Back

11.3K 939 80
                                    

" Kenapa kau kemari hah? Apa kau sudah puas?" Bentak Aira memerah setelah melihat Raidif berdiri di pemakaman ayahnya dan mengucapkan bela sungkawa seolah tanpa dosa.

Raidif tersenyun tak menjawab sepatah katapun

" Apa maumu sebenarnya?" Aira meradang

" Anda tahu apa yang saya mau nona." Jawabnya tenang

Mendengar itu, kesabaran Aira benar benar menguar entah kemana, ia melangkah lalu memegang erat kerah kemeja pria ini.

" Dimana anakku?" Tanyanya meruncing dengan wajah marah.

" Anak, kenapa anda menanyakan anak anda kepada saya?" Raidif mengernyit kemudian menjauhkan tangan Aira dari kerahnya

" Ya, Aiden dimana dia pembunuh?"

" Jaga kata kata anda nona, ingat dengan siapa anda bicara sekarang dan ingat siapa anda berani berbicara seperti itu pada pengawas ratu!" Sorot mata mereka beradu tegas.

" Kau yang diam! Pembunuh!" Bentak Aira memerah. Emosinya memuncak saat melihat raut wajah tenang di wajah elok Raidif yang seolah tak ada rasa bersalah sedikitpun.

" Dimana anakku?" Tanya Aira lagi kali ini sambil menyeka air matanya kasar

Lagi lagi pemuda bermata gold itu hanya mengulas senyum.

" Kendalikan emosi anda nona. Ingat beberapa waktu lalu anda mengejar saya!" Sindirnya

" Kamu tidak berhak berbicara begitu pembunuh!" Aira memanas

" Pembunuh?" Raidif mengernyit

" Saya datang dengan niat baik dan anda mengatakan saya pembunuh? Apa anda memang tidak pernah belajar tatakrama?" Ucapnya lagi, benar benar menyebalkan

"Jangan berpura pura bodoh lagi! Aku tahu kamu yang membunuh ayahku, kau juga mau membunuh Arthur dan entah apa yang kau lakukan pada anakku. Katakan dimana dia atau kau akan menyesal!" Tunjuk Aira mengancam

Sejenak suasana menjadi beku.

Raidif memegang pundak Aira kemudian mendekatkan wajahnya membuat wanita itu terkesiap.

" Katakan padaku balasan apa yang lebih baik dari pada ini untuk keluarga penghianat?" Bisiknya dengan senyum simpul. Mata Aira membulat mendengar bisikan itu.

" Berani sekali kau mengatakan hal seperti itu monster!" Aira mengangkat tangannya.

" Cukup!" Raidif menahan tangan Aira yang hendak menamparnya. Sesaat, pandangan mata mereka beradu.

" Aku tidak ingat apapun tentang omong kosongmu, tapi kalau memang aku ini ayah dari anakmu bukankah kau pernah mencintai aku hmm?" Senyum sinis Raidif membuat Aira terkesiap. Pemuda itu menatapnya kosong

" Lalu katakan padaku! Apa yang Aaron lakukan untuk memisahkan kita? Aku yakin dia pasti membunuhku kan? Kalau tidak, aku tidak mungkin lupa segalanya. Aku tidak mungkin melupakan keluargaku kalau jiwa lainku tidak dibunuh! Haha tapi sayang otaknya terlalu kecil untuk menyadari aku tidak bisa mati dengan keinginan orang lain. Sekarang bisa kau katakan selama aku menjadi Deril bagaimana caranya membunuhku?"Raidif mencengkram erat pundak Aira yang kini memerah menangis.

" Apa lebih kejam dari caranya mati? Katakan padaku apa kematianku lebih kejam dari caranya mati? Lalu sekarang katakan padaku apa balasan ini pantas untuknya? Jawab pertanyaan sederhanaku Nona Aira, apa kau menangis seperti ini untuk kematian suamimu sebelumnya? JAWAB!!!" Raidif menyeringai melihat air mata Aira jatuh. Wanita itu teringat bagaimana menderitanya dia saat melihat tubuh Deril dibakar dulu. Betapa terluka hatinya.

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant