.

"gue harap, lo engga naksir sama gue."  katanya dengan mata yang fokus ke bukunya.

Aku tertawa garing, "bukan tentang itu." elak ku cepat.

Dia kembali menoleh ke arah ku, "terus?." tanyanya menggantung.

"gini, ada satu barang yang engga gue tau terus gue nanya ke orangtu-"

"elo mau curhat?." katanya.
"intinya aja."

Aku menghela napas, "Elo tau engga, air kencing kuda itu apa?." kata ku kemudian menggigit bibir bawahku.

Dia menyunggingkan senyuman,senyum meremehkan itu muncul,
"cuma itu?." tanyanya.

"Emang, lo engga punya temen? kan bisa tanya ke mereka."

"Kalau engga tau bilang." ketus ku kesal.

Aku mendengus kemudian bangkit dari kursi. Berniat ingin memasuki lapangan.

"Gue ada ko."

Katanya membuat ku mengurungkan niat untuk melangkahkan kaki melainkan membalikkan badan ke arahnya.

"nih." imbuhnya lalu menyodorkan botol padaku.

Aku mengambil botol itu lalu mengangkat botol itu dan melihat air yang di dalan botol itu,
"ini air kencing beneran?."

Dia menutup buku yang sudah di baca perhalaman lalu menatap ku dengan alis tertautkan, "menurut lo? coba di rasain dulu."

Aku tertawa garing,
"kalau gue mati lo mau tanggung jawab." kata ku dengan nada bergurau.

"kan yang mati lo bukan gue." sahutnya seperti pisau yang sudah menusuk ku.

Aku menatapnya kesal, "ko gitu sih ngomongnya." gumam ku

dia tertawa geli, "itu teh, makanya begonya jangan di pelihara."
katanya.

Aku yang kesal karena dia sudah membuang waktu, berjalan meninggalkannya tanpa mengucapkan terimakasih.

"botolnya nanti balikin, botol minum gue mahal tuh." teriaknya.

Aku juga tau, dia sangat menyebalkan. Dia bukan cowo impian ku dalam novel yang ku baca.

Bahkan aku berharap dia bukan jodoh ku.

Pada saat itu, Di usiaku baru menginjak 12 tahun.

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 302K 74
(PART TIDAK DIHAPUS ) Gimana sih rasanya jadi cewek kaya mendadak? Bisa jalan-jalan ke luar negeri, punya bodyguard, bisa beli apa pun yang kamu mau...
2.2M 18.8K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
238K 15.2K 24
Kyra. Memiliki wajah cantik bak seorang Malaikat. Sepintas dia terlihat feminim. Tapi gadis yang selalu jujur apa adanya itu memiliki sisi lain yang...
8.9K 1.8K 73
They have poetry in their life, and a little bit taste of adventure, and love. Love above all. Highest Rankings #1 klasik / 17.10.2021 #4 poetry / 15...