Bunga Terakhir

By FlowerDeer99

7.4K 158 8

More

PROLOG
Bagian I
Bagian II
Bagian III
Bagian IV
Bagian V
Bagian VI
Bagian VII
Bagian VIII
Bagian IX
Bagian X
Bagian XI
Bagian XII
Nazla99
Bagian XIII
Bagian XIII
Bagian XIII
Nazla99
Bagian XIV
Bagian XV
Bagian XVI
Bagian XVII (2)
Bagian XVIII
Bagian XIX
Bagian XX
Bagian XXI
XXIII
Bagian XXII (REVISI)

Bagian XVII (1)

161 4 1
By FlowerDeer99

Wanita itu masih terlihat muda,meski umurnya sudah menginjak kepala lima. Kelihaiannya dalam memainkan piano juga membuatnya menjadi lebih muda.

Leona dan Rafael duduk melihat ibunya Rafael Mrs. Kelly memainkan piano. Rafael mengajak Leona untuk makan bersama ibunya bertiga di rumah ibu Rafael. Awalnya Leona sedikit canggung saat bertemu dengan Mrs. Kelly yang bisa dimasukkan sebagai wanita populer karena kariernya di dunia musik. Tapi semua pemikiran itu seketika hilang saat mereka berbincang di ruang tamu tadi,saat menunggu Rafael mandi.

"Jadi kamu yang namanya Leona ya?"
"Benar nyonya saya Leona teman Rafael."
"Panggil Tante aja Leona. Kamu tidak perlu canggung."
"Baik tante."
"Kamu tahu. Jauh sebelum Rafael bertemu kamu,dia itu anak yang palinh murung. Saat saya pulang dari tour di Eropa,tiba-tiba dia berubah lebih banyak senyum. Saya benar-benar berterima kasih Leona."
"Karena saya?"
"Mmm. Awalnya juga saya bingung,tapi saya bertanya dengan supir pribadj Rafael. Dia menjelaskan tentang pertemuan kamu dengan Rafael. Oya Leona, saya dengar kamu anak yatim piatu, apa itu benar?"
"Iya tante."
"Jadi kamu tidak punya saudara atau kerabat?"
"Dulu ada. Tapi dia juga sudah pergi bersama kedua orang tua saya."
"Biaya hidup kamu selama ini dari mana?"
"Saya dapat bantuan dari pemerintah,selain itu juga saya kerja sampingan."

Wanita itu memelukku tiba-tiba.

"Kamu harus bisa mengandalkan dirimu leona. Saat ini hanya ada kamu di dunia ini. Jangan biarkan dunia ini melahap mu,tapi kamu harus bisa melahap dunia ini. Aku tahu bagaimana perasaan kamu saat kamu sadar hanya ada kamu di dunia ini."

Leona hanya mengangguk.

"Terima kasih tante."

Akhirnya Leona merasakan pelukan tulus dari seorang ibu,walaupun Mrs. Kelly bukan ibu kandungnya. Kedatangan Rafael membuat mereka kaget.

"Ada apa ini?"
"Mmm. Rafael kamu sudah selesai mandi nak?"
"Mmm."
"Kalau begitu kalian tunggu sebentar mama akan masak untuk kita. "
"Biar saya bantu tante."
"No. Kamu teman perempuan Rafael pertama yang pernah dia bawa ke rumah saya. Jadi saya akan menyiapkan makanan special sendiri
"Rafael bawa Leona menjauh dari dapur kita."

Rafael menuruti ibunya dan membawa Leona berkeliling di rumah ibunya,melihat album foto mereka. Melihat koleksi CD klasik punya mereka. Dan akhirnya mereka duduk di taman belakang rumah.
Leona duduk di salah satu ayunan dan rafael duduk di rumput-rumput sambil berbicara menghadap Leona.

"Tadi kalian bicara apa dengan mama?"
"Mm. Cerita masa laluku."
"Oiya sebenarnya mama juga memiliki nasib yang sama denganmu. Dia juga yatim piatu sejak kecil."
"oya. Pantas saja."
HENING
"Raf tadi mama kamu bilang,sebelum kamu bertemu denganku. Kamu itu benar-benar murung. Kenapa?"
"Karena cerita masa lalu."
"Masa lalu? Emangnya apa yang terjadi dengan masa lalumu?"
"Sekarang bukan waktunya Leona aku kasih tahu kamu. Tapi aku akan kasih tahu kamu nanti."
"Mmm. Oke. Raf ayunan ini sejak kapan dibuat,kok bisa masih bagus?"
"Sejak aku kecil. Tapi aku tidak pernah memainkannya."
"Kenapa?"
"Karena dari kecil aku lebih suka belajar di rumah. Sebenarnya ini hadiah yang di kasih mama untuk ulang tahunku. Tapi sampai sekarang aku tidak pernah memainkannya. Makanya mama tetap menjaganya seperti baru sampai aku memainkannya."
"Ya sudah kalau gitu kenapa kamu enggak mainkan saja sekarang."
"Aku sudah besar. Sudah terlambat."
"Mana ada kata terlambat. Kamu tahu saat kamu naik ayunan. Kamu seperti terbang. Saat itu adalah hal yang paling menyenagkan. Lagian aku rasa kamu kurang sopan karena tidak menggunakan hadiah yang sudah di beri ibumu sendiri. Sini biar aku dorong dari belakang."

Leona menarik Rafael duduk di ayunan itu. Leona mendorong Rafael dari belakang.
Tanpa mereka sadari Mrs.Kelly melihat mereka berdua. Mrs.Kelly menitikan air mata.
"Mungkin Leona yang bisa melindungi Rafael. Saat aku sudah tidak ada lagi di dunia ini."

*****
"Stop stop. Gantian dong raf."
"Hahahaa. Lagian kamu sok kuat. Sini.. sini duduk."
"Jangan kencang-kencang ya."
"Oke cerewet."

Rafael malah membuat dorongan nya tambah kuat.

"Rafaell!!. Jangan kencang-kencang."
"Apa aku enggak dengar?"
"Rafael!! Serius aku mau muntah nih."

Rafael memberhentikan ayunannya. Leona berdiri dan langsung mencubit lengan Rafael. Rafael membalas mencubit pipi Leona.

"Rafaelll !!!"

Leona mengejar Rafael. Sampai akhirnya mereka capek dan tidur di rumput. Pertama mereka hanya diam dan menormalkan nafas. Setelah nafasnya normal mereka tertawa sepuasnya. Rafael merasa ini kali pertamanya dia bisa tertawa sepuas puasnya. Dan ini membuatnya melupakan kenyataan sementara waktu.
Beberapa menit kemudian mereka diam dan duduk di rumput.

"Leona. Mau ku kasih tahu rahasia."
"Apaan?"
"Banyak hal yang kekanakan yang ingin kulakukan. Aku juga ingin pergi ke tempat-tempat yang sering didatangi anak anak dengan kamu. Karena aku tidak pernah melakukannya saat aku kecil."
"Benarkah. Sebelum itu langkah pertama gimana kalau kita buat daftar hal-hal yang harus kita lakukan dan tempat-tempat yang akan kita kunjungi?"
"Oke. Selesai makan dengan mama kita buat oke."

*****

Mama Rafael memainkan banyak lagu sambil menemani mereka makan. Rafael dan Leona bukannya makan malah hanya melihat ke arah Mrs.Kelly yang bermain piano.

"Kenapa kalian tidak makan?"
"Ehhh. Iyaa."
"Ayo makan." ,sahut mama Rafael yang berjalan ke arah meja makan.
"Selesai ini kalian mau ngapai lagi?"
"Mmm. Ada hal yang ingin kami kerjakan. Mama?"
"Mama mau pergi bertemu manager mama untuk melihat tempat konser mama."
"Tante mau konser?"
"Iya. Kamu harus datang oke. Bawa Rafael sekalian. Karena dia tidak pernah melihat mamanya konser."

Leona melirik ke arah Rafael, dan di balas Rafael dengan wajah bingung. Lalu Leona menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tante kenapa sih bisa punya anak yang keras kepala seprti dia."
"Keras kepala? , dasar cerewet.!!"
"Sudah-sudah. Semakin mama lihat kalau saya engggak ada, Leona bisa menjaga Rafael. Benarkan Leona?"
"Iya tante. AKu akan ngajari anak tante ini sopan santun dan memecahkan kepalanya yang keras itu."
"Mama.."

Mrs.Kelly merasa inilah keluarga yang dia inginkan. Meski tidak ada seorang kepala keluarga. Hanya dengan makan bersama sambil berbincang dan tertawa itu sudah sangat cukup. Di tambah lagi dia bisa melihat wajah bahagia puteranya bersama dengan Leona. Yang mungkin akan menjadi Malaikat penolongnya.

*****
Leona dan Rafael duduk di balkon kamar Rafael. Sambil meminum kopi buatan mamanya Rafael dan biskuit cokelat.

"Oke kita buat hal yang kita ingin lakukan dulu,lalu nanti kita buay tempat apa aja yang akan kita kunjungi."

____________________________
DAFTAR HAL YANG DI LAKUKAN Rafael

1. Membuat boneka salju
2. Berdiri di puncak gedung tertinggi
3. Bermain sepeda saat hujan
4. Membaca komik seharian
5. Makan jajanan pasar
6. Belanja
7. Menanam pohon dan bunga (berkebun)
____________________________
DAFTAR HAL YANG INGIN DILAKUKAN LEONA

* Menanam pohon dan bunga.

____________________________
Daftar Tempat Yang akan Di kunjungi Rafael

1. Aquarium raksasa
2. Pasar/mall
3. Taman bermain
4. Gedung tertinggi
5.Gunung
____________________________
Daftar Tempat yang Akan Dikunjuni Leona

* Gunung

***++***

"Wah tetnyata tuan Rafael yang terhormat ini. Benar-benar kekanak-kanakan."
"Aku bukan kekanak-kanakan. Hanya saja saat aku kecil aku tidak pernah melakukan hal ini. Sebenarnya banyak lagi yang ingin ku lakukan. Tapi untuk sekarang itu dulu. Karena waktu kita masih sangat banyak."
HENING
"Mmm ada yang aneh. Kenapa ada hal dan tempat yang sama-sama ingin lakukan?"
"Benarkah?"
"Mm. Liat aku cma ingin lakukan menanam pohon dan bunga dan tempat yang ingin aku kunjungi gunung."
"Ehh. Iya. Benar-benar kebetulan."

Tanpa sadar wajah Leona dan Rafael sangat dekat. Leona yang menyadari diluan mencoba melirik wajah Rafael dari dekat,lalu Rafael pun melihatnya secara tiba-tiba. Leona menjauh dan hampir membuatnya terjatuh dengan cekatan Rafael menarik tangannya.

"Ehhemmm.. oke jadi kita mulai dari mana?"
"Mmmm... Gimana kalau besok kita belanja?"
"Belanja apa?"
"Mmm. Apa aja. Aku mau jajan makanan pasar."
"Oke. Besok setelah aku pulang sekolah. Kita ketemuan di halte. Enggak usah bawa supir kita jalan atau naik bus aja."

***---***

Sepuluh menit sebelum Leona pulang sekolah. Rafael sudah menunggu Leona di halte bus tempat yang mereka janjikan. Kali ini Rafael berpakaian santai dengan menggunakan kemeja merah kotak kotak dan kaus putih bergambar, celana jeans panjang dan sepatu kets putih.
Sedangkan Leona dengan sedikit berlari menuju ke halte bus setelah bel pulang berbunyi. Leona tidak sabar ingin pergi dengan Rafael. Setelah dia melihat Rafael di seberang jalan sudah menunggunya. Rasanya Leona ingin cepat-cepat menuju ke arah Rafael. Sampai-sampai dia tidak sabar menunggu lampu merah menyala. Begitu lampu merah menyala tanpa melihat kanan kiri dia langsung berlari ke arah Rafael,tapi sebuah motor juga melaju kencang, tanpa menghiraukan lampu merah dan hampir menabrak Leona. Untungnya Leona masih sempat mundur. Tapi kejadian itu membuat semua orang berteriak dan menghentikan kegiatan. Termasuk Rafael yang merasa jantungnya seperti jatuh ke tanah. Beberapa menit kemudian semua orang kembali ke keadaan semula. Leona dengan senyum polosnya berlari ke arah Rafael yang masih kaget. Sampai disana Rafael langsung memeluk Leona.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau tahi rasanya badan ku lemas melihat mu hampir di tabrak motor tadi?"
"Kau tahu kemana pun kamu, aku akan selalu berjalan ke arah mu. Begitu kata kakiku."

Rafael melepaskan pelukannya.

"Leona. Kau masih bisa bercanda?"
"Sudahlah yang penting aku enggak kenapa-kenapa. Kita jadj ke pergi."
"kau yakin enggak kenapa-kenapa?"
"mmm. Ayo kita pergi sebelun sore."
"Oke cerewet. Kita ke mall dulu lalu kita ke pasar tradisional gimana?"
"oke. Tunggu aku tandai dulu daftar yang akan kita lakukan hari ini."
"loh kau sengaja membeli notes ini?"
"Iya Biar rapi.. kita cek. Oke!"
"Ayo jalan."

Kebetulan jalan antara mall yang akan mereka tuju tidak terlalu jauh dengan halte bus. Jadi mereka memutuskan untuk berjalan kaki. Leona banyak cerita tentang kehidupannya mulai dari sekolah dan sahabatnya Simon. Saat Leona bercerita Rafael sadar ternyata ada sedikit perbedaan antara Leona dan Shofia. Menurutnya kalau saat Shofia cerita Rafael suka mendengar suaranya,tapi saat Leona bercerita dia lebih suka melihat wajahnya yang ekspresif sekali. Apalagi saat dia tertawa. Rafael berharal waktu seperti ini lebih sering terjadi. Karena dia merasa sangat nyaman dengan Leona.
Sampai di mall Leona melihat ke arah toko-toko aksesoris perempuan. Di toko ini kita bisa menggunakan barang contoh untuk selfie.
Leona mengajak Rafael ke tempat itu. Hampir semua yang ada di situ perempuan. Leona membawa Rafael ke tempat bando-bando lucu. Ada yang berbentuk telinga kelinci,telinga anjing,telinga rusa,telinga monyet dan banyak lagi.

"Raf. Sini deh.",

Leona menyodorkan telinga monyet untuknya. Rafael menggeleng. Leona menyenggol bahunya ke bahu Rafael. Dan mengedipkan-ngedipkan matanya. Berusaha memohon ke Rafael. Ini senjata paling pamungkas yang biasa dia lakukan kalau memohon ke Rafael. Dengan terpaksa Rafael memasang bando monyet itu dan membuat Leona tertawa. Leona mengambil ponselnya dan berfoto dengan memaksa Rafael.

"Say cisss.. hahahhaha Sini liat fotonya. Cocok kan. Monyet keras kepala."

Rafael pun ikut tertawa melihat wajahnya yang benar-benar konyol. Lalu saat dia tertawa tanpa sengaja dia melihat topi DONALD DUCK. Setelah melepas bandonya dia merangkul bahu Leona dan tangan satunya lagi memasang topi DONALD DUCK tadi.

"Say ciss.. topimu sangat cocok denganmu cerewet."
"Rafael!!"
" satu-sama. ayo jalan lagi."

Dilantai paling atas mall ada toko boneka. Toko ini beda dengan toko lain, karena pembeli bisa membuat boneka sesuai imajinasi sendiri.

"Selamat datang di toko kami. Ada yang bisa kami bantu."
"Mmm. Kami ingin membuat boneka.", jawab Leona dengan cepat.
"Kalau begitu mari ikut dengan saya."

Leona dan Rafael mengikuti penjaga toko itu.

"Kalian bisa menggambar bentuknya. Atau kalian bisa menulis deskripsi boneka yang kalian inginkan."

15 menit Leona dan Rafael memnggambar boneka itu. Leona tidak tahu apa yang digambar Rafael begitupun Rafael.

"Kira-kira berapa lama kami menunggu pembuatannya mbak?"
"Mmm. Paling lama 1 jam."
"Berapa biaya nya mbak?"
"Karena kalian sepasang kekasih. Kami kasih setengah harga dari harga semula."
"Benarkah? Terima kasih banyak mbak."
"Kita ambil boneka setelah kita pulang dari pasar aja ya leona. Aku sudah lapar."
"Oke.."

***---***

Pasar masih ramai seperti biasnya. meski bau ikan dan beberapa makanan laut sedikit menyengat tapi Leona dan Rafael sama sekali tidak memperdulikannya. Rafael melihat mobil yang jualan sosis bakar.

"Leona. Ayo kita beli sosis itu. Kayaknya enak."
"Ayo."

Leona langsung pesan.

"Pak pesan dua porsi."

Inilah keunggulan kalau beli jajanan pasar. Tidak mahal dan cepat penyajiannya. Tidak lama menunggu pesanan mereka sudah selesai. Mereka duduk di samping mobil itu. Rafael langsung melahap habis jajanan itu.

"Ternyaya benar yang dikatakan orang lain. Jajanan pasar adalah jajanan yang paling lezat. Tau enggak Leona. Ini pertama kalinya aku makan ini."
"kau sebegitu menyukainya?"
"Mmm. Pak pesan 1 porsi lagi."

Rafael benar-benar menyukai jajanan pasar. Itu hal baru yang Leona ketahui. Leona suka melihat Rafael melahap habis makanan itu.

"Pelan-pelan Raf."
"Leona. kita harus sering-sering ke tempat ini. oke."
"Mmm. Baiklah tuan Rafaell."

Leona memoto Rafael yang memakan jajanan pasar dengan lahap sekali. Dia tersenyum melihat wajah konyol Rafael. Setelah kenyang mereka melihat kepiting-kepiting yang masih hidup lalu mereka melihat cumi-cumi dan gurita yang masih hidup. Leona banyak memoto Rafael saat di pasar.

Saat mereka berjalan di pasar itu untuk mencari objek yang menarik lagi. Saat mereka berjalan ke jalan pasar yang sedikit sepi. Leona melihat seekor anjing hitam keluar tiba-tiba dari tempat sampah.

"Raf. Sepertinya ada yang tidak beres."
"iya aku tahu. Ayo balik dan jangan berlari mengerti."
"Mmmm."

Merka berjalan mundur menjauhi anjing itu. Namun belum sempat mereka memutar badan anjing itu langsung berlari ke arah mereka. Rafael menarik tangan Leona dan berlari sekuat tenaga. Anjing itu masih tetap mengejar mereka. Saat Rafael melihat sebuah truk ikan di depannya dia langsung menggendong Leona ke atas truk itu,lalu dia meloncat ke atas truk itu. Anjing itu tidak bisa naik ke atas truk meski dia tetal menggonggong. Mereka melempar anjing itu dengan es batu akhirnya anjing itu lergi ketakutan. Leona dan Rafael menormalkan napas mereka. Lalu mereka baru menyadari bau ikan. Saat menyadari itu mereka tertawa sejadi jadinya.
Setelah itu Rafael membeli kaos di pasar itu untuk menggantikan baju mereka yang bau ikan. Akhirnya mereka kembali ke mall dengan menggunakan kaos Couple berwarna putih dengan gambar Superman.

"Selamat datang lagi. Kalian mau mengambil pesanan kan. Boneka bebek dan boneka monyet?"
"Iya. Benar. Raf kamu pesan bebek?"
"Kamu pesan monyet?"





Continue Reading

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
2.2K 136 11
Ketika Kartini muda diculik.. "Siapa pun? Gue pegel, nih. Pijitin dong! Nyulik juga kudu pake kemanusiaan. Nggak tau apa nyokap tiri gue dekan?" teri...
1M 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
3.6M 38.3K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...