THE LORD NOBLASSE 2 ( The Dev...

By PrincessKhaisy

395K 29.2K 4.1K

( Baca Dulu The Lord Noblasse 1) #highrankinfantasi Aku datang dimusim gugur tanpa ingatan kecuali kebencian ... More

( Prologue) IM BACK !!
Perasaan
Im not yours
Arthur
Mine
New Story
Keyakinan
Life without heart
Still Me
Absurt
Our Childern
Pembunuhan pertama...
Back
Something Special
Dont say love to me!
King Of Salvador
Api, kepercayaan dan harapan
Kebenaran
Diary of The Prince
Ungkapan Hati
Maafkan aku
Menyesal
Till The End
Love
Pelayan Berdasi kupu kupu
Memolity
Masa lalu
Pengorbanan Terakhir
Kutukan Yang Abadi
ENDING
Cuplikan Ova

Who Are You?

13.7K 983 116
By PrincessKhaisy

Suara itu
Bayangan itu
Sorot mata itu
Hembusan nafasnya..
Dia... dia... dia...

" Deril??" Aira bergegas mencari saklar lampu di sisi pintu untuk melihat dengan jelas. Namun..

" Klek "

Saat semuanya menyala terang...

Angin berhembus dengan kencang.. ya.. hanya angin

Sejauh mata indahnya memandang tak ada siapapun atau apapun

" Der.. Deriiilll.. Deril... Derilll kau di mana... tadi kau di sini kan sayang? Derillllll!!!" Teriak Aira frustasi. Dia melangkah ke sana ke mari mencari kepastian.

Hingga akhirnya...

Dia terduduk di lantai..
Hanya menangis.

Aku seolah benar benar melihatnya
Apa ini hanya halusinasiku saja?
Apa aku sudah gila?

" Deriiilll!!" Teriaknya serak.

Sementara itu..

" DEG" Raidif memegang dada kirinya.

" Aarkkh kenapa aku selalu merasa begini? Harusnya aku lenyapkan anak itu." Kesalnya sembari menatap langit gelap lepas.

Entah kenapa ada sesuatu dalam dirinya yang seolah bergetar saat mendengar suara perempuan tadi. Ada apa dengan dirinya?

Jauh dalam lamunannya..

" Hei tampan! Kau kenapa ?"

Raidif menoleh. Senyum mengembang di wajahnya saat melihat dua orang gadis menatapnya lapar.

Tentu kalian tahu apa yang ada di pikirannya.. "Makanan"

" Sendirian? Kau sepertinya turis ya? Lihat dia sangat rupawan kan?" Puji Gadis itu manis.

" Iya.. apa kau sedang mencari sesuatu? Boleh kami temani?" Salah satunya mendekati Raidif. Memainkan mata padanya.

" Hmm boleh, aku kebingungan mencari alamatku sendiri. Aku baru di sini. Bisa kalian mengantarku?"
Raidif memegang lembut wajah gadis itu membuatnya seolah melayang di udara.

" Kenapa kau tidak menginap saja di tempatku.. ya?" Bujuk Gadis itu merajut memegang kerah kemeja Raidif nakal.

Raidif tersenyum

" Baiklah." Jawabnya santai.
Mendengar itu, kedua gadis itu berbinar, mereka seperti mendapatkan kesempatan bersama seorang pangeran. Padahal hal itu adalah mimpi terburuk bagi hidup mereka. Mimpi terburuk.

Beberapa saat kemudian...

Di sebuah rumah tak jauh dari pinggiran kota..

Raidif tersenyum senang sembari turun dari ranjangnya. Diraihnya kemejanya yang berserakan di lantai kemudian mulai mengancinginya.
Mata emasnya menatap sosok tubuh yang mengering di ranjang yang sama lalu berubah menjadi abu.
Pemuda itu menghapus bekas darah di bibirnya lalu merapikan rambutnya kembali

" Berani sekali dia menyentuhku dengan gratis. Maaf Jane tapi aku lebih tertarik dengan darahmu." Ucapnya sinis.

Baru saja dia hendak membuka pintu ...

Gadis lainnya sudah berdiri di depannya dengan gaun malam yang sexi.

" Apa kau sudah selesai dengannya Rai? Kalau kau mau aku bisa menemanimu sayang?" Ujarnya penuh semangat.

Raidif tersenyum mendengarnya

Makanan lagi. Betapa beruntungnya aku malam ini.

Batinnya lalu mencium sekilas bibir gadis itu dan mengikuti langkahnya ke sebuah ruangan.
Ruangan terakhirnya.

Hmmm gadis yang malang.

♡♡♡

" Aira... Aira.. bangunlah! Aira.. kau kenapa?" Teriak Arthur pagi itu ketika dia menemukan tubuh Aira tergeletak di lantai dalam keadaan kacau. Rambutnya berantakan dan terlihat acak. Sepertinya dia menangis semalaman. Tubuhnyapun panas.

" Aira.. pleasee kau kenapa?" Arthur bergegas mengendong tubuh Aira ke ranjangnya lalu meminta pelayan memanggilkan dokter pribadi.

Pemuda bermata Amber itu memegang tangan Aira lembut lalu menciumnya.

" Maafkan aku. Harusnya aku tidak meninggalkanmu." Sesalnya.

Beberapa saat kemudian, dokter datang memeriksa Kondisi Aira, tak hanya itu, di sana juga ada Tuan Aaron dan john

" Nak dia kenapa?" Tanya Aaron pada Arthur.

" Saya tidak tahu tuan." Jawab Arthur tanpa menatap. Aaron melirik ke arah john, wajahnya tampak kecewa atas sikap Arthur.

" Dia sepertinya shock tuan, saya akan memberikan beberapa resep dan obat penenang." Terang dokter itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya

" Shock.. apa yang membuatnya shock?" Tanya Aaron cemas

" Saya tidak tahu tuan, sebaiknya kita menunggu nona Aira sadar." Senyum dokter itu ramah

" Aira.. putriku." Aaron duduk di sisi Aira sembari memegang wajahnya. Sekilas mata tuanya melirik ke arah keranjang bayi di sisi tempat tidur Aira.
Senyum kecil tersungging di bibirnya yang mulai berkerut

Cucuku..
Penguat darah Damian..

Namun...

" De.. rill!" Aira mengigau.

Apa dia bilang barusan?

Wajah Aaron langsung pucat mendengar nama itu disebut oleh putrinya

" Deril.. ka.. u di mana?" Perlahan, kelopak mata Aira bergerak dan napasnya mulai berat.
Aira sadar

" Nona anda tidak apa apa kan?" Tanya Arthur cemas

" Arthur, aku melihatnya. Aku benar benar melihatnya dia datang menjenguk anaknya!" Aira langsung histeris memeluk Arthur. Mendengar itu wajah Aaron semakin pasi.

" Dia? Dia siapa Nona?" Tanya Arthur tak kalah panik.

Dihapusnya air mata di wajah cantik putri tercintanya. Ekspresi Aira terlihat Depresi seperti saat pertama kehilangan Deril dulu.

" Deril.. derilku Arthur dia datang.. dia menjenguk anaknya aku yakin itu dia.. dia datang Arthur.. ayo cari dia.. ayo.. Arthur aku mohon ayo cari dia.. aku mohonnn!" Teriak Aira menarik narik kemeja pemuda yang tampak kecewa itu.

Aaron menangkap raut kekecewaaan dari wajah putranya. Dia segera menarik tubuh Aira dan memegang pundaknya

" Aira dengarkan ayah nak.. itu tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa kau melihatnya? Kapan.. dan bagaimana?" Ucap Aaron dengan nada tinggi.

" Cukup tuan! jangan memperlakukan Nona seperti orang gila!!" Bentak Arthur tak terima.

" Ayah.. aku melihatnya dia datang dia menatap Aiden dia menatapnya. Dia bahkan bicara sesuatu. Tapi.... " Aira tercekat

" Tapi apa nak, apa kau yakin dia?" Cecal Aaron

Aira diam.. air mata mulai meleleh di wajahnya

" Aira jawab ayah!" Tegas Aaron namun masih dengan nada lembut

" Dia menghilang saat aku menyalakan lampu. Dia tidak ada di manapun.. dia hilang." Tangis Aira.

" Aah sayang kau pasti berhalusinasi lagi." Aaro menarik tubuh Aira ke pelukannya. Tapi tiba tiba...

" Lepaskan aku!! Dia pasti takut.. dia pasti takut padamu. Kau membunuhnya iyakan! Dia takut padamu makanya dia pergi. Kau jahat!" Aira beranjak dari tempat tidurnya

" Aira sayang bukan itu maksud ayah .. nak." Aaron berusaha mendekat.

" Deriiiilll kau di mana sayang.. suamikuuu di mana kamu? Bawa aku bersamamu!!" Teriak Aira histeris berlari keluar. Air mata Arthur tak terasa menetes turun mrlihat sikap Aira.

Aaron berusaha mengejarnya. Tapi..

Arthur menahannya

" Biarkan saya yang mengejarnya!" Ucap Arthur lalu berlari ke luar.

" Tuan.. anda baik baik saja?" Tanya John pada Aaron yang terduduk lemah di ranjang Aira

" Apakah ini balasanku John? Anakku menderita. Kau lihat wajah Arthur tadi? Aku yang melakukan kesalahan tapi anakku yang merasa sakit. " Ucapnya getir.

" Tuan?".

" Dia sangat mencintai Aira John. akan aku lakukan apapun asal Arthur bahagia." Janji Aaron.

John menarik napas panjang melihat ekspresi sedih tuannya.

Sementara itu.

Aira menjadi pusat perhatian para pelayan, dia berteriak teriak seperti orang gila memangil nama Deril dengan rambut yang acak.
Dia berlari ke sana ke mari meneriakkan nama suaminya sementara tangannya memegang harmonika milik Deril.
Dia terlihat sangat menyedihkan
terlihat jelas dia sangat mencintai suaminya.

Di setiap sudut rumahnya dia seolah melihat bayangan Deril. Hingga akhirnya dia terjatuh menangis di atas lututnya.

" Sayang.. tengil.. kau di mana!! Tega sekali kau melakukan ini padaku." Ucapnya pasi. Hingga tiba tiba..

Sebuah dekapan hangat memeluk tubuhnya dari belakang, Aira merasakan ada air mata yang jatuh di punggungnya. Hal itu menjadi pembicaraan para pelayan.

" Nona cukup.. jangan menyakiti saya seperti ini lagi, apapun akan saya lakukan demi kebahagiaan anda." Suara hangat itu menenangkannya. Ya, Arthur memeluknya dari belakang.

" Ar.. thur." Ucap Aira lemah. Wanita itu lalu lunglai tak sadarkan diri.

Arthur merangkul Aira lalu membawanya berjalan menuju ke kamarnya.

Aaron yang melihat hal itu menjadi sedih. Padahal dia belum tahu apa yang sudah Arthur putranya korbankan demi wanita tercintanya itu. Arthur benar benar sangat mencintai putrinya.

Setelah itu, pemuda itu tak bicara sepatah katapun. Dia hanya diam menatap wajah lelap Aira yang tampak sangat tersiksa di atas ranjangnya. Arthur mendampingi Aira sembari memegang tangannya hangat, mata ambernya berkaca kaca.

Apakah..
Selamanya akan begini?
Apa kau tidak akan pernah melihatku?
Melihat cintaku?
Apa yang harus aku lakukan?
Agar aku bisa membuatmu benar benar tersenyum
Sayang..
Airaku..





2,3,4,5,6,7, 8 Bahkan saat hari mulai gelap. Arthur sama sekali tak beranjak. Dia hanya diam menatap Aira dalam.

Jauh dalam tidur panjangnya. Jiwa Aira seolah berlari tak menemukan arah disebuh lorong gelap. Dia terus menyebutkan nama Deril, Deril dan Deril.

Hingga..

Langkahnya terhenti pada suara yang mengalun merdu dari sebuah Arah.

" Deril." Ucapnya senang lalu berlari ke arah suara harmonika itu dimainkan.

Matanya berbinar saat melihat sosok yang dia rindukan tampak duduk manis tersenyum padanya dengan kemaja hitam yang membuat kulitnya bersinar. Mata birunya yang indah seolah bercahaya menatap ke arah Aira

" Deriiilll!!" Teriak Aira histeris lalu berlari memeluk sosok itu hangat. Dia menangis.. menangis sekuat tenaganya dan memeluk suaminya seolah tak ingin dia pergi

" Hei gadis manja apa kau mau membunuhku dengan pelukanmu ini hah? Norak sekali kamu.. lihat kondisimu? Apa kau pantas jadi ibu dari anakku? Cih!" Omel Deril menjitak kepala Aira lembut lalu mengecupnya. Aira tersenyum mendengar ocehan itu

" Teruslah.. teruslah marah padaku! Aku sangat merindukanmu sayang sangat.. inilah Derilku. Aku tak bisa hidup tanpamu." Ucap Aira mencubit hidung mancung Deril.

" Tapi buktinya sampai sekarang kau hidup kan. Huft pembohong!" Tawa Deril

" Deril aku sangat mencintaimu.. kau kemana saja? Mereka bilang kau sudah mati. Tapi aku melihatmu kau masih ada kan sayang." Melas Aira.

Deril memegang wajah Aira hangat. Tatapan mata birunya yang menenangkan

" Boleh aku minta sesuatu padamu?" Tanya deril

" Apapun!" Jawab Aira pasti

" Lupakan aku dan hiduplah seperti Aira yang dulu!"

DEG

Aira pucat. Gadis itu menggeleng. Air mata langsung meluncur dari mata indahnya yang menyimpan sejuta kesedihan

" Aku memang tidak pernah ada Aira. aku sudah mati. Aku tidak akan kembali, Lupakan aku Aira! Jangan pernah mencintaiku karna aku memang hanya sepercik jiwa yang sudah musnah. Kau harus hidup! Jangan melihat ke arahku!" Mata Deril berkaca kaca

" Gak gak.. kau segalanya bagiku.. kau ada.. kau ada!" Aira memegang erat tangan Deril

" Aira Please.. aku sudah tak ada lagi. jika mereka bilang aku sudah mati maka percayalah kematian akan lebih baik untuk dikatakan. Lupakan aku Aira!" Deril membelai hangat wajah Aira

" Derilll." Aira menangis

" Aku sangat mencintaimu.. sayangku. Kenangan bersama kita semuanya, tolong jaga Aiden dan dira dengan baik. Ingatlah mereka bagian dari diri kita! Aku dan kamu. Mungkin aku sudah tidak ada tapi yakinlah.. aku selalu mencintaimu." Air mata Deril menetes. Dipegangnya wajah Aira lembut lalu perlahan diciumnya sekilas bibir Istrinya. Ciuman yang sangat Aira rindukan

" Aku juga sangat mencintaimu Suamiku sayang." Tangis Aira kemudian memeluk erat deril untuk terakhir kalinya. Sebelum......

" Selamat tinggal." Bisik Deril lembut di telinga Aira membuat air mata wanita itu lagi lagi jatuh

Dan saat dia membuka mata semua telah sirna. Aira mendapati dirinya terbaring di ranjangnya. Perlahan, jari lentiknya mengusap air mata yang masih tersisa.

" Deril." Ucapnya lirih berusaha duduk. Tapi..
Pandangannya terkoyak saat menyadari ada seseorang yang tertidur di sisinya. Aira menatap ke arah Arthur.

" Art." Ucapnya kemudian membelai rambut brown pemuda itu pelan.

Arthur membuka matanya. Melihat Aira duduk di hadapannya, senyumnya mengembang.

" Nona apa anda merasa lebih baik?" Tanyanya tenang. Terlihat jelas dia sangat mencintai Aira

" Maafkan aku Arthur. aku sudah bersikap tak adil padamu, maafkan aku." Aira menggigit bibirnya menyadari kegilaannya. Arthur tersenyum manis

" Tidak apa apa nona saya bisa mengerti. Harusnya saya yang meminta maaf saya tidak bisa menjaga anda. saya tidak ingin anda menangis. Kalau anda mau saya akan..

" Ssstttt.. aku tidak mau apapun. Arthur tetaplah di sisiku! Jika kamu pergi aku benar benar tidak akan merasa hidup lagi. Tolong maafkan sikapku tadi, aku sudah gila, aku gila karna perasaanku pada Deril. Mulai sekarang aku berjanji aku berjanji aku.. aku berjanji padamu hari ini adalah hari terakhir kau melihatku seperti ini. Aira akan kembali menjadi Aira yang dulu. Bantu aku!" Ucap Aira getir.

Arthur tersenyum mendengar hal itu. Apalagi saat Aira menggenggam tangannya lembut.

" Peluk aku Arthur." Pintanya

Arthur tersenyum lalu memeluk Aira erat. Sangat erat, tak terasa Air matanya menetes turun karna bahagia

Selamat tinggal Deril..
Aku akan mencoba hidup setelah ini
Maafkan aku..
Maafkan aku..
Kau akan selalu ada didalam hatiku
Aku janji
Dia akan jadi ayah yang baik untuk anak anak kita
Kau tahu itu kan sayang?
Aku harap kau bisa pergi dengan tenang.
Aku ikhlas..




Bersambung.

Continue Reading

You'll Also Like

100K 10.5K 92
Cerita ini berisikan Vampir, serigala, dan juga beberapa ras lainnya. Christy adalah gadis baik hati yang tidak memiliki orang tua dia hanya tinggal...
924K 99.1K 73
Spin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucife...
2.2K 111 7
warning(s) : harsh words, kissing scenes, skinship, violence sexuality, and mature theme. Latar waktu tahun 1800. Kisah cinta sekaligus kehidupan ban...
Terjerat Masa Lalu By za

Mystery / Thriller

11.5K 514 6
Psycho, thriller, misteri, romance. Bagaimana jika genre-genre tersebut disatupadukan menjadi sebuah serial cerpen bersambung?