Who Are You?

13.7K 983 116
                                    

Suara itu
Bayangan itu
Sorot mata itu
Hembusan nafasnya..
Dia... dia... dia...

" Deril??" Aira bergegas mencari saklar lampu di sisi pintu untuk melihat dengan jelas. Namun..

" Klek "

Saat semuanya menyala terang...

Angin berhembus dengan kencang.. ya.. hanya angin

Sejauh mata indahnya memandang tak ada siapapun atau apapun

" Der.. Deriiilll.. Deril... Derilll kau di mana... tadi kau di sini kan sayang? Derillllll!!!" Teriak Aira frustasi. Dia melangkah ke sana ke mari mencari kepastian.

Hingga akhirnya...

Dia terduduk di lantai..
Hanya menangis.

Aku seolah benar benar melihatnya
Apa ini hanya halusinasiku saja?
Apa aku sudah gila?

" Deriiilll!!" Teriaknya serak.

Sementara itu..

" DEG" Raidif memegang dada kirinya.

" Aarkkh kenapa aku selalu merasa begini? Harusnya aku lenyapkan anak itu." Kesalnya sembari menatap langit gelap lepas.

Entah kenapa ada sesuatu dalam dirinya yang seolah bergetar saat mendengar suara perempuan tadi. Ada apa dengan dirinya?

Jauh dalam lamunannya..

" Hei tampan! Kau kenapa ?"

Raidif menoleh. Senyum mengembang di wajahnya saat melihat dua orang gadis menatapnya lapar.

Tentu kalian tahu apa yang ada di pikirannya.. "Makanan"

" Sendirian? Kau sepertinya turis ya? Lihat dia sangat rupawan kan?" Puji Gadis itu manis.

" Iya.. apa kau sedang mencari sesuatu? Boleh kami temani?" Salah satunya mendekati Raidif. Memainkan mata padanya.

" Hmm boleh, aku kebingungan mencari alamatku sendiri. Aku baru di sini. Bisa kalian mengantarku?"
Raidif memegang lembut wajah gadis itu membuatnya seolah melayang di udara.

" Kenapa kau tidak menginap saja di tempatku.. ya?" Bujuk Gadis itu merajut memegang kerah kemeja Raidif nakal.

Raidif tersenyum

" Baiklah." Jawabnya santai.
Mendengar itu, kedua gadis itu berbinar, mereka seperti mendapatkan kesempatan bersama seorang pangeran. Padahal hal itu adalah mimpi terburuk bagi hidup mereka. Mimpi terburuk.

Beberapa saat kemudian...

Di sebuah rumah tak jauh dari pinggiran kota..

Raidif tersenyum senang sembari turun dari ranjangnya. Diraihnya kemejanya yang berserakan di lantai kemudian mulai mengancinginya.
Mata emasnya menatap sosok tubuh yang mengering di ranjang yang sama lalu berubah menjadi abu.
Pemuda itu menghapus bekas darah di bibirnya lalu merapikan rambutnya kembali

" Berani sekali dia menyentuhku dengan gratis. Maaf Jane tapi aku lebih tertarik dengan darahmu." Ucapnya sinis.

Baru saja dia hendak membuka pintu ...

Gadis lainnya sudah berdiri di depannya dengan gaun malam yang sexi.

" Apa kau sudah selesai dengannya Rai? Kalau kau mau aku bisa menemanimu sayang?" Ujarnya penuh semangat.

Raidif tersenyum mendengarnya

Makanan lagi. Betapa beruntungnya aku malam ini.

Batinnya lalu mencium sekilas bibir gadis itu dan mengikuti langkahnya ke sebuah ruangan.
Ruangan terakhirnya.

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISIWhere stories live. Discover now