Bagian III

383 10 0
                                    

Dengan berdiri dan menatap kota ini dari ketinggian menjadi salah satu alasan kenapa Rafael Cornelius Jackson setuju ikut pindah dengan ibunya ke kota ini.
Laki-laki ini benar-benar sempurna,kira-kira ini yang akan di pikirkan setiap wanita yang baru pertama sekali bertemu dengannya. Rafael selalu menjadi idola setiap wanita, ini yang membuatnya sedikit kasar di tambah lagi perekonomian sang ibu yang seorang musisi internasional.

*****
Rafael ingin melihat suasana kota ini saat musim semi datang. Karena itu saat ini dia sedang berada di depan sebuah Sekolah. Banyak anak sekolah yang menggunakan seragam keluar dari sekolah. Rafael melihat Leona yang batu saja keluar dari sekolah. Sedikit pun dia tidak pernah mengedipkan matanya saat melihat Leona.

"Gadis itu, benar-benar mirip dengannya."

Rafael tetap melihat gadis itu,sampai air matanya jatuh. Bersamaan dengan jatuhnya air mata Rafael gadis itu berjalan ke arah Rafael. Rafael kaget dan baru sadar kalau dia sedang naik taxi,bukan mobil pribadinya. Gadis itu semakin dekat dan Rafael cepat cepat lompat ke bagian depan mobil.
Rafael tetap diam dan menyuruh supir taxi untuk mengantarkan gadis itu terlebih dahulu. Rafael tetap diam dan terus melirik ke wajah gadis itu.

"Bagaimana bisa mereka memiliki wajah yang sama." , Rafael terus memutar otaknya dan mencari jawabannya.

*****
KEJADIAN BEBERAPA TAHUN YANG LALU....

Rafael akhirnya sadar dari koma. Dia membuka mata dan mencium bau obat-obat rumah sakit yang menyengat. Semua orang sudah berdiri di samping tempat tidurnya. Ibunya,temannya Victoria, dan sekretarisnya sudah memasang wajah cemas.
Beberapa bulan setelah Rafael sadar dari koma,Rafael pergi keliling rumah sakit dengan berjalan kaki. Tiba-tiba Seorang perawat muda melakukan kesalahan yang membuat Rafael pingsan lagi. Di dalam tidurnya Rafael mengingat semua kejadian yang terjadi dengannya.

*****

Bunga TerakhirWo Geschichten leben. Entdecke jetzt