THE LORD NOBLASSE 2 ( The Dev...

By PrincessKhaisy

395K 29.2K 4.1K

( Baca Dulu The Lord Noblasse 1) #highrankinfantasi Aku datang dimusim gugur tanpa ingatan kecuali kebencian ... More

( Prologue) IM BACK !!
Perasaan
Im not yours
Arthur
Who Are You?
Mine
New Story
Keyakinan
Life without heart
Still Me
Absurt
Our Childern
Pembunuhan pertama...
Back
Something Special
Dont say love to me!
King Of Salvador
Api, kepercayaan dan harapan
Kebenaran
Diary of The Prince
Maafkan aku
Menyesal
Till The End
Love
Pelayan Berdasi kupu kupu
Memolity
Masa lalu
Pengorbanan Terakhir
Kutukan Yang Abadi
ENDING
Cuplikan Ova

Ungkapan Hati

11.3K 964 154
By PrincessKhaisy

Raidif kembali menghapus air matanya jika teringat masa lalu.
Tangannya berhenti menulis di kertas terakhir dari diarynya. Hari itu, dia hanya berdiam diri di kamar tanpa mau diganggu siapapun

Penampilannyapun terlihat casual, berbeda dari biasanya hanya mengenakan celana longgar dan kaos putih tanpa lengan.

Raidif meletakkan tangannya di atas meja lalu menidurkan kepalanya di atas lengannya, menatap kertas itu dengan mata emasnya yang mulai membiru

" Sehari saja, aku ingin jadi diriku sendiri, aku merindukan masa laluku." Ucapnya kemudian memejamkan mata.

Namun,
Barusaja dia ingin menenangkan pikiran, tiba tiba...

" Pa...papa banguun.. papa..!!!" Aiden sudah muncul bagai penampakan dan menggoyang goyang punggungnya, mirip seakan akan Raidif sudah mati, bahkan orang matipun bisa terbangun kalau digoncang seperti itu.

" Ah ya tuhan Aiden apa aku bilang? Jangan berteriak papa papa, jangan menggangguku terus. Lama lama aku bisa menyesal telah memiliki anak!"  Gerutu Raidif kesal.

" Aku mau pinjam mobil." Senyum pemuda berambut blonde itu slengean

Raidif mengernyit,

" Eng......

Belum sempat Raidif menjawab, tiba tiba...

" Makasih pa.. bye..!!!" Aiden sudah mencium pipi Raidif girang lalu berlalu ke luar membuat Raidif mengangkat bahunya lalu berdecak pelan

" Anak anak selalu punya dunianya sendiri, jika dia tidak perlu izinku mengapa dia membangunkanku." Raidif menggelengkan kepalanya lalu menutup Diarynya dan kembali merobohkan diri ke tempat tidur.

" Aawww."  Keluh Raidif merasakan panas di dadanya. Dia masih merasakan sakit akibat air suci yang disiramkan Arthur beberapa waktu lalu

Sementara itu,

Di sana, Aira menangis saat mendengarkan semuanya dari Arthur. Saat tahu bagaimana pengorbanan Arthur demi dia, saat tahu betapa bodohnya dia selama ini bersikap sangat sombong padahal dia bukan siapapun.

" Aku sudah berkorban banyak untukmu tanpa berharap apapun, aku hanya minta satu hal padamu.. bisakah kau memikirkan aku dan perasaanku sekali saja?" Arthur memegang tangan Aira lembut. Dia duduk di lantai menatap Aira dengan mata ambernya yang berkaca kaca.

" Maafkan aku Arthur." Ucap Aira sesenggukan menatap leontine yang sengaja Arthur berikan sebagai bukti. hatinya sangat terluka karna walaupun Aaron menyayanginya sepenuh hati, dia tetap bukan ayah kandungnya.

" Aku akan selalu memaafkanmu.. karna aku sangat mencintaimu Aira. Apapun kesalahanmu, aku akan selalu memaafkanmu." Ucap Arthur pasi.
Aira menatap Arthur kelu. Pemuda itu yang selama hidupnya mengabdi pada Aira, menjaganya, melindunginya, selalu ada di sisinya, menuruti permintaannya.

" Aku tahu, aku tidak akan bisa menerima cinta yang lebih besar dari yang kau berikan. Aku tahu tak ada yang mencintaiku melebihi kamu, tapi ini terlalu menyakitkan untukku.. karna aku... aku."  Aira tak sanggup berkata apapun saat melihat ke dalam mata amber Arthur yang penuh harap

" Aira aku mohon.. aku akan melakukan segalanya buatmu." Ucap Arthur mencium punggung tangan Aira lembut. Kemudian berlutut di depannya

" Aku sangat mencintaimu." Ujarnya gemetar

Aira memejamkan matanya, menarik napas panjang lalu berdiri pelan.

" Aku tidak bisa membohongi hatiku Arthur.. aku masih mencintai Raidif dan selamanya akan begitu." Jawab Aira berat, mendengar itu Arthur menundukkan wajah

" Sama sepertimu, aku bahkan bisa memaafkan apapun kesalahannya. Aku tahu ini gila, dia bukan orang yang sama lagi tapi aku tidak bisa berpaling darinya sedikitpun. Aku masih sangat mencintainya, dan maafkan aku Arthur.. kenyataan ini membuatku terluka setelah semuanya. Aku bagaikan hancur, aku merasa tidak memiliki hak apapun di sini.. aku bukan siapa siapa." Ucap Aira getir.

Dia lagi..
Dia lagi..
Kenapa selalu dia?
Kenapa selalu pria brengsek itu
kenapa?

Arthur berdiri menjajari Aira

" Aira.. aku akan menyerahkan semua ini padamu, aku akan tetap di sisimu sebagai Arthur yang dulu. Aku mohon tetaplah di sisiku, bersamaku!"

Aira terdiam..

" Kau lebih layak Arthur. Kau pria yang baik, kau pantas memimpin Salvador, maafkan aku. Aku harus pergi." Aira membalikkan badan menuju ke arah pintu.

Melihat itu, mata Arthur berkilat merah

" Apa kau mencintai orang yang membunuh ayahmu!!!" Teriaknya tegas

Deg

Aira menghentikan langkah. Tangannya mengepal erat

" Apa kau mencintai pria yang telah menghilangkan nyawa Dira bayimu? Apa kau siap melihat wajah orang yang telah membunuh ayahmu dengan sadis? Apa kau sanggup?" Senyum Arthur dingin

Aira mematung, ia teringat pada kepala ayahnya dan matanya yang masih terbuka lebar.
Aira gemetar

" Apa kau mau mengatakan cinta dan berada di sisi pembunuh itu hmm? Apa kau tidak memikirkan itu Aira?" Tanya Arthur lagi

" Diam Arthur!" Aira menoleh dengan mata berkaca kaca.

" Aku memang mencintainya tapi aku tidak serendah itu!" Kecamnya

" Lalu untuk apa?" Arthur melangkah ke hadapan Aira

" Aku ingin meminta penjelasan mengapa dia melakukan ini padaku." Tekan Aira memerah

" Lalu setelah itu kau akan mengerti dan memeluknya kembali seolah tak terjadi apapun. Begitu?" Arthur menatap Aira nyalang

" Arthur kenapa kau berbicara begini?"

" Aku bicara sesuai kenyataan. Aku bisa melihat kau sangat menginginkannya bahkan kalaupun dia membantai seluruh keluargamu sekalipun, kau mau tahu apa pendapatku? Kau benar benar memalukan Aira!!" Arthur menatap Aira tajam.

" Arthur jaga ucapanmu!" Aira mengangkat tangannya hendak menampar pria di depannya. Namun..

Tatapannya seolah beku saat Arthur menangkisnya dan menahan lengannya erat.

" Kau tidak boleh kemanapun!" Senyum Arthur sinis.

" Art.. kau membuatku takut. Kenapa kau jadi begini?" Aira gemetar

" AKU BEGINI KARNA KAMU AIRA!" Ucap Arthur lalu menarik tubuh mungil gadis itu dan...

Brakkk!

Dia melempar tubuh Aira ke sisi sebuah meja, kepalanya membentur sudut meja dan berdarah. Aira meringis menahan sakit.

Arthur mendekatinya lalu mencengkram dagunya erat.

" Kalau kamu tidak bisa melihat ke arahku, lebih baik tidak ada yang bisa kau lihat!" Ucapnya membuat Aira pasi dengan bibir pucatnya

" Arthur.. aku mohon.. jangan seperti ini.. aku ketakutan.. aku mohon.. tolong biarkan aku pergi." Aira menangis takut.

" Diamlah! Jangan membuatku marah. Jika kau bilang kau akan mencintaiku dan menjadi milikku. Baru aku akan melepaskanmu!" Senyum Arthur dingin.

Aira terdiam, dia menatap Arthur getir

" Aira kau tahu aku tidak pernah ingin menyakitimu!" Ucap Arthur membelai wajah Aira lembut tatapannya meruncing ke bibir manis wanita itu. Lalu perlahan menciumnya hangat.

Apa yang harus aku lakukan?
Dia..
Bukan lagi Arthur yang aku kenal
Tuhan..
Ini terlalu menyakitiku..

Deg

Arthur tercekat saat Aira tiba tiba memegang tengkuknya lembut lalu membalas ciumannya.

" Aira?"

" Kalau itu yang kau inginkan aku tidak akan kemanapun, aku akan selalu ada di sisimu." Ucap Aira mencoba tersenyum. Mendengar itu, Arthur tersenyum membelai wajah Aira lembut

" Maafkan aku." Ucapnya penuh sesal. Aira mengangguk pelan lalu perlahan berdiri.

" Aawwwww." Keluhnya menahan pelipisnya yang berdarah

" Kau tidak apa apa kan? Aku mohon maafkan aku." Celetuk Arthur cemas

" Kepalaku pusing." Keluh Aira

" Ayo aku bawa ke ruang perawatan."

" Tidak Arthur aku mau istirahat di sini saja!" Aira melangkah gontai ke tempat tidur.

" Aira.. baiklah.. kau jangan khawatir.. aku akan segera kembali." Arthur hendak beranjak.

" Arthur tetaplah di sisiku!!" Aira berpura pura menahan lengan Arthur.

Pemuda itu tersenyum hangat

" Aku akan segera kembali, aku akan memanggil dokter dulu." Arthurpun bergegas pergi dengan wajah panik.

Seperginya Arthur, Aira menangis.

Maafkan aku Arthur..

Wanita itu perlahan berdiri lalu melangkah cepat ke arah pintu. Ia berlari ke luar.

" Nona anda mau kemana?" Tanya pelayan. Aira tidak mendengarkan. Dia terus berlari ke luar halaman dengan perasaan was was seperti orang ketakutan.

Tapi...

Saat melihat ke depan gerbang..

Napasnya seolah tercekat. Ia melihat seseorang telah berdiri tak jauh dari hadapannya sambil menyilangkan tangan di depan dada dan tersenyum tipis padanya.

" Arthur? Bagaimana bisa?" Ucapnya pucat.

" Anda mau kemana? Bukankah sedang sakit? Atau masih kurang sakit hmm?" Ujarnya dingin.

" Arthur aku mohon, kau membuatku takut." Aira menatapnya gemetar

Arthur tersenyum

" Kalau begitu kembalilah dan jangan sampai saya memaksa anda kembali!" Ancamnya dengan mimik menakutkan

Sebelum...

Di saat Aira mulai tak berdaya,

Tiba tiba..

" Siapa yang kau ancam brengsek?"

Deg

Suara siapa itu?

Arthur menoleh, di belakangnya tampak seorang pemuda bersender di dekat mobilnya dan menatapnya dengan sorot mata biru yang setajam elang.

" Diaa lagi dia lagi!" Kesal Arthur mengusap rambutnya jengah

Aiden?

" Siapa yang kau ancam itu bedebah?" Tekan Aiden sok keren. Arthur mengepal menahan emosi pada sosok yang sejak bayi memang sudah menyebalkan baginya itu.

Aira mematung menatapnya.

Bukankah dia .. yang waktu itu? - Batin Aira.

" Haiii!!" Aiden melambaikan tangannya ke arah Aira. Membuat wanita itu mengernyit aneh.

Lalu tiba tiba, Aira menahan dadanya.

Kenapa aku merasa lelah?
Sangat lelah..

Aiden memegang dada kirinya menatap ke arah ibunya. Dialah yang melakukan semua itu, mengendalikan hatinya

Maafkan aku ma.. kau tidak boleh melihat ini..

Dan..

Bruk

" Airaaaa!!!" Arthur hendak berlari menggapai Aira. Tapi...

Sreeett!!

Aiden secepat kilat menghadang dan merangkul tubuh ibunya yang sudah tidak sadarkan diri.

" Lepaskan dia!" Bentak Arthur geram.

" Siapa yang kau perintah. Cuiihh!" Aiden meludah lalu hendak beranjak. Hingga, Arthur menahan pundaknya.

" Aku bilang lepaskan anak iblis!"

Aiden tersenyum sinis

" Hati hati kalau bicara. Aku bukan anak iblis. Aku putra seorang pangeran yang mulia bukan pria yang menjual tubuhnya pada iblis sepertimu!" Aiden membalikkan sindiran Arthur dengan mudah

" Aku suaminya!" Balas Arthur memerah

" Tapi aku anaknya, hayo siapa yang lebih berhak? Dasar mie rebus!" Tekan Aiden tak mau kalah

Arthur memerah, dia hendak menyerang Aiden. Sebelum...

Blushhh..

Seperti Angin, bocah itu melesat cepat dari hadapannya.

Arthur mencarinya ke sana ke mari

Di mana dia?

Hingga..

Suit suiitttt!  Terdengar bunyi siulan dari arah mobilnya, dan benar saja saat Arthur menoleh, dia semakin geram melihat Aiden sudah berada di dalam mobil

" Bye bye paman Arthur tersayang, aku mau bawa ibuku jalan jalan dulu!" Teriaknya slengean. Arthur hanya menatap tajam saat anak itu memainkan mata membuatnya panas.

" Oh iya.. ingat siapa dirimu, kau tidak akan mampu menyaingi ayahku. Karna sekarang dia tidak sendirian. Oh dan satu lagi, bersiaplah menerima apa ekspresi ibuku saat dia tahu siapa yang membunuh adikku sebenarnya." Senyum Aiden meletakkan dua jarinya di kening lalu memberi salam.

" Jalan pak!" Perintahnya pada supir. dan mobil itupun melaju meninggalkan Arthur.

" Pelayaaaaann!!" Teriak Arthur dengan wajah memerah marah

" Iya tuan."

" Siapkan mobil, cepaaattt!" Bentaknya.

Pelayan itu menatap Arthur ketakutan lalu mengangguk dan beranjak pergi. Mungkin dia heran kenapa tuannya yang biasanya terlihat sabar bisa seemosi dan semengerikan itu.

Sementara itu, di mobil..

" Dia menyerahkan raga dan jiwanya menjadi sekutu iblis." Ucap supirnya pada Aiden yang sedari tadi hanya menatap wajah ibunya damai

" Maksudmu Arthur?" Aiden mengernyit

Supir itu mengangguk, ternyata dia adalah salah satu dari 7 Vampire yang diundang Raidif waktu itu.

" Haha bisakah kita membicarakan yang lain? Misalnya coba lihat.. ibuku sangat cantik kan, makanya aku ganteng. Ayolah paman, aku mual jika mendengar namanya." Tawa Aiden. Supir itupun tertawa

" Kau benar benar berbeda dengan ayahmu nak." Celetuknya dingin.


Kediaman Smithraigon..

Raidif tersenyum hangat saat menemui beberapa tamu di lantai bawah.
Para utusan Ratu kembali menemuinya. Tapi kali ini bukan karena sebuah kasus, melainkan...

Gadis itu sangat cantik, dia memakai gaun mahal yang membuat tubuhnya terlihat menawan, mata birunya begitu bercahaya, kulitnya seputih salju dengan rambut pirang panjang yang halus. Benar benar cantik.

Dia menatap Raidif yang hanya tampak memakai kaos santai berlengan panjang dan celana longgar dengan rambut brown yang acak intens.

Bahkan tanpa berpakaian resmipun, dia terlihat sangat mempesona.
Pria terelegant yang pernah aku temui

" Maafkan saya tuan putri, saya tidak sempat bersiap untuk menyambut anda karna kondisi saya sedang kurang baik." Ucap Raidif ramah. Mata emasnya menatap putri di depannya penuh pesona.

" Ah tidak apa apa.. aku mengundangmu makan malam Jack. Tapi kau tidak pernah datang. Sebentar lagi ulang tahunku, aku ingin kau jadi pasangan dansaku." Senyum sang putri kemudian mengangkat gelas anggur di mejanya dan meneguknya sementara tatapannya terus menatap ke arah sosok rupawan di depannya.

" Bagaimana tuan Jack?"

Raidif tersenyum.

" Apa saya pantas menerima kehormatan ini?" Tanyanya

Putri itu menatap semua pengawalnya dan memberi kode agar mereka ke luar dan membiarkannya berdua dengan sang pujaan.

" Bisa kita bicara di ruang kerjamu tuan Jack?" Tanyanya manis

Raidif tersenyum mengerti lalu berdiri.

" Mari ikuti Saya!" Ucapnya pada sang putri lalu mengalawi langkah menuju tangga. Tentu saja, putri itu mengikutinya senang.

Beberapa saat kemudian...

Klek

Raidif menutup pintunya lalu mempersilahkan sang putri duduk

Namun...

Putri itu malah menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

" Apa kau benar benar sakit?" Tanyanya menyentuh wajah Rai. Raidif tersenyum, dia mengerti apa keinginan putri tunggal sang Ratu di depannya.

" Kulitmu dingin sekali Jack."

Raidif kembali tersenyum menatapnya

" Maaf putri, apa ini pantas? Anda seorang putri dan saya hanya seorang bangsawan." Senyum Jack menggoda.

" Apa kau yakin kau bukan pangeran?" Sang putri mendekati Raidif lalu memegang lehernya hangat

" Apa anda ingin menjadikanku pangeran?" Raidif mendekat kemudian berbisik di telinga putri itu.

" Ah.. Jack.. kau benar benar memikat.. bagaimana aku bisa lari dari pesonamu?" Senyum sang putri

Raidif membelai rambut halus panjangnya.

" Ini akan jadi rahasia kita." Ucapnya pelan kemudian mencium singkat bibir merah putri di depannya.

" Tentu rahasia kita Jack." Balas sang putri terpancing kemudian menarik tengkuknya dan membalas ciumannya.

Tidak ada wanita yang mampu menolakku
Ya, karna aku Raidif
putra Raja Salvador

" Aku menyukaimu." Ucap putri itu dengan napas memburu lalu mengakhiri ciuman panasnya dengan bangsawan kepercayaan ibunya itu.
Raidif tersenyum manis.

Sang putri kembali menciumnya pelan lalu menggigit bibirnya mesra membuat pria itu memejamkan matanya menikmati.

Sebelum.....

Brakk!

Seketika udara berubah canggung saat seseorang tiba tiba membuka pintu tanpa mengetuk dan melihat aksi panas ciuman mereka.

" Papa!!" Bentaknya

Aiden, ya siapa lagi kalau bukan Aiden. Dia menatap Raidif tajam membuat ayahnya salah tingkah.

" Papa? Siapa pemuda ini? Apa dia saudaramu?" Tanya sang putri heran.

Aiden menatapnya nyalang.

" Bukan! Aku anaknya tauuu!" Kesal Aiden. Dann...

Brak!

Raidif tersentak kaget saat putranya itu beranjak pergi kemudian menutup pintunya kasar.

" Tolong maafkan dia, dia adik saya. Dia tidak tahu kalau anda adalah seorang putri dan juga anaknya memang kurang sopan." Dalih Raidif. Putri itu tersenyum manis.

Kenapa??
Tatapan pemuda tadi terasa berbeda?
Jantungku..
Seperti berdetak lebih cepat- Batin sang putri.

" Putri?" Raidif mengernyit melihat putri itu mematung masih menatap pintu tempat Aiden tadi membantingnya

" Eh iya.. pantas saja wajahnya mirip denganmu." Ucapnya gugup lalu menatap Raidif malu.

Anak itu pasti marah padaku..
Tapi kenapa.. dia terlihat ingin mengatakan sesuatu yang penting?



Di ruangan lain..

" Rawat dia dengan baik ya!" Perintah Aiden pada seorang pelayan.

Ditatapnya wajah ibunya yang terbaring dengan darah yang mulai mengering di kening. Dilihat dari manapun, ibunya benar benar cantik.

" Bukankah ini lucu, sekarang aku terlihat seumuran denganmu mom. Mungkin kau tidak mengingatku. Tapi aku sangat menyayangimu, aku telah banyak menyusahkanmu selama di kandunganmu dulu. Mama cepatlah bangun dan berilah pelajaran pada papa, kalau perlu tampar dia! Dia selalu saja begini!" Senyum Aiden manatap Aira yang tampak masih tak sadarkan diri.

Bersambung......

Continue Reading

You'll Also Like

Terjerat Masa Lalu By za

Mystery / Thriller

11.5K 514 6
Psycho, thriller, misteri, romance. Bagaimana jika genre-genre tersebut disatupadukan menjadi sebuah serial cerpen bersambung?
3.1M 320K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...
772 387 17
|| LEGANTARA SCHOOL SERIES || NATASHA | ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️Akan direvisi setelah tamat ⚠️No plagiat!!! Cerita dilindungi hak cipta...
924K 99.1K 73
Spin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucife...