Bagian V

302 8 0
                                    

Cafe sudah tutup sejak setengah jam yang lalu. Leona masih sibuk mengepel lantai. Sedangkan Rafael duduk menunggu Leona di salah satu meja,sambil terus melihat ke arah Leona.

" Berapa lama lagi aku harus menunggu."
" Yang menyuruh kamu menunggu siapa??"
" sudah ku bilang. Selama aku ada di sini, kamu harus menjadi asisten pribadiku."
" Siapa juga yang mau jadi asisten mu."
" Terserah. Aku tinggal bilang ke boss mu sekarang."
" Terserah. "

Rafael benar-benar mengeluarkan ponselnya. Melihat itu Leona langsung menarik ponselnya dari tangan Rafael.

" Lima belas menit lagi. "
" Apa? Lima belas menit lagi aku harus menunggumu?"
" Oke sepuluh menit lagi. "
" Oke. "
** Sepuluh Menit Kemudian **
Leona sudah duduk tepat di depan Rafael. Rafael masih terus melihat Leona sambil tersenyum.

"Heii otak mesum."
"Otak mesum?"
"Terus kau ngapai lihat-lihat aku sambil senyum."
"Kau kira aku mau mikir mikir aneh denganmu."
"Yaa.. mak..ssud ku enggk gitu juga. Sudahlah,kalau enggak ada yang penting biar aku pulang dulu."
"Oke. Sekarang aku kasih tahu kamu. Aku baru kali ini datang ke kota ini. Jadi aku mau selesai kamu pulang sekolah. Kamu selalu menemani ku."
"Maksudmu aku harus selalu bersama mu?. Kalau kerjanya begitu. Sebaiknya kau mencari orang lain."
"Kau tahu,sebenarnya besok kau sudah tidak bekerja di tempat ini lagi. Aku sudah memberi tahu ke Mr dan Mrs Brown kalau pelayan terbaik mereka. Akan segera bekerja dengan ku."
"Kamu kenapa selalu egois?. Kenapa semua keputusanmu harus aku ikuti?. Apa pun yang terjadi aku akan tetap kerja di tempat ini. Itu syarat kalau kau ingin aku bekerja denganmu."
"Oke. Kalau itu mau mu. Setelah kamu pulang sekolah, aku kasih kamu kerja disini sampai jam 05.00 sore. Lalu mulai jam 05.00 sampai jam 09.00 malam kamu harus bersama ku. Saat weekend, aku kasih kamu setengah hari kerja di cafe dan setengah hari lagi dengan ku."
Leona hanya diam dengan pembagian waktu yang di buat Rafael sendiri tanpa persetujuan Leona terlebih dahulu. Rasanya Leona ingin sekali menentang keputusan Rafael. Tapi dia terlalu capek untuk marah-marah.
"Sudah selesai boss?? Apa aku sudah bisa pulang sekarang?"
"Tentu saja, tapi sebelumnyaa.."
Rafael menumpahkan caramel macchiato yang dipesan tadi ke lantai yang baru saja di pel Leona. Leona benar-benar marah dan langsung menarik napas panjang. Tangnya sudah dikepal dan rasanya Leona ingin segera meninju wajah Rafael sampai wajah tampannya itu harus rusak.
"Satu peraturan lagi. Kamu tidk boleh pergi sebelum aku pergi dan kamu harus mendapat izin dari ku dulu sebelum kamu pergi."
Leona melihat Rafael berjalan ke luar sampai Rafael pergi menjauh. Lagi-lagi Leona menarik napas panjang. Dia kembali memasang celemeknya dan mengambil kain pelnya yang tadi. Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam.
Sebelum Leona pulang dia duduk sebentar tepat di tempat duduk yang ia duduki saat tadi bicara dengan Rafael. Leona menutup telinganya dengan telapak tangannya dan menutup matanya.

" Sabar Leona. Mungkin ini ujian yang di kasih tuhan,agar kamu bisa lebih kuat. Ini hanya ujian Leona. Bersabarlah Leona. Bersabarlah." Leona terus mengulang-ulang kata itu sampai dia bisa tenang. Setelah Leona membuka matanya dia langsung berdiri. Saat berdiri Leona langsung merasa pusing. Leona kembali duduk dan satu tetes darah dari hidungnya menetes. Leona langsung mengelap darah itu dan pergi ke toilet.


Bunga TerakhirOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz