Im not yours

17.1K 1.1K 122
                                    


" Nona." Aira tertegun saat melihat Arthur berada didepan kamarnya pagi itu. pemuda itu menunduk hormat dengan kemeja hitam yang membuat kulitnya terlihat bersinar.

Aira hanya mematung sekilas kemudian menarik napas panjang.

" Masuklah!" ujarnya pasi kemudian melangkah kembali ke dalam kamarnya diikuti Arthur. Tampak Aiden dan Dira sedang bercengkrama di atas tempat tidur ibunya.

" Duduklah Artur.. ada yg ingin aku katakan padamu!"

Arthur merapikan rambut curlynya lalu duduk di sisi tempat tidur Aira sembari membelai wajah cantik Dira si kecil. Sesekali mata ambernya melirik kearah potret deril di dinding

" Nona mengapa selama seminggu ini anda mengurung diri saja di kamar ini.. saya mencemaskan anda.. tolong maafkan sikap saya malam itu sayaaa...

" Apa kau berjanji akan melindungi anak anakku?" potong Aira dengan tatapan meruncing.

Arthur mematung menatap ke dalam mata indah wanita di depannya. Mata yang seolah berkaca kaca setiap harinya

Pemuda itu mengangguk pelan dengan penuh kepastian.

" Saya akan melindungi mereka dan anda dengan nyawa saya nona." jawabnya

Aira kembali menatap Arthur pasi.. setetes bulir bening kembali meluncur di pipi cantiknya

Deril aku mohon..
Maafkan aku..
Maafkan aku..

" Aku akan katakan pada ayah agar kita bisa menikah secepatnya." Ucap Aira

DEG

Giliran Arthur yang mematung. Keringat dingin seolah meluncur dari keningnya.

Benarkah..
Apa yang aku dengar ini?

" Nona..

" Arthur diamlah aku mohon.. aku tidak mau mengubah pikiranku lagi kali ini. Kau harus berjanji apapun yang terjadi lindungi kedua anakku dan jangan pernah pergi dari sisiku." Aira menatap Arthur kelu. Pemuda itu mengerti lalu berdiri dan melangkah ke hadapan Aira.

Perlahan, tangan kokohnya memegang lembut pundak Aira lalu pemuda itu bersimpuh di depannya.

" Saya abdi anda nona.. percayalah saya lebih baik mati dari pada menjauh dari pandangan mata anda." Ucapnya begitu teduh.

Aira menangis mendengarnya. Ia sesenggukan menahan kesedihan di hatinya dan kemudian memeluk Arthur erat.

" Kau harus berjanji. Buat aku melupakannya.. buat aku percaya kalau dia sudah tiada.. aku tidak mau terus begini arthur!" Isaknya.
Arthur mencium pundaknya lembut.

" Saya berjanji nona.. saya sangat mencintai anda." Janjinya dengan mata berkaca kaca.

Sore itu..





Udara dingin berhembus di antara Aaron damian dan John yang tengah duduk di ruangannya.
Wajah tua pucatnya begitu lama tidak tersenyum

" Aira masih membenciku John.. " Ucapnya pasi

" Tuan..

" Apa yang aku lakukan hanyalah demi melindungi kita semua. Sekarang dia bahkan tidak mau berbicara denganku." Tuturnya sedih.

" Tuan.. bukankah ini saatnya.. anda mengumumkan tentang pangeran Arthur?"

Aaron menatap John tajam

" Tidak.. aku tidak akan menyakiti Aira lagi... akan kupikirkan itu nanti. Aku sangat merindukan putriku John." Setetes bulir bening mengalir di pipi tuanya

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISIWhere stories live. Discover now