Still Me

11.9K 978 146
                                    

Pagi itu udara berhembus dingin..
sisa hujan semalam masih terlihat di sela sela rerumputan. Aira menatap pintu di depan kamarnya yang masih kosong, hanya beberapa pelayan yang lewat.
Penyesalannya atas sikap bodohnya pada Arthur semalam sungguh membuatnya tidak tenang.

Di mana dia sekarang?
Di mana Arthur?

Saat tengah melamun, tiba tiba Aiden yang berada di gendongannya menarik narik rambutnya.

" Pa.. pa." Ucapnya lucu.

Mata Aira nanar saat melihat siapa yang tengah melangkah menuju taman rumahnya.

" Itu bukan papa nak, itu orang jahat!" Kesal Aira kemudian membanting pintu kamarnya keras. Raidif yang bisa mendengar hal itu dari tempatnya berdiri dan hanya menatap kamar Aira pucat. Wajahnya tak terlihat seperti kemarin.

Matanya memerah dan wajahnya sangat pasi.

" Ada apa dengan diriku? Aku tidak pernah merasakan selelah ini. Rasanya seluruh tubuhku sakit." Ucapnya duduk di sebuah bangku panjang di taman itu, kulit pucatnya seolah berkilau terkena sinar matahari. Perlahan, dirogohnya sesuatu dari saku jaketnya, "Harmonika itu"

Seberkas ingatan menyeruak di otaknya.

" Ayah punya kado untukmu?" Bayangan raja salvador

" Apa itu ayah?"

" Taraaa!! Harmonika untuk anakku tercinta.. ini warisan keluarga kita!" Raja Salvador menyerahkan harmonika itu ke tangannya waktu itu

" Kenapa harus harmonika? Mengapa tidak pedang atau senjata saja yah?"

Mendengar pertanyaan itu raja Salvador mencium lembut kening putranya

" Ini agar mengingatkan kita sayang. sekuat apapun penguasa itu, musik adalah pengingat bahwa dia harus memiliki hati yang baik dan lembut. Kau tidak boleh menyakiti siapapun yang harus kau lindungi. Tunjukkan senjatamu di tempatnya dan tunjukkan belas kasihmu di tempatnya! Jangan pernah menjadi kejam!"



Tak terasa air mata jatuh dari mata emas Raidif. Dibelainya lembut harmonika itu lalu memposisikannya di bibirnya.

Sementara itu...

Aira yang berusaha menahan hatinya menyusui Aiden di ranjang. Bayangan sikap Raidif tadi malam benar benar membuatnya muak.

Hingga...

Deg

Nada itu?

Sayup sayup Aira tercekat.

Benar, nada itu?

Aira langsung meletakkan Aiden ke ranjang goyangnya lalu membuka pintu kamarnya setelah mendengar alunan harmonika itu.

Ini nada yang sama yang sering dimainkan Deril!
Ini benar benar sama!

Aira menatap ke arah Raidif yang tampak memejamkan matanya sembari meniup lembut harmonika di bibirnya. Beberapa pelayan tampak terpana dengan permainan sang pangeran. Dia terlihat seperti seorang peri yang berkilau dengan musik yang dia alunkan.

Aira gemetar.

Dia...

" Apakah dia..benar benar.. Deril?"  Kakinya tanpa sadar melangkah gontai mendekat ke arah Tuan muda itu.

Namun....

Saat dia hampir tiba,

" Nona." Seseorang menahan tangannya.

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISIWhere stories live. Discover now