Bagian XXII (REVISI)

243 1 0
                                    

"Maaf atas ketidaknyamanannya my Lovely Readers, karena ada sedikit kesalah di (XXII) jadi saya sudah merevisinya di bagian ini. Sekali lagi saya minta maaf."

FLOWERDEER99^^

Leona terbangun dan melihat Rafael,masih tertidur dengan keadaan duduk. Dia pun berdiri dan membetulkan posisi tidur Rafael. Awalnya Leona ingin membuat sarapan untuk mereka berdua. Tapi dia mendengar suara Handphonenya bunyi dari arah kamar. Leona pun pergi ke kamarnya dan melihat sudah 10 panggilan tidak terjawab dan beberapa pesan dari Simon. Karena Leona penasaran dia pun menelepon Simon.

"Simon. Ada apa??"
"Nona dimana?"
"Aku lagi di luar. Kenapa?"
"Ada hal yang penting,tentang hasil test DNA nya. Apa nona bisa pulang sekarang?"
"Maaf aku enggak bisa. Aku sudah ada janji dengan seseorang."
"Ini benar-benar penting. Apa anda tidak penasaran dengan hasil testnya?"
"Baiklah aku segera kembali."
"Tidak-tidak nona kasih tahu dimana tempat nona sekarang. Biar saya jemput."
"Aku enggak bisa kasih tahu kamu. Tunggu saja aku di sana. Aku segera berangkat."

Leona mematikan Handphonenya terlebih dulu,tanpa mempedulikan Simon yang masih bicara di sana. Sebelum pergi Leona membuat memi kecil untuk Rafael.

"Rafael maaf ada aku pulang diluan. Ada sesuatu yang mendesak. Rencana naik gunungnya kita cancel ya. Maaf karena aku kita jadi membatalkan rencana dan terima kasih sudah mewujudkan keinginanku untuk berkebun kemarin. Kita bertemu di kota ya"

×××××

Rafael bangun dan melihat Leona sudah tidak ada. Dengan mata yang masih sedikit berat dia menemukan roti dan susu di sampingnya ada Memo. Rafael membaca memo itu sambil duduk di meja makan.

"Surprise ku sepertinya batal lagi." ,ucap Rafael sambil memakan roti nya.

××× back to Leona ×××

Simon dan yang laim sudah menunggu di ruang tamu rumah besar yang katanya milik Leona. Tidak hanya mereka di ruang tamu itu juga sudah ada 2 orang laki-laki usianya mungkin seumuran dengan kakak Simon. Begitu melihat Leona memasuki ruangan,semua orang yang semula duduk langsung berdiri dan menunduk ke arah Leona.

"Ada hal penting apa?"
"Silahkan duduk dulu nona.", tuan Kim mempersilahkan Leona duduk.
"Ini dokter yang akan menjadi dokter anda.",Jelas tuan Kim.
"Maksudnya?"
"Hasil DNA membuktikan anda positif puteri dari keluarga ini."
"Jangan mengatakan hal yang aneh-aneh."
"Kami serius."
"Sebenarnya apa harapan kalian setelah menemukan ku?"
"kami hanya menjalankan wasiat tuan Edward. Agar nona dapat merebut kembali perusahaan beliau."
"Kita sudah punya perusahaan ini. Kenapa kita memerlukan perusahaan itu lagi?"
"karena kalau perusahaan itu tetap di tangan yang salah. Akan semakin banyak pengangguran yang terjadi di negara ini. Setelah anda mempelajarinya saya yakin anda akan mengerti. Langkah pertama, kami akan berusaha untuk menyembuhkan penyakit nona. Lalu aku akan membawa anda sekolah ke Amerika.".

Leona merasa pusing dengan ocehan laki-laki tua itu yang terus berbicara tentang kehidupannya. Kali ini Leona hanya bisa menuruti apa maunya laki-laki tua itu. Dia malas berpikir apa tujuan mereka. Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian bagus. Leona di bawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, Simon selalu setia menunggu Leona. Sedangkan Dave selalu bersama Tuan Kim yang sibuk mengurusi perusahaan. Setelah selesai pemeriksaan Leona dan Simon tidak langsung pulang ke rumah.

"Simon."
"Iya Nona."
"Simon tolong bisakah kau tidak memanggil ku nona?"
"Maaf nona,tapi saya tidak bisa."
"Apa kau lebih menganggap aku sebagai tuanmu dari pada sahabatmu?"
Simon hanya diam
"Baiklah aku tidak memerlukan jawabanmu. Aku ingin pergi ke chocolate Cafe [Tempat favorite Leona dan Simon sejak kecil] sebentar."
"Baiklah nona."

Leona memilih tempat duduk di pojok,tempat yang selalu mereka duduki. Karena di tempat ini mereka bisa melihat pandangan keramaian kota saat liburan musim panas tiba dari puncak yang tertinggi lalu tempat dimana mereka bisa merasakan hembusan angin musim gugur dan merasakan ratusan butiran salju yang turun kemudian di tempat ini mereka juga bisa melihat bunga-bunga yang mekar di musim semi yang hangat.

Simon melihat Leona menutup matanya setelah beberapa menit sebelum hot chocolate menu favorit mereka sampai di meja.

"Sore Leona Sore Simon."
"Sudah lama sekali kalian tidak mampir?"
"Sore juga tuan Yaqub,lama tidak bertemu.",jawab Leona.
"Ya tuhan kenapa wajah kamu pucat sekali Leona sayang?kamu sakit sayang?"
"Tidak. Mungkin karena aku sudah lama tidak minum Hot Chocolate buatan anda Tuan."
"Kalau begitu biar ku buat satu lagi khusus untuk mu. Ya kan Simon."
"Iya sepertinya tuan harus membuat satu lagi."
"Tidak.. tidakk.. Aku tidak mau merepotkan mu."
"Baiklah terserah. silahkan menikmati." Pergi meninggalkan mereka berdua.
"Yaqub tidak pernah berubah. Dia selalu ceria. Benarkan nona?".
"Mmm. Dia seperti tidak punya masalah di dunia ini. Tidak seperti ku."
"Nona kemarin kau kemana?"
"Aku pergi dengan seseorang."
"Siapa?"
"Simon apa kamu pernah merasakan saat-saat jantungmu terus berdegup bahkan sampai membuat dadamu terasa nyeri?"
"Mmm mungkin? Kenapa nona?"
"Aku selalu merasakan itu saat aku dekat denganya."
"Siapa orang yang anda maksud?"
"Dia orang yang paling membuat ku kesal,melebihi kekesalan ku samamu, orang yang terlalu kekanak-kanakan. Orang yang selalu membuat ku tertawa dan... dan.... membuat ku bingung."
"Kamu... Mencintainya?"

Leona Kaget mendengar pertanyaan Simon dan tersenyum geli sambil menaikkan bahunya .Beberapa menit mereka hanya diam sambil menikmati hot chocolate mereka masing-masing. Kemudian tiba-tiba handphone Simon berbunyi.
"Sebentar."
Beberapa menit kemudian Simon kembali ke meja mereka.
"Siapa yang menelepon Simon?"
"Apa kita bisa pergi sekarang?"
"Pulang?"
"Ayah ku baru saja menelepon dan dia bilang malam ini ada acara pertemuan para pebisnis-pebisnis besar dan anda akan menjadi tamu istimewa malam ini."
"Aku?"
"Sambil jalan aku akan menceritakannya. Sekarang kita harus ke salon dan Boutique."

+++++

*Sementara di kediaman Jean Daniel Jackson*

"Jadi tuan akan datang ke acara malam ini?", tanya Ken orang kepercayaan Tuan Daniel.
"Tentu saja. Aku ingin melihat siapa special guess malam ini dan melihat siapa lagi yang di bawa si tua Kim Tae Hyun itu."
"Kim Tae Hyun maksud tuan kaki- tangan Nyonya Emilia Hunt."
"Benar."
"Baiklah tuan apa yang bisa saya bantu untuk anda?"
"Tolong siapkan tuxedoku. Aku mandi sebentar dan tolong hubungi puteraku dan suruh dia memakai tuxedo terbaiknya lalu kau jemput dia."
"Baiklah Tuan."

+++++

"Ken?"
"Apa anda sudah menerima pesan saya?"
"Sudah tapi apa aku harus ikut ke acara itu?"
"iya. Presdir berpesan seperti itu."
"Baiklah. Tunggu sebentar."

Hampir 2 jam Ken menunggu Rafael keluar. Sampai akhirnya Rafael keluar dengan setelan tuxedo yang pas di tubuhnya.

"Ayo berangkat Ken."

Disaat yang sama Leona juga sudah selesai dengan setelah gaun putih panjang yang membuat bentuk tubuhnya yang ramping terlihat sempurna di tambah lagi rambut panjangnya yang tergerai. Simon yang menunggunya di depan mobil juga kaget melihat Leona yang luar biasa cantik.

"Ayo Berangkat Simon."

Bunga TerakhirWhere stories live. Discover now