THE LORD NOBLASSE 2 ( The Dev...

By PrincessKhaisy

395K 29.2K 4.1K

( Baca Dulu The Lord Noblasse 1) #highrankinfantasi Aku datang dimusim gugur tanpa ingatan kecuali kebencian ... More

( Prologue) IM BACK !!
Perasaan
Im not yours
Arthur
Who Are You?
Mine
New Story
Keyakinan
Life without heart
Still Me
Absurt
Our Childern
Pembunuhan pertama...
Something Special
Dont say love to me!
King Of Salvador
Api, kepercayaan dan harapan
Kebenaran
Diary of The Prince
Ungkapan Hati
Maafkan aku
Menyesal
Till The End
Love
Pelayan Berdasi kupu kupu
Memolity
Masa lalu
Pengorbanan Terakhir
Kutukan Yang Abadi
ENDING
Cuplikan Ova

Back

11.3K 939 80
By PrincessKhaisy

" Kenapa kau kemari hah? Apa kau sudah puas?" Bentak Aira memerah setelah melihat Raidif berdiri di pemakaman ayahnya dan mengucapkan bela sungkawa seolah tanpa dosa.

Raidif tersenyun tak menjawab sepatah katapun

" Apa maumu sebenarnya?" Aira meradang

" Anda tahu apa yang saya mau nona." Jawabnya tenang

Mendengar itu, kesabaran Aira benar benar menguar entah kemana, ia melangkah lalu memegang erat kerah kemeja pria ini.

" Dimana anakku?" Tanyanya meruncing dengan wajah marah.

" Anak, kenapa anda menanyakan anak anda kepada saya?" Raidif mengernyit kemudian menjauhkan tangan Aira dari kerahnya

" Ya, Aiden dimana dia pembunuh?"

" Jaga kata kata anda nona, ingat dengan siapa anda bicara sekarang dan ingat siapa anda berani berbicara seperti itu pada pengawas ratu!" Sorot mata mereka beradu tegas.

" Kau yang diam! Pembunuh!" Bentak Aira memerah. Emosinya memuncak saat melihat raut wajah tenang di wajah elok Raidif yang seolah tak ada rasa bersalah sedikitpun.

" Dimana anakku?" Tanya Aira lagi kali ini sambil menyeka air matanya kasar

Lagi lagi pemuda bermata gold itu hanya mengulas senyum.

" Kendalikan emosi anda nona. Ingat beberapa waktu lalu anda mengejar saya!" Sindirnya

" Kamu tidak berhak berbicara begitu pembunuh!" Aira memanas

" Pembunuh?" Raidif mengernyit

" Saya datang dengan niat baik dan anda mengatakan saya pembunuh? Apa anda memang tidak pernah belajar tatakrama?" Ucapnya lagi, benar benar menyebalkan

"Jangan berpura pura bodoh lagi! Aku tahu kamu yang membunuh ayahku, kau juga mau membunuh Arthur dan entah apa yang kau lakukan pada anakku. Katakan dimana dia atau kau akan menyesal!" Tunjuk Aira mengancam

Sejenak suasana menjadi beku.

Raidif memegang pundak Aira kemudian mendekatkan wajahnya membuat wanita itu terkesiap.

" Katakan padaku balasan apa yang lebih baik dari pada ini untuk keluarga penghianat?" Bisiknya dengan senyum simpul. Mata Aira membulat mendengar bisikan itu.

" Berani sekali kau mengatakan hal seperti itu monster!" Aira mengangkat tangannya.

" Cukup!" Raidif menahan tangan Aira yang hendak menamparnya. Sesaat, pandangan mata mereka beradu.

" Aku tidak ingat apapun tentang omong kosongmu, tapi kalau memang aku ini ayah dari anakmu bukankah kau pernah mencintai aku hmm?" Senyum sinis Raidif membuat Aira terkesiap. Pemuda itu menatapnya kosong

" Lalu katakan padaku! Apa yang Aaron lakukan untuk memisahkan kita? Aku yakin dia pasti membunuhku kan? Kalau tidak, aku tidak mungkin lupa segalanya. Aku tidak mungkin melupakan keluargaku kalau jiwa lainku tidak dibunuh! Haha tapi sayang otaknya terlalu kecil untuk menyadari aku tidak bisa mati dengan keinginan orang lain. Sekarang bisa kau katakan selama aku menjadi Deril bagaimana caranya membunuhku?"Raidif mencengkram erat pundak Aira yang kini memerah menangis.

" Apa lebih kejam dari caranya mati? Katakan padaku apa kematianku lebih kejam dari caranya mati? Lalu sekarang katakan padaku apa balasan ini pantas untuknya? Jawab pertanyaan sederhanaku Nona Aira, apa kau menangis seperti ini untuk kematian suamimu sebelumnya? JAWAB!!!" Raidif menyeringai melihat air mata Aira jatuh. Wanita itu teringat bagaimana menderitanya dia saat melihat tubuh Deril dibakar dulu. Betapa terluka hatinya.

Raidif tersenyum melihat ekspresi Aira

" Bisakah kau menceritakannya padaku, sayang?" Senyumnya sengaja.

Dan..

Apa katanya? Sayang?

Deg Deg

" CUKUP!" Teriak Aira menutup telinganya.

" Hentikan.. tolong jangan buat aku gila! Kau jahaat kau jahat!!" Tangis Aira kemudian berlari pergi.

Raidif hanya menatapnya kelu.

" Bodoh! Cinta? Persetan dengan cinta. Kau darah penghianat terakhir yang harus aku musnahkan!" Gumamnya acuh memasang kacamata hitamnya lalu melangkah santai ke arah mobil hitam yang sudah siap menunggu di sana.

" Tuan.. anda mau kemana?" Tanya pelayannya

" Ke tempat itu!" Jawab Raidif.

Kemana dia akan pergi?

Mobil itupun kemudian melaju

Raidif tidak tahu bahwa perkataannya tadi mempunyai efek lain bagi Aira.

Sayang?
Dia memanggilku sayang?
Apa dia tidak tahu betapa berartinya kata sayang yang selalu ke luar dari bibirnya?
Apa dia sudah sangat berubah?
Kenapa aku tidak bisa membencinya?
Dia dengan segala perbuatannya..
Ayah maafkan aku..

Aira melangkah gontai bagai mayat hidup. Selendang hitam yg tadi bertengger di pundaknya kini hilang terbawa angin.

" Nona.. tuan Arthur sadar!" Lapor salah seorang pelayan. Aira mengambil napas panjang lalu berlari ke arah ruangan Arthur.

Brak. Dengan napas terengah dia membuka pintu itu. Senyum pucat di bibirnya mengembang saat melihat Arthur tampak duduk di ranjangnya dengan perban di kepala dan tangan. Pemuda itu tersenyum pucat sementara perawat tengah membersihkan lukanya.

" Arthur." Aira berlari memeluk Arthur. Air matanya tumpah

" Syukurlah kau baik baik saja Art. Aku sangat mencemaskanmu." Tangisnya bahagia

" Nona." Suara Arthur lirih. napasnya seolah tercekat dan tatapannya menyimpan luka yang dipenuhi kesedihan.

" Sudah.. jangan bicara lagi! Aku sudah banyak kehilangan. Aku tidak mau kehilanganmu juga. Hanya kamu orang yang menyayangiku yang masih tersisa." Aira memegang wajah Arthur lembut. Dia bersyukur, sangat bersyukur pemuda itu masih hidup. Aira kembali memeluk Arthur hangat, ada perasaan tenang di hatinya

" Maafkan saya nona." Ucap Arthur. Aira melepas pelukannya dan menatap ke dalam mata amber pemuda di depannya.

" Saya tidak bisa menjaga tuan Aaron dan Aiden. saya tidak berguna." Sebulir air mata menetes di kedua pipinya. Aira dengan hangat menghapus air mata itu.

" Ini bukan salahmu Art. Mulai sekarang tetaplah di sisiku. Aku membutuhkanmu." Pinta Aira dengan mata berkaca kaca. Arthur mencoba tersenyum hangat. Ditatapnya wajah cantik istri tercintanya

" Saya sangat mencintai anda nona." Ucapnya menenangkan kemudian perlahan mengecup bibir pucat Aira. Aira memejamkan matanya.

Melihat tidak ada penolakan dari Aira, Arthur kemudian memeluknya hangat

" Saya akan selalu di sisi anda." Janjinya dengan senyum dingin di balik punggung Aira. Tatapannya tertuju pada jendela di dekat pintu sana. Tampak Hans berdiri dengan senyum menyeringai lalu menghilang

¤¤¤

23:00

Sebuah mobil ferrari hitam menghentikan lajunya di halaman sebuah paviliun sederhana di sebuah tempat dengan suasana seperti puncak.

Seorang pria berbaju serba hitam berlari menyambut lalu membukakan pintu untuknya.

" Selamat datang tuan Jack smith!" Ucapnya penuh hormat. Raidif mengulas senyum. Kulitnya terlihat sangat pucat dan dingin

" Apa dia ada di dalam?" Tanyanya

" Iya tuan."

" Bagus! Malam ini akan ada sebuah kejadian besar. Sebuah kehidupan baru takdirnya akan berada di tanganku." Senyum Raidif.

Mata pria di depannya itu seolah berkilat merah. dia tersenyum

" Sesuai perintah tuanku yang mulia Pangeran Raidif Michael the lord of Noblasse!" Senyumnya pucat penuh hormat.

Tempat apakah itu?

Hawa dingin itu?

Pelayan aneh itu?

Dan siapa orang yg dimaksud Raidif?

Pria berbaju hitam itu membawa Raidif masuk ke dalam paviliun. Cahaya mata Raidif bersinar saat melihat sekitar enam orang pria dengan tudung hitam menunduk hormat menyambut kehadirannya.

" Hormat kami yang mulia pangeran Vampire termulia Tuan Raidif Michael, pangeran Salvador. Kami tujuh Vampire utama ( Noblasse ) dari segala penjuru arah sudah hadir sesuai perintah anda. Siap mematuhi dan mengorbankan nyawa demi perintah anda yang mulia!" Tunduk mereka dengan tatapan hormat bercampur takut.

Ya, mereka semua Vampire yang diperintahkan Raidif menemuinya di tempat itu secara rahasia

" Apa dia ada di dalam?" Tanya Raidif.

Belum sempat dijawab, terdengar suara tangis bayi dari ruangan berdinding kayu di sisinya. Raidif tersenyum.

" Buka!!" Perintah Raidif menunjuk pintu itu. Perlahan, pintupun terbuka.

Raidif masuk ke dalam diikuti 7 Vampire yang dia undang. Ia mengulas senyum saat melihat bayi yang tak lain adalah Aiden menangis tak jauh darinya.

" Katakan padaku! Kalian adalah Vampire terkuat dari 7 penjuru dan dia adalah anak biologisku. Apa dia berdarah sama denganku? Katakan apa dia memang anakku?" Kuku kuku dijari Raidif memanjang runcing.

Beberapa saat, 7 orang itu mendekat mengelilingi bayi mungil yang berhenti menangis lalu menatap mereka dengan keruran kening yang begitu lucu. Mata 7 orang itu berubah merah menyala

" Bayi ini murni tuan! Dia sama dengan anda!" Tutur mereka menjawab

Aiden tersenyum dengan jari mungilnya, dia menunjuk Raidif

" Papa." Ucapnya lucu

" Dia sangat cerdas tuan, Kekuatannya seolah mampu mengendalikan perasaan dan ingatan orang lain. Dia bisa memakan makanan manusia tapi juga bisa meminum darah. Dia immortal yang mengagumkan." Tutur mereka lagi. Namun, bukannya bahagia, Raidif malah melepas jaketnya marah lalu melangkah ke arah Aiden dengan kuku yang diarahkan ke depan mata si kecil. Taringanya mencuat

" Kalau begitu kau harus mati!" Ucapnya penuh penekanan.

Namun....

" Papa." Aiden menatap Ayahnya itu. Bola mata mungilnya berkaca kaca, bibir kecil merahnya gemetar seakan ketakutan. Matanya kemudian berkaca kaca

" Pap..pah." Ucapnya lagi, gemetar.

Deg

Tiba tiba...

" Kau mau menciumku kan?"

" Tidak aku benar benar kesakitan."

" Baiklah.. minum ini+" Raidif melukai bibirnya.

Bayangan apa itu.?

Aiden tersenyum menatap Raidif

" Papa." Ucapnya lucu.

Raidif terduduk memegang dada kirinya.

Deg

" Tuan.. apakan anak ini harus mati? Dia sangat istimewa. Mungkin dia bisa membantu anda yang mulia."

Raidif mengangkat wajahnya. Kembali menatap bayi mungil di depannya dalam.

" Papa." Aiden juga menatap Raidif kelu. Entah kenapa, tatapannya membuat Raidif berkaca kaca. Benar benar seperti bisa mengendalikan hati seseorang dan ingatannya.

Apa kekuatan anak ini sebenarnya?

Suasana menjadi hening sejenak. Lalu...

" Aku butuh darah kalian." Ucap Raidf

" Maaf tuan?"

" Aku butuh darah kalian sebelum aku berubah pikiran." Ulang Raidif sambil menatap mata Aiden

7 Vampire itu saling pandang.

" Aku perintahkan LUKAI DIRI KALIAN DAN BERIKAN DARAH KALIAN PADAKU!" Bentak Raidif, urat lehernya menegang.

7 Vampire itu seolah tercekat. Tubuh mereka seakan menuruti perintah Raidif lalu mengiris nadi mereka dan menumpahkan darahnya pada sebuah wadah

Raidif berdiri, menatap ke arah wadah yang berisi darah 7 Vampire kuat itu. Dia kembali menatap Aiden. Tapi anehnya, matanya saat itu tidak berwara emas. Perlahan, warna mata Raidif memudar. Ya, Mata Raidif berubah menjadi biru.

Aku harus melakukan ini anakku
Jika tidak aku akan terus berusaha membunuhmu! Ini ayah nak, Deril Anthonius - Batinnya tanpa sadar. Ia lalu menggoreskan kuku panjangnya. Dan ..

Crazzz

Darah segar muncrat dari nadinya, menyatu bersama darah 7 Vampire yang menatapnya bingung.

Apa yang ingin dia lakukan?

Setelah itu, Raidif melangkah ke arah Aiden dengan wadah berisi darahnya

" Tuan.. anda tidak bermaksud menjadikan bayi itu menjadi mahluk dalam legenda kuno kan?" Pucat mereka saat mulai menyadari apa yang akan dilakukan Raidif

Raidif tersenyum sinis

" Ini satu satunya jalan agar aku tidak membunuhnya, menjadikannya kuat. Dan aku yakin dia akan menjadi sekutu berhargaku. Putraku, mungkin inilah yang disebut naluri seorang ayah." Mata biru Raidif menatap Aiden dalam.

Anakku..
Aku serahkan jiwaku padamu
Jaga aku setelah ini!
Kau adalah saksi dan harapanku bahwa Deril Anthonius memang pernah ada.
Bangunkan jiwa ayah di dalam tubuh ini nak
Jangan biarkan ayah menyakiti siapapun
Jika memang jiwa ayah akan benar benar hancur setelah ini, buatlah Raidif mengakuimu!

Perlahan, Raidif menyuguhkan Wadah itu ke hadapan Aiden.

" Ini perintah terkuat darah murni. Jadilah sepertiku dan bangkitlah seperti iblis! Tubuhmu, jiwamu, hatimu akan musnah. Kau akan menjadi yang paling ditakuti. Tubuh predator murni yang haus darah serta memiliki jalannya sendiri. Dan ini malam kehidupan sekaligus kematianmu. Lepaskan raga lemahmu dan bangkitlah!" Raidif membaca mantra kunonya lalu menyuapkan darah itu ke mulut bayi kecil Aiden

Maafkan aku nak.
Ini satu satunya jalanmu agar bisa bersamaku. Tanpa disakiti

Ditatapnya wajah Aiden lekat. Perlahan, mata Raidif kembali berubah menjadi keemasan. Pria itu tersenyum kemudian mengambil lengan mungil Aiden.

" Ritual terakhir sayang." Senyumnya. Sebelum...

" Yang mulia!" Teriak mereka ketakutan.

Crasshhhh. Taring Raidif mencuat bersama jeritan keras dari mulut Aiden. Bagaimana tidak, Raidif menghisap darahnya.

Cuaca malam itu tiba tiba berubah..

Aira terbangun dari tidurnya, napasnya seolah tercekat. Dia seakan mendengar suara Aiden di mana mana.

" Anakku." Ucapnya getir

Suara gemuruh bersahutan di luar, hujan deras tiba tiba turun.

" Apa kau baik baik saja?"Tanya Arthur yang ikut terbangun di sisinya. Dia tertegun melihat Aira duduk mematung dengan tatapan kosong.

" Sayang apa kau baik baik saja?" Tanya Arthur lagi, kali ini memeluknya hangat.

" Aku merindukan Aiden Art, apa dia masih hidup? Apa dia baik baik saja? Di mana dia sekarang?" Aira terisak. Arthur kemudian menghidupkan lampu tidur dan mengenakan kemejanya kembali.

" Akan aku buatkan teh agar kau merasa lebih tenang."

" Tidak kau sedang sakit. Tetaplah di sisiku!" Aira menyandarkan dirinya ke pundak Arthur. Pemuda itu tersenyum kemudian mengecup keningnya lembut

" Aku pasti akan menemukannya, aku janji." Janjinya menenangkan.

Benarkah?

Sementara itu..

Back to paviliun kuno

7 Vampire itu menunduk hormat dengan wajah dipenuhi ketakutan. Wadah darah di depannya tampak bersih tanpa isi.

Sementara Raidif?

Mata emasnya menatap nanar pada sesuatu di hadapannya.

" Papa." Ucap Suara lembut seorang pemuda.

Ya, seorang pemuda dengan bentuk tubuh tinggi sempurna, Rambut brown, mata biru dan senyum yang menawan. Dia berlutut di depan Raidif dengan tatapan tajam penuh hormat.

" Selamat datang Aiden Michael Salvador! Selamat datang putraku!" Ucap Raidif Bangga.

" Aku sangat mengenalmu papa, Bahkan sejak dalam kandungan ibu aku masih bisa merasakan suara dan darahmu. Kenapa kau memurnikanku? Apa kau tidak ingin aku bermain di pangkuanmu? Kau tidak mau melihat masa kecilku?" Pemuda itu berdiri tegap lalu mencoba melangkah tertatih, perlahan, ke arah Raidif. Dia berusaha berjalan tegak walau itu sedikit agak sulit.

" Apa kau menyesal menjadi putraku hmmmmm?" Tanya Raidif dingin

" Tentu saja tidak, aku bangga memiliki papa sepertimu. Aku sama denganmu, aku bisa mencium siapa orang yang berhati murni dan siapa yang licik. Kau bahkan tidak tega melukaiku. Aku tahu semuanya papa. Aku berjanji mulai detik ini penderitaanmu adalah penderitaanku juga. Aku tidak peduli kalaupun mama membencimu. Dia sudah tersesat karna mengira kau membunuh kakek. Padahal akulah saksi yang sebenarnya siapa yang melakukan itu. Kau bahkan yang menyelamatkanku." Senyum pemuda itu kemudian mematap Raidif begitu dekat.

Ya, Malam itu Raidif memurnikan Aiden dengan hak penuhnya. Bayi itu dimurnikan dan dikembalikan pada jiwanya.

Dan inilah Aiden sekarang. Menjelma bak pangeran remaja yang rupawan. Keturunan murni Raidif sekaligus pewaris Salvador yang sah.

Revolusi Vampir

" Diamlah sampai aku memerintahkanmu bicara!" Senyum Raidif kemudian mengambil jasnya dan memakaikannya pada tubuh telanjang putranya.

" Pa, kau sudah mengingatku kan?" Tanya Aiden dengan senyum sinis. Raidif mengulas senyum.

" Tentu saja Aiden." Jawabnya kemudian memeluk putranya hangat.

Pasti kau yang membuatku mengingatnya.
Mengingat bagian dari kepingan jiwaku.
Akulah " Deril Anthonius " Ayahmu dan juga Raidif Michael Salvador musuh ibumu! - Batin Raidif

Aiden memejamkan matanya dipelukan Raidif

Terimakasih ayahku. Kau sudah melepaskan aku dari tubuh lemah itu.

" Benar." Jawabnya kemudian tersenyum pada Raidif

Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 359 7
Meski begitu menyukai kisah Cinderella, Arabelle tidak pernah berharap akan menjalani kehidupan seperti Sang Putri. Kematian mendadak ibunya, lalu ke...
629K 38.2K 37
Fantasy-werewolf "Apakah setiap serigala memiliki mate dari kaumnya sendiri?" Tanyanya. Dahi Arnold berkerut. "Tidak juga, ada beberapa dari mereka y...
36.2K 1.3K 4
Jangan dibaca! Cerita ini sedang hiatus. ... Severn Lawler, Pangeran dari Kerajaan Phoenix yang dingin dan tak punya perasaan. Setelah kematian Luna...
574K 62.3K 34
[M] Petaka itu dimulai kala Hermione bertemu Draco Malfoy di Hogwarts express untuk memulai tahun keenamnya. Dia menyadari ada yang aneh dengan lela...