Bagian XIV

147 5 0
                                    

Jari-jari Leona selalu gatal kalau sudah melihat piano di depannya. Hal ini terjadi saat dia dan Rafael mengunjuni salah satu toko musik. Rafael ingin membeli hadiah untuk ibunya. Sementara Rafael sibuk memilih biola yang paling cocok dengan ibunya,Leona pun sibuk memperhatikan piano-piano yang terpampang cantik. Rasanya ingin sekali Leona duduk di piano itu dan memainkan piano.

"Leona."
"Mmm.. "
"Sini sebentar."

Rafael yang sedang duduk di depan piano mengajak Leona duduk di sampingnya. Awalnya Leona menggeleng. Tapi karena tidak sabar Rafael menariknya duduk di sampingnya.

"Kamu ini kenapa sih?"
"Mainkan satu lagu untuk ku."
"Kenapa harus aku?"
"Karena saat ini kamu sedang kerja denganku."

Leona hanya menarik napas panjang melihat tingkah Rafael yang menurutnya terlalu kekanakan. Lama dia berpikir, apa dia harus menuruti perkataan laki-laki yang duduk di sampingnya ini.

"Tunggu apa lagi?. Jangan-jangan kamu tidak bisa main piano ya?"

Mendengar perkataan Rafael yang meremehkannya Leona langsung memalingkan wajahnya ke arah wajah Rafael. Leona melihat mata hitam Rafael. Yang seperti mengejek.

"Enak aja. Kita lihat siapa yang mendapat tepuk tangan paling banyak dari para pembeli di sini. Dia yang menang dan yang kalah akan mendapat hukuman."
"Oke. Siapa takut."

Rafael memanggil pemilik toko dan beberapa pegawainya dan pembeli untuk menilai mereka.
Rafael main pertama kali. Kini Rafael sedang memainkan jari-jarinya di tuts-tuts piano. Musik-musik bethoven mengalun dan membuat semua penonton terdiam,termasuk Leona yang terpana melihat Rafael dengan aura berbeda saat dia memainkan piano. Setelah memainkan piano semua orang langsung bertepuk tangan. Leona langsung duduk di depan piano setelah Ragfael turun. Leona mulai memainkan musik musik klasik ciptaan Chopin yang digabungnya. Satuan musik itu membuat semua orang di toko itu terdiam. Termasuk Rafael. Sedetik pun dia tidak bisa menutup matanya. Semua perhatiannya tertuju pada Leona yang memainkan piano dengan sangat indah. Setelah Leona berhenti main piano,semua orang masih tetap diam. Beberapa menit kemudian suara tepuk tangan memenuhi toko musik itu. Leona turun dengan senyuman. Leona langsung mencari Rafael di kerumunan orang. Rafael berdiri agak jauh dari tempat nya berdiri. Leona berjalan untuk menemui Rafael. Saat dia berdiri tepat di depan Rafael. Leona tersenyum sambil melihat ke mata Rafael dengan dalam. Bagi Rafael melihat senyum Leona saat itu,seperti dia melihat sosok Shofia. Rafael berjalan mendekat ke Leona dan langsung memeluk Leona. Leona kaget melihat tingkah Rafael. Rafael menitikkan air matanya di pundak Leona. Leona mendengar jelas kata-kata Rafael.

"Terima kasih kau sudah kembali."

Setelah mengatakan itu Rafael jatuh pingsan di pelukan Leona. Leona panik,untungnya orang-orang disana membantu mereka.

"HAloo my lovely readers..
Maaf ya batu posting dan terlalu pendek. Aku usahakan setiap minggu bakal posting. Di tunggu ya. Dan jangan lupa vote yang banyakk.
Thanks"

Nazla99^^

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang